Anda di halaman 1dari 117

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan
dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produk
dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanakan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

1
PPEEKKEERRJJAAAANN SSTTRRUUKKTTUURR

1. Pekerjaan Pas. Batu gunung

1.1 Pekerjaan Turap Pasangan Batu Gunung


a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu gunung atau bagian-bagian
lain yang menggunakan batu gunung, sesuai dengan gambar dan persyaratan di sini.

b. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan P.U.B.I., NI – 3 1970
c. Material
1) Batu
Bahan untuk pondasi batu gunung kecuali dipersyaratkan lain, harus sesuai dengan P.U.B.I.,
NI – 3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di
sini.
Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
2) Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Pemasangan
Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjuk dalam gambar.
Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan massa yang
kuat dan integral.

1.2 Pekerjaan Whep Hole

a. Umum
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan “whephole” , sesuai dengan yang ditunjukkan
atau disyaratkan dalam gambar atau persyaratan serta penjelasan dari Direksi Pengawas.

b. Referensi
Semua pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan :
NI – 2
NI – 3
NI – 8

c. Material
Pipa whep hole terbuat dari pipa klas AW ukuran 2” setara Maspion.

2
d. Pelaksanaan
1) Jika tidak ditentukan pada gambar perencanaan, pipa whep hole dipasang terbagi rata
pada permukaan bidang turap pasangan batu gunung per jarak 1m ke arah vertical
dan horizontal.
2) Posisi pipa whep hole terhadap penampang melintang turap dipasang dengan
kemiringan 5º terhadap sumbu horizontal. Bagian ujung dalam pipa whep hole yang
ditimbun tanah, harus dibungkus dengan ijuk.
3) Ujung luar pipa harus muncul minimal 7cm dari permukaan dinding luar talud.

2. Penimbunan Peninggian elevasi bangunan


a. Umum
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penimbunan, pemadatan hasil timbunan sesuai
dengan elevasi dan rencana perletakan bangunan serta jalan yang tertera pada gambar dan
petunjuk direksi lapangan, serta meliputi seluruh pengadaan peralatan yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan ini.

b. Pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus melakukan pengukuran
dan memasang patok – patok atau rambu – rambu yang dapat memberikan informasi
tentang elevasi serta area yang akan ditimbun.
2) Penimbunan menggunakan material tanah timbunan dari luar yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Material timbunan harus bebas dari akar – akar yang lapuk. Apabila
dalam pelaksanaan ditemukan akar–akar yang lapuk atau kotoran lainnya yang dapat
menyebabkan kepadatan timbunan tidak memenuhi yang di syaratkan, maka akar – akar
tersebut atau kotoran – kotoran tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu.
3) Kontraktor harus menyiapkan metode pekerjaan penimbunan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan, yang kemudian di periksa dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas.
4) Untuk pekerjaan di area rencana penempatan bangunan atau jalan, pemadatan harus
dilakukan per 30cm. Kemudian hasil pekerjaan harus dilakukan tes uji lab sesuai dengan
persyaratan – persyaratan yang berlaku. Salah satu tes yang wajib dilakukan adalah tes
CBR. Dimana hasil test CBR adalah 90%.

5) Penimbunan pada area rencana penempatan bangunan dan jalan, penimbunan harus
dilakukan lapis demi lapis setebal maksimum 30cm hamparan setiap lapisan. Kadar air
harus dijaga agar pemadatan dapat berlangsung optimal. Apabila kadar air tanah
timbunan terlalu tinggi maka proses pada lapis berikutnya harus ditunda untuk
menurunkan kadar air lapisan timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru dapat
dilakukan apabila kadar air telah mencapai derajat yang memadai. Penghamparan
lapisan selanjutnya baru boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas. Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas berhak untuk
melakukan pemeriksaan dan menguji derajat kepadatan timbunan setiap lapisan.
6) Pekerjaan penimbunan harus memperhatikan dan memperhitungkan terhadap
penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang dikerjakan, sehingga
hasil akhir dari pekerjaan ini sesuai dengan garis dan elevasi yang direncanakan.

3
Pemadatan harus mencapai kepadatan yang mencukupi sesuai standard proctor
laboratorium pada kadar air yang optimum dengan pemeriksaan kepadatan standard PB.
0111.76 Manual pemeriksaan bahan jalan no. 01/MN/BM/1976.

4
PEKERJAAN STRUKTUR

B. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Tanah
a. Umum
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah”, seperti tertera
pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua
pembersihan dan penebasan/pembabatan, galian dan urugan untuk bangunan
seperti yang ditentukan Konsultan Pengawas/MK.

b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Galian
Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Galian pekerjaan yang berhubungan
dengan itu.
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam
gambar. Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti
pada gambar rencana atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK, tidak
terganggu. Jika terganggu Kontraktor harus menggalinya dan mengurug kembali
lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi ini.
2) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Urugan Pasir di bawah pondasi dan
urugan bekas galian pondasi serta pekerjaan Timbunan peninggian elevasi
lantai bangunan juga semua pekerjaan yang berhubungan dengan itu, meliputi :

 Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang


dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
 Seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam garnbar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas/MK,
 Seluruh sisa galian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh puing-puing , sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

c. Referensi/Standar/Syarat
Dimensi semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat
yang ditentukan.

d. Bahan dan Material


Urugan Pasir
 Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat
(setelah disiram, diratakan dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan di

5
bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus
terdiri dari urugan pasir padat.

Urugan Tanah
 Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah
silty clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa
lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran pecah
tersebut tidak boleh lebih besar dari 15 cm.
 Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari
sampah maupun batu-batuan.
 Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan
batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan.

Urugan Sirtu
 Dibawah area urugan sirtu harus bersih tanpa potongan-potongan bahan-
bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana
ukuran pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 5/7 cm.
 Material yang dipergunakan untuk timbunan peninggian elevasi lantai
dipergunankan sirtu dengan komposisi 60% pasir dan 40% batuan maksimal
diameter 5/7 cm. Dan apabila ada material batuan dalam sirtu tersebut lebih
dari diameter 5/7, terlebih dahulu harus di pecah2 terlebih dahulu.
 Apabila material gan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan
batu-batu kecil atau pasir yang dipadatkan.

e. Pelaksanaan
1) Pekerjaan Galian

 Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal tiap
lapisan 15 cm padat, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan
spesifikasi ini. (lihat 4.3 dan 4.4).
 Sehubungan dengan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu oekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau
pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian. Sebelum pekerjaan
dewatering dimulai kontraktor wajib menyerahkan perhitungan yang
mendasari penentuan kapasitas dan jumlah pompa yang akan dipergunakan

6
serta kedalaman dan jumlah pit/sumur dengan memperhatikan data tanah
yang tersedia.
 Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dan memberikan suatu dinding penahan agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor
wajib menyerahkan perhitungan struktur yang mendasari pemilihan jenis
konstruksi pengaman lereng galian tersebut., disertai gambar kerja untuk
meminta persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
 Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
 Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada
setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
 Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah / milik Pemberi Tugas,
kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga
yang mungkin ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila
sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas
tanggungannya sendiri.
 Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di
lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain
yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan
atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil
setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
 Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang
dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah
tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ke tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK atas
tanggungan Kontraktor.

2) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


 Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis
sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan
padat. Tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
 Untuk Pekerjaan timbunan tanah dibawah plat pondasi KSLL minimal
dipadatkan 6 lapis.
 Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor Tamping Ramer type (stamper) yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil
7
kepadatan lapangan tidak kurang 95 % dari kepadatan maksimum hasil
laboratorium. Setiap tahapan pemadatan harus diberi nomor serta
dilengkapi data-data material urugan yang dipakai (nomor material) dan
tanggal pekerjaan dilakukan. Hal ini sangat diperlukan dalam pekerjaan
evaluasi hasil pemadatan.
 Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
kadar air optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai
di lapangan, juga termasuk disini jenis tanah yang didatangkan dari luar yang
akan dipergunakan sebagai tanah urugan. Contoh tanah tersebut harus
disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukan/referensi
dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum
dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum
dipakai yaitu ASTMD-1557-70.
 Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
 Kelebihan material urugan harus dibuang oleh Kontraktor ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Jika material urugan tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari
tempat lain, tanpa tambahan biaya.

f. Pengujian Mutu Pekerjaan


1) Konsultan Pengawas/MK harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah
dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di
lapangan. Pengujian harus dilaksanakan pada setiap lapis pemadatan.
2) Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum,
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
niemenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
maksimum di laboratorium.
3) Penelitian kepadatan dilapangan harus mengikuti prosedur ASTM D1556-70
atau prosedur lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas/MK. Penunjukan
laboratorium harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan semua
biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Kontraktor.
4) Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 M2 dari
daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/MK.
5) Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu cara
dari/prosedur di bawah ini:

 "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO T. 191.


 "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO T.204.
 "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO T.205.
atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/MK.

8
B. PEKERJAAN PONDASI

1. Pekerjaan Pondasi Poer

1.1. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat


Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu:
a. Penggalian tanah pondasi
b. Penulangan pondasi
c. Pekerjaan bekisting
d. Pengecoran

a. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:

Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5
kg/cm2, maka galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang
cukup kuat, dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian
agar tidak mengganggu pekerjaan.

9
b. Pekerjaan Penulangan

1) Perakitan tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat


pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan
:

Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat


diketahui dari ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan kawat
pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas
Untuk penggambaran perakitan penulangan dapat dilihat pada lampiran

2) Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan


tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu
dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan


tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar
tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi
tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah
untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan
tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran.
Untuk penggambaran pemasangan penulangan dapat dilihat pada

c Pekerjaan Bekisting

10
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:

Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk


penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu
membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus
memenuhi persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan
di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar
tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi retak.

d. Pekerjaan Pengecoran

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta
air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat
beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen
merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena
mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satukesatuan berarti
semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat
adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari
ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut
kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang
dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x
panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat
baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.

11
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2
volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split
dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian
ditambahkan air secukupnya

Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih


selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan
kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat
sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit
demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah- celah
tulangan.Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat
tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug
dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan
kolom.

e. Tahap pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pengecoran

a) Pekerjaan persaipan

Pekerjaan persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan


material yang akan digunakan untuk pengecoran dan ditempatkan di daerah
yang tidak terlau jauh dengan tempat galian pondasi/tempat yang akan dicor

b) Cara pengadukan

Karena didalam pengecoran ini diasumsikan memakai mollen/mixer, maka


pengadukan bahan material dimasukan kedalam sebuah tabung
mollen/mixer dengan urutan: pertama memasukan pasir, kedua memasukan
kerikil/split, ketiga memasukan semen dan biarkan tercampur kering dahulu
sesuai dengan perbandingan volume.

c) Cara pengecoran

Setelah bahan material sudah tercampur dalam keadaan kering kemudian


tambahkan air secukupnya sampai merata, maka material tersebut berubah
dalam bentuk pasta, setelah menjadi pasta tuangkan sedikit demi sedikit
kedalam galian pondasi yang sudah diletakan tulangan dan setelah pasta
masuk kedalam galian pondasi pasta tersebut yang diratakan dengan sendok
spesi/cetok sesuai dengan kemiringan dari bentuk pondasi

12
d) Cara pelaksanaan

Setelah semua material bahan pengecoran benar-benar tercampur


seluruhnya mulai dari pasir, kerikil/split serta semen dan air sebagai bahan
pengikat, maka cara pelaksanaan pengecoran pondasi setempatdituangkan
kedalam galian pondasi dengan cara bertahap sedikit demi sedikit dengan
bantuan sendok spesi/cetok agar semua material bahan pengecoran dapat
masuk ketempat pengecoran yang sudah diletakkan tulangan dan tidak ada
celah yang kosong dan lebih padat.

2. Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu kali


a. Lingkup Pekerjaan
1) Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengarahan tenaga kerja guna
terlaksananya seluruh pasangan batu kali yang berupa pondasi seperti tertera
pada gambar pelaksanaan.
2) Melaksanakan konstruksi-konstruksi kayu pembantu / pengaman yang
walaupun tidak tertera pada gambar tapi merupakan pekerjaan yang prinsip
guna pelaksanaan pekerjaan serta keamanan konstruksi serta keselamatan
kerja.

b. Bahan dan Peralatan


1) Batu kali : batu yang dipergunakan harus batu pecah dengan kwalitas baik,
tidak porous, dengan kekerasan seperti ditetapkan didalam PUBBI'82.
Kontraktor tidak dibenarkan untuk melaksanakan pekerjaan memecah
batu didalam lokasi pekerjaan.
2) Semen : harus memenuhi syarat-syarat seperti ditetapkan didalam PBI’71 -
PUBBI'82, semen yang dipakai adalah Type 1 produk Tonasa atau Tiga Roda.
3) Pasir : harus terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya, serta harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan seperti tercantum didalam PBI71, dan PU8BI'82.
4) Air : air yang digunakan harus air tawar yang bersih, dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak
beton. Apabila dipandang perlu pengawas dapat meminta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

c. Persyaratan Pelaksanaan
1) Untuk pasangan pondasi batu kali, agar dibuat terlebih dahulu profil
pondasinya dari kayu setara Meranti ukuran 2/3 cm dengan konstruksi yang
kuat dan disetujui oleh Pengawas yang ditempatkan disetiap pojok galian.
2) Pasangan batu kali baru dapat dilaksanakan setelah galian disetujui oleh
Pengawas.
3) Sebelum pasangan batu dilaksanakan tanah dasar harus dipadatkan hingga
mencapai kepadatan dengan CBR minimum 3 % kemudian diadakan perbaikan
tanah dasar dengan lapisan pasir padat 10 cm, dan dengan atau lapisan batu
kosong seperti ditetapkan pada gambar pelaksanaan.
4) Batu pecah yang akan dipasang harus direndam didalam air.

13
5) Untuk kestabilan konstruksi, batu pecah dengan dimensi lebih kecil
ditempatkan dibagian atas, bahan-bahan ini harus ditempatkan diantara batu-
batu pecah tersebut, antara batu harus ada perekatnya.
6) Campuran untuk pasangan batu kali dipakai 1 pc : 3 ps berlaku untuk seluruh
pasangan batu kali yang ditetapkan pada gambar pelaksanaan.
7) Pada pasangan batu kali untuk pondasi ini harus dilengkapi dengan stek dari
besi dengan diameter 10 mm yang dicor monolith, dengan sloof beton yang
ditempatkan setiap 1,5 meter.
8) Seluruh gambar rencana pondasi harus dibaca bersama dengan gambar
Denah pada gambar Arsitektur.
9) Setiap perubahan/ ketidakcocokan yang terjadi harus segera dilaporkan
keoada Perencana/ Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu.

C. PEKERJAAN CETAKAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan Bekisting sebagai
cetakan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi dan gambar-gambar
disiplin lain yang berhubungan seperti diuraikan datam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.

b. Persyaratan Bahan
1) Bahan Bekisting yang dipergunakan dapat berbentuk : beton, baja, pasangan
bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya. Penggunaan Bekisting siap pakai
produksi pabrik tertentu diizinkan untuk dipergunakan, selama dapat disetujui
oleh Konsultan Perencana. Bekisting yang terbuat dari kayu harus
menggunakan kayu jenis meranti atau setara. Ukuran material yang
digunakan harus sedemikian rupa, sehingga pada saat dibebani dengan beton
segar tidak mengalami deformasi vertikal maupun lateral yang melampaui
toleransi yang diizinkan.
2) Kontraktor dapat mengusulkan alternatif jenis Bekisting yang akan dipakai,
dengan melampirkan brosur/gambar Bekisting tersebut beserta
perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK. Dengan catatan bahwa alternatif Bekisting tersebut tidak
merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan kelambatan dalam
pekerjaan. Sangat diharapkan agar Kontraktor dapat mengajukan usulan
Bekisting yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan tanpa
mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.

c. Syarat- Syarat Pelaksanaan


Pemasangan

14
1) Perencanaan elemen pendukung Bekisting/cetakan beton harus dianalisa
sedemikian rupa, sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang
mungkin terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku),
dan juga harus memenuhi syarat stabilitas. Peninjauan terbadap kemungkinan
beban di luar beban beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan
beban angin, hujan termasuk beban aktifitas kerja yang berlangsung di
atasnya. Untuk
2) mempercepat pelaksanaan Kontraktor diizinkan untuk mempertimbangkan
penggunaan Bekisting yang siap pakai dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK. Semua analisa dan perhitungan Bekisting berikut elemen
pendukungnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK sebelum
pelaksanaan dilakukan, Analisa harus dilakukan sesuai dengan
"Recommended Practise for Concrete formwork" (ACI. 317-68)
3) Semua ukuran-ukuran penampang struktur beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing. Tambahan seperti bentuk tertentu yang tercantum dalam
gambar arsitektur juga harus diperhitungkan baik sebagai beban maupun
dalam analisa biaya.
4) Sebelum memulai pekerjaannya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
tertulis atas perhitungan Bekisting/cetakan yang diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/MK. Tanpa persetujuan tersebut, Kontraktor tidak diperkenankan
untuk memulai pembuatan Bekisting/cetakan di lapangan.
5) Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas Bekisting menjadi
tanggung jawab sepenuhnya kontraktor. Jika terjadi hal-hal yang diluar
perkiraan ataupun kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah,
maka semua biaya tersebut menjadi tenggung jawab Kontraktor. Bekisting
harus dibuat sesuai dengan yang dibuat dalam gambar kerja. Pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
6) Semua Bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya Bekisting selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan.
7) Susunan Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
Konsultan Pengawas/MK.
8) Penyusunan Bekisting harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
9) Bekisting beton hanya diperbolehkan dipakai maksimal 2 (dua) kali, kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/MK. Bekisting yang akan digunakan
berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin
permukaan Bekisting tetap rapih dan bersih.
10) Bekisting harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
11) Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada saat

15
dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan Bekisting tidak
tergenang oleh air.
12) Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
13) Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK,
baut-baut, tie rod serta beton spacer yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dan
pengatur ketebalan selimut beton dalam beton harus diatur sedemikian,
sehingga bila Bekisting dibongkar kembali, maka semua besi tulangan harus
berada dalam selimut beton.
14) Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan Release Agent
pada permukaan Bekisting yang menempel pada permukaan beton. Apabila
Release Agent berpengaruh pula pada warna permukaan beton, maka
pemiiihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara
pengecoran beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar-siar
pelaksanaan tidak merusak penampilan beton exposed tersebut Merk dan
jenis Release Agent yang telan disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan
merk dan jenis lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih
dahulu nama perdagangan dari Release Agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/MK.
15) Bagian terendah (dari setiap tahap pengecoran) dari Bekisting kolom atau
dinding beton harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
khususnya pada bagian pertemuan Kolom dengan balok untuk kemudahan
pembersihan.
16) Pada prinsipnya semua penunjang Bekisting menggunakan steger besi
(scafolding). Dan dilakukan dibawah pengawasan ketat oleh Konsultan
Pengawas/MK dengan pemilihan material yang memenuhi syarat.
17) Setelah pekerjaan diatas selesai, Kontraktor harus meminta persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK dan minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran
Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis untuk izin pengecoran
kepada Konsultan Pengawas/MK.
18) Material bekisting yang akan di pasang, diangkat ke lantai 2 maupun ke lantai
3 dengan menggunakan peralatan elektrik katrol kapasitas 2 ton.
19) Dalam pemasangan dan fabrikasi bekisting, di atur sedemikian rupa sehingga
untuk pekerjaan pengangkutan ke atas lantai 2 dan lantai 3 tidak jauh dari
elektrik hoist (katrol), sehingga waktu yang dipergunakan untuk mengangkat
material ke atas bisa dilakukan dengan cepat.

Pembongkaran
1) Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia, dimana
bagian konstruksi yang dibongkar Bekistingnya harus dapat memikul berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.

2) Pembongkaran Bekisting dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb:

16
 Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
 Balok beton dan pelat beton dengan tiang 14 hari
penyanggah tidak dilepas
 Tiang-tiang penyanggah pelat beton 21 hari
 Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari
 Tiang-tiang penyanggah overstek. 28 hari
4) Waktu pembongkaran tersebut hanya berlaku untuk Bekisting dengan beton
bertulang biasa, dan harus dilakukan pertimbangan tersendiri untuk beton
yang dibebani berlebihan pada saat pekerjaan sedang berlangsung.
5) Untuk mempercepat waktu pembongkaran, Kontraktor dapat merencanakan
dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan usulan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.
Tidak ada biaya tambah untuk hal tersebut
6) Setiap rencana pekerjaan pembongkaran Bekisting harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
7) Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos/tidak sempurna.
8) Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara
yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya, dan pemindahan Bekisting harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan.
9) Perbaikan bekisting yang rusak akibat kelalaian Kontraktor rnenjadi
tanggungan Kontraktor.
10) Apabila setelah Bekisting dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton
yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan
konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada
Pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis mengenai cara perbaikan,
pengisian atau pembongkarannya. Kontraktor tidak diperbolehkan
menutup/mengisi bagian beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis
Konsulatn Pengawas/MK. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan
terebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau
penutupan bagian tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
11) Seluruh bahan-bahan bekas Bekisting yang tidak terpakai harus dibersihkan
dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh
Pengawas schingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
12) Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
 Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan
konstruksi.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan atau possi-posisirinya tidak seperti yang ditunjukan oleh
gambar.

17
 Konstruksi beton yang tercampur dengan kotoran/ kayu atau benda
lainnya yang dapat memperlemah kekuatan konstruksi.
 Dan cacat lain yang menurut pendapat Pengawas dapat mengurangi
kekuatan konstruksi.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG

a. Lingkup Pekerjaan
Mencakup penyediaan semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan beton dan beton bertulang sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari
Perencana dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.

b. Referensi/Standar
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982); NI-3.
2) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2).
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5).
4) Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8). .
5) ASTM C-150 "Specification for Portland Cement".
6) ASTM C-33 "Standard Specification for Concrete Aggregates".
7) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
8) Peraturan Bangunan Nasionsl 1978.
9) "American Society for Testing and Material (ASTM)".
10) "American Concrete Institute (ACI)".
11) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan
yangdiberikan oleh Konsultan Pengawas/MK. Peraturan-peraturan yang
diperlukan supaya disediakan oleh Kontraktor di "site".
12) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
13) Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan
Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
14) Pedoman Beton Indonesia 1938.
15) SI1 0013-81 "Mutu dan Cara Uji Semen Portland".
16) SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton".
17) SII 0136-84 "Baja Tulangan Beton".
18) SII 0784-83 "Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton".

c. Tenaga Kerja, Tenaga Ahli dan Bahan-Bahan


1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang
yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
2) Apabila Konsultan Pengawas/MK memandang perlu, Kontraktor dapat
meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan
Pengawas/MK atas beban Kontraktor.
3) Portland Cement.

