Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
I. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
c. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah (Lembaran negara RI Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 4378).
d. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 154/PMK.05/2014
tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
e. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 59/PB/2013 Tentang Modul
Kas
f. TNP
1. Pengertian
Mekanisme konsolidasi dari seluruh rekening Pemerintah pada
bank umum tertentu tanpa harus melakukan pemindahbukuan.
2. Mekanisme
Saldo seluruh rekening yang masuk dalam TNP
dikonsolidasikan pada akhir hari setelah proses tutup buku dan
diberikan jasa giro harian oleh Bank sesuai dengan kesepakatan
yang tertuang dalam kontrak.
3. Manfaat :
- Tingkat remunerasi yang lebih menguntungkan.
- Rekening Bendahara pengeluaran dan penerimaan, serta
Rekening Lainnya teradministrasi dengan baik dalam aplikasi
TNP.
- Bank tidak mengenakan biaya adminitrasi atas penerapan
TreasuryNotional Pooling.
- Para Bendahara tidak perlu mendebet dan menyetorkan ke Kas
Negara jasa giro pada rekening pengeluaran yang dikelolanya.
B. PEMBAHASAN
I. Input dan Output dalam Modul Manajemen Kas
a. Input dalam Modul Manajemen Kas
a. Halaman III DIPA *
b. Penyampaian jadwal pembayaran yang ada pada resume kontrak**
c. Penyampaian termin pembayaran yang ada pada resume tagihan***
d. SPM****
e. CPIN*****
b. Output dalam Modul Manajemen Kas
a. Rencana Penarikan Dana (RPD) tahunan melalui manajemen DIPA. Data
RPD ini akan terupdate oleh modul manajemen kas secara otomatus
berdasarkan realisasi dari modul pembayaran.*
b. Informasi penarikan terjadwal.**
c. Perencanaan kas jangka pendek***
d. SP2D yang valid akan digunakan SPAN sebagai penyedia kebutuhan dana
harian.****
e. Perencanaan kas diluar SPAN yang mencakup unit eselon I di Kementerian
Keuangan seperti DJP, DJBC, DJPK, dll.*****
*memiliki makna bahwa input dan output yang saling berhubungan
6. Perencanaan Kas
Perencanaan kas pemerintah adalah kegiatan memperkirakan penerimaan dan
pengeluaran kas pada waktu tertentu untuk mengetahu kemungkinan terjadinya
missmatch sehingga dapat dilakukan tindakan yang sesuai untuk menindaklanjutinya.
Perencanaan kas pada SPAN didasarkan pada data atau transaksi yang ada
pada modul lain, sehingga diketahui berapa kebutuhan kas secara harian, mingguan,
dan bulanan. Data yang digunakan dalam perencanaan kas antara lain:
Pengelolaan kas secara aktif di Indonesia difasilitasi oleh pertukaran data secara
teratur dengan sistem sebagai berikut:
a. Sistem-sistem di Bank Sentral (Bank Indonesia – BI) yang terkait dengan
pelaksanaan Treasury Dealing Room Settlement System meliputi:
- BI Government Electronic Banking (BIG-eB) untuk memberikan koneksi perbankan
melalui internet kepada Pemerintah.
- BI Centralized Automated Accounting System (BI-SOSA) untuk menyediakan
ketatausahaan dan pembukuan rekening Pemerintah yang dikelola oleh bank sentral.
- BI Real Time Gross Settlement System (RTGS) untuk memberikan transfer dana secara
online dan real time atas uang pemerintah ke bank- bank komersial yang bertindak
sebagai bank rekanan pemerintah untuk pemungutan penerimaan dan pembayaran
pengeluaran.
- BI Script-less Securities Settlement System (SSSS) untuk mengelola penyelesaian
(settlement) penerbitan obligasi pemerintah di pasar primer dan sekunder, melalui
koordinasi yang erat dengan Ditjen Pengelolaan Utang.
b. Aplikasi TI yang dikembangkan secara mandiri oleh Ditjen Perbendaharaan, yang disebut
Aplikasi Forecasting Satker (AFS), dikembangkan dan didistribusikan ke setiap satuan
kerja pada tahun 2010 untuk memfasilitasi penyampaian pemutakhiran kas secara periodik
sebagai dasar pelaksanaan anggaran. Kementerian Keuangan berencana menghubungkan
pemutakhiran rencana kas dengan pelaksanaan anggaran sehingga apabila data tidak
dimutakhirkan maka dana tidak dapat dicairkan, akan tetapi sanksi ini dalam prakteknya
tidak dapat dilaksanakan.