18
 Digunakan Portland Cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang
digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia serta memenuhi persyaratan SII
0013-81. Produk semen yang disyaratkan pada pekerjaan ini adalah
Tonasa atau Tiga Roda.
 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah,
dimana air tanah mengandung kadar Sulfat lebih dari 300 ppm, maka
harus digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap Sulfat
(Semen type-V).
 Merek yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK.
 Pertimbangan Konsultan Pengawas/MK hanya dapat dilakukan dalam
keadaan :
 Tidak adanya persediaan di pasaran dari merek yang telah terpilih.
 Usulan merek lain tersebut harus disertai dengan data-data teknis
yang menunjukkan bahwa mutu semen tersebut adalah sesuai dengan
ayat 4.1 tersebut diatas.
4) Agregat
 Kualitas agregat harus memenuhi syarat-ayarat PBI 1971 dan SII 0052-80.
 Agregat kasar harus berupa batu pecah yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasan dan padat (tidak porous).
 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3 cm.
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. Kadar
lumpur tidak boleh melebihi 4% berat
 Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit dan rapat)
digunakan agregat kasar dengan dimensi maksimum sebesar jarak bersih
antar tulangan terpasang.
5) Besi Beton
 Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Memenuhi syarat SII 0136-84. Kecuali
ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis BJTP-24 untuk
diameter Ø12 mm dan besi dari jenis BJTD-32 untuk diameter lainnya.
 Untuk Penulangan plat lantai dipergunakan Wire Mesh dia. 8mm dari besi
ulir dengan Mutu Baja U – 39 dengan jarak antar tulangan 15cm.
 Perlengkapan besi beton, meliputi semua peratatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan
tempatnya. Besi tulangan harus terpasang dengan kokoh sehingga tidak
terjadi pergerakan/pergeseran pada saat pengecoran, ukuran, bentuk dan
posisi spacer harus rmmperoleh persetujuan Konsultan Pengawas/MK
sebelum pekerjaan dimulai.
 Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
diperlukan adanya sertifikat dari pabrik (Mild Sertificate) disertai tanggal
produksi yang sesuai dengan nomor yang tertera pada tag yang terikat
pada setiap pengiriman. Pemeriksaan terhadap ketepatan ukuran
dilakukan oleh Konsultan Pengawas/MK secara acak dilapangan. Bahan-

19
bahan yang tidak memenuhi syarat mutu maupun ukuran harus segera
dikeluarkan dan lapangan pekerjaan. Besi tulangan yang digunakan sesuai
standar SII klas 1.

6) Floor Deck Struktural


 Jika tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, maka system
penulangan pelat beton yang digunakan adalah system tulangan lembar
baja Floor Deck Struktural.
 Jenis Floor Deck Struktural yang digunakan adalah setara produk
COMBIDECK atau ICON STEEL dengan spesifikasi sebagai berikut :
---------------------------------------------------------------------------
Spesifikasi Standard
---------------------------------------------------------------------------
Ketinggian Profil 45 mm
Lebar efektif 870 mm
Ketebalan 0,75 mm
Berat satuan 8,08 Kg/m2
Perlindungan korosi Zincoated Z 275
Jumlah gelombang utk tiap lebar ef. 6 gelombang

 Pemasangan Steel floor decking, sebelum dipasang di antara dua balok,


terlebih dahulu dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin
pemotong atau gurinda dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran
yang akurat, sehingga potongan steel floor decking tersebut tidak kurang
dari persyaratan yang tertera dan dikeluarkan dari fabriknya.
 Material steel floor decking dipotong terlebih dahulu di bawah, kemudian
untuk memudahkan pemasangan dan pengangkatan ke area yang akan
dipasang dipergunakan elektrik katrol.

7) Admixture
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan
admixture masih dianggap perlu, Kontraktor diminta terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK mengenai hal
tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,
data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya,
cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu.
 Untuk area plat dak beton, Toilet dan balkon yang nantinya akan terkena
air maka permukaan beton harus dilapisi waterproofing type Coating (
merk Superflex atau setara ) yang diaplikasi dengan coating (minimum 2
kali pelapisan). Dan setelah diaplikasi perlu dilakukan water test selama 2
X 24 jam (tes rendam), dan setelah diyakini tidak terlihat adanya
kebocoran atau bercak - bercak air, maka diatas lapisan waterproofing

20
tersebut perlu dilapisi dengan screed atau adukan semen setebal 3-5 cm
dengan kemiringan yang diatur sedemikian rupa kearah saluran air atau
drain pembuangan. Kemudian setelah itu baru dapat dilakukan
pemasangan keramik pada toilet, balkon atau pada plat dak beton. Maka
Tes rendam perlu dilakukan sekali lagi selama 1 X 24 jam agar yakin
dijumpai lagi adanya kebocoran.
 Dan pada setiap pipa PVC yang akan menembus plat beton untuk area
yang akan kemungkinan digenangi atau terkena air, maka antara
pertemuan pipa PVC dan 1 permukaan atas plat dak beton harus diberi
Epoxy di sekeliling pipa tersebut.

7) Penyimpanan
 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera
setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari
tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
 Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menumt
jenis dan gradasinya serta harus beraiaskan lantai beton untuk
menghindari tercampur dengan tanah.
8) Certificate Test
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memberikan
kepada Konsultan Pengawas/MK "Certificate Test" dari bahan-bahan besi dan
Portland Cement dari produsen/pabrik.
9) Air Kerja
 Air yang dipergunakan untuk pembuat beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam - garam, zat organik atau bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
 Air yang dipergunakan untuk pembuat beton yang didalamnya akan
tertanam logam aluminium, serta beton bertulang tidak boleh
mengandung sejumlah ion klorida. Sebagai pedoman kadar ion klorida (CL)
ddak melampaui 500 mg per liter air.
 Air tawar yang tidak dapat di minum, tidak boleh dipakai untuk
pembuatan beton, kecuali disetujui oleh konsultan Perencana.
10) Contoh Yang Harus Disediakan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh
material split, pasir, besi beton, semen PC, admixture dll untuk mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.

21
 Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK akan
dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/persetujuan material
yang dikirim oleh Kontraktor kelapangan.
 Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas/MK.

d. Kualitas Beton & Cara Pelaksanaan


1) Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi
dan penyelesaian. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak
langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang
dengan campuran semen : pasir: koral = 1:3:5
2) Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-250
(tegangan tekan karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3
pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karaktenstik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971. Kecuali untuk beton poer, pedestal
kolom atau ditentukan lain dalam gambar, menggunakan K-275.
3) Mutu beton K-225 digunakan untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian
lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain. Pembuatan beton
mutu K-175 harus menggunakan concrete mixer (molen) Untuk menghindari
retak-retak akibat susut, maka pengecoran harus dilakukan secara bertahap
dengan pola papan catur, urutan pekerjaan harus diusulkan oleh Kontraktor
untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
4) Untuk pelaksanaan pemasangan Structural Floor Deck, besi tulangan
tambahan diperlukan sebagai tulangan susut; tulangan negative pada pelat
lantai menerus dan tulangan positif tambahan untuk memenuhi syarat
ketahanan terhadap kebakaran dalam kondisi tertentu.
5) Untuk mendapatkan struktur pelat lantai yang stabil serta lantai yang kuat
maka diperlukan fastener berupa self tapping screw atau paku rivet.
6) Untuk menghindari kebocoran samping pada saat pengecoran, atas
persetujuan Konsultan Pengawas/MK dapat dipergunakan end stop atau form
side, sedangkan pada sambungan menerus dapat digunakan sealing strip.
7) Seluruh assesories tambahan yang diperlukan sudah termasuk dalam system
structural floor decking terpasang.
8) Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan di
tempat lain atau dengan mengadakan trial-mix di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.
9) Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI 1971 mengingat
bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.52 - 0.55 maka
pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9
ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan penggetar.
10) Pada masa-masa pembetonan pendahuluan, harus dibuat minimum 1 benda
uji per 2 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang
pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

22
11) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/MK dan laporan tersebut
harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus
disertai sertifikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.

12) Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.

13) Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan
komponen-komponen beton.

14) Harus digunakan Concrete Vibrator untuk pemadatan beton.

15) Beton Ready Mix


 Diusulkan untuk rnenggunakan beton ready mix, dengan catatan :
 Prosedur persetujuan adukan beton ready mix tiap mutu beton sesuai
dengan trial mix (mix design) yang telah diuji di laboratorium.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh, atas kualitas beton ready mix
sesuai dengan syarat-syarat dalam spesifikasi ini.
 Dalam hal penggunaan truck mixer, penambahan admixture dapat
dilakukan untuk mempertahankan kemampuan kerja beton, dengan
catatan beton yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang sama
dengan yang disyaratkan.

16) Beton Kolom Praktis


 Posisi dan penempatan Kolom Praktis disesuaikan seperti yang tercantum
pada gambar Arsitektur.
 Untuk setiap pemasangan batu bata seluas 9 m3 maka disekeliling luar
pasangan batu bata tersebut harus diberi Kolom dan Balok Praktis.
 Pada setiap pertemuan antara Kolom Praktis dan susunan vertikal batu
bata harus diberi stek pembesian dengan Ø8 - 500 mm (panjang 400 mm).

e) Penggantian Besi

1) Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai


dengan apa yang tertera pada gambar.

2) Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya


terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada, maka:

23
 Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
pada Perencana konstruksi untuk sekedar informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Kontraktor sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan
setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana konstruksi.
 Jika diusulkan perubahan jalannya pembesian, maka perubahan tersebut
hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Perencana
konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas merupakan
keharusan bagi Kontraktor.

3) Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas penampang besi terhadap penampang
beton). Khusus untuk balok induk, jumlah luas penampang besi pada
tumpuan juga tidak boleh lebih kecil dari pembesian aslinya.
 Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kerumitan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pengecoran beton dan pemadatan dengan penggetar.

4) Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi Variasi dalam Toleransi


(atau jarak antara dua permukaan berat yang diameter
yang berlawanan) diperbolehkan

Dibawah 10 mm ±7% ± 0.4 mm

10 mm sampai 16 mm(tapi tidak ±5% ± 0.4 mm


termasuk diameter 16 mm)

16 mm sampai 28 mm(tapi tidak ±4% ±0.5 mm


termasuk diameter 28 mm)
±2% ±0.6 mm
28 mm sampai 32 mm

f) Perawatan Beton
1) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
2) Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.

24
3) Beton harus dirawat dengan membasahi paling sedikit selama 7 hari setelah
pengecoran.

g) Tanggung Jawab Kontraktor


1) Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi yang diberikan.
2) Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas/MK selaku wakil Pemberi tugas
atau Perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau
memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di
atas.

h) Perbaikan Permukaan Beton


1) Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan cara grouting
setelah pembukaan Bekisting, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas/MK. Bahan grouting
yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Perencana/Konsultan Pengawas/MK.
2) Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas/MK,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban
biaya Kontraktor.
3) Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

i) Pembersihan
1) Pembersihan pada bekisting/cetakan beton harus dilakukan secara baik dan
teratur, agar pada saat pengecoran beton, kotoran bekas potongan kayu,
puing-puing tidak sampai tercampur dengan adukan beton.
2) Khusus pada permukaan beton tempat sambungan/lanjutan pengecoran,
selain harus dibersihkan, permukaan beton yang berpori/berlubang-lubang
juga harus di bobok menggunakan pahat beton (betel) hingga mencapai
bidang permukaan yang padat. Hal ini untuk menjaga kontinuitas kepadatan
dan kekuatan beton terutama pada daerah-daerah sambungan beton.

j) Pengujian
1) Selama pelaksanaan harus dilakukan pengujian slump. Cara pengujian slump
adalah sebagai berikut;
 Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton
(bekisting). Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata
atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
 Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian
dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.

25
 Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam
satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
2) Nilai slump ditentukan sebagai berikut :
 Untuk sub struktur meliputi pondasi, sloof/tie beam, pit lift dan beton sub
struktur lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah, nilai slump
beton harus 10.
 Untuk beton upper struktur meliputi kolom, balok, plat dan shear wall dan
beton lainnya di atas substruktur nilai slump ditetapkan 12.
3) Pengujian kubus percobaan harus dilakukan dilaboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.
4) Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 hari dan selanjutnya dalam udara terbuka. yang
terlindung dari sinar matahari langsung.
5) Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari
70 % kekuatan yang diminta pada 28 hari.
6) Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara
seperti yang ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah beban biaya
bagi Pemberi tugas.
7) Pengujian terhadap bangunan tersebut dimulai dengan Hammer Test pada
bagian-bagian bangunan yang mudah dicapai dan mempunyai kepadatan besi
terendah atau yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK. Bila hasil
Hammer Test menguatkan hasil test kubus tersebut, maka proses selanjutnya
harus dilakukan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK/Perencana dengan
dasar peraturan yang berlaku.

D. PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAJA RINGAN

1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan
dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.

2. Rangka Atap Baja Ringan


Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas


(top chord)

26
2. Rangka utama bawah
(bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut


menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan


meliputi : Pengukuran bentang bangunan
sebelum dilakukan fabrikasi

1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen


(Fabrikasi).

2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke


lokasi proyek.

3. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang,
ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak


meliputi:

1. Pemasangan penutup atap.


2. Pemasangan kap finishing atap.
3. Talang selain jurai dalam.
4. a ccesories atap.

Persyaratan Material Rangka


Atap

Material struktur rangka atap


Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

Baja Mutu Tinggi G 550


Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa

27
Lapisan anti karat :

Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan
anti karat

(coating):
Galvanised
(Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-
Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5%
silicon.
Dimensi :
Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
Merek : Smartruss atau setara

Chanel Reng

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

28
Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom


chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda
baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada
batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda
tersebut.
DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web
pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom
chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan
perhitungan desain struktur.
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material
jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar dibawah.

29
Alat Sambung (Screw)

Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw
sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

Panjang (termasuk kepala baut) 16mm


Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

Gaya geser satu baut 5,10 KN


Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN

Pekerjaan atap meliputi:

1. Pemasangan penutup atap.


2. Pemasangan kap finishing atap/rabung.
3. Accesories atap.

Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat
sambung pada setiap titik buhul.

30
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian
hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus


dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan


menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin
screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air

(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang
akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan
dapat memasangreng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan
genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap
Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
8. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live
loads

31
Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian
Standard

1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self


drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566).

F. PENUTUP ATAP
a. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan atap ini sesuai yang tercantum dalam
gambar rencana.
b. Referensi/Standar
Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :
 NI – 3 tahun 1970
 NI – 5 tahun 1961
 Persyaratan Teknis ini, dan
 Petunjuk-petunjuk dari pabrik pembuatan

a. Bahan/Material

Material yang dipergunakan harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
perencanaan, dan untuk itu harus diperlihatkan kepada Direksi Pengawas, selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum pekerjaan atap dimulai. Jenis material yang
digunakan antara lain :
 Penutup atap : jenis Zinc alum coated tebal 0,4 mm
 Pengikat atap : Steping screw dilapisi sealant ukuran yang sesuai
kebutuhan dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas.
 Pelapis atap sebagai insulasi : Insulasi ini terbuat dari glasswool tebal 5cm dilapisi
bagian atas dan bawahnya dengan alumunium foil.
Dan untuk memasangannya memakai ram kawat
dengan rangka besi siku 40.40.4. serta besi plat
strip 3mm x 40mm.

32
..33 PPEEKKEERRJJAAAANN AARRSSIITTEEKKTTUURR

A. PEKERJAAN LANTAI

1. PEKERJAAN BAWAH LANTAI

1.1. Penimbunan Bawah Lantai


Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup semua Pekerjaan Urugan Pasir di bawah lantai serta pekerjaan yang
berhubungan dengan itu.

Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Urugan
 Untuk pekerjaan urugan harus diperhatikan bahwa daerah yang akan diurug benar-benar
telah bersih dari humus, akar-akar kayu, kotoran dan lain-lain.
 Tanah-tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah maupun
batu-batuan.
 Pengurugan dengan tanah apabila harus diperlukan harus dilaksanakan dengan
pemadatan selapis demi selapis, tiap lapis tebalnya 20cm dan dilakukan dengan alat/mesin
compactor dan setiap lapisan dipadatkan dengan tingkat kepadatan 90% dan harus
diadakan pengujian lapangan sesuai dengan ASTM D-689 dan ASTM D-1556
Urugan Pasir
 Urugan pasir diperlukan untuk dasar rabat beton lantai serta tempat-tempat lain yang
ditunjukkan dalam gambar rencana. Tebal urugan pasir adalah sesuai gambar.
 Pasir urugan harus bersih dari akar-akar serta kotoran lainnya. Pasir local dapat
dipergunakan untuk urugan.
 Urugan pasir harus dipadatkan dengan disiram air sehingga dicapai kepadatan yang stabil.

33
1.2. Rabat Beton Lantai (Tanpa Tulangan)
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan beton, bekisting dan pemasangan lapisan alas plastic cor
serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Referensi/Standar
Semua pekerjaan desain, pelaksanaan dan material, jika tidak ditentukan dalam persyaratan ini
harus didasrkan pada ketentuan berikut ini :
 NI – 2
 NI – 3
 NI – 5
 NI – 8
 PUBI
Bahan / Material
Bekisting
Kayu untuk penyangga dan papan pengecoran tepi beton rabat harus menggunakan kayu klas
II jenis Meranti atau jenis lain yang lebih baik. Untuk papan pengecoran dapat dipergunakan
papan Meranti ataupun multipleks. Pada bagian dasar rabat beton, diatas urugan pasir alas
harus dilapisi dengan plastic cor dengan ketebalan minimum 0,35mm.

Semen
Semen yang digunakan adalah type I.
Pasir
Pasir harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 1
Kerikil
Kerikil atau batu pecah harus sesuai dengan persyaratan dalam NI – 2.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan (admixture), jika akan dipakai harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
Beton Adukan Lapangan
Beton adukan lapangan adalah setara dengan mutu K-175 sesuai dengan NI-2 disuplai oleh
Kontraktor. Beton harus diproduksi dengan pencampuran mekanis menggunakan Mollen
(concrete mixer).

Pelaksanaan Pekerjaan / Pemasangan


Pekerjaan Bekisting
 Struktur bekisting tepi beton rabat harus didesain dengan kokoh, sehingga pada saat
pembuatan, pengecoran, perawatan dan pembongkarannya, beton rabat tidak
mengembang dan mempunyai bentuk, ukuran, posisi, kelurusan, lot yang sesuai dengan
rencana.
 Daerah tepi yang rawan terhadap kembung/mengembang harus diberi perkuatan ekstra
sehingga struktur bekisting kokoh. Sambungan bekisting harus rapat dan diberi lapisan anti
bocor.
 Pada permukaan urugan pasir harus dilapisi dengan plastic cor tebal 0,35mm. Pada bagian
sambungan plastic cor harus diberi overlapping selebar 20cm yang disambung dengan seal
tape plastic atau dilipat secara overlap dan di staples sehingga tidak menyebabkan hasil
akhir beton menjadi rusak.

34
 Permukaan bekisting tepi rabat beton harus dibersihkan dari semua kotoran dengan air
sehingga semua bidang basah sebelum pengecoran dilaksanakan.
 Pembongkaran bekisting harus dilakukan sesuai dengan persyaratan NI-2, atau 14 hari
setelah pengecoran akhir selesai. Jika pembongkaran akan dilaksanakan lebih awal dari
ketentuan tersebut, harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK
dengan menyertakan perhitungan kekuatan beton tersebut terhadap beban pelaksanaan
yang dipikul pada saat dan setelah pembongkaran.

Pekerjaan Rabat Beton Adukan Lapangan


 Semua material campuran dan ukuran campuran harus dilakukan dengan alat
timbangan/takaran atau bak pengukur dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
 Peralatan penakar volume campuran untuk pekerjaan dengan volume besar, dibuat
berdasarkan ukuran 1 zak semen, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan
memadai untuk berfungsi sebagai penakar semen dan pasir, konstruksinya kokoh, kuat dan
tahan lama. Untuk pekerjaan dengan volume kecil penakaran dapat menggunakan ember
yang terbuat dari plastik atau dari pelat besi.
 Pencampuran harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (mollen) atau jika ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Selama pengecoran beton, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton 15x15x15cm3,
dibuat ditempat pengecoran untuk diperiksa di laboratorium pengujian beton. Fasilitas
laboratorim disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan Konsultan Pengawas/MK. Pada
permulaan pelaksanaan beton sampai 60m3 harus dibuat minimal 20 (dua puluh) benda uji.
Selanjutnya untuk setiap 5 m3 pekerjaan beton harus dibuat 1 (satu) buah benda uji.
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump. Adukan beton untuk
pengujian slump ini harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan
ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Pengujian slump ini dengan kerucut besi
terpancung, diameter bawah 20cm, diameter atas 10cm, tinggi kerucut 30cm. Kerucut diisi
adukanbeton 3 lapis yang sama besar, masing-masing ditusuk-tusuk besi baja dia. 16mm
tiga puluh detik setelah bidang atas kerucut merata, kerucut ditarik keatas dan penurunan
kerucut beton diukur. Penurunan yang diperbolehkan adalah maksimum 11cm dan
minimum 9cm.

Pekerjaan Rabat Beton dengan Readymix


Mutu material campuran dan control kualitas untuk pekerjaan readymix menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Laboratorium dan perlengkapan pengujian beton disediakan oleh Kontraktor.

Persiapan Pengecoran
 Sebelum pencampuran dimulai, Kontraktor harus membuat perhitungan desain
campuran untuk mutu beton yang disyaratkan (Mix Design beton).
 Sebelum saat pengecoran beton, Kontraktor harus melapor pada Konsultan Pengawas/MK
untuk pemeriksaan. Persetujuan dimulainya pengecoran akan diberikan oleh Konsultan
Pengawas/MK setelah pemeriksaan.
 Kontraktor diharuskan membuat pola rencana area pengecoran rabat beton hingga seluruh
pekerjaan selesai dengan memberi catatan-catatan tentang bagian-bagian yang di cor
(tanggal, kode area, kode kubus, test slump, jam pengecoran dan lain-lain). Tempat-tempat
sambungan pengecoran ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.

35
 Lubang-lubang ataupun penempatan pipa-pipa instalasi air, plumbing, listrik dan lain-lain
harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti dan Kontraktor harus mengecek pada
gambar mekanikal dan elektrikal.
 Untuk bagian-bagian yang berhubungan dengan kolom praktis, dinding dan pasangan
lainnya harus disediakan angker secukupnya dan dimintakan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK. Untuk hal ini Kontraktor harus mengecek pada gambar Konsultan
Pengawas/MKtur.

Pengecoran
 Beton harus dicor sedekat-dekatnya dengan bidang cetakan untuk mencegah pemisahan
bahan-bahan akibat pemindahan adukan ke area pengecoran.
 Pemadatan beton dengan harus menggunakan alat penggetar mekanis (vibrator),
diletakkan vertical 90˚ dan hanya dalam keadaan khusus saja diperbolehkan miring sampai
45˚.
 Pemadatan dengan pukulan atau penggetaran dari luar bekisting tidak boleh dillakukan.
 Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Penghentian
pengecoran hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat yang telah disetujui oleh Konsultan
pengawas/MK.
 Untuk setiap sambungan pengecoran diharuskan memakai additive yang khusus untuk itu
dan penggunaannyasesuai persyaratan yang ditentukan dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
 Permukaan beton harus dilindungi dari pengeringan yang terlalu cepat/tidak merata,
dengan cara dibungkus/ditutup karung goni yang dibasahi atau disiram air terus menerus
selama 24 jam pertama.
 Untuk pengecoran vertical maka tinggi maksimum setiap kali pengecoran adalah 1,5m.
 Khusus rabat beton dasar dari finishing lantai epoxy flooring coating, kualitas beton rabat
harus minimum K250.Permukaannya ditimbang rata dan diplester halus, sehingga
diperoleh permukaan finishing epoxy flooring setebal 500 microns yang rata

Toleransi Kedataran
Toleransi penyimpangan pada hasil akhir pekerjaan beton tidak boleh lebih dari ketentuan di
bawah ini :
Lot dan kedataran permukaan bidang dan pertemuan bidang :
 Setiap 3 meter persegi deviasi 6mm
 Pada keseluruhan bidang maksimum deviasi kedataran 15mm

2. PEKERJAAN FINISHING LANTAI

2.1. Lingkup Pekerjaan


Persyaratan ini mencakup pekerjaan pemasangan lapisan lantai menggunakan homogeneous
tile, flooring serta keramik.

2.2. Referensi / Standard


Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini, rekomendasi
teknis dari pabrik pembuat serta standar referensi sebagai berikut:
 NI – 2
 NI – 3
 NI – 8

36
 PUBI

2.3. Bahan / Material

a.Ketentuan Umum
 Sebelum dilakukan pemesanan bahan finishing lantai, Kontraktor harus menunjukkan terlebih
dahulu contoh-contoh dari bahan tersebut, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/MK.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti harus yang
disetujui Konsultan Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan-
bahan homogeneous tile dan keramik lantai harus masih dalam kotak aslinya yang masih
bersegel dan berlabel.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering/tidak lembab, dan bersih
sesuai dengan persyaratan dari pabrik.

b.Jenis Bahan/Material

- Homogeneous Tile dan Ceramic Tile


 Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran 60x60cm, 40x40tebal 10mm kuat tekan 450
Kg/cm2 merk Niro Granitto, Indogress atau yang setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel
material yang ditunjukkan dalam gambar.
 Ceramic tile adalah jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran 40x40cm dan 60x60 cm,
tebal minimum 7mm atau sesuai dengan yang dipasarkan dalam negeri, produksi RomanGress
atau setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bahan perekat dari adukan spesi 1PC : 3 Psr, sedangkan siar (naad) menggunakan AM Grout-
AM45 atau bahan sejenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Spesi dan pasta perekat harus diisikan pada seluruh bidang homogeneous tile/keramik,
sehingga tidak terdapat rongga dibawah homogeneous tile/keramik yang terpasang.
 Untuk bidang pasangan homogeneous tile/keramik yang luas, spesi bawah dibuat siar-siar
(naad) spesi yang saling tegak lurus selebar 5mm dengan pembagian per 6x6m2 untuk
mencegah terjadinya muai susut akibat proses pengeringan spesi yang tidak serempak yang
dapat menyebabkan pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi (popping)
 Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm, kecuali homogeneous tile tidak menggunakan
naad. Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling tegak lurus. Pemotongan ubin
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan mesin potong dan kemudian dihaluskan dengan
disetujui oleh konsultan Pengawas/MK.
 Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah bidang homogeneous tile/keramik selesai
terpasang 3 x 24 jam dengan menggunakan tile grout khusus (AM grout-50) sesuai dengan
warna keramik yang terpasang. Semen tidak boleh digunakan sebagai bahan pengisi naad,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.

37
 Pemasangan homogeneous tile/keramik harus rata permukaannya. Siar-siar dirapikan pada
saat semen masih belum kering dan homogeneous tile/keramik disikat dengan bahan khusus
pencuci sampai tidak ada noda semen pada homogeneous tile/keramik.
 Homogeneous tile/keramik yang dilubangi untuk drain atau lubang instalasi harus dilubangi
menggunakan alat core drill khusus sehingga bidang penampang lubang yang dipotong rata
dan halus.
 Pertemuan dengan dinding dipasang hospital plint dari material keramik ukuran 10x30cm.

B. PEKERJAAN DINDING

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

1.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Merah

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan pasangan untuk dinding, pasangan rollag bata, roster dan
pasangan parit.

Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini serta standar
referensi berikut ini :
 NI – 2
 NI – 3
 NI - 8
 PUBI

Bahan / Material
Bata Merah (Tanah)
 Bata merah berukuran 5x11x22 cm sesuai dengan gambar, produksi local.
 Bata harus berkwalitas baik dari hasil pembakaran yang sempurna dan tidak mudah pecah.
 Bata merah harus mempunyai kuat tekan 21 kg/cm2. Pada setiap 1000 (seribu) bata harus
diadakan 1x pengujian dengan pengujian tekan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dengan
disaksikan oleh Konsultan pengawas/MK. Setiap pengujian diambil 10 sampel bata. Dari
setiap 10 bata, tujuh buah diantaranya harus mencapai kekuatan 21 kg/cm2 dan tiga buah
lainnya tidak boleh kurang dari 18,9 Kg/cm2.
 Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka keseluruhan (1000 bata atau dari
produksi/supplier yang sama) dinyatakan tidak dapat dipakai.

Semen Portland
Jika tidak disebut secara khusus, Semen yang dipakai adalah tipe I dengan mutu minimum
S.325 sesuai NI-8th. 1972, dibuktikan dengan Sertifikat Uji.

38
Pasir
 Pasir yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan adalah pasir yang sesuai untuk
pekerjaan beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, serta tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5%.
 Bahan pasir yang akan dipakai harus disaring/diayak terlebih dahulu dengan ayakan
bukaan 5 mm atau 1 mm sesuai ketentuan jenis adukan yang diperlukan.
 Ukuran butir pasir untuk pasangan batu/ubin, plester kasar atau untuk pekerjaan yang
memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5 mm.
Untuk plester halus di atas plester kasar, ukuran butir pasir maksimum 1 mm.

Air
 Jika tidak digunakan air dari PAM, Air yang akan dipakai harus diuji terlebih dahulu di
laboratorium milik Departemen Kesehatan atau PAM.
 Air harus bebas dari bahan-bahan : organis, asam alkali, garam atau bahan-bahan lain
yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan. Memiliki Ph = 7,
Kadar S04 maksimum 5 g/l dan Kadar CL maksimum 15 g/l Daya oksidasi terhadap bahan
organis dengan memakai larutan KMn04 tidak boleh lebih dari 1 g/l.
 Syarat-syarat lain harus sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum didalam
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia th. 1982.

Komposisi Adukan Perekat


 Untuk pasangan kedap air dipakai perbandingan 1 PC ; 3 Pasir, sedangkan untuk
pasangan biasa dipakai perbandingan 1 PC : 4 Pasir.
 Khusus adukan tipe kedap air digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi dari
pasangan batu / bata, pasangan bata / plesteran / ubin di kamar mandi / toilet atau pada
umumnya dipakai pada pasangan batu / bata / ubin atau pada daerah basah lainnya
yang lembab atau terkena pengaruh air dalam fungsi/penggunaannya

Pelaksanaan Pekerjaan / Pemasangan


 Semen dan pasir dicampur dalam keadaan kering dengan menggunakan penakar volume
hingga bahan-bahannya tercampur merata. Selanjutnya, ditambahkan air kedalam
campuran semen dan pasir tersebut di atas serta diaduk kembali hingga merata dan
dicapai konsistensi adukan dalam bentuk adukan lembab atau plastis sesuai dengan
kebutuhan pemakaian. Lama pengadukan setelah dicampur air, minimum 1,5 menit.
 Campuran harus diproduksi dengan pencampuran mekanis menggunakan Mollen (concrete
mixer).
 Pekerjaan pasangan harus dilakukan setelah pondasi dan sloof selesai dengan sempurna
dan permukaannya rata.
 Bata pecah kurang dari separuh tidak boleh dipasang.
 Bata pecah yang dipasang secara keseluruhan dalam satu bidang tidak boleh lebih dari
15%.
 Pemasangan harus rata terhadap arah horizontal dan vertical ataupun terhadap parameter
lain sesuai dengan rencana.

39
 Pekerjaan pasangan harus memperhatikan pekerjaan lain yang berhubungan seperti
halnya pemasangan instalasi listrik, ducting AC, instalasi pipa, lubang drainase dan lain-lain
sehingga terhindar dari pembobokan dikemudian hari setelah pekerjaan pasangan selesai.
 Spesi antara bata harus mempunyai ketebalan yang cukup dan menutup seluruh bidang
ikatan.
 Sebelum spesi mongering, pasangan bata harus dibersihkan dari tonjolan/kelebihan spesi
dan dibuat lekukan pada siar horizontal untuk ikatan plesteran.
 Pemasangan harus dimulai dari tempat dimana dowel atau angkur dinding tersedia.
 Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam ke dalam air hingga jenuh. Kontraktor
harus menyediakan tempat penampungan air untuk perendaman yang mencukupi
kebutuhan sesuai kecepatan pemasangan.
 Untuk mencapai kelurusan dan kedataran pasangan, kontraktor harus menyediakan alat
penyipat berupa benang, kayu/aluminium yang memadai.

1.2 Pekerjaan Plesteran dan Acian

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup material dan pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian untuk
dinding, permukaan beton dan bagian lain yang diplester.

Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini serta standar
referensi berikut ini :
 NI – 2
 NI – 3
 NI - 8
 PUBI
Bahan / Material
Semen
Semen PC yang dipakai adalah dari tipe I mutu S.325 menurut NI-8 Persyaratan Semen
Portland, Pelaksanaan pekerjaan menggunakan semen lebih dari 1 merk harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
Pasir
Jika tidak ada ketentuan lain, pasir yang digunakan harus pasir yang sesuai untuk pekerjaan
beton dengan persyaratan sesuai NI – 2.

Air
Air yang digunakan adalah air bersih baindari PDAM, sungai, ataupun hasil penampungan air
hujan sejauh tidak keruh dan tidak tercemar bahan kimia atau organic.
Bahan Additive
Dalam hal diperlukan bahan additive seperti Calbond atau bahan-bahan tambahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, penggunaannya harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

40
Komposisi Adukan Perekat
 Adukan untuk plesteran biasa menggunakan campuran semen pasir dengan perbandingan
volume 1 semen : 5 pasir digunakan pada semua permukaan dinding kecuali pada dinding-
dinding kedap air.
 Adukan untuk plesteran kedap air menggunakan campuran semen pasir dengan
perbandingan volume 1 semen : 3 pasir, digunakan pada permukaan dinding
di daerah toilet atau dinding yang terpendam di dalam tanah.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Pada dinding Kamar mandi, sampai setinggi 1,5m dari dasar lantai harus diplester dengan
plesteran kedap air.
 Pada bagian sekeliling dinding luar yang dapat terkena air hujan / penyiraman air, sampai
setinggi 0,6m dari muka tanah/muka lantai harus diplester dengan plester kedap air.
 Untuk pasangan bata beton cetak, jika tidak ditentukan lain seluruhnya harus diplester dan
diaci.
 Permukaan beton yang akan diplester, harus dikasarkan dengan pahat kecil setiap jarak
3cm dan diberi pasta semen.
 Tebal plasteran jika tidak ditentukan lain adalah 15mm dan maksimum 25mm.
 Untuk mendapatkan kerataan yang sempurna. Dinding harus diberi penyipat dengan
benang, papan tripleks atau batang kayu yang lurus. Penyipat kepala plesteran dipasang
pada jarak 1m, dipasang tegak untuk patokan kerataan bidang.
 Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding dan permukaan beton harus disiram air
sampai jenuh.
 Acian dilakukan setelah permukaan plester selesai seluruhnya dan telah kering.
 Sebelum pekerjaan acian dilakukan, permukaan plesteran disiram air sampai jenuh.
Pengacian dilakukan sedemikian sehingga permukaan hasil acian menjadi rata, halus dan
tidak retak-retak. Alat pengacian tidak boleh menggunakan kertas semen.
 Pada plesteran siku (sudut luar dan dalam) pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan
rapi. Jika diperlukan, Kontraktor harus menggunakan alat khusus plesteran sudut.
 Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan
air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap harinya.

1.3 PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN MEJA WASTAFEL

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup pekerjaan pemasangan homogeneous tile &keramik pada dinding
dan meja counter.

Referensi / Standard
Material dan pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan teknis ini, rekomendasi
teknis dari pabrik pembuat serta standar referensi sebagai berikut:
 NI – 2
 NI – 3
 NI – 8
 PUBI

Bahan / Material

41
Ketentuan Umum
 Sebelum dilakukan pemesanan bahan pelapis dinding, Kontraktor harus menunjukkan
terlebih dahulu contoh-contoh dari bahan tersebut, untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas/MK.
 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan pengganti harus yang
disetujui Konsultan Pengawas/MK berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat. Bahan-
bahan ubin (granit & keramik) dinding harus masih dalam kotak aslinya yang masih
bersegel dan berlabel.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering/tidak lembab, dan
bersih sesuai dengan persyaratan dari pabrik.

Jenis Bahan/Material
 Siar (naad) dan lubang-lubang pada permukaan marmer diisi menggunakan epoxy resin
dengan warna yang mirip dengan bahan marmer.

Homogeneous tile
 Jenis Homogeneous Tile, kwalitas I, ukuran 40 X 40, 60x60cm2, tebal 10mm kuat tekan
450 Kg/cm2 merk Indogress, NiroGranitto atau yang setara, type/warna/motif sesuai
dengan tabel material yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous Tile pada dinding bata/beton, dari pasta
semen dengan komposisi air tidak berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan Homogeneous Tile pada multipleks menggunakan lem
keramik khusus “LemKra” atau yang sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM45 atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

Ceramic Tile
 Jenis Single Firing berglazuur, kwalitas I, ukuran 40x40cm dan 60x60cm, tebal minimum
7mm atau sesuai dengan yang dipasarkan dalam negeri, produksi Indo gress, Roman atau
setara, type/warna/motif sesuai dengan tabel material yang ditunjukkan dalam gambar.
 Bahan perekat untuk pasangan keramik pada dinding bata/beton, dari pasta semen dengan
komposisi air tidak berlebihan.
 Bahan perekat untuk pasangan Keramik pada multipleks menggunakan lem keramik
khusus “LemKra” atau yang sejenis.
 Siar (naad) menggunakan AM Grout-AM50 atau bahan sejenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
Umum
 Pelapis dinding hanya boleh dipasang setelah pekerjaan plafond dan pekerjaan struktur lain
di atasnya telah selesai.
 Sebelum pemasangan dilaksanakan, Kontraktor dan Konsultan Pengawas/MK harus
meyakinkan bahwa bidang dasar yang akan dipasang pelapis lantai harus benar-benar
rata, lot dan bersih dari semua kotoran yang menempel.

42
 Sebelum pelaksanaan pemasangan bahan dinding harus diperhatikan pula apabila
dibelakang pasangan ubin dinding tersebut ada pekerjaan pemasangan jalur instalasi
elektrikal, plumbing, telepon atau lainnya. Pekerjaan dapat dimulai apabila pekerjaan
instalasi tersebut sudah siap terpasang.
 Pelapis dinding yang dipasang harus telah diseleksi seluruhnya sehingga bentuk, warna,
dan motif masing-masing bahan pelapis sama, tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
 Pemasangan harus menggunakan penyipat datar. Pada suatu bidang pasangan paling
sedikit harus dipasang 3 penyipat datar yaitu pada kedua tepi dan satu penyipat jalur yang
dapat dipindah mengikuti jalur pemasangan bahan pelapis dinding.
 Pengisian siar-siar/naad bahan pelapis dinding harus dilakukan tidak lebih dari 3 (hari) hari
setelah pemasangan bahan pelapis dinding dilakukan
 Setelah pemasangan selesai, semua kotoran, bekas lem, spesi dan pasta semen harus
benar-benar dibersihkan.
 Jika tidak ditentukan dalam gambar, pemasangan pelapis dinding yang tidak menerus,
pengaturan pemasangannya didalam satu ruangan harus dibuat simetri pada keempat
sisinya.
 Pada sisi bawah dinding (pertemuan lantai dan dinding) harus dipasang plint dari bahan
yang sejenis dengan bahan ubin lantai, kecuali ditentukan lain.
 Lem (untuk pasangan pada multipleks) atau pasta (untuk pasangan pada dinding
bata/beton) perekat harus diisikan pada seluruh bidang ubin, sehingga tidak terdapat
rongga dibawah ubin yang terpasang.
 Untuk bidang pasangan Homogeneous Tile /keramik yang luas, spesi bawah dibuat siar-
siar (naad) spesi yang saling tegak lurus selebar 5mm dengan pembagian per 6x6m2 untuk
mencegah terjadinya muai susut akibat proses pengeringan spesi yang tidak serempak
yang dapat menyebabkan pasangan ubin terlepas dari rekatan spesi (popping)
 Ukuran siar/naad harus sama selebar 2,5mm, kecuali Homogeneous Tile tidak
menggunakan naad. Setiap perpotongan siar membentuk 2 garis yang saling tegak lurus.
 Pemotongan Homogeneous Tile/keramik hanya boleh dilakukan dengan menggunakan
mesin potong dan kemudian dihaluskan dengan disetujui oleh konsultan Pengawas/MK.
 Pengecoran/pengisian naad dilakukan setelah bidang Homogeneous Tile/keramik selesai
terpasang 3 x 24 jam dengan menggunakan tile grout khusus (AM grout-50) sesuai dengan
warna keramik yang terpasang. Semen tidak boleh digunakan sebagai bahan pengisi naad,
kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
 Pemasangan harus rata permukaannya. Siar-siar dirapikan pada saat semen masih belum
kering dan ubin disikat dengan bahan khusus pencuci sampai tidak ada noda semen pada
ubin.
 Homogeneous Tile/keramik yang dilubangi untuk drain atau lubang instalasi harus
dilubangi menggunakan alat core drill khusus sehingga bidang penampang lubang yang
dipotong rata dan halus.

1.4 PEKERJAAN DINDING PARTISI


1.4.1 Pekerjaan Dinding/Partisi Kaca

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup material dan cara pemasangan Partisi Gypsum.

Standard/Referensi

43
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :

 PUBI
 NI – 3

Bahan/Material
 Kaca harus dari jenis Panasap kualitas terbaik, mempunyai tingkat kerataan yang tinggi,
standard kualitas produksi Asahimas, warna sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar. Tebal kaca minimum adalah 6mm.
 Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh material dari potongan ukuran 5cm x
10cm untuk dipilih dan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Rangka aluminium dengan tebal 1 mm produk alumasindo atau setara harus mempunyai
bentuk profil yang komplit dengan gasket/seal dan silicone serta dipasang sedemikian rupa
sehingga kuat berkedudukan stabil, tidak mudah berubah-ubah bentuk pada semua arah.
Bentuk dan ukuran rangka harus sesuai dengan gambar.

Pengerjaan dan Pemasangan


 Rangka aluminium dipasang secara sempurna. Pemasangan rangka alumunium ke
dinding, lantai, beton atau plafond harus dengan angkur yang kuat.
 Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian
yang bergelombang, gompal ataupun retak dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
 Kaca harus diberi seal pengunci dari jenis yang cocok dengan skoneng pada rangka
aluminium sehingga terpasang kokoh, rapi dan tidak bergetar.
 Kontraktor harus menjaga rangka-rangka alluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah
terpasang agar selalu bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain
serta mengamankannya dari kemungkinan benturan.
 Tidak diperkenankan memberi tanda-tanda (rambu) pada bidang kaca dengan
menggunakan kapur atau cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem yang mudah dihilangkan/dibersihkan.

1.4.2 Pekerjaan Dinding/Partisi Gypsum


Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup mencakup material dan cara pemasangan partisi gypsum
tunggal 2 sisi (Standar) dan partisi gypsum rangkap 2 sisi (Tahan Api).
Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta refernsi
berikut ini :
 PUBI
 NI-3
 Sistem pemasangan rekomendasi pabrik
 Referensi tes : N-TDC-04-FRS-010-P, CSIRO TR 376 (L), CSIRO SI 1453 dan CSIRO
Opinion : FCO - 1360

Bahan/Material
Partisi Gypsum Standard
Rangka

44
 Rangka metal Stud adalah type roll-formed dari bahan hot-dipped galvanized steel, lebar
45mm, tebal 0,55mm berbentuk profil “C” jenis non-load bearing
 Kecuali di sebutkan dalam gambar, maka pada bagian – bagian tertentu, rangka partisi
gypsum adalah Alumunium hollow 4” dengan produk setara alumasindo dengan ketebalan
1mm
 Rangka Track atas/bawah type roll-formed dari bahan hot-dipped galvanized steel, lebar
45mm, tebal 0,55mm berbentuk profil “U” dengan sudut flens 8˚ yang berfungsi untuk
memegang rangka stud pada lantai dan plafond.
Board
 Board terbuat dari bahan gypsum yang kedua sisi permukaannya dilapisi karton tipis dan
kuat jenis Standard Optimum, ukuran 1200x2400mm2 tebal board 12mm. Skrup yang
digunakan untuk pemasangan board pada rangka sesuai dengan rekomendasi pabrik.

1.4.3. PRODUK

Bahan dan peralatan yang dipakai harus yang terbaik dan memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/MK/Konsultan Perencana. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Direksi/MK.

Produk, bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Material Lokasi Merk Type Ukuran


-----------------------------------------------------------------------------------
1. Beton Ringan Heabel/Celcon
2. Batu Bata Merah Lokal
3. Gypsum Partisi setara Jaya Board 12 mm
,Double,
rangka 75
mm metal furing

4. Sound proofing Jaya Bell


5. Kaca 6mm Asahi atau setara tebal 6mm

1.5 PEKERJAAN DINDING CLADING ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL


Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup material dan cara pemasangan Clading Alumunium Composite Panel

Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :
 PUBI

45
 NI – 3

Bahan/Material
 Alumunium Composite Panel dari kualitas terbaik, mempunyai tingkat kerataan yang tinggi,
standard kualitas produksi setara Alucom, Alucopan, Alcopra warna sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar. Tebal Alumunium Composite Panel minimum untuk bagian luar
adalah Tebal 4mm dengan lapisan alumuniumnya tebal 0,5mm dan type PPDF.
 Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh material dari potongan ukuran 5cm x
10cm untuk dipilih dan ditentukan oleh Konsultan Pengawas/MK.
 Rangka Aluminium Composite Panel adalah Hollow Galvanised ukuran 4 x 4cm dengan
minimal tebal 0,7 mm dan rangka utamanya adalah rangka siku 40 x 40 x4 atau sesuai
dengan yang tertera dalam gambar Bentuk dan ukuran rangka harus sesuai dengan
gambar.

Pengerjaan dan Pemasangan


 Rangka aluminium dipasang secara sempurna. Pemasangan rangka alumunium ke
dinding, lantai, beton atau plafond harus dengan angkur yang kuat.
 Kaca yang boleh dipasang adalah kaca yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian
yang bergelombang, gompal ataupun retak dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/MK.
 Kaca harus diberi seal pengunci dari jenis yang cocok dengan skoneng pada rangka
aluminium sehingga terpasang kokoh, rapi dan tidak bergetar.
 Kontraktor harus menjaga rangka-rangka alluminium dan bidang-bidang kaca yang sudah
terpasang agar selalu bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain
serta mengamankannya dari kemungkinan benturan.
 Tidak diperkenankan memberi tanda-tanda (rambu) pada bidang kaca dengan
menggunakan kapur atau cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem yang mudah dihilangkan/dibersihkan.

3. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


3.1 Pekerjaan Pintu

Lingkup Pekerjaan
Persyaratan ini mencakup seluruh pekerjaan:
 Pintu Double Multipleks Rangka kayu dengan Kusen Alumunium
 Pintu Kaca rangka alumunium
 Kusen Alumunium
 Pintu PVC untuk KM/WC
 Pintu Frameless
 Jendela kaca rangka alumunium
 Gantungan pengunci
 Grendel jendela

Standard/Referensi
Desain, material, alat sambungan, pelaksanaan pekerjaan, pengawetan serta persyaratan
perkuatan jika tidak ditentukan lain dalam persyaratan teknis ini serta gambar, harus didasarkan
pada standar/referensi berikut ini :
 NI – 3
 NI – 5

46
 PUBI

Bahan/Material:
a. Pintu Double Multipleks 6mm rangka kayu Klas I dengan Kusen Alumunium
b. HPL untuk pelapis pintu

Kayu Umum
 Seluruh kayu yang dipergunakan, jika tidak ada ketentuan lain harus kayu Bayam kelas
awet I, kelas kuat I, sesuai NI – 5.
 Balok kayu dan papan yang digunakan harus kering dari hasil pengeringan oven, lurus, siku
dan berukuran seragam pada seluruh batang dan bebas dari hasil cacat bawaan, mata
kayu ataupun lubang. Kayu yang digunakan setelah dipotong tidak ada bagian yang retak
atau pecah.
 Kayu sebelum dipergunakan harus disimpan secara baik, terlindung dari pengaruh cuaca,
khususnya hujan dan lembab serta tidak berhubungan langsung dengan tanah atau bidang
lantai.