Salah satu reformasi terkini yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah
pengembangan sistem penyusunan anggaran dan pelaksanaan perbendaharaan terpadu yang
disebut Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). SPAN saat ini sedang
digulirkan secara bertahap ke semua lokasi KPPN. Fungsionalitas pengelolaan kas di
SPAN meliputi: Pengelolaan Rekening, Perkiraan Kas dan Pendanaan Harian, Transfer
Dana, Rekonsiliasi Bank, Akuntansi dan Pelaporan, dan Pengelolaan Kas di berbagai Ditjen
yang mengelola anggaran non kementerian.
Seiring dengan pengembangan SPAN yang akan dioperasikan di Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan dan 181 KPPN, Kementerian Keuangan memutuskan untuk
mengembangkan aplikasi baru yang disebut SAKTI, sebagai aplikasi lapis antara (middle
layer) yang akan melayani semua kebutuhan 24.000 unit pengguna anggaran di seluruh
Indonesia.
SAKTI bertujuan untuk meningkatkan kualitas masukan data ke SPAN, dengan
mengintegrasikan aplikasi dan basis data SPAN yang akan digunakan oleh Ditjen
Perbendaharaan dengan satuan-satuan kerja. SAKTI akan mencakup keseluruhan proses
pengelolaan keuangan di tingkat unit satuan kerja, mulai dari penganggaran hingga ke
pelaksanaan dan pelaporan, termasuk registrasi aset dan informasi lain yang mendukung
akun-akun akrual. Data tersebut akan dikirim ke SPAN melalui sebuah portal. SAKTI saat ini
sedang dirancang sedemikian hingga memungkinkannya untuk digunakan secara online dan
offline, atau pada lingkungan LAN.
1. Modul Penerimaan
Ketika terdapat penerimaan negara melalui MPN, akan masuk ke dalam catatan
penerimaan di modul penerimaan. Setelah itu, penerimaan negara akan disetor ke kas negara
dan mempengaruhi posisi kas di modul kas.
2. Modul Utang
Modul utang akan digunakan untuk pembiayaan defisit APBN. Maka harus dilakukan
perkiraan pembiayaan untuk memperkirakan kebutuhan belanja apa saja yang harus segera
dibiayai dengan utang. Setelah itu, akan dilakukan pembiayaan terhadap kebutuhan belanja
tersebut. Pembiayaan akan mempengaruhi posisi kas dalam modul kas, yaitu menambah
utang.
3. Modul Penganggaran
Dalam modul penganggaran, Satker dan Unit Eselon 1 melakukan pengalokasian
anggaran (Budget Allotment). Budget Allotment berguna untuk memperkirakan dan
membatasi jumlah dana yang akan dikeluarkan. Dari proses ini, akan menghasilkan Annual
Financial Plan (AFP) atau rencana keuangan tahunan. AFP ini akan digunakan dalam
modul kas dalam melakukan perkiraan kas yang akan dikeluarkan dalam satu tahun.
4. Modul Komitmen
Dalam modul komitmen, akan dilakukan Contract Registration. Contract Registration
adalah proses pendaftaran dan pencatatan kontrak-kontrak yang harus dibayar. Dari proses
ini, akan dihasilkan Contract Data yang akan digunakan modul kas untuk melakukan
perkiraan kas yang harus dikeluarkan untuk membayar kontrak. Setelah proses Contrak
Registration, akan dilanjutkan ke modul pembayaran untuk dilakukan pengajuan
pembayaran atas kontrak-kontrak yang berlaku.
5. Modul Pembayaran
Dalam modul pembayaran, akan ditentukan payment term atau waktu pembayaran.
Kemudian, payment term akan menentukan perkiraan kas di modul kas. Adanya perkiraan
kas bertujuan agar mengetahui kapan akan mengeluarkan kas untuk pembayaran sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan.
Setelah itu, untuk melakukan pembayaran, satker mengajukan SPP dan dilanjutkan
pengajuan SPM ke KPPN. Setelah SPM diuji dan disetujui, SP2D akan diterbitkan. SP2D
berfungsi sebagai perintah ke Bank Operasional untuk mencairkan kebutuhan dana.
Kemudian, akan dilakukan transfer dana melalui bank sesuai yang tertera di SP2D. Transfer
bank akan mempengaruhi posisi kas. Transaksi yang tercatat di sistem perbankan akan
digunakan untuk mengelola rekening bank, berupa mempersiapkan data bank serta
menjadwalkan dan memperhitungkan pembayaran SP2D. Setelah itu, akan dilakukan
pengelolaan laporan bank dan dilanjutkan dengan rekonsiliasi bank di modul kas.
V. Kontrol atau Pengendalian
1. Pemisahan tugas yang memadai
Salah satu prinsip keamanan sistem informasi adalah dengan menerapkan mekanisme
Maker dan Checker, dimana dalam melakukan sebuah transaksi setidaknya dibutuhkan dua
orang untuk menyelesaikan transaksi tersebut. Individu pertama bertugas untuk membuat
transaksi sedangkan individu yang lain terlibat dalam melakukan otorisasi/persetujuan.