Multipleks
Multipleks yang baik berasal dari material kayu lapis yang seratnya halus, tidak melendut,
dengan ketebalan sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan pada gambar.

HPL
HPL (Haight Presure Laminating) mempunyai motip urat kayu yang halus produk yang
dipergunakan merk setara Taco.

Alat sambung dan Alat Pasang


 Pasak kayu/pen harus dari kayu sejenis.
 Paku harus dari jenis dan ukuran yang sesuai dengan penggunaannya dari bahan
galvanized atau paku khusus lainnya sesuai persetujuan Konsultan pengawas/MK
 Batang kayu penyambung harus dari jenis yang sama dengan kayu yang dipergunakan.
 Plat/batang besi untuk sambungan adalah dari baja karbon (sesuai dengan ASTM A-36)
 Mur dan baut yang dipergunakan harus dari jenis yang umum dipasaran.
 Alat sambung khusus dapat dipergunakan sejauh sesuai dengan NI-5 dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
 Lem perekat pelapis plywood, tripleks, formika, aluminium, stainless steel harus dari jenis
lem serba guna, tahan air , merk Rakol, Aica Aibon atau yang sejenis.
Anti Rayap dan pengawetan kayu
 Seluruh bahan kayu yang dipakai permanen untuk bangunan harus diberi perlindungan
terhadap serangan rayap dengan memberi lapisan / menyemprot seluruh lapisan kayu
dengan bahan kimia anti rayap “Termiban 400 EEC” atau bahan lain yang mempunyai
klualitas dan jenis yang sama.
 Untuk kayu yang dicat dengan cat selain jenis transparan (open pore), harus diawetkan
terhadap pengaruh cuaca dengan meni merk “Kembang” atau yang sejenis.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Pemukaan kayu harus diserut halus utuk menghilangkan serabut kayu, meratakan ukuran
kayu, membentuk sudut tepi/siku dan sebagainya.

47
 Pekerjaan anti rayap harus dilaksanakan sterlah pemotongan rangka kayu selesai, sebelum
difabrikasi/distel. Pelaksanaananti rayap harus sesuai dengan cara pelaksanaan yang
direkomendasikan oleh pabrik dan harus diawasi sepenuhnya oleh Konsultan
Pengawas/MK.
 Hal yang sama harus dilakukan untuk pekerjaan pengawetan kayu dengan meni. Pekerjaan
meni harus dilaksanakan dengan kuas, sehingga seluruh permukaan terlapisi secara
merata, warna asli kayudan pori-pori tidak terlihat.
 Rangka dan struktur kayu harus dipasang pada tempatnya dengan kedudukan yang kokoh,
rata, lot atau sesuai dengan posisi pemasangan yang ditunjukkan dalam gambar.
 Pekerjaan akhir harus rapi, seluruh sambungan harus rapat, rata dan kokoh.
 Untuk pekerjaan lapisan penutup, apabila digunakan lem, bahan lem harus dioleskan pada
kedua bidang yang akan disatukan dan harus diratakan pada seluruh permukaan. Bidang
permukaan yang akan difinishing harus dibersihkan dari semua lem yang menempel
sebelum mengering.
 Apabila digunakan paku, bidang pukulan paku harus dipersempit sehingga hasil akhir
menjadi rapi.
 Tiap rangka kayu yang berhubungan dengan dinding harus difischer kemudian finishinnya
dirapikan.
 Setiap kotoran yang timbul pada pekerjaan ini harus dibersihkan dan hal-hal yang
mengurangi keindahan harus dirapikan.

c. Pintu PVC
 Ukuran ketebalan daun pintu 3cm
 Tampilan fisiknya

d. Pintu Frameless
 Kaca yang dipakai adalah untuk daun pintu kaca frameless adalah kaca jernih/bening
sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar rencana, tipe Temperred glass tebal
12mm

3.2 Pekerjaan Jendela Kaca Frame Aluminium

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan partisi kaca rangka
alluminium, rangka dan pintu / jendela alluminium. Pekerjaan sehubungan yang diuraikan
terpisah:
- Persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan kunci dan engsel.

Standard/Referensi
Pekerjaan dan pemasangan harus sesuai dengan standar umum yang berlaku serta referensi
berikut ini :
 PUBI
 NI – 3

Bahan/Material
Aluminium
 Profil alluminum yang dipakai adalah produk dari Alumasindo, Indal atau Alkan atau produk
lain yang setara dan disetujui, mempunyai ketebalan min 1mm.

48
Kaca
 Kaca yang dipakai adalah untuk partisi kaca, pintu kaca dan jendela kaca serta ventilasi
kaca (dengan frame) adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum di dalam gambar
rencana, tipe Panasap tebal 5mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang setaraf yang
disetujui.
 Kaca yang dipakai adalah untuk curtain wall adalah sesuai ketentuan yang tercantum di
dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 6mm dari merk AsahiMas atau merk lain yang
setaraf yang disetujui.
 Kaca yang dipakai untuk jendela frameless adalah kaca sesuai ketentuan yang tercantum
di dalam gambar rencana, tipe Panasap tebal 8mm dari merk AsahiMas atau merk lain
yang setaraf yang disetujui.
 Bahan-bahan lain seperti paku sekrup, karet penjepit (seal), bahan pengisi (sealant) dan
bahan-bahan lain harus yang direkomendasi dari pabriknya dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/MK.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan

Ketentuan Umum
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.
 Kontraktor ini harus menyediakan peralatan kerja yang cukup, memadai dan sesuai untuk
pelaksanaan pekerjaan khusus alluminum ini. Peralatan tersebut antara lain tapi tidak
terbatas hanya pada mesin potong, mesin bor, mesin gurinda dan lain lain peralatan yang
diperlukan guna fabrikasi dan pernasangannya.
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu shop drawing
yang menunjukkan detail, type dan sistim pemasangan serta komponen-komponen yang
diperlukan, dibuat berdasarkan gambar rancangan yang ada serta kondisi lokasi
pemasangan. Contoh-2 bahan profil aluminium, panil pengisi serta semua perlengkapan
(accessories) harus diajukan untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Perencana.

Pelaksanaan
 Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor harus melihat dan melakukan pemeriksaan ukuran
dari lokasi pemasangan guna penyesuaian fabrikasi komponen yang akan dipasang,
 Pelaksanaan/proses fabrikasi dapat dilakukan di pabrik atau di lapangan. Fabrikasi bahan
aluminium harus menggunakan peralatan masinal, seperti mesin potong, mesin punch,
mesin bor dan lain sebagainya.
 Pengeboran atau pembuatan lubang dan pemotongan harus rapi dan tepat ukuran sesuai
dengan peralatan yang akan dipasang (seperti kunci, engsel dll.) maupun ukuran
komponen yang ditentukan di dalam gambar rencana.
 Hasil fabrikasi harus berupa komponen yang berbentuk dan berukuran tepat serta sesuai
untuk dipasang pada tempat kedudukannya, dengan toleransi setelah dia-dakan
penyesuaian dengan keadaan lapangan adalah sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar maksimal 1 mm
- Untuk diagonal maksimal 2 mm.
 Pemasangan rangka alumunium ke bangunan harus dengan angkur yang kuat Antara
tembok / kolom / beton dan rangka alumunium harus diisi dengan "Seal" elastis jenis
Poly-Sulfida dengan persyaratan penggunaan dari pabrik (setara ABC) terutama untuk
jendela-jendela luar.

49
 Pemasangan kaca-kaca pada kosen alumunium harus menggunakan "seal" yang berupa
alur karet.
 Sambungan vertical/horizontal, sudut dan silang, serta kombinasi profil-profil alumunium
harus dipasang sempurna dengan menggunakan peralatan bantu pelat atau paku sekrup
sistim tersembunyi.
 Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan
oleh air hujan maupun udara luar.
 Pelaksana Pekerjaan harus menjaga kosen kosen alluminium dan bidang-bidang kaca yang
sudah terpasang bersih dari kotor-kotor seperti air semen, cat, plesteran dan lain-lain serta
mengamankannya dari kemungkinan benturan.
 Pemasangan jendela kaca frameless perlu disiapkan dudukan berupa besi U sesuai
ketebalan kaca, yang ditanam di dinding. Siapkan karet yang dipasang sebagai antara
pertemuan kaca dengan dudukan besi U.Sealant diisikan sebagai penutup dan pengikat.

3.3 Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pemasangan kunci dan
engsel pada pintu dan jendela dari kayu maupun aluminium.

Bahan/Material
 Sebelum memulai pekerjaan ini, Kontraktor harus rnenyerahkan kepada Konsultan
Pengawas, contoh dan katalog dari produk yang telah disetujui oleh Konsultan Perencana.
 Kunci lengkap dengan handel/pegangan, adalah dari produk/merk SES dengan handel dari
bahan satin aluminium atau merk lain yang setaraf dan disetujui. Satu set kunci harus
dilengkapi dengan 3 buah anak kunci. Master Key mutlak diadakan untuk pekerjaan ini.
 Engsel dari bahan yang sama dengan kunci, ukuran 10 cm dari merk SES atau merk lain
yang setaraf yang disetujui.
 Perlengkapan lain untuk pintu/jendela dipakai dari merk yang sama dengan merk kunci
yang dipakai, atau merk lain yang setaraf yang disetujui.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
 Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus memberikan contoh pemasangan yang benar
untuk disetujui pelaksanaan pemasangannya oleh Konsultan Pengawas. Teknik dan tata-
cara pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
 Engsel untuk daun pintu dipasang 3 buah per daunnya, dan 2 buah untuk daun jendela.
 Hasil pemasangan kunci serta perlatan engsel harus sesuai dengan ketentuan
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabriknya, lengkap peralatannya, kuat dan tepat
penempatannya, serta dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
 Pemasangan Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dan 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas.
 Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat
 Seluruh mekanisme perangkap pengunci ini harus bekerja dengan baik. Dicoba dengan
penguncian secara kasar dan halus.

50
 Pemasangan Back plate dan Lock case harus rata (tenggelam) didalam panil pintu. Kunci
harus terpasang kuat pada rangka daun pintu/jendela,
 Setelah kunci tepasang, noda-noda bekas cat atau teak-oil yang menempel pada kunci
harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

4. PRODUK

Bahan dan peralatan yang dipakai harus yang terbaik dan memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan ke
Direksi/MK/Konsultan Perencana. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Direksi/MK.

Produk, bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Material Lokasi Merk Type Ukuran


-----------------------------------------------------------------------------------
1. Alumunium Frame YKK/Alumasindo
2. Kaca pintu utama asahimas clear temperlite 12 mm
Pintu ruangan:LHSR
3. Door accessories Dekkson J 058 SSS

4. PEKERJAAN PLAFOND

Lingkup Pekerjaan
 Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini. Sebelum
dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit
harus sudah terpasang.
 Disiplin lain yang termasuk disini antara lain :
- Elektrikal
- Air Condition
- Sound system/Telpon
- Fire alrm/fire derektor/sprinkler
- Exhaust
- Perlengkapan instaiasi lain yang diperlukan.
 Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam gambar rencana plafond,
harus diteliti teriebih dahulu pada gam bargambar instalasi yang lain (Sipil, Elektrikai,
Plumbing, Sound System dan lain-lain).
 Pada beberpa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel ukuran (60x60)cm di
plafon yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak panel disekelilingnya, untuk
keperiuan perneriksaan pekerjaan M&E.Posisinya diatur berada pada posisi indoor unit ac
split duct.
 Penetapan manhole harus rninta persetujuan Arsitek/Pengawas.

Bahan/Material
 Lembaran GYPSUM;

51
Lembaran gypsum dari produk yang setara Jaya board, dengan ketebalan dan ukuran
sesuai gambar rencana, lengkap dengan paku-paku sekrup untuk pemasangannya.
 Rangka / penggantung;
Besi hollow galvanize dengan ukuran sesuai detail dalam gambar.
 Pemasangan :
a. Persiapan
Sebelum pemasangan lembaran penutup langit-langit dilaksanakan, hasil pasangan
rangka langit-langit harus diperiksa dengan seksama dalam hal pola, ukuran, jarak
pasangan, kekuatan, kerataan, kedataran dan kerapian pasangan, agar mernenuhi
syarat kebutuhan pemasangan lembaran penutup langit-langit yang rata, datar dan
kuat.

b. Lembaran gypsum dipasang dengan menggunakan paku sekrup yang


merupakan kelengkapan dari pabriknya. Penggunaan paku biasa sama sekali tidak
diperbolehkan.
Lembaran gypsum harus dipasang melintang berlawanan arah pada rangka hollow
galvanize

5. PEKERJAAN RAILING

Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan railing dari bahan besi.

Bahan/Material
 Besi hollow seperti tertera dalam gambar
 Besi hollow persegi yang digunakan untuk railing dari jenis Square Tube 30x30mm dengan
ketebalan ≥1,0mm & Square Tube 40x40mm dengan ketebalan ≥1,2mm.
 Besi Round Bar Ø12mm yang digunakan untuk railing standard SII-0136-1980, ukuran
penuh.
 Komponen/peralatan/fitting harus dari bahan yang sama dan sesuai untuk keperluan
penyambungan atau keperluan pemasangan lainnya.
 Finishing permukaan besi adalah cat anti karat Zinchromate dengan lapisan terakhir cat
syntetic emulsion.

Pelaksanaan Pekerjaan/Pemasangan
Umum
 Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempekerjakan tenaga kerja yang ahli
didalam pelaksanaan pekerjaan besi tempa, yang cukup berpengalaman di dalam
pelaksanaan pekerjaan semacam. Untuk itu bukti-bukti yang menyangkut keahliannya
harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas guna persetujuannya.

52
 Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat shop drawing dan menyerahkan kepada
Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuan pelaksanaannya. Gambar
bengkel (shop-drawing) yang terinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua ukuran-ukuran yang dicantumkan di dalam shop drawing.
Shop-drawing harus memberikan informasi yang jelas tentang bagian-bagian struktur,
termasuk lokasi, type dan ukuran profil.

Pelaksanaan
 Fabrikasi dapat dilakukan di bengkel kerja di lapangan atau di bengkel kerja luar dan
dilakukan berdasarkan gambar bengkel (Shop Drawing) yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Peralatan untuk fabrikasi harus sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dibutuhkan
untuk dapat dilaksanakannya pekerjaan fabrikasi sebagaimana mestinya.
 Pemotongan dan pelubangan harus menggunakan peralatan yang sesuai dan memadai
agar dicapai hasil yang rapi dan sesuai dengan kaidah teknis yang umum berlaku.
 Penggunaan arus listrik untuk pengelasan harus disesuaikan dengan aturan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat elektroda yang bersangkutan. Prosedur pengelasan
mengikuti standard AWS (American Welding Society). Tebal las minimum 0,7 kali tebal
pelat/profil yang disambung dan harus penuh, kecuali bila ditentukan lain dalam gambar.
 Kerak las harus dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat. Penghalusan bekas-bekas
pengelasan menggunakan gerinda hingga halus dan masif permukaannya serta
membentuk permukaan sesuai ketentuan perencanaannya.
 Komponen yang telah selesai difabrikasi, dipasang/disetel pada tempat kedudukkannya
menurut gambar rencana dan gambar bengkel (shop drawing).

6. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud adalah


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu serta menyediakan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecatan ,sesuai yang dinyatakan dalam
gambar.
Termasuk dalam Pekerjaan ini adalah :
- Pengecatan dinding
- Pengecatan langit-langit
- Pengecatan listplank

Kualifikasi Kontraktor
Pekerjaan pengecatan ini harus dilaksanakan oleh ahli yang teiah berpengalaman, serta
direkomendir oleh pabrik pembuat bahan cat yang dipakai dalam pekerjaan ini. Pelaksanaan
pengecatan harus diiakukan menurut prosedur dan ketentuan dari pabriknya, serta dibawah
pengawasan tenaga ahli dari pabrik pembuat cat yang bersangkutan, derni tercapainya hasil
pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan ketentuan dari pabriknya.

Garansi

53
Hasil pelaksanaan pekerjaan ini harus mendapat garansi/jaminan dari pabriknya, berlaku
selama 5(lima) tahun terhitung dari saat pemakaian gedung. Jaminan tersebut berlaku untuk
keadaan:
Menjamurnya bidang cat.
Terkelupasnya lapisan cat.
Lunturnya warna asli.
Jaminan tersebut harus berupa Surat Jaminan/Garansi yang dibuat dari pabriknya. Segala
penyimpangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian bahan dan tata-
cara pelaksanaan, perbaikan dan penggantiannya menjadi beban Kontraktor sepenuhnya.

Syarat Pelaksanaan
a. Segera sebelum pelaksanaan pengecatan, Kontraktor diminta untuk menyerahkan
contoh, katalog dan data-teknis/petunjuk pemakaian dari bahan Cat yang akan
dipakai, guna penentuan wama serta persetujuan pemakaiannya
b. Sebelum dimulai pekerjaan ini seluruh pemukaan bidang-bidang yang akan menerima
pengecatan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran debu dan benda-benda asing yang
melekat pada bidang permukaannya.
c. Kontraktor harus meneliti bidang-bidang tersebut dan menyempurnakannya sehingga
dinyatakan siap untuk dicat oleh Pengawas / Arsitek
d. Setiap pengecatan yang akan dilakukan harus mendapat persetujuan dari
Arsitek/Pengawas dan sesuai ketentuan pabrik.
e. Semua bahan cat yang dikirim ke lapangan pekerjaan harus berada dalam kemasan /
kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang jelas.
f. Bahan lain yang diperlukan pengecatan guna kelengkapan pelaksanaan pekerjaan
seperti dempul dan lain-lain bahan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
bahan cat yang dipakai

Bahan/Material

a. Interior
Cat yang dipakai adalah setara mowilex, dulux Wall Coating
Syarat Substrat Baru :
 Kualitas beton dasar (rabat beton) minimum K250
 Beton kering dengan umur minimal 28 hari dengan kadar kelembaban beton 5%

Tahapan Kerja:
1. Surface Preparation
Pembersihan area yang akan dicoating mowilex dari kotoran dan debu dengan
menggunakan alat: sapu,kape,grinding machine,planer concrete dan vacuum cleaner
2. Primer Coat
Dinding yang sudah bersih&kering diaplikasikan mowilex primer Polyfloor PFP-261
White 1x layer
Ratio: A:B=9:1 (by weight) + thinner mowilex max.20%
Aplikasi: Setelah dicampur,roll dengan konsumsi bahan ±8m2/kg, dengan ketebalan
±50 micron.
Umur campuran :±6 jam
Waktu pengeringan :±16 jam
Alat yang digunakan : karet squeegee,roll mohair,kuas&mixer machine
3. Primer Coat

54
 Untuk menutup lubang-lubang kecil digunakan material setara Polyfloor PFP-211
Grey dari Propan +talk.
 Ratio: A:B=4:1 (by weight) + thinner mowilex +talk (±200%) diaduk sampai menjadi
seperti plamir.
 Cara aplikasi: Pasta/dempul mowilex diaplikasi dengan kape untuk mengisi lubang2
(untuk lubang yang cukup besar pendempulan bisa dilakukan 2-3x hingga tertutup
rata).Setelah dempul kering (overnight), amplas permukaannya hingga halus
 Umur campuran; ±30 menit, pengeringan: ±16 jam,konsumsi bahan ±4m2/kg
 Alat-alat yang digunakan: karet,squeegee,kape&mixer machine
 Setelah kering, diratakan dengan sanding machine, bersihkan dari debu.
4. Finish Coat
 Sebagai tahapan akhir yang berfungsi untuk proteksi dan dekoratif,digunakan
produk setara Multipox MX-94 Color dari Propan.Produk untuk finishing coat harus
memiliki self leveling yang baik.Aplikasi top coat ini sebanyak 2x lapis.
 Ratio: A:B=4:1(by weight)+thinner mowilex max.20%
 Cara aplikasi:campuran diroll pada substrat dengan roll mohair bulu pendek. Ulangi
sekali lagi setelah lapisan pertama kering (±16 jam)
 Konsumsi bahan: 3,85m2/kg, ketebalan 150 micron
 Umur campuran: ±2 jam, pengeringan :±16 jam (full cure=7 hari)

b. Eksterior
Cat yang dipakai adalah dari produk yang setara Mowilex, type weathershield untuk
exterior, atau dari produk lain yang disetujui Arsitek.
c. Cat Listplank
Listplank plat besi dicat menggunakan cat anti karat dan cat besi

..44 PPEEKKEERRJJAAAANN M
MEEKKAANNIIKKAALL DDAANN EELLEEKKTTRRIIKKAALL

I. PENDAHULUAN
SYARAT UMUM
1. Uraian Singkat Proyek
Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan instalasi baru yaitu “Kegiatan Pembangunan
Gedung Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi
Sumatera Barat”.
2. Syarat – syarat Umum
3. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan Pengadaan, Pemasangan (Instalasi) dan
Pengujian Sistem secara keseluruhan sesuai dengan gambar dan Rencana Kerja dan Syarat –
syarat sehingga dapat bekerja dan berfungsi dengan baik.
4. Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada beberapa
klausul dari Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam Persyaratan Teknis, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari Syarat-syarat Umum. Klausul-klausul dari Syarat- syarat Umum hanya
dianggap tidak berlaku bila dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan Teknis.

55
5. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan,
bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan
penyetelan (adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
6. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar Teknis yang
menyertainya. Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu
dari kedua dokumen tersebut, maka Pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan
lengkap.
7. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
8. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu
yang telah ditetapkan.
9. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan
yang diserahkan oleh Pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan
pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi
yang dilakukan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek
sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan / peralatan-peralatan yang
seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam Persyaratan Teknis
ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam Gambar-Gambar Teknis.
10. Pemborong harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak pemasok barang /
komponen yang akan terpasang kepada Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas, bahwa
barang tersebut merupakan barang “original” dan bukan barang produksi tiruan dengan
menggunakan merek yang sama.
11. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk penyelesaian
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
12. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul
persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian kepada Manajemen Konstruksi,
paling lambat satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
13. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan Mekanikal & Elektrikal
dapat dipasang pada tempat dan ruang yang telah disediakan.
14. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pengerjaan Pemborong itu
sendiri.
15. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, Pemborong
wajib memberitahukan secara tertulis kepada Manajemen Konstruksi dan mengajukan saran-
saran perubahan / perbaikan.
16. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan Gambar-Gambar
Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari Direksi. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi minimal dalam waktu 2 (dua) minggu
sebelum instalasi dilaksanakan.
17. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar
rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
18. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas
pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Manajemen Konstruksi dan mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini

56
tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkannya.
19. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi tanda-tanda (misalnya
dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan
pada rancangan instalasi semula.