Disini pemisahan wewenang memainkan peranan yang penting. Mekanisme ini dilakukan
juga dalam aplikasi SPAN , dimana dalam menyelesaikan sebuah transaksi dibutuhkan tiga
individu yang terlibat, yaitu:
Individu yang membuat transaksi (Maker/Operator)
Individu yang melakukan validasi (Checker/Validator)
Individu yang menyetujui transaksi dilakukan (Approval)
2. Otorisasi yang sesuai (hanya dilakukan oleh approvel dan sudah divalidasi)
3. Dokumen dan catatan yang memadai
Salah satu contohnya adalah bagan akun standar yang berguna untuk mencegah kesalahan
klasifikasi.
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
SPAN menyediakan pusat data dan pusat pemulihan data untuk mengatasi kehilangan dan
kerusakan data.
5. Pemeriksaan kinerja secara independen
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa fitur-fitur standar Oracle Cash Management
terutama adalah terkait dengan pengelolaan rekening, rekonsiliasi, perencanaan kas,
pemindahbukuan dana antar bank, dan penyusunan laporan posisi kas. Fitur-fitur tersebut
kemudian akan dikembangkan untuk memenuhi requirement modul Cash Management
dalam rencana penerapan SPAN. Berdasarkan requirement pada SPAN bidding document,
SPAN direncanakan untuk dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
a) Pengawasan atas aliran kas yang keluar dan masuk melalui rekening Bendahara Umum
Negara beserta saldo hariannya.
b) Pembuatan laporan perencanaan kas untuk jangka pendek maupun jangka menengah
termasuk melakukan update atas perencanaan kas yang telah disusun.
c) Pengelolaan rekening pemerintah pada bank.
d) Minimalisasi idle cash serta memberikan kepastian atas kecukupan sumber daya kas
untuk membayar tagihan pemerintah.
e) Melakukan koordinasi dengan debt management dan asset management untuk
menyelaraskan rencana pembiayaan dengan keseimbangan kas pemerintah (dalam
rangka Asset Liability Management)
f) Penentuan withdrawal limit untuk KPPN. Withdrawal limit akan digunakan untuk
membatasi penarikan yang dilakukan terhadap rekening-rekening pada KPPN,
termasuk untuk rekening BO I, maupun rekening lainnya yang digunakan (rencana
penerapan sub rekening dalam rangka implementasi kartu debit bagi
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja). Withdrawal limit dapat ditentukan berdasarkan
perencanaan kas yang telah dibuat secara harian maupun mingguan . Dalam
perkembangannya, penerapan withdrawal limit akan disesuaikan dengan sistem
pembayaran yang akan digunakan, yaitu antara pilihan sentralisasi pembayaran pada
kantor pusat Ditjen Perbendaharaan atau melalui desentralisasi pembayaran pada
masing-masing KPPN sebagaimana berlaku saat ini.
Selain memenuhi requirement untuk dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas di atas,
SPAN diharapkan juga akan dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas lainnya terkait pengelolaan
kas melalui modul lainnya dalam SPAN yaitu sebagai berikut:
a) Melakukan update dan revisi atas Annual Financial Plan (AFP), sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran. Dalam hal ini, AFP dapat disetarakan dengan rencana
penarikan dana pada Satuan Kerja yang disusun berdasarkan time period per
fungsi/program/kegiatan/CoA tertentu (SPAN bidding document halaman 210). Update
atas AFP dilakukan melalui modul Management of Spending Authority;
b) Penerapan cash-limit dalam keadaan dimana negara tidak memiliki kas dalam jumlah
yang mencukupi untuk membayar tagihan atas beban negara (SPAN bidding document
halaman 211). Update atas cash limit dilakukan melalui modul Management of
Spending Authority.
Aktivitas-aktivitas pengelolaan kas dalam SPAN sebagaimana disebutkan di atas dapat
digambarkan ke dalam gambar 4.3 berikut:
II. Saran
a. Kas, sebagai aset lancar pemerintah yang paling likuid, tentu saja memiliki peranan
yang sangat penting dalam keberlangsungan pelayanan publik. Mu (2006;11)
menjelaskan bahwa manajemen kas menjadi penting karena pemerintah memiliki
sumber pendapatan yang bervariasi, begitupun dengan pengeluarannya yang juga dalam
berbagai macam bentuk.
b. Mengingat pentingnya manajemen kas pemerintah, segala bentuk kelemahan dan
kekurangan dalam sistem manajemen kas harus diperbaiki. Oleh karena itu kami
menyarankan agar pemerintah terus melakukan perbaikan dan pengembangan terhadap
sistem manajemen kas agar kekurangan dan kelemahan dapat diatasi sehingga tidak
mengganggu terhadap pencapaian tujuan pelayanan publik.