LINGKUP PEKERJAAN
Adapun Lingkup pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal meliputi :
1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air bersih lengkap dengan pompa dan
assesorisnya (fitting, katup dan lain-lain) dari jaringan pipa supply, distribusi air bersih dan
peturasan sampai dengan unit alat plambing, sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis.
b. Pemasangan instalasi perpipaan air bersih PDAM ke tandon air bersih gedung.
c. Pengadaan dan pemasangan pompa transfer, pompa booster, roof tank dan material
bantu lainnya seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.

d. Pengujian kebocoran instalasi air bersih dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap (bagian per bagian), kemudian dilanjutkan secara keseluruhan
setelah jaringan pipa terpasang semuanya, sehingga sistem tersebut dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan perencanaan.
e. Lingkup pekerjaan lain yang belum tercantum akan dijelaskan lebih mendetail pada bab
penjelasan pekerjaan.
1 Pekerjaan Instalasi Air Buangan (Kotoran dan Bekas)
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan air buangan lengkap dengan
peralatannya mulai dari unit alat saniter (kloset, peturasan, bak cuci tangan, floor drain,
clean out dan lain-lain) sampai ke unit pengolah limbah domestik (septic tank Bio Filter).
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan penghawaan lengkap dengan
peralatannya seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
c. Pengadaan dan pemasangan Setic Tank Bio Filter lengkap dengan peralatannya seperti
yang tercantum pada gambar perencanaan.
d. Pemasangan instalasi perpipaan air buangan dan penghawaan dari pipa pembuangan
dalam shaft ke Septic Tank Bio Filter.
e. Pemasangan pipa air buangan dan penghawaan dalam shaft gedung seperti yang
tercantum pada gambar perencanaan.
f. Supply peralatan termasuk accessories yang kaitan dengan peralatan tersebut.
g. Pemasangan peralatan pada tempat yang telah ditentukan beserta perpipaan yang
mengikutinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya teknis yang telah ditentukan .
h. Pemasangan instalasi pipa air buangan dari titik pembuangan tiap lantai dalam gedung ke
pipa pembuangan dalam shaft seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
i. Pengujian kebocoran instalasi air buangan yang dilakukan bagian per bagian, kemudian
dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya, sehingga
sistem tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perencanaan.
j. Lingkup pekerjaan lain yang belum tercantum akan dijelaskan lebih mendetail pada bab
penjelasan pekerjaan.
2 Pekerjaan Instalasi Hydrant
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa hydrant lengkap dengan pompa dan
assesorisnya (fitting, katup dan lain-lain) termasuk accessories yang kaitan dengan

57
peralatan tersebut, dari jaringan distribusi air bersih sampai dengan fire hose cabinet,
sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
b. Pemasangan peralatan pada tempat yang telah ditentukan beserta perpipaan yang
mengikutinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya teknis yang telah ditentukan.
c. Pengadaan dan pemasangan pompa Diesel Hydrant, Pompa Electric Hydrant dan Pompa
Jockey dan material bantu lainnya seperti yang tercantum pada gambar perencanaan.
d. Pemasangan instalasi hydrant dan peralatan pendukung dalam shaft gedung seperti yang
tercantum pada gambar perencanaan.
e. Pemasangan instalasi hydrant dan peralatan pendukung lain yang belum tercantum
didalam spesifikasi ini tetapi ada di gambar perencanaan.
f. Lingkup pekerjaan lain yang belum tercantum akan dijelaskan lebih mendetail pada bab
penjelasan pekerjaan.

3 Pekerjaan Tata Udara ( Water Cooled System ).


a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengadaan, pemasangandan
pengujian system Air Conditioning sesuai dengan gambar dan buku uraian ini secara
lengkap sehingga dapat bekerja dengan baik.
b. Pengadaan dan Pemasangan Unit AC berikut material bantunya sesuai dengan gambar
perencanaan.
c. Pemasangan Instalasi ducting gedung beserta material bantunya sesuai dengan gambar
perencanaan.
d. Pemasangan Instalasi Pemipaan AC dan drainage sesuai dengan gambar perencanaan.
e. Pemasangan kabel instalasi ( power ) dari PP-AC ke masing-masing unit AC sesuai
dengan gambar perencanaan.
f. Lingkup pekerjaan lain yang belum tercantum akan dijelaskan lebih mendetail pada bab
penjelasan pekerjaan.

.
4 Pekerjaan lain yang menunjang seluruh pekerjaan diatas, meskipun tidak secara spesifik
tertulis pada dokumen ini.

STANDARDISASI DAN ATURAN YANG HARUS DIIKUTI


Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor yang harus mengikuti segala aturan dan
standard yang berlaku dan dilengkapi dengan segala peralatan untuk kesempurnaan operasi,
kemudahan pengaturan dan perawatan, keamanan operasi sistem sesuai dengan salah satu atau
lebih dari peraturan – peraturan yang tertulis di bawah ini.
1. ANSI, American Nastional Standard Organization
2. ASME, American Society of Mechanical Engineering
3. ASTM, American Society of Testing of Material
4. BS, Britis Standard Institution
5. ISO, International Standardization Organization
6. JIS, Japanes Industrial Standard
7. NFPA, National Fire Protection Association
8. NFPA 2001, Clean Agent Fire Suppression System
9. NFPA 70, Electric Code
10. NFPA 72, National Fire Alarm Code
11. NPC, National Plumbing Codes

58
12. PPI, Pedoman Plambing Indonesia
13. SII, Standard Industri Indonesia
14. SMACNA,Sheet Metal and Air Conditioning Contractor National Assosociation
15. PPI Pedoman Plambing Indonesia
16. Underwriter’s Laboratories Listed (U.L) – USA
17. Factory Mutual (FM) Approved – USA
18. Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
19. Peraturan Depnaker tentang Keselamatan tenaga kerja
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
21. Peraturan dari Pemerintah Daerah
22. Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar dan peraturan dari
ITU-T atau PT. TELKOM.

Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan yang tertulis
pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin atau peralatan yang
dipasangnya.
Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal standard yang harus diikuti, kontraktor harus melapor pada
Manajemen Konstruksi untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.
Bila Manajemen Konstruksi tidak dapat memutuskan hal tersebut maka pengambil keputusan akan
diserahkan kepada Instansi / Badan yang berwenang (local Authority Having Jurisdiction).

Penentuan standard yang setara :


 Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti atau standard yang disebut oleh
material, peralatan, unit mesin dan lainya, kontraktor harus dapat menunjukkan dan
menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut oleh material, peralatan, unit mesin dan
lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh Manajemen Konstruksi sebelum dikeluarkan
persetujuan.
 Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan yang lebih ringan atau lebih
rendah maka standard tersebut dinyatakan sebagai standard yang tidak setaraf dengan
standard yang ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
 Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan pemeriksaan ini menjadi tanggung
jawab kontraktor yang bersangkutan.
 Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, kontraktor harus menyelesaikan segala
sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dari lembaga penguji tersebut dalam waktu
secepatnya sehingga tidak menghambat jadwal pelaksanaan proyek.

GAMBAR - GAMBAR
1. Gambar–gambar desain dan persyaratan – persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar–gambar system ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatannya, sedangkan
instalasinya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan dalam perawatan dan maintance jika perlatan tersebut sudah
dioperasikan.
3. Gambar instalasi menunjukan secara teknis pekerjaan instalasi yang harus dilaksanakan dimana
dicantumkan ukuran dan bahan serta keterangan lain yang diperlukan.
4. Gambar–gambar Arsitektur dan Struktur Sipil, harus dipakai Referensi untuk pelaksanaan maupun
detail finishing dari instalasi.

59
5. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjukan dalam gambar atau
sebaliknya harus dipasang atas beban kontraktor, seperti halnya pekerjaan lain yang disebut oleh
spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.
6. Kontraktor pelaksana diwajibkan memeriksa gambar terhadap kemungkinan adanya kesalahan
atau ketidakcocokan dalam hal yang berhubungan dengan fabrikasi maupun pelaksanaan
pemasangan. Hal tersebut harus dibuat List Daftar Kesalahan / Ketidakcocokan dan diajukan
sebelum pemasukan penawaran. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka kontraktor
dianggap sudah memahami system secara keseluruhan. Bila dikemudian hari diadakan
penyesuaian oleh Pemberi Tugas yang mengakibatkan perubahandalam pelaksanaan, maka
menjadi kewajiban untuk melaksanakannya tanpa adanya biaya tambahan.
7. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada Pemilik / Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
8. Gambar kerja harus termasuk catalog / literature data dari Pabrikan, data ukuran dimensi, data
pembuatan dan nama serta alamat dari perusahaan yang memberi pelayanan pemeliharaan dan
mempunyai suku cadang yang ready stock.
9. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar – gambar instalasi terpasang dengan disertai
dengan buku cara pengoperasian dan instruksi perawatan, serta harus diserahkan kepada Pemilik
/ Pengawas.
10. Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan pekerjaan lainnya yang sifatnya memelukan
persetujuan dari instansi terkait, Kontraktor wajib menyiapkan gambar system dan instalasi yang
diperlukan untuk diperiksa dan disahkan oleh Instansi terkait sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
11. Data dari setiap system harus menunjukan pemasangan yang lengkap dari seluruh koordinasi
komponen untuk peninjauan keseluruhan system yang sebenarnya, penyerahan yang sebagian-
sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar Shop Drawing harus dibuat sebanyak 3 ( tiga ) set.
12. Hal-hal yang menyangkut perubahan gambar pelaksanaan di lapangan baik ukuran / konstruksi
kontraktor wajib mengajukan pertanyaan dan alternative penyelesaian atau Shop Drawing yang
dikehendaki untuk mendapat persetujuan dari Pemilik / Pengawas dan dilakukan setidaknya 2 (
dua ) minggu sebelum pelaksanaan sehingga tidak berakibat pada kesalahan dalam pelaksanaan.
13. Kontraktor wajib wajib membuat gambar instalasi terpasang ( As Built Drawing ) dan kelengkapan
yang harus disertai kepada direksi pada saat penyerahan pertama dalam bentu Soft Copy ( CD /
Cad Drawing ) dan Hard Copy masing-masing rangkap 3 ( tiga ) dijilid dan dilengkapi dengan daftar
isi dan data notasi.

BAHAN DAN CONTOH


a. Bahan / meterial / peralatan yang digunakan dan dipasang pada pekerjaan harus dalam keadaan
baru dan tanpa cacat.
b. Semua bahan yang dipergunakan diusahakan produksi dalam negeri, sejauh mana masih
memenuhi persyaratan teknis dan standard yang ditentukan.
c. Kelambatan pekerjaan dan segala akibatnya, yang terjadi akibat keterlambata pengajuan maupun
pengajuan ulang menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor.
d. Kesalahan pemilihan ukuran dan kapasitas equipment menjadi tanggung jawab kontraktor.

JAMINAN DAN GARANSI


1. Jaminan atas material / bahan peralatan dan unit mesin.
Material yang diserahkan oleh kontraktor harus bebas dari kerusakan baik atas kesalahan
pabrik, kerusakan akibat kesalahan bahan, kerusakan akibat kesalahan dalam pengiriman
mapun kerusakan selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun kalender terhitung sejak material
tersebut dibeli.

60
2. Jaminan atas hasil pekerjaan dan masa pemeliharaan.
Kontraktor harus menjamin atas hasil pekerjaan dengan membuat surat jaminan secara
tertulis dengan uraian sebagai berikut :
a. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan manual dari QMS
(Quality Management System)
b. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurai atau
menghilangkan bahan – bahan atau peralatan – peralatan yang seharusnya disediakan
walaupun tidak disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan secara
tegas dalam gambar–gambar yang menyertai buku ini.
c. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor.
d. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi ditetapkan selama 6 (enam) bulan
setelah barang diserahkan kepada Pemilik / Pengawas, ytang meliputi :
 Performance system secara keseluruhan.
 Pelatihan secara Cuma – Cuma terhadap Pemilik Gedung (Tenaga Teknik) terkait
Cara Pengoperasian Peralatan dan Maintenance Praktis sehingga menjadi operator
yang terampil.
e. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang
baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut
sampai dapat berfungsi dengan baik.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang
akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan biaya.
g. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
h. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Pemilik /
Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka pihak
Pemilik / Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut kepada pihak lain atas biaya
Kontraktor pelaksana.

3. Klaim atau tuntutan.


a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, PEMBERI TUGAS
harus bebas dari segala tuntutan / klaim atas hak – hak khusus seperti hak patent, lisensi
dan sebagainya.
b. Bila ada hal – hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus dalam arti
menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang berhubungan dengan hal
tersebut diatas beban biaya ditanggung kontraktor.
4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan .
a. Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b. Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c. Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d. Sertifikat Welding Inspector
e. Garansi material, service dan sparepart serta Surat Dukungan dari Agen Tunggal di
Indonesia ( Bermeterai cukup )
5. Hal – hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1 kopi dilampiri Data
Asli )

KELENGKAPAN YANG HARUS DISERAHKAN


Harus diserahkan sebelum dimulai pekerjaan, sebagai berikut :

61
1. Selambat – lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam arti pemesanan
barang atau pembuatan barang / instalasi atau pemasangan, kontraktor harus menyerahkan
barang-barang yang diuraikan, antara lain :
a. Katalog, Data teknis dan test Report untuk persetujuan material.
b. Instalasi Instruction (Buku Petunjuk manual Pengoperasian) untuk persetujuan terhadap
cara - cara pemasangan.
c. Shop drawing untuk persetujuan terhadap rencana instalasi dan cara - cara peasangan
yang akan dilakukan / dikerjakan / dilaksanakan.
d. Contoh – contoh bahan dan barang - barang untuk persetujuan terhadap bahan dan
barang-barang yang diperoleh / didapat secara lokal seperti misalnya armature lampu,
tabung lampu, starter, saklar, kabel, pipa, pompa dan lain sebagainya sesuai dengan
ketentuan dari Manajemen Konstruksi.
Yang selanjutnya kepada Pemilik / Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka kontraktor harus segera
mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada Pemilik / Manajemen Konstruksi
untuk mendapat persetujuan.

SISTEM KOORDINASI
1. Kontraktor harus mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pekerjaan Kontraktor lain
(Struktur & Arsitektur) untuk menghindari pekerjaan pembongkaran / pekerjaan ulang dan
gangguan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan.
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus menempatkan seorang atau lebih
pemimpin lapangan perpengalaman, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, serta mewakili kontraktor, menerima perintah dan petunjuk Direksi /
Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
3. Kontraktor diwajibkan membuat laporan berkala ( harian / mingguan ) yang memberikan
gambaran tentang kegiatan proyek. Misalnya :
a. Jadwal waktu pelaksanaan
b. Kegiatan pelaksanaan
c. Prestasi kegiatan fisik
d. Catatan perintah / petunjuk Direksi / pengawas lapangan yang disampaikan secara lisan
maupun tertulis.
e. Dan kegiatan pekerjaan yang dianggap perlu.
4. Kontraktor juga harus membuat dokumentasi pekerjaan yang berupa foto-foto pelaksanaan
pekerjaan, dibuat berwarna, minimal ukuran postcard dan disusun dalam album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan hendaknya dibuat berdasarkan
petunjuk dari Direksi dan minimal dilakukan sebanyak 4 (empat) kali setiap peristiwa selama
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor harus menempatkan seorang Penanggung jawab Pelaksanaan (Mekanikal &
Elektrikal) yang ahli dan berpengalaman dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan serta harus selalu berada di Site Proyek.
6. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ini menghalangi pekerjaan lain, maka sesuai akibatnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan Instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaaan semula adalah
termasuk tanggung jawab pekerjaan Pemborong Instalasi ini.

62
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Direksi /
Pengawas.
3. Pengelasan, Pengeboran dan sebagainya pada Konstruksi Bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh ijin / persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas.

PENCAPAIAN PERALATAN UNTUK SERVICE


1. Semua peralatan utama ataupun bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter,
venting dll.
2. Untuk itu Kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya,
beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
3. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Owner (bila ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (access panel) untuk setiap peralatan dan asessories yang
berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
4. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut sehubungan dengan letak
peralatan / accessories dan kaitannya dengan arsitek interior, perlu dibicarakan dengan pihak
Owner untuk disetujui.

PROTEKSI
1. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilakukan proteksi
yang baik terhadap cuaca dan harus diusahakan agar selalu dalam keadaan bersih.
2. Semua ujung-ujung pipa konduit dan bagian-bagian peralatan yang tidak dihubungkan harus
diberi pelindung, disumbat, atau ditutup dengan baik untuk mencegah masuknya kotoran.
3. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa
rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%)
4. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan
yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan
bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
PENGECATAN
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan /
pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya
sehingga nampak seperti baru kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng yang di galvanis
harus dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala
kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri atas 2
lapis cat copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan
warna yang ditentukan Pihak Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.

63
PENOMORAN, NAMA PERALATAN / ASSESORIES
Semua peralatan terpasang dan asesoriesnya harus diberi kode nama peralatan dan nomor,
sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum
pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau asesories yang belum mempunyai kode nama dan
nomer, kontraktor wajib mengusulkan kepada manajer proyek / MK dan ini semua sudah harus
tercantum dalam as-built drawing.

PENJAGAAN
1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di
tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab pemborong.

KEBERSIHAN, KETERTIBAN DAN KEAMANAN


1. Pemborong harus selalu menjaga keadaan ruang kerja mereka dalam keadaan bersih dan
baik selama tahap konstruksi.
2. Semua sampah dan bahan yang tidak berguna lagi harus diangkut ke luar site.
3. Pada saat penyelesaian pekerjaan, Pemborong harus memeriksa seluruh pekerjaan,
meninggalkannya dalam keadaan rapih, bersih dan siap pakai.
4. Selama Pelaksanaan Pekerjaan berlangsung, Kantor, Gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan sekitar bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
5. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun di luar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak
mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
6. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Direksi pada waktu
pelaksanaan.
7. Guna semua keamanan pekerjaan, peralatan dan bahan / material di proyek, Kontraktor
harus menempatkan petugas keamanan secukupnya disekitar proyek.
8. Penjagaan keamanan termasuk juga penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang
mungkin terjadi.
9. Kontraktor harus memperhatikan hubungan dengan lingkungan proyek, antara lain tidak akan
menyebabkan gangguan lalu lintas umum, tidak akan mengganggu ketenangan penduduk /
masyarakat disekitarnya dan tidak akan mengganggu pekerjaan dari Rekanan lain.
10. Selama peralatan dan material disimpan di lapangan, kontraktor harus:
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua peralatan dan material yang ada di
site.
b. Memisahkan material yang mudah terbakar dengan material yang tidak mudah terbakar.
c. Menyediakan alat pemadam api ringan minimal 2 x 10 kg pada Direksi Kit dan Gudang
Penyimpanan.

PERBAIKAN DAN PEMBERSIHAN


Kontraktor harus melakukan dan menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan perbaikan dan
pemberisihan, antara lain :
1. Perbaikan kembali akibat adanya pembobokan.

64
2. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
3. Melaksanakan pembersihan lapangan dan lain-lainya serta tempat pembuangannya akan
ditentukan oleh Manajemen Konstruksi.

ASURANSI
Kontraktor harus mengasuransikan secara total semua peralatan dan material mulai dari pabrik
pembuatnya, pengiriman ke lapangan, selama di gudang penyimpanan, sampai peralatan
tersebut terpasang. Kontraktor juga harus mengasuransikan seluruh tenaga yang melaksanakan
pekerjaan di lapangan.

PENYIMPANGAN DI LAPANGAN
1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Direksi / Pengawas.
2. Kontraktor harus menyerahkan gambar setiap perubahan yang ada kepada pihak Manajemen
Konstruksi.
3. Perubahan material dan lainnya harus diajukan kontraktor kepada Direksi / Pengawas secara
tertulis dan akibat tersebut ( pekerjaan tambah/kurang ) harus disetujui oleh Direksi /
Pengawas secara tertulis.

PENGUJIAN DI PABRIK
Semua peralatan harus melalui pengujian di pabrik sebelum dikirim serta kontraktor harus
menyerahkan sertifikat pengujiannya kepada Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi sebanyak 3
(tiga) rangkap.

KECELAKAAN DAN PETI PPPK


1. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau
para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi dan Departemen yang
bersangkutan / berwenang (dalam hal ini Polisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus
selalu ada di tempat pekerjaan.

TESTING & COMISSIONING


1. Sebelum Testing & Comissioning dilaksanakan, Kontraktor wajib mengajukan terlebih dahulu
Program ( Jadwal ) Testing & Comissioning.
2. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu dan /
atau yang dimintai oleh pihak Pemilik / Pengawas untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
3. Jika diperlukan Testing & Comissioning harus dilakukan oleh Tenaga Ahli yang ditunjuk oleh
Pabrikan perangkat tersebut atau oleh tenaga ahli yang pernah mendapat pendidikan dan

65
sertifikat khusus untuk maksud tersebut maka pihak Pemilik / Pengawas berhak
menyerahkan perihal tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan / cacat / salah
harus diganti / diperbaiki dan testing comissioning diulangi untuk operasi sesungguhnya
secara tepat dari seluruh sistem.
5. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan Testing
dan Commissioning tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

MASA PEMELIHARAAN
1. Semua pekerjaan elektrikal termasuk bahan dan peralatan harus dipelihara Kontraktor
Pelaksana selama masa pemeliharaan, sejak penyerahan pertama dari pekerjaan.
2. Selama masa pemeliharaan tersebut semua peralatan dan pekerjaan yang tidak baik harus
secepatnya diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri.
3. Selama masa pemeliharaan ini kontraktor pelaksana pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan – kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada
tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan tersebut kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga – tenaga yang diperlukan . Dalam masa pemeliharaan kontraktor masih
bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi yang dilaksanakan.
5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti – bukti hasil pemeriksaan baik
(goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh instalatir yang melaksanakan pekerjaan
tersebut juga Manajemen Konstruksi serta perlu disyaratkan juga oleh jawatan keselamatan
kerja.
6. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, kontraktor pekerjaan instalasi ini tidak
melaksanakan teguran–teguran atau perbaikan–perbaikan terhadap kekurangan selama
masa pemeliharaan, maka konsultan Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan / kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor pekerjaan instalasi
tersebut.
7. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus medidik / melatih karyawan /
petugas dari pemilik sehingga mengenai sisten instalsi dan dapat menjalankan serta
melaksanakan pemeliharaannya.
8. Pemeriksaan rutin selama masa pemeliharaan ini, dilaksanakan tidak kurang dari 2 (Dua)
minggu sekali.

PETUNJUK PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN & AS BUILD DRAWING


1. Sebelum melakukan serah terima pekerjaan instalasi, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan dokumen secara detail dan lengkap. Petunjuk Pengoperasian dan Perawatan
(Operation & Manual / ‘OM’) dalam format bahasa Indonesia dan gambar terlaksana (As Build
Drawing), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 3 (tiga) set copy dokumen tersebut harus diserahkan
kepada Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas sebelum tanggal serah terima pekerjaan
instalasi.
2. Operation & Manual setidaknya harus berisi sebagai berikut :
a. Tulisan pada cover :
 Judul dokumen
 Nama Proyek
 Nama Paket Pekerjaan
 Nama dan alamat kontraktor.

66
b. Pada lembar pertama halaman dalam harus tertulis sama dengan tulisan pada cover
tetapi ditambahkan Nama ‘contact person’ dan nomor telepon yang mudah dihubungi
pada saat emergency.
c. Daftar Isi
d. Penjelasan ringkas instalasi
e. Daftar peralatan lengkap peralatan instalasi yang dipasang
f. Petunjuk pemakaian secara detail
g. Petunjuk perawatan dan pelacakan kerusakan secara detail untuk seluruh instalasi,
termasuk rekomendasi skedul periode perawatan
h. Hasil Test and Commissioning
i. Daftar peralatan lengkap dengan alamat, nomor telepon dan contact person supliernya.
j. Data data teknis peralatan dalam ukuran maksimum A-3 misalnya, gambar dan wiring
diagram, kurva karakteristik / performance dari peralatan dll.
k. Daftar gambar ‘as build drawing’.
3. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa gambar bisa
ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus konsisten terhadap urutan
daftar isi. Operation & Manual yang telah disetujui harus dijilid dengan ‘hard cover’ dengan
kualitas warna, tulisan dan tinta copy yang baik untuk disimpan dalam jangka panjang.
4. Untuk gambar terlaksana harus termasuk gambar gambar diagram. Gambar yang berukuran
diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy ukuran A-3 dan 1 (satu) set asli
sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus digulung didalam tabung gambar dan dilengkapi
dengan label gambar.
5. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto lengkap dengan
negative film / digital file nya harus termasuk yang harus disertakan pada Operation & Manual

PENYERAHAN, PEMELIHARAAN, PELATIHAN DAN JAMINAN


Penyerahan, Pemeliharaan, Jaminan dan Pelatihan harus dilakukan sebagaian dari rangkaian
penyelesaian pekerjaan.
1.Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
a. Pada saat penyerahan pekerjaan, Kontraktor harus:
Menyerahkan gambar-gambar jadi (as build drawing), dalam bentuk gambar cetak
sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk soft copy (dalam media Compack Disk / Cad
Drawing) sebanyak 1 (satu) set kepada Pemberi Tugas dan kepada Manajemen
Konstruksi 2 (dua) set gambar jadi, bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap
diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum bisa diprestasikan 100 %.
b. Training
 Kontraktor harus memberikan training (teori dan praktek) mengenai cara
pengoperasian dan perawatan peralatan kepada minimal 3 orang petugas teknik
yang ditunjuk oleh pemilik sampai cakap menjalankan tugasnya.
 Kontraktor harus mengajukan rencana training tersebut terlebih dahulu kepada
Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi dan mengajukan rencana pendidikan /
training ini kepada Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi selambat-lambatnya

67
2 (dua) minggu sebelum waktu pelaksanaan.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas segala biaya yang diperlukan untuk
training tersebut.
c. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku Cadang
 Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas dan
Manajemen Konstruksi sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy
 Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan perawatan
peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi Tugas dan
Pengawas.
 Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan
perawatan peralatan yang terpasang yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Pemilik, dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain
yang ditunjuk Pemberi Tugas / Manajemen Konstruksi.
d. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku Cadang
 Kontraktor harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas dan
Manajemen Konstruksi sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy
 Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan perawatan
peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi Tugas dan
Manajemen Konstruksi.
 Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku catalog suku cadang dari peralatan
yang dipasang kepada Pemberi Tugas dan Manajemen Konstruksi.
e. Pemeliharaan dan Garansi:
 Kontraktor harus menggaransi semua peralatan dan instalasi yang dipasang selama
1 (satu) tahun setelah serah terima pertama.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian
perawatan selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor.
 Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga terhadap
sistem, minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.
 Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan untuk
selama 1 (satu) tahun sesudah serah terima.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi dengan
memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko keterlambatan dalam
menyelesaikan pembangunan.
 Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik
atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delepan puluh) hari
setelah proyek ini diserahkan terimakan.
 Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja selama masa
perawatan untuk mengoperasikan / merawat peralatan dan mendatangkan 1 (satu)
orang supervisor sekali seminggu untuk melakukan pemeriksaaan selama masa
pemeliharaan.
 Apabila terjadi gangguan dan atau kerusakan selama masa garansi, maka selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam Pemborong harus dapat mendatangkan tenaga
ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut setelah mendapatkan laporan /

68
konfirmasi dari pemilik proyek.
2.Perijinan
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya
Kontraktor.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta
kemungkinan tututan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini
Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
c. Kontraktor harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang diperoleh
mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas /Konsultan Manajemen Konstruksi
atau pihak ditunjuk, sebelum penyerahan dilakukan.
d. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pemberi Tugas / Manajemen
Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
e. Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini,
semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut.

II. MEKANIKAL

1. INSTALASI PLAMBING
A. INSTALASI AIR BERSIH
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air bersih.
2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ke alat-alat penerimaan (kran–kran) dalam bangunan
lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan
dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply air bersih yang
berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta
perlengkapannya harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan..
c. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin / disaksikan oleh
Direksi / Pengawas.
d. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :
 Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah pipa galvanised iron pipes
(GIP) Class Medium, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan yang
sama dengan pipa air bersih.
 Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur pipa sesuai
dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangan nya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
 Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula
dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan,
pembengkokan pipa tidak diperkenankan.

69
 Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan ulir (screwed),
penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi red lead cement, memakai
pintalan atau pita merupakan sambunan yang kedap udara maupun kedap air. Ulir
harus dibersihkan dari jerami-jerami bekas pembuatan ulir.
 Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom, balok atau struktur utama
tanpa ada persetujuan dari Direksi / Pengawas.
 Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan Flashing
yang terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai.
 Selama pemasangan instalasi pipa berjalan kontraktor harus menutup ujung pipa yang
terbuka guna mencegah masuknya kotoran.

4. Sistem Instalasi Air Bersih


a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu menyalurkan air bersih
dengan laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran tidak lebih dari 2 m/s.
b. Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah minimum 0,8 bar dan
maksimum 3,5 bar.
5. Penyangga Pipa
Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus. Penyangga
pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul
dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan
dengan ukuran pipa dan digalvanis.
6. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan fleus dari jenis resipace kecuali untuk pipa dengan
ukuran 2 “, menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk sambungan flues harus diberi
gaskeet dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat kawat sedangkan untuk sambungan ulir
harus diberi bahan anti bocor ( seal tape ). Untuk air bersih harus menggunakan seal tape dari
bahan yang tidak membahayakan kesehatan. Fleus dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.
7. Material / Bahan Yang Dipakai
a. Kontraktor diwajibkan menyerahkan contoh bahan / barang yang disebut dalam lingkup
pekerjaan kepada Direksi / Pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan sebelum
dipasang. Apabila hal tersebut tidak memungkinkan, minimal brosur spesifikasi teknis harus
ditunjukkan dan disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
b. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan bahan / material serta peralatan kerja
(gudang) agar rapi aman dan memudahkan pemeriksaan.
c. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan umum, Kontraktor
harus menjaga ketertiban dan kelancaran serta mengganggu lalu lintas.
d. Pengawas / Direksi berhak menambah peralatan yang dipergunakan atau menolak
peralatan yang tidak memenuhi syarat.
e. Bila pelaksanaan pekerjaan telah selesai, maka kontraktor harus segera mengeluarkan atau
memindahkan peralatan tersebut, kerusakan akibat penggunaan peralatan kerja tersebut
harus diperbaiki kembali atas beban biaya Kontraktor.
f. Pipa GIP Medium beserta perlengkapannya produksi ex. Spindo, Rajin atau setara
dengan diameter sesuai gambar.
g. Valve-valve produksi Kitz, Toyo atau setara.
h. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
i. Valve/ katub harus mempunyai spesifikasi :
- Gate Valve
 Body : Bronze
 Stem : Brass
 Disc : Bronze

70
 Class : 125
 Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi)
Saturated Steam
- Strainer
 Body : Lead – Free Bronze
 Stem : SUS304
 Class : 10 K

j. Fleksibel Joint
- Operating Pressure : 16 kg/cm²
- Burst Pressure : 60 kg/cm²
- Vacuum Rating : 650 mm/Hg

8. Spesifikasi Pompa Air Bersih


a. Pompa Transfer ( dari Tandon bawah ke Tandon Atas )
- Produksi Grundfos, Torishima, Versa atau setara
- Manufactured : CEI 61-69 / 1 Standard
- Motor Protection : IP 44
- Terminal Box Protection : IP 55
- Pump Body & Pump Support : High Quality Cast Iron
- Impeller, diffuser dan venturi : Technopolymer A
- Rotor dan Wearing : Stailess Steel, diberi lapisan khusus untuk
mengurangi
suara bising dan melindungi bearing.
- Speed for pump data : 2900 rpm
- Motor : 1 phase / 220 Volt / 50 Hz
- Insulation :F
- Temperature : 0 °C – 40 °C
- Diameter pipa hisap : 1.25”
- Diameter pipa dorong : 1”
- Daya hisap :8m
- Power : 1.5 kW
- Total Head : 33 m 39 m 43 m
- Kapasitas : 120 l/m 100 l/m 80 l/m

b. Pompa Booster ( dari Tandon Atas ke distribusi lantai )


- Produksi Grundfos, Torishima, Versa atau setara
- Vertical, non-self-priming, multistage, in-line, centrifugal pump for installation in pipe
systems and mounting on a foundation.
- Impellers and intermediate chambers are made of stainless steel
- Pump head and base are made of Cast iron.
- The shaft seal has assembly length according to DIN 24960.
- Power transmission is via cast iron split coupling.
- The motor is a 3-phase AC motor.
- Liquid temperature range : 0 .. 120 °C
- Speed for pump data : 2900 rpm
- Rated flow : 3 m³/h
- Rated head : 40 m
- Type of shaft seal : HUBE
- Approvals on nameplate : CE

71
- Material, pump housing : Cast iron EN-JL1030 DIN W-Nr.A48-30 BSTM
- Material, impeller : Stainless steel 1.4301 DIN W.-Nr.304 AISI
- Maximum ambient temp. : 60 °C
- Max pressure at stated temp. : 16 / 120 bar / °C
- Standard, pipe connection : Oval
- Size, pipe connection : Rp 1 1/4
- Flange size for motor : FT115
- Motor type : 90SB
- Efficiency class :1
- Number of poles :2
- P2 : 0.75 kW
- Power (P2) required by pump : 0.75 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 3 x 220-240 D / 380- 415 Y V
- Rated current : 5.45 / 3.15 A
- Starting current : 850-930 %
- Cos phi - power factor : 0,87-0,82
- Rated speed : 2890-2910 rpm
- Enclosure class (IEC 34-5) : IP55
- Insulation class (IEC 85) :F
- Curva Pompa Booster :

72
A. INSTALASI AIR BUANGAN ( BEKAS, KOTORAN & PENGHAWAAN )
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifiksasi teknis mengenai pekerjaan instalasi air bekas, kotoran
dan penghawaan.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur resapan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan.
c. Saluran pembuangan dari kloset ke septic tank (Bio Filter Tank).
d. Saluran penghawaan instalasi pembuangan seperti dalam gambar perencanaan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim saluran air bekas,
kotoran dan penghawaan berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan
penghawaan beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin / disaksikan
Direksi Lapangan.
4. Material / Bahan Yang Dipakai
a. Pipa PVC Class D (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana,
produksi ex. Maspion, Wavin atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang sama.
c. Floor drain bak cuci meja laboratorium dari bahan stainless steel, produksi ex. San-Ei atau
setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.

B. CARA PEMASANGAN
1. U m u m
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai dengan
gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua
detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka

73
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk mendapat penyelesaian.
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-
tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.

2. Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan


a. Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang
dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3
meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing harus dipasang baik. Kontraktor
harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhannya. Setelah pipa dipasang dan diuji terhadap kebocoran, maka alur
dan lubang harus ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai beton atau
dinding harus diberi bahan Waterprofing untuk semua ujung pipa harus diberi “Cap”
yang tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY yang dilengkapi
dengan Clean Out (seperti pada gambar rencana), pada dasarnya harus ditarik ke
atas, sampai permukaan lantai (finishing floor level), diakhiri dengan mempergunakan
Clean Out. Jika terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya, karena kondisi lapangan,
kontraktor bisa mengajukan alternatif lain denan persetujuan Direksi Lapangan.

b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi
penyangga yang dilengkapi dengan klem-U.

- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi
dengan pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung.
Persyaratan penggantung harus sesuai dengan table di pasal selanjutnya. Pipa
mendatar harus dipasang dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.

c. Penyambungan Pipa
- Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas harus disambung dengan rubbering joint.
- Pipa PVC kurang dari dia. 2 ½” disambung dengan solvent cement.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
- Setiap sambungan pipa PVC harus dibersihkan dulu pipa PVC nya, sebelum

74
dilaksanakan penyambungan.
- Khusus untuk perpipaan air kotor, sambungan pipa ke soil stack dan septic tank diberi
kemiringan ¼ inchi/feet. Sambungan selain ke WC dilengkapi dengan siphon yang
mempunyai ketinggian seal trap antara 2 – 4 inchi .

d. Pipa Dalam Tanah


- Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus
ditanam dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa
sampai permukaan tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu
kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di
sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian
diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal, maka pipa
pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal
setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai
bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut
tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.

e. Penyangga dan penggantung pipa.


- Gantungan pipa harus dipasang sesuai dengan ketentuan di atas.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan
baik dan jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama pemasangan
ujung pipa yang terbuka harus ditutup.

f. Lain – lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi
petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan
pada pekerjaan / bagian lain. Harus diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa
sehingga kelihatan rapi dan lurus.

3. Sambungan Ulir
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau
ANSI B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red
load dan linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
d. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran
atau sejenisnya.

75
e. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :

Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung


(mm) (inch) Berulir
(mm)
15 ½ 15
20 ¾ 17
25 1 19

Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung


(mm) (inch) Berulir
(mm)
32 1½ 22
50 2 26
65 2½ 30
80 3 34
100 4 40
125 5 44
150 6 48

4. Sambungan Flens (Flange)


a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa
harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran
atau sejenisnya.
5. Pemasangan Alat Ukur
a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang
dengan benar dan simetris.
6. Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda
Diameter ukuran 3” atau lebih besar harus menggunakan sambungan flens, sedangkan
diameter 2 ½” atau lebih kecil menggunakan sambungan ulir.
7. Sambungan dengan peralatan
Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens. Sambungan
tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
8. Sambungan Lentur dan Sambungan Ekspansi
Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur atau sambungan ekspansi
dimana dapat terjadi gerakan antara dua bagian pemipaan atau dimana dapat terjadi expansi
atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk pemipaan.
9. Pipa yang tertanam Dalam Bangunan

76
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah atau daerah-
daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.
10. Katub Pelepasan Udara
Katub pelepas udara terjebak harus dipasang pada sistem pipa air sirkulasi.
11. Penyangga dan Penggantung Pipa
a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan menggantungkan
pipa ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi
dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum 3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan memakai
insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :

HANGER ROD SPACING


Ukuran
pipa
< 1 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
nominal
(inchi)
Jarak
antar
7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
maksimum
(ft)

HANGER ROD SCHEDULE


Pipe size Rod Size Pipe Size Rod size
Up to dia. 2” 3/8” dia. 4” thru 5” 5/8” dia.
2 ½ thru 3” ½” dia. 6” thru 12” 7/8” dia.

f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran
(Vibration Eliminator).
12. Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang
diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene atau
Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
13. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.

77
14. Penandaan Pipa
a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada
masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Pewarnaan Pipa
d. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada
setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa
(simbol pipa) dan penunjuk arah aliran.

SKEDUL PEWARNAAN PIPA


No Fungsi Warna
1 Pipa Air Bersih Biru
2 Pipa Air Kotoran Kuning
3 Pipa Air Bekas Hijau
4 Pipa Penghawaan Putih
5 Gantungan & Support Hitam
6 Panah Pengarah Putih/Hitam

C. TESTING & COMISSIONING


1. Petunjuk Umum
a. Prosedur Pengujian
Kontraktor harus mengajukan rencana dan prosedur pengujian kepad Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Metode pengetesan dan pengujian
harus mengikuti standar teknis yang berlaku.
b. Alat pengujian
Kontraktor harus menyediakan semua alat ukur yang diperlukan untuk pengetesan dan
pengujian. Alat-alat tersebut harus sudah dikalibrasi oleh institusi yang berwenang.
c. Pencatatan
Kontraktor harus melakukan pencatatan yang baik terhadap pengetesan dan pengujian.
Kontraktor harus menyerahkan hasil pengetesan dan pengujian kepada konsultan
Pengawas.
d. Biaya
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan fasilitas yang diperlukan
untuk pengetesan dan pengujian.
e. Saksi
Semua pengetesan dan pengujian yang dilakukan oleh kontraktor harus disaksikan oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
f. Tenaga Ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang kapabel untuk melakukan pengetesan dan
pengujian.
g. Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian melakukan pengujian berhasil
dengan baik.

78
2. Pengujian Terhadap Kebocoran
a. Setelah semua instalasi air bersih terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolik sebesar
10 kg/cm² selama 1 x 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Instalasi air buangan (air kotor dan air bekas) yang telah terpasang harus diuji terhadap
kebocoran dengan cara mengisi seluruh jaringan pipa dengan air dan di-dop pada
ujungnya. Selama 1x24 jam harus tidak terjadi perubahan/ penurunan permukaan air.

3. Pengujian Desinfeksi
a. Kontraktor harus melakukan pembilasan desinfeksi dari seluruh instalasi air, sebelum
diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Proses desinfeksi dilakukan dengan cara memasukkan larutan Chlrorida kedalam sistem
pemipaan dengan cara / metode yang disetujui oleh Direksi / Pengawas. Dosis Chlrorine
tidak kurang 50 ppm ( part per million ) selama 16 jam, setelah itu seluruh sistem harus
dibilas air bersih ( flushing ) sehingga kadar chlrorine tidak lebih dari 0,2 ppm.
4. Pengujian Sistem Pompa
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap kapasitas aliran dan sistem operasi pompa.
Pengujian laju aliran pompa dapat menggunakan alat ukur berupa flow meter yang dipasang
pada jaringan perpipaan dan alat pencatat waktu (stop watch).
5. Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua) minggu
sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut
kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian ditanggung oleh Pemborong.
6. Kontraktor harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem kepada
Pengawas.
7. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemilik.
8. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan
telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan menguji
seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam
peraturan / Spesifikasi Peralatan.
9. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk.
Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan
bersama.
10. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada
saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru / disempurnakan sampai
dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
11. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai
hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran ( tekanan hydrostatis )
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan ( kinerja pompa ).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain-lain.

2. INSTALASI TATA UDARA


 UMUM
Persyaratan Teknis Pekerjaan Pengkondisian Udara dan Ventilasi ini menguraikan syarat-syarat
dan ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
ini.
1. Peralatan Air Conditioning System

79
a. Air conditioning split system yang terpasang harus memenuhi kapasitas pendinginan dan
volume udara suplai yang sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
b. Performance air conditioning system berdasarkan standar AMCA 210-1967 untuk standard
test code for air moving devices dan ARI standard 410-1972 untuk standard for force
circulation air cooling, sedangkan untuk design dan testing mengikuti American National
Standard Institute (ANSI B9-1).

2. Sistem Ventilasi Udara


Fan yang terpasang harus memenuhi kapasitas udara yang sesuai dengan Perencanaan dan
Persyaratan teknis.

 LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini:
1. Pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) secara lengkap termasuk
alat Bantu yang menunjang pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
2. Pemasangan instalasi lain yang belum tercantum didalam spesifikasi ini tetapi ada di gambar
perencanaan yang bersifat menunjang sehingga sistem berfungsi dengan baik sesuai dengan
yang direncanakan.
3. Pengaturan dan pengujian sehingga sistem instalasi tata udara dapat berfungsi dengan baik
dan sempurna sesuai dengan yang direncanakan.

 KONDISI PERENCANAAN
1. Kondisi Udara Luar
a. Temperatur : 35° C ( 95° F )
b. Relative Humidity : 80 %
2. Kondisi dalam ruangan ( semua ruangan yang dikondisikan )
a. Temperatur : 24° C ± 1° C
b. Relative Humidity : 60 % ± 5 % RH
c. Koridor : 25° C ± 1° C
3. Noise Kriteria : 30 – 35 NC ( 35-40 dB )
4. Initial Duct Velocity : 1.800 fpm

 INSTALASI
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan
yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan
petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari perlatan
ataupun alat bantu tersebut.
2. Semua pondasi untuk perlatan dan motor, berukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian–bagian perlatan maupun motor yang berada diluar pondasi (berat peralatan diartikan
berat pada saat dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam saat
beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati, termasuk
juga assesories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter, venting dll.

80
 PENGADAAN DAN PEMASANGAN
1. Kontraktor harus melakukan pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan untuk
bekerjanya sistem pengkondisian udara dan ventilasi antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan air conditioning Single Split Sistem dan Split Ducted Sistem
secara lengkap dengan perlengkapannya (filter dryer, sight glass, thermostart, panel
control, pipa refrigerant + thermal insulation, pipa air kondensat, gantungan, pengkabelan
dan lain-lain) sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi teknis.
b. Pengujian sistem pengkondisian udara sehingga sistem tersebut dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan perencanaan.

 Spesifikasi Teknis Material dan Peralatan


1. Persyaratan Umum
Peralatan pengkondisian udara split system harus factory built, terdiri atas evaporator blower /
indoor unit, condensing unit/ outdoor unit, pemipaan refrigerant, pemipaan kondensat dan
pemasangan ducting serta perlatan–peralatan penunjang lainnya.

2. Spesifikasi Unit AC
Ketentuan umum standard produk dan pelaksanaan yang dipakai dalam spesifikasi ini adalah
yang telah memenuhi standard & merk internasional.
a. Air cooled unit
Produk / Jenis yang digunakan untuk Casette Sistem adalah produksi setara Daikin
Panasonic, Sharp atau setara sedangkan untuk jenis Dalam unit air cooled tersebut
harus memenuhi syarat serta memiliki minimum komponen / peralatan standard
pendukung sebagi berikut :
 Assembling pabrik (bukan barang bekas)
 Compressor rotari / scroll full hermetic.
 Valve pada bagian discharged dan suction
 Condensing unit yang tahan cuaca tropis
 Condenser fan jenis propeller dgn proteksi over load
 Condensor fan motor adalah jenis totally enclosed air cooled, tahan cuaca
 Cooling coil terpasang pada indoor unit adalah jenis direct expansion
 Sistem kontrol dan proteksi
b. Evaporator Blower (Indoor Unit)
 Koil Pendingin
Koil harus terbuat dari pipa tembaga tanpa sambungan yang dilengkapi dengan sirip
aluminium di bagian permukaan luar dari pipa. Untuk mencegah air yang mengembun
mengalir diantara aliran udara maka koil harus dilengkapi dengan pipa drain. Kotak dari
kerangka koil harus dari baja galvanis. Jumlah row coil pendingin yang dipakai harus
ditentukan berdasarkan data dalam skedul peralatan ditambah 10%. Kecepatan
tertinggi yang diperkenankan pada permukaan penampang koil pendingin adalah 550
fpm. Sirip-sirip aluminium yang dipasang pada koil pendingin harus berbentuk tegak
lurus.
 Filter Udara
- Filter udara harus berdasarkan standart National Bureau Of Standart Atmospheric
Dust Spot dan ASHRAE 52-76 Test Method.
- Filter harus dipasang dengan tipe yang mudah dibersihkan dan dicuci.

81
- Filter harus memiliki efisiensi penahan debu (Average Synthetic Duct Weight Air
Resistance) minimum 65 %, tahanan mula-mula maximum 2,5 mm pada kecepatan
udara 550 fpm.

c. Condensing Unit (Out Door Unit)


 Setiap casing condensing unit harus terbuat dari welded mild steel minimum
ketebalan 1~1,2 mm dengan finishing epoxy – polyester power coating.
 Koil harus terbuat dari bahan material seamless copper tube dan sirip aluminium di
bagian permukaan luar pipa.
 Kompresor harus tipe scroll dan dilengkapi dengan overload protection.
 Fan harus tipe propeller.
 Refrigerant yang digunakan adalah R-22.
 Dudukan condensing harus dilengkapi dengan peredam getaran dari jenis rubber
isolator.
d. Pipa Refrigerant
 Pipa refrigerant harus terbuat dari pipa tembaga yang dilengkapi dengan iisolasi
panas dari bahan closed cell polyethylene CFC-Free. Pada bagian luar isolasi harus
dilapisi dengan aluminium foil dan adhesive tape.
 Semua belokan pipa harus menggunakan elbow fitting dengan material yang sama
dengan pipa refrigerant.
 Material pipa refrigerant dan fitting harus pipa tembaga kelas L.
e. Pipa Buangan Kondensat
 Pipa buangan kondensat harus terbuat dari bahan PVC kelas AW yang dilengkapi
dengan u-trap dan isolasi panas dari bahan closed sell polyethylene CFC-Free.
 Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana,
ex. Wavin, Rucika atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
f. Pengabelan
Pengabelan jenis kabel NYY dari evaporator blower ke condensing unit harus termasuk
lingkup pekerjaan ini, produksi Supreme, Kabelindo atau setara dengan persetujuan
Direksi Lapangan.
 CARA PEMASANGAN
1. Peralatan Air Conditioning dan Fan
a. Umum
Kontraktor harus memasang unit pengkondisian udara sesuai dengan spesifikasi teknis
ini.
b. Evaporator Blower (Indoor Unit)
Unit lengkap evaporator blower termasuk braketnya harus dipasang dengan baik sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Braket harus dipasang pada konstruksi bangunan
dengan baik menggunakan insert.
c. Condensing Unit (Out Door Unit)
Unit lengkap condensing unit termasuk braket-nya harus dipasang dengan baik sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Braket harus dipasang pada konstruksi bangunan
dengan baik menggunakan insert. Peredam getaran jenis rubber isolator harus dipasang
pada dudukan condensing unit.
d. Pipa refrigerant
 Kontraktor harus memasang pipa refrigerant pada masing-masing unit sesuai dengan
gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.

82
Pipa refrigerant harus dilengkapi dengan isolasi. Permukaan pipa harus dibersihkan
terlebih dahulu sebelum pemasangan isolasi. Pemasangan isolasi harus rapih
sedemikian rupa sehingga tidak terlihat isolasi pipa yang bergelombang, sehingga
dihasilkan bentuk permukaan isolasi dengan ketebalan yang seragam.
 Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil dan adhesive tape.
Pemasangan pipa refrigerant harus dilengkapi dengan gantungan pipa dan klem-u.
 Untuk pipa refrigerant yang dipasang di atas permukaan atap harus dilengkapi dengan
perforated pipe tray lengkap dengan tutup pelindung.
 Semua pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain diberi selubung dan
lapisan karet dan galvanized steel gauge 2”. Rongga antar pipa dan selubungnya harus
ditutup rapat.
 Sambungan pipa sampai dengan dia. Sampai 50 mm adalah sambungan ulir.
 Sambungan pipa diatas dia. Sampai 65 mm adalah sambungan flens / las.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari kotoran yang
melekat.
 Pemotongan pipa harus menggunakan cutter.
 Setiap sambungan ( flens / las ) harus dibersihkan dari kerak – kerak dan setelah itu
langsung dimeni / zinc chromat.
 Untuk sambungan ulir harus menggunakan seal tape utnutk menghindari kebocoran.
e. Pipa Buangan Kondensat
 Kontraktor harus memasang pipa buangan kondensat pada masing-masing unit sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
 Pipa buangan kondensat harus dipasang pada setiap peralatan serta dilengkapi
dengan u-trap dan isolasi.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari kotoran yang
melekat.
 Pipa harus dipasang dengan kemiringan 1%-2% dan dilengkapi dengan gantungan dan
atau klem pipa.
 Apabila ada pipa tersebut yang menembus dinding, langit-langit, lantai dan lain-lainnya,
pipa ini harus dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.
f. Pengkabelan
Kontraktor harus memasang instalasi pengkabelan dari evaporator blower ke condensing
unit sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
2. Pembersihan
Instalasi dan peralatan lainnya harus dibersihkan dari segala kotoran, debu, lemak dan lain-
lain sebelum system dijalankan.
3. Identifikasi Peralatan
a. Kontraktor harus memberi identifikasi pada semua peralatan dengan menggunakan cat.
b. Kontraktor harus mengajukan rencana pengidentifikasian peralatan kepada Pemberi
Tugas dan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.

 TESTING & COMMISSIONING


1. Pemborong harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua)
minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian
tersebut kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian ditanggung oleh
Pemborong.
2. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem
kepada Pengawas.

83
3. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik.
4. Lingkup pengujian sistem tata udara adalah testing, adjusting dan balancing untuk seluruh
sistem, dan ventilasi mekanis sehingga didapat besaran pengukuran yang sesuai seperti
dalam gambar perencanaan sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan
rencana.
5. Kontraktor yang melakukan pekerjaan instalasi tata udara harus melakukan semua testing dan
pengukuran – pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah
seluruh instalasi telah dapat berfungsi / bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan.
Adapun pengujian sistem baru dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan baik selama 1 x
24 jam, yaitu antara lain :
a. Pengujian dan pengukuran laju lairan udara
b. Pengujian dan pengukuran temperature udara / air
c. Pengujian dan pengukuran putaran ( rpm )
d. Pengujian dan pengukuran listrik
e. Pengujian dan pengukuran tekanan barometer / preasure gauge
f. Pengujian dan pengukuran laju aliran ( portable field flow meter )
g. Pengujian dan pengukuran sistem perpipaan
h. Pengujian dan pengukuran balancing aliran air
6. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan
tanggung jawab kontraktor. Termasuk peralatan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan
testing dari seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan kontraktor.
7. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga )
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan perpipaa.
b. Hasil pengetesan saluran udara.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
8. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan.

4. INSTALASI TATA HYDRANT


 UMUM
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai pekerjaan instalasi hydrant dan sprinkler
berikut peralatan bantunya serta ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

 LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan dan pemasangan pipa hydrant dari tandon bawah ke alat-alat penerimaan ( Fire
House Cabinet ) dalam bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan
yang diperlukan.
2. Menyelenggarakan percobaan-percobaan dan acceptance test.
3. Menyelenggarakan program pelatihan bagi petugas keamanan dan karyawan tentang
pengetahuan sistem dan operasinya.

 URAIAN PEKERJAAN

84
1. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor, meliputi pengadaan, pemasangan dan pengujian
secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini harus dikerjakan oleh instalator yang telah
mempunyai Surat Pengakuan (PAS) dari Instansi terkait (Dinas PMK) maupun dari Pemerintah
Daerah setempat yang berlaku.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan beserta perlengkapannya harus
sesuai dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi hydrant harus seijin / disaksikan Direksi
Lapangan.
5. Persyaratan pemipaan instalasi Hydrant, meliputi :
a. Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi Hydrant adalah pipa Black Steel Pipes (BS)
Class Sch. 40, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan yang sama
dengan pipa tersebut.
b. Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur pipa sesuai
dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangannya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
c. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula
dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan, pembengkokan
pipa tidak diperkenankan.

d. Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan dengan cara las.


e. Untuk pipa-pipa yang menembus atap, kontraktor diwajibkan menyediakan Flashing yang
terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai.

 PENGADAAN DAN PEMASANGAN


Kontraktor harus mengadakan dan memasang seluruh peralatan untuk bekerjanya sistem
pemadam kebakaran yang meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa hidrant lengkap dengan asesorisnya (fitting, katub
dan lain-lain) sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kotak hidrant (termasuk selang, nozzle, hose rack, landing valve,
dll), pilar hidrant dan sambungan dinas lengkap dengan asesorisnya sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis.
3. Pembersihan pipa mengunakan aliran air yang bertekanan dari pompa yang disediakan oleh
Kontraktor.
4. Pengujian kebocoran instalasi pemipaan hidran dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap (bagian perbagian), kemudian dilanjutkan secara keseluruhan
setelah jaringan pemipaan terpasang semuanya, hingga sistem tersebut dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan perencanaan.
5. Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus . Penyangga
pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul
dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan
dengan ukuran pipa.
6. Pemasangan pompa-pompa kebakaran harus sesuai dengan sistem yang diinginkan dan
persyaratan teknis dari pabrik.
7. Pompa harus dipasang sedemikian sehingga getaran yang ditimbulkan dapat diisolir. Peredam
getaran yang dipilih untuk defleksi statis yang sesuai beratnya.

85
 MATERIAL / BAHAN YANG DIPAKAI
1. Pipa Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 beserta perlengkapannya produksi ex. Spindo,
Bakrie atau setara dengan diameter sesuai gambar.
2. Semua fitting (Gate valve, Check Valve, Floating, Foot Valve, Preasure Reducing Valve dll) dari
bahan Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 produksi ex. Yamataka, Kitz, Toyo atau
setara.
3. Seluruh katub yang dipasang di pemipaan pemadam kebakaran harus dari jenis fire fighting
valves yang mempunyai tekanan kerja 300 psi dan tekanan test 700 psi (kelas 300). Khusus
gate valve yang dipasang harus tipe OS&Y (Outside Screw & Yoke). Katub harus UL Listed dan
FM Aprroved.
Spesifikasi material gate valve harus seperti berikut ini :
a. Body : cast iron
b. Bonnet : cast iron
c. Disc : cast iron
d. Hand Wheel : cast iron
e. Stem : brass
f. Bolt and nut : steel
g. Yoke : cast iron
h. Finishing : red epoxy coating
4. Kotak Hidrant, Pilar Hidrant dan Siemesse Conncetion
a. Pilar Hidrant dan Siamese Connection
Pilar hidrant dan siamese connection yang digunakan adalah dengan 2 buah outlet dia.
2½” vander heyde lengkap dengan tutup dan rantainya. Selain ball valve pada outlet pilar
hidrant juga harus dilengkapi dengan main valve dan fasilitas drainnya.
Model : Two Ways
Produksi : ex. Ozeki, Peruno atau setara.
Preasure : Standard JIS 10 K
Kelengkapan : Main valve & Ball Valve

b. Kotak Hidrant – In Door


Kotak hidrant In door lengkap dengan hose / selang yang panjangnya 40 meter diameter
2½” dan nozzle juga diameter connection 2 ½”. Box ini harus dilengkapi dengan kunci,
dimana anak kuncinya diletakkan pada sebuah kotak kaca pada pintu box tersebut.
Model : Indoor Type B
Produksi : ex. Ozeki, Peruno atau setara.
Preasure : Standard JIS 10 K
Kelengkapan : rol fire house, hydrant valve, seamless nozzle, hose rack & hydrant
Valve

c. Warna Kotak Hidrant


Kotak hidrant, pilar hidrant dan siamese connection harus berwarna merah gelap dengan
tulisan warna putih yang jelas.
5. Safety dan Automatic Air Release Valve yang digunakan produksi ex. ex. Ozeki, Peruno atau
setara.
6. Preasure Relief Valve yang digunakan produksi ex. Armstrong atau setara.
7. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

86
 SPESIFIKASI POMPA
1. Pompa Diesel Fire Hydrant
Type : Horizontal split case produksi Ex. Fairbanks Morse, Grundfos atau
setara
Capacity : 750 Usgpm
Rated Head : 40~244 PSI
Speed : 2500~3000 rpm
Duty Preasure : 16 Bar
Standard Design : NFPA-20
Casing Material : Cast Iron

2. Pompa Electric Fire Hydrant


- Produksi Grundfos, Torishima, Versa atau setara
- Non-self priming, single-stage centrifugal pump for the pumping of thin, clean or slightly
contaminated, non-aggressive liquids without abrasive or long-fibred solids.
- Pump and motor are mounted as separate units on a common baseplate and connected via
a flexible coupling.
- The impeller is hydraulically as well as dynamically balanced.
- The shaft sealing is by means of a replaceable shaft sleeve (stuffing box versions).
- Complete unit consists of pump, baseplate, coupling guard and electric motor.
- Liquid temperature range : 0 .. 120 °C
- Type of shaft seal : BAQE
- Material, pump housing : Cast iron EN-JL1040 DIN W.-Nr.Class 35-40 ASTM
- Material, impeller : Cast iron EN-JL1040 DIN W.-Nr.Class 35-40 ASTM
- Maks. ambient temp. : 40 °C
- Maks. operating pressure : 16 bar
- Standard, pipe connection : DIN
- Size, pump inlet : DN 100
- Size, pump outlet : DN 80
- Press. stage, pipe connec. : PN 16
- Motor type : MMG280M
- Efficiency class :2
- Number of poles :2
- P2 : 45 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 3 x 220-240 / 380-415 V
- Rated current : 265 / 152 A
- Starting current : 790 %
- Cos phi - power factor : 0,91
- Rated speed : 2985 rpm
- Full load motor eff. : 93,9 %
- Enclosure class : IP55
- Insulation class :F

3. Pompa Jockey Fire Hydrant


- Produksi Grundfos, Torishima, atau setara
- Non-self-priming, multistage, in-line, centrifugal pump for installation in pipe systems and

87
mounting on a foundation.
- The pump has the following characteristics:
Impellers and intermediate chambers are made of Stainless steel DIN W.-Nr. 1.4301 DIN
W.-Nr.
Pump head and base are made of Cast iron.
The shaft seal has assembly length according to DIN 24960.
Power transmission is via cast iron split coupling.
Pipework connection is via DIN flanges.
The motor is a 3 -phase AC motor.
- Liquid temperature range : -20 ..120 °C
- Speed for pump data : 2917 rpm
- Rated flow : 10 m³/h
- Rated head : 96.7 m
- Type of shaft seal : HQQE
- Approvals on nameplate : CE
- Material, pump housing : Cast iron EN-JL1030 DIN W.-Nr.A48-30 B ASTM
- Material, impeller : Stainless steel 1.4301 DIN W.-Nr.304 AISI
- Maximum ambient temp. : 40 °C
- Max press. at stated temp : 16 / 120 bar / °C 16 / -20 bar / °C
- Standard, pipe connection : DIN
- Size, pipe connection : DN 40
- Press. stage, pipe connec. : PN 16
- Flange size for motor : FT130
- Motor type :112MB
- Efficiency class : 2 1/5
- Number of poles :2
- P2 : 3.5 kW
- Power (P2) : 3.5 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 3 x380-415 D V
- Rated current :8A
- Starting current : 870-950 %
- Cos phi - power factor : 0,90-0,87
- Rated speed : 2900-2910 rpm
- Enclosure class : IP55
- Insulation class :F

 CARA PEMASANGAN
1. Umum
a. Kontraktor harus memasang semua peralatan dan pemadam kebakaran sesuai dengan
gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
b. Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua
detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
c. Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor harus segera

88
melaporkan kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapat penyelesaian.
-
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-
tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/ mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/ peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.
2. Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan
a. Pipa Tegak
Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi
dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3 meter.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi
penyangga yang dilengkapi dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan
penggantung harus sesuai dengan table di atas. Pipa mendatar harus dipasang
dengan kemiringan/ slope sekitar 1% - 2%.
c. Pipa Dalam Tanah
- Pipa yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam dengan
kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai permukaan
tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu
kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di
sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian
diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal, maka pipa
pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal
setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai
bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
- Pipa yang akan ditanam diberi lapisan plinkut terlebih dahulu, kemudian dilapisi dengan
lembaran karung goni dan kemudian dilapisi dengan plinkut kembali. Pipa yang
ditanam harus diberi tanda blok beton setiap 2 (dua) meter.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat setebal
10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan, diberi bata di atasnya di sekeliling dan di
atasnya diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, untuk selanjutnya diurug tanah
sampai padat.
- Penyambungan pipa di ruang mesin harus menggunakan Flexible Coupling,
sedangkan di luar ruang mesin menggunakan flens dan baut.
- Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada ruangan pipa bagian atas harus dilindungi
dengan plat beton bertulang tebal + 10 cm dan pemasangannya tidak mengganggu

89
jalan kemudian ditimbun dengan baik sampai rata dengan

d. Penyangga dan penggantung pipa.


- Gantungan pipa harus dipasang sesuai dengan ketentuan di atas.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan
baik dan jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama pemasangan
ujung pipa yang terbuka harus ditutup.
e. Lain – lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi
petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan
pada pekerjaan / bagian lain. Harus diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa
sehingga kelihatan rapi dan lurus.

3. Sambungan Ulir
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau
ANSI B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red
load dan linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :

Nominal Diameter Panjang Efektif


(mm) (inch) Ujung Berulir
(mm)
15 ½ 15
20 ¾ 17
25 1 19
32 1½ 22
50 2 26
65 2½ 30
80 3 34
100 4 40
125 5 44
150 6 48

d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran
atau sejenisnya.

4. Sambungan Flens (Flange)


a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa
harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran atau
sejenisnya.

90
5. Penyambungan Las
Sambungan las harus menggunakan alat las listrik dengan kampuh las yang sesuai. Prosedur
pengelasan harus mengikuti standar yang berlaku. Operator pengelas harus memiliki sertifikat
4G-SGAW dari instansi yang berwenang.

6. Pemasangan Alat Ukur


a. Kontraktor harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan menggunakan fitting alat
ukur.
b. Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang
dengan benar dan simetris.

7. Sambungan dengan peralatan


Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens. Sambungan
tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.

8. Pipa yang tertanam Dalam Bangunan


Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah atau daerah-
daerah yang tidak dapat dijangkau harus diuji secara hidraulis lebih dahulu sebelum ditutup.

9. Penyangga dan Penggantung Pipa


a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Tidak diperbolehkan menggantungkan
pipa ke pipa lainnya.
b. Penyangga dan penggantung pipa harus terbuat dari besi siku atau besi kanal.
c. Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang dilengkapi
dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antar penyangga maksimum 3 meter.
d. Penggantung dan penyangga pipa harus diikat ke konstruksi bangunan dengan memakai
insert.
e. Penyangga / penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :

HANGER ROD SPACING


Ukuran pipa < 1 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
nominal (inchi)
Jarak antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
maksimum (ft)

HANGER ROD SCHEDULE


Pipe size Rod Size Pipe Size Rod size
Up to dia. 2” 3/8” dia. 4” thru 5” 5/8” dia.
2 ½ thru 3” ½” dia. 6” thru 12” 7/8” dia.

f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran
(Vibration Eliminator).

91
10. Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang
diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene atau
Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.

11. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.

12. Penandaan Pipa


a. Kontraktor harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu pada
masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada
setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa
(simbol pipa) dan penunjuk arah aliran.
SKEDUL PEWARNAAN
NO SUBJECT WARNA
1 Instalasi Pemipaan Merah
2 Arah aliran putih
3 Bahan Gantungan & Support Hitam

13. Pemasangan Hose Rack Box, Fire Hose dan Fire Estinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga permukaan (pintu) rata
dengan dinding tersebut. Jarak antara dasar hydrant box dengan lantai 40 cm. Di dalam
Hydrant box harus dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, dan Fire Departmen Connection.
14. Pemasangan Pilar Hydrant dan Siamese Connection
Pilar hidran dan siamese connection ditempatkan di luar bangunan, di atas permukaan tanah
sesuai dengan gambar document. Peletakan pilar hydrant dan siamese connection di atas
pondasi beton dengan ketentuan berat pondasi minimal 2 x berat pilar hydrant.
15. Pembersihan
Kontraktor harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.

92
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.

 TESTING & COMISSIONING


1. Petunjuk Umum
a. Prosedur Pengujian
Kontraktor harus mengajukan rencana dan prosedur pengujian kepad Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan. Metode pengetesan dan pengujian
harus mengikuti standar teknis yang berlaku.
b. Alat pengujian
Kontraktor harus menyediakan semua alat ukur yang diperlukan untuk pengetesan dan
pengujian. Alat-alat tersebut harus sudah dikalibrasi oleh institusi yang berwenang.
c. Pencatatan
Kontraktor harus melakukan pencatatan yang baik terhadap pengetesan dan pengujian.
Kontraktor harus menyerahkan hasil pengetesan dan pengujian kepada Konsultan
Pengawas.
d. Biaya
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua biaya dan fasilitas yang diperlukan
untuk pengetesan dan pengujian.
e. Saksi
Semua pengetesan dan pengujian yang dilakukan oleh kontraktor harus disaksikan oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
f. Tenaga Ahli
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang kapabel untuk melakukan pengetesan
dan pengujian.
g.Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian melakukan pengujian
berhasil dengan baik.
2. Pengujian Terhadap Kebocoran
Setelah semua instalasi air bersih terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolik sebesar 15
kg/cm² selama 1 x 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
3. Pengujian Sistem Pompa
Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap kapasitas aliran dan sistem operasi pompa.
Pengujian laju aliran pompa dapat menggunakan alat ukur berupa flow meter yang dipasang
pada jaringan perpipaan dan alat pencatat waktu (stop watch).
4. Pemborong harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan 2 (dua) minggu
sebelum pelaksanaan pengujian, Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian
tersebut kepada Pengawas untuk disetujui. Seluruh biaya pengujian ditanggung oleh
Pemborong.

93
5. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk peralatan sistem
kepada Pengawas.
6. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dan Pemilik.
7. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan
telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor diwajibkan menguji
seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam
peraturan / Spesifikasi Peralatan.
8. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi / Pengawas Lapangan yang ditunjuk
Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan
bersama.
9. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui pada
saat Pemeriksaan / Pengujian harus segera diganti dengan yang baru / disempurnakan
sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
10. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga )
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran ( tekanan hydrostatis )
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan ( kinerja pompa ).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain – lain

94
III. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. PERATURAN UMUM

1.1. Peraturan Pemasangan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai


berikut:

1. PU1L 2000 dan PUIPP.


2. AVE.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transrnigrasi No.Per.05/MEN/1982.
4. National Fire Protection Association (NEPA).
5. Petunjuk dari Pabrik Pembuatan Peralatan.
6. Fire Office Comitte (FOC).
7. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PERUMTEL,
DitJen.Bina Lindung dan Perusahaan Air Minum.

Pekerjaan instalasi ini harus diiaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi (SIKA) dari instansi yang berwenang; PLN Cab. Makassar dan atau terdaftar pada Asosiasi
Terkait (AKLI/APEI) minimal kelas C dan telah biasa dan berpengalaman mengerjakan pekerjaan
sejenis.

2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Uraian Lingkup Pekerjaan

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi listrik ini, harus
melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan penyalur sambaran petir serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tenaga tegangan rendah untuk peralatan;
motor pompa, exhaust fan, air conditions, peralatan elektronik dsb.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan dan stop-kontak biasa 1 phasa dan
3 phasa dan instalasi sistem UPS.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penyalur petir.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
7. Pengurusan perijinan untuk penyambungan daya PLN atau penyesuaian daya PLN existing.

95
3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.1. Panel Tegangan Rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC
dan PUIL

2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal minimal 1,7 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di proses tahan karat zinc anodizing dan di cat powder coating, warna cat akan ditentukan
kemudian oleh pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak dari komponen-kornponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu diiaksanakan perbaikan, penyambungan pada
komponen-komponen dapat mudah diiaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk
grounding, besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam
busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 derajad celcius. Setiap busbar copper
harus di pertin dan diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi
warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk
Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1 % dan
bebas dari pengaruh induksi
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan
yang telah disetujui oleh Direksi/Manajemen Konstruksi Lapangan.
7. Komponen komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
- MCCB.
- Surge Protection.
- Miniatur Circuit Breaker
- Auxiliary Relay
- Dimmer Switch
8. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :
- Current Transformer.
- Frekuensi meter
- Amperemeter
- Voltmeter.

3.2. Kabel Tegangan Rendah

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimum 0,6 KV
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah :
- Kabel daya (feeder) yang ditanam dalam tanah jenis NYFGbY
- Kabel daya (feeder) dalam bangunan/rak kabel jenis NYY.
3. Untuk instalasi penerangan dan stop kontak dipergunakan kabel jenis NYM yang dilindungi
High Impact Conduit PVC.
4. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan Bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada MK.
5. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 4 mm2 untuk kabel daya dan 2,5 mm2
untuk sirkit instalasi.

96
3.3. Rak Kabel.

1. Rak kabel dimaksudkan untuk menempatkan kabel-kabel daya dari MOP ke Panel Penerangan
dan Peralatan peralatan sehingga didapatkan kondisi rute kabel yang tersusun rapi dan
memudahkan perawatan.
2. Bahan utama rak kabel adalah besi pelat (hot rolled steel sheet) tebal 2 mm dengan finishing Hot
Dip galvanized 60 micron. Rak kabel digantung pada pelat/balok beton dengan galvanized
hanging rod yang dapat diatur ketinggiannya.
3. Klem penggantung harus dibuat dari bahan yang sesuai dengan rak, finish Hot Dip.

3.4. Lighting Fixtures untuk Lampu TLD

1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,2 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor total
minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm White
4. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur baut.
5. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar bebas dari karat dan lecet-lecet, harus
dengan ICI acrylic paint warna putih.
6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiensi penerangan yang
maksimal, rapih, kuat, serta sedemikian rupa sehingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
7. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan
(grounding).

3.5. Lampu Spot Light / Down Light Halogen

1. Lighting fixtures terbuat dari pelat besi atau aluminium dicat warna putih.
2. Lamp holder rnenggunakan standard Halogen Lamp dari bahan keramik.
3. Arah penyinaran harus dapat diatur.
4. Lampu yang dipakai dari jenis Halogen Dichroic 50 W/12 V dengan Trafo penurun tegangan non
elektronik yang menggunakan gulungan terpisah.
5. Badan lampu harus diardekan.

3.6. Lampu_Sorot (Spot Light)

1. Lighting fixtures dari bahan aluminium atau besi tuang.


2. Mounting base harus diperlengkapi sehingga dapat terpasang dengan baik.
3. Lamp housing harus tahan terhadap percikan air.
4. Lampu yang dipakai dari jenis Halogen Dichroic 50 W/12 V dengan Trafo penurun tegangan non
elektronik yang menggunakan gulungan terpisah.
5. Badan lampu harus diardekan.

3.7. Lampu Sorot Luar (Flood Light)

1. Lampu sorot luar dimaksudkan untuk menyorot beberapa sudut bangunan.


2. Lamp Holder dan reflector dari bahan aluminium anodized.
3. Lighting fixtures harus tahan cuaca dan dipasang pada mounting yang telah disediakan.
4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu Metal Halide.
5. Badan lampu harus diardekan.

97
3.8. Lampu Emergency

1. Lampu emergency yang digunakan jenis flourescent, lengkap dengan batteray dan chargernya.
2. Pada saat listrik PLN/Genset menyala charger akan mengisi batteray. Bila PLN/Genset mati,
lampu akan menyala oleh sumber daya batteray. Bila PLN/Genset hidup, batteray harus diisi
kembali dan semua operasi tersebut di atas harus dapat bekerja secara otomatis.
3. Batteray yang dipakai jenis dry cell Nickel Cadmium dan harus sanggup menampung operasi
selama minimal 2 jam, kapasitas batteray disesuaikan dengan TLD yang dipasang.
4. Tegangan input adalah 220 V, ± 10 % 50 Hz, 1 phase, diperlengkapi dengan indikator LED dan
peralatan push to check batteray.
5. Charger harus dapat mengisi batteray pada kapasitas penuh selama 1 x I- jam

3.9. Lighting Fixtures Type Outdoor

1. Lighting fixtures yang dapat digunakan, kapnya ex-lokal dengan menggunakan bahan kaca
(glass) bening, atau sesuai dengan ketentuan Lansekap.
2. Type lampu yang dipakai adalah pijar 15 W, 25 W atau jenis PL/PLC sesuai permintaan pihak
Lansekap.
3. Lampu dipasang pada armature khusus yang telah disetujui pihak Lensecap, dan diperkuat
dengan beton. Apabila menggunakan lampu jenis PL/PLC komponen-komponennya harus sesuai
dan menggunakan kondensor yang dapat memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri.
4. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan efisiens penerangan yang
maksimal, rapi, kuat, serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan, contoh harus a:setujui oleh Direksi/Manajemen konstruksi.

3.10. Kotak-Kontak dan Saklar

1. Kotak kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan
masuk/inbow (flush-mounting).
2. Kotak kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard VDE,
sedangkan kotak-kontak khusus/tenaga atau (outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti
standard BS (3 pin) dengan lubang bulat
3. Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push botton harus dipakai
dari jenis bahan metal.
4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-ruang yang
basah/lembab harus jenis water dicht (WD), sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari
permukaan lantai atau sesuai gambar.
5. Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik pembuat yang sama
dengan underfioor duct atau built in.

3.11. Grounding

1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat teianjang (BCC - Bar Copper Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2, atau
sesuai gambar sistem pembumian.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan batang tembaga pejal diameter 16 mm.
Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah

98
4. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maksimum 5 ohm, diukur setelah tidak
turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
5. Setiap ujung BC grounding harus dilengkapi dengan box dan terminal pembumian untuk tujuan
pengukuran.

3.12. Konduit

Instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact, di mana dalam dari konduit
minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter 20 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

3.13. Lightning Head.

Kepala Penyalur Petir (Lightning Head) yang dipakai adalah dari jenis non Radio Active yang
mempunyai radius perlindungan sampai 50 mtr pada high level protection radius.

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.1. Panel-Panel

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horisontal). Bila tidak ditentukan lain, maka tinggi pemasangan kotak panel bagian atas adalah
180 cm diatas FFL
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus diardekan ditanahkan.

4.2. Kabel-Kabel

1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phase-nya sesuai dengan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun yang
rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan.
5. Untuk terminasi kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel dan selongsong karet dengan warna sesuai dengan urutan phasa sebagai identifikasi.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 25 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres
hidraulis yang kemudian disolder dengan timah patri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana sebelum kabel
ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata
kualitas baik sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalan 40 cm yang disesuaikan
dengan jumlah kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel support,
minimum setiap 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam
lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2 1/2
kali penampang kabel.

99
11. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel,
disusun rapi dan diikat dengan cable ties setiap jarak 50 cm.
12. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam conduit
13. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari
pipa galvanis dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
14. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal yang
terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk
tutupnya.
15. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
16. Penyusunan konduit di atas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
17. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3m.

4.3. Kotak Kontak dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak kontak dan 1500 mm untuk saklar atau
sesuai gambar detail.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water dicht (bila
ada).
3. Kotak kontak yang khusus dipasang di dalam outlet box di bawah lantai, harus dari jenis yang
sesuai dengan box dan underfloor duct, rata dengan permukaan lantai, tahan injakan serta
dengan sistem tutup pengaman lubang kontaknya.

4.4. Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari arsitek dan
disetujui oleh MK Direksi/Manejemen Konstruks
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan
aluminium
3. Kabel instalasi yang menuju armature lampu harus dilertgkapi dengan feksibel conduit
4. Tiang lampu penerangan untuk dilu.ar bangunan harus dipasang tegak lurus dan diperkuat
dengan kaki beton.

4.5. Pembumian

1. Semua bagian logam dari sistem listrik harus dibumikan.


2. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam 12.m minimum untuk mencapai permukaan air
tanah. Untuk mendapatkan nilai tahanan tanah sesuai yang diminta dapat dicapai dengan
menanam beberapa elektroda pembumian yang satu sama lain dihubungkan dengan kawat BC
SO mm2 secara paralel.
3. Tahanan pembumian maksimum 5 ohm, diukur setelah tidak adanya hujan 3 (tiga) hari berturut-
turut.
4. Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan sifat tanahnya
5. Pembumian penyalur petir harus terpisah dari pembumian instalasi listrik dan instalasi
elektronik. Tahanan pembumian maksimum untuk penyalur petir adalah 2 Ohm, diukur setelah
tidak adanya hujan 3 (tiga) hari. berturut-turut.

100
5. PENGUJIAN

5.1. Umum

Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian secara individual
terhadap instalasi pengkabelan dengan mengukur tahanan isolasi setiap kabel feeder maupun masing-
masing rangkaian sirkuit baik sirkuit lampu maupun sirkuit power outlet, serta melaksaanakan uji
sambungan dengan mengalirkan suatu arus simulasi beban sesuai dengan rencana besaran arus
beban yang direncanakan.
Suatu daftar hasil pengukuran yang diketahui dan disahkan oleh pihak MK harus dilampirkan dalam
berita acara serah terima. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang
untuk itu.
Pada dasarnya, nilai tahanan Isolasi minimum yang diijinkan dengan pengukuran Megger 1000 Volt
adalah :
- 100 M Ohm untuk kabel feeder antar panel.
- 60 M Ohm untuk sirkit instalasi penerangan dan kotak kontak.
Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem, untuk
menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung
jawab Kontraktor sendiri.

6. .PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari MK.
Produk, bahan dan peraiatan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
---------------------------------------------------------------------------------------------
No. Bahan/Peralatan Merk/ Pembuat
---------------------------------------------------------------------------------------------
1. Kabel Feeder Tegangan Rendah Guna Era, Simetris,
Industira

2. Komponen Panel ABB, MG,GE

3. Kabel Tegangan Rendah Kabelindo,Kabel


Metal,Supreme,Voksel
4. Rumah Lampu Metosu, Artolite,Spectra,Philips

6. Lampu Philips,Osram

7. Kabel Tray/Kabel Ledder Three Star,Metosu,Tree Abadi

8. Saklar Stop Kontak Legrand,Clipsal,MK

9. Pipa Conduit Clipsal, EGA,MK

10.Penangkal Petir & Grounding Prefector, EF, System 200

101
11. Generator Set FG Wilson, Perkins, MAN, Kohler

11. Trafo Trafindo, Unindo, Bambang Jaya

III. 1. SPESIFIKASI TEKNIS GENERATOR SET

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga teknisi/pekerjaan, bahan - bahan, peralatan,
pemasangan, penyambungan, pengujian, dan perbaikan - perbaikan selama
pemeliharaan, serta semua pekerjaan yang disebut dalam persyaratan ini.
Gambar - gambar rencana dan persyaratan teknis bersifat saling mengikat. Pekerjaan tersebut terdiri
dari pengadaan dan pemasangan :

a. Satu set diesel generating set dengan kapasitas sesuai gambar rencana.
b. Satu set panel kontrol generator
c. Satu set sistem bahan bakar
d. Satu set sistem pendinginan mesin diesel memakai pendinginan air lengkap dengan radiator dan
exhaust ducting ke luar bangunan.
e. Satu lot spare parts, tools dan operation manual books.
f. Satu lot cabling dan piping materials.
g. Pekerjaan - pekerjaan sipil seperti : pondasi, cable, tranches dan sebagainya.
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan dengan penghantar pentanahan semua
terminal/busbar pentanahan dari peralatan kepada sistem pentanahanyang tersedia.
i. Pekerjaan - pekerjaan lain yang tidak tercantum dalam gambar - gambar rencana maupun
persyaratan teknis, tetapi perlu untuk menunjang pekerjaan – pekerjaan tersebut diatas.

1.2. Gambar- Gambar Rencana

Gambar - gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan seperti panel-panel,
diesel genset, trench kabel, tangki bahan bakar, pondasi genset dan lain – lain. Penyesuaian dilakukan
dilapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak - jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan.

1.3. Gambar - Gambar Kerja (Shop Drawings)

Kontraktor harus menyediakan gambar - gambar kerja untuk disetujui ol pengawas, 30 hari sebelum
pemasangan.

1.4. Gambar Sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)

Kontraktor harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian – penyesuaian pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Catatan - catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) sebagai gambar- gambar sesuai pelaksanaan (As Built Drawings). As Built drawings harus
diserahkan kepada pengawas segera setelah pekerjaan selesai.

102
2. STANDAR DAN PERATURAN

a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik dari diesel genset tersebut harus dilaksankan mengikuti standar
dalam PUIL terbitan terakhir atau standar - standar international yang tidak bertentangan dengan
PUIL.
b. Seluruh pekerjaan pemipaan bahan bakar harus dilaksanakan mengikuti standard atau peraturan
dari Departemen Tenaga Kerja.
c. Seluruh pekerjaan sipil harus dilaksanakan mengikuti standar dari PBI.
Disamping itu harus ditaati pula peraturan atau hukum setempat yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini. Surat ijin pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh Kontraktor. Satu copy
dari surat ijin tersebut harus diserahkan kepada pengawas.

3. DATA PERENCANAAN DIESEL GENSET

a. Jumlah diesel genset : 1 set


b. Pengoperasian : Sebagai emergency electric power
c. Kemampuan operasi : 24 jam terus menerus
d. Konsruksi : Silent type dengan metal enclosure, diesel engine,
radiator, starting battery, charging dynamo, dan
battery charger, muffle kelas critical residential,
generator, generator control panel, daily tank include
e. Cara beroperasi
- Sistem starting : cell motor starting
- Operasi start-stop : otomatic & manual
- Emergency stopped : automatic
- Sistem pendingin : water cooling system dengan radiator
- Bahan bakar : solar
- Pelumasan : SAE No. 40 atau 30
- Pengaturan Tegangan

f. Konsumsi bahan bakar : kurang dari 0,24 gr/KWH

- Pada keadaan steady state.


Dalam batas ± 3% dari rated voltage dalam keadaan operasi nominal.
- Transient voltage regulation.
Kurang dari 15% dari rated voltage bila dibebani dengan rated load pada rated power factor.
Recovery time tidak lebih dari 2 detik.

4. BAHAN DAN PERALATAN

Semua bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, baru dan sesuai dengan
yang dimaksud.
Contoh bahan, peralatan, brosur atau gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan
Pengawas/MK 30 hari sebelum pemasangan.

103
4.1. AC Generator.

a. Ratings:
Rated output : sesuai gambar (continous)
Overload output : 110% full loads selama 60 menit
Rated Voltage : 220/380 Volts
Frekwensi : 50 Hz
Jumlah kutub : 4
Power Factor : 0,8 lagging
Fasa : Tiga ( 4 Kawat)

b. Sistim Eksitasi:
AC Exciter (brushless) dengan elektronik AVR (Automatic Voltage Regulator)

c. Kelas Isolasi : - Rotor kelas F


- Stator minimum kelas B

4.2 Diesel Engine

Power output : harus mampu memutar generator secara kontinu pada perputaran nominalnya dengan
power output generator sebesar 110 % rated output.
perputaran : 1500 rpm

Type: - 4 langkah
- berpendinginan air radiator
Starting system : cool motor starting

4.3 Peralatan Engine

Masing - masing mesin diesel dilengkapi dengan berbagai accessories yang dipasang di mesin atau di
panel diesel :
- Governor tipe electronics
- Starting motor
- Charging generator
- Radiator
- Air cleaner
- Speed switch

Generator Control Panel


Engine control panel harus dilengkapi dengan peralatan- peralatan sebagai berikut :
- 1 AC Voltmeter .
- 1 AC Ammeter
- 1 Ammeter - Voltmeter phase selector switch
- 1 Frequency meter
- 1 KW meter 3 phase
- 1 Control switch untuk rnengatur kecepatan (speed adjustment)
- 1 Rheostat untuk voitage setting
- 1 MCCB dari 100A : 500 V
- 1 Power Factor meter
- 1 Elapsed Time meter

104
4.5. Engine Control Panel

Engine control panel harus dilengkapi dengan peralatan - peralatan sebagai berikut :
- 1 Tachometer
- 1 Cooling water temperature gauge
- 1 Tube oil pressure gauge
- 1 Battery switch

4.6 AM F (Control Panel)

Terdiri dari peralatan berbagai system supervise, pengaturan dan control yang terpadu dan menyeluruh,
yang mampu secara otomatis mengoperasikan paralel kedua unit emergency diesel genset tersebut
dalam waktu sangat singkat menggantikan sumber Daya listrik PLN yang mendadak terganggu.
Peralatan - peralatan tersebut masing - masing berfungsi sebagai berikut :
- memonitor tegangan sumber PLN
- secara periodic menghidupkan pompa pelumas diesel engine selama tidak dihidupkan (pre-tube
pump)
- mengontrol temperature diesel engine bracket water selalu konstan pada ± 55 CC.
- Automatic start/stop
- Frequency balancing
- Voltage balancing
- Auto/manual paralleling
- Sequencial load transferring dan interlocking
- Active dan reactive load balancing

4.7 Protections

Peralatan pengaman berikut harus dipasang (minimal) :


1. Engine lube-oil pressure dropped
2. Cooling water high temperature
3. Over speed

4.8. Sistem Bahan Bakar

Terdiri dari peralatan/material sebagai berikut:


- 1 Fuel oil service tank, level gauge, level switch yang terinstalasi dalam enclosure, kapasitas sesuai
rekomendasi pabrik pembuat.

4.9 Spare Parts & Tools

Spare parts dan tools harus diserahkan kepada pemberi tugas, yakni seperangkat tools yang perlu
untuk reparasi ringan dan berbagai spare parts yang perlu sering diganti sesuai anjuran pabrik.

105
5. PENGUJIAN

Kontraktor harus menyelenggarakan serangkaian pengujian - pengujian sebagai salah


satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk Penyerahan Pekerjaan.
Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakannya
dan cara - cara pengujian tersebut 14 hari sebelumnya kepada Pengawas. Sebelumnya
Kontraktor sudah harus mengadakan koordinasi dengan Kontraktor - Kontraktor
pekerjaan listrik lainnya mengenai rencana pengujian tersebut.
Pengujian - pengujian tersebut dan antara lain:
- Insulation resistance test Continuity test
- Simulation of excess temperature
- Stepped test dan sudden load test memakai Resistance Load Bank
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh Kontraktor dan segala biayanya ditanggung oleh Kontraktor.

5.1. Pendidikan dan Latihan

Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Kontraktor sudah harus menyelenggarakan semacam


pendidikan dan latihan kepada 3 orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance dan Repair Manual, segala
sesuatunya atas biaya Kontraktor.

5.2. Produk.

Produkyang disarankan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:


Mesin Penggerak Cummins, Perkins, Mercedez
Alternator Stamford, Marathon
Sound Proof Enclosure Hartech, Denyo.

III. 3. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI FIRE ALARM

1. L1NGKUP PEKERJAAN

1.1. Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

1.2. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Fire Alarm

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Fire Alarm ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:

106
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA, Annunciator dan sistem
interkoneksi dengan sistem PABX untuk meng override pesan dan petunjuk evakuasi saat terjadi
general alarm.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detector, Manual Station, Indicator Lamp,
Alarm Bell.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap lantai.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan monitor dan kontrol.
e. Mengurus dan menyelesaikan pengesahan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang berwenang.
f. Melakukan testing dan commisioning.
g. Melakukan trainning.

2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan mendekat persyaratan teknis sebagai
berikut:

a. Detector Asap Type lonisasi


(Ionized Type Smoke Detector)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Operating Voltage : 15 - 32Vdc
Stand by current : 40 uA max
Alarm Current : 100mA max
Operating Temperature : -10 – 50˚ C
Relative Humidity : 95 %
Sensivity : 2% - 3% obscuration (adjustable)

b. Detector Panas Type Temperatur Tetap (Fixed Temperature Heat Detector)


---------------------------------------------------------------------------------------------------
- Operating Voltage : 16 – 26 Vdc
- Operating Temprature : 57  C

c. Detektor Panas Type Kombinasi


-----------------------------------------------------------------------------------------------------
(Combination of Rate of Rise and Fixed Temperature Heat Detectore)

Operating Voltage : 16 - 30Vdc


Operating Temperature (Fixed) : 57 °C
Temperature Rate of Rise : 8 °C< imenit

d. Manual Station
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Type : Jenis yang dipakai merupakan surface mounted
dan dilengkapi dengan break glass.
Warna : Merah

e. Alarm Bell
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Type : Surface mounting, 6" (inch)
Operating Voltage : 20 - 24 Vdc

107
Current Consumption : 15 mA max
Power Consumption : 2 vA max
Sound Level : 10 db min./l M
Warna : Merah

f. Panel Kontrol
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Panel kontrol ini terdiri dari Power Module, Control Module, Alarm Signal Modul (continues &
intermittent). Zone Module. Panel kontrol harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat.
Panel kontrol harus mempunyai kapasitas minimum sesuai gambar perencanaan zone yang
dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut:

a. Lampu-lampu
Lampu alarm (rnerah) dan lampu trouble (kuning) untuk setiap zone pada zone module. Lampu
power - ON yang menyatakan sistem mendapat supplay daya listrik yang sesuai.
Lampu AC power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-jala fistrik yang ada.
Lampu low batteray yang menyatakan bahwa tegangan back-up batteray sudah berada pada level
dc yang rendah.
Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian bell.
Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm sistem tersebut.
Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya gangguan pada sistem tersebut.

b. Tombol-tombol (switch).

Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi trouble atau alarm.
Silence switch yang berfungsi untuk menghentikan Buzzer bila buzzer itu berbunyi.
Alarm Lamp Test Switch yang berfungsi untuk pengecekan apakah lampu-lampu
indikator alarm masih berfungsi baik.

c. Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :

- Telepon autodial melalui key telepon ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat (bila diperlukan).
- Menghidupkan sirene generator pada sistem tata suara dan mengoveride sistem tata suara untuk
keperluan program evakuasi.

d. Fasilitas Fire Intercom.

Master Fire Intercome terintegrasi dengan panel kontrol fire alarm. Slave fire intercom dan jumlah fire
handset intercom sesuai dengan gambar rencana (bila ada).

e. Batteray Charger.

Sistem harus dilengkapi batteray charger (pengisi batteray) yang dengan otomatis mengisi batteray
setelah terpakai dan mempertahankan tegangan batteray bilamana batteray tidak terpakai.
Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nila: rating battery yang digunakan.

108
f. Batteray.

Batteray harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu-waktu sumber utama
(PLN) mati, sistem alarm masih berfungsi dengan baik.
Jenis yang digunakan harus jenis dry ceil rechargable type Ni-Cd batteray (24 Vdc).
Batteray ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 V) dengan kapasitas kebutuhan
(ampere-hour) yang disesuaikan, sehingga batteray ini sanggup memberikan supplay secara normal
dan terus-menerus kepada sistem selama 24 jam dalarn keadaan stand by dan 30 menit dalam
keadaan general alarm pada akhir periode.

g. Kabel.

Kabel feeder yang dipakai antara MDF dan DP pada bangunan adalah jenis NYY 2 x 1,5 mm2 dalam
pipa conduit.

Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah jenis NYA dengan ukuran 2 x 1,5
mm2 dipasang dalam pipa konduit.

Kabel untuk announciator dan fire intercom menggunakan FTC 0,6 mm dengan jumlah kawat sesuai
gambar rencana serta memakai pipa konduit jenis high impact.

h. K o n d u i t.

Konduit yang dipakai adalah konduit PVC (EGA, Double H, Clipsai) dengan diameter dalam 1 1/2 kali
diameter kabel atau minimum 20 mm.

Panel Indikator Remote/ Announciator Panel (apabila diperlukan). Berisi lampu indikator alarm setiap
zone dan dilengkapi dengan buzzer, lamp & buzzer test, berkapasitas minimum 15 zone.

Panel Indikator Remote/ Anno unciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi
lokasi sumber kebakaran (zone area) dan indikasi gangguan dari instalasi dengan indikatof audio
berupa buzzer, dan indikator visual berupa alarm.

Pada panel yang dilengkapi fasility button yang berfungsi sebagai silence alarm/ Acknowledge. Unit
ini dilengkapi dengan tombol test untuk lampu (lampu test) dan tombol test untuk buzzer test.

i. Surge Arrester yang terdiri dari 2 (dua) unit.

1. Surge Arrestor untuk power line MCPFA.


2. Surge Arrestor untuk incoming line terminal dan outgoing line terminal cable. Surge Arrestor ini
dihubungkan dengan sistern pembumkian arus lemah yang memiliki tahanan tanah maksimum 2 ohm.

109
3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

3.1. Peralatan

Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push button dipasang bersatu
dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar hydrant box, maka dipasang pada ketinggian
1,5 m dari lantai.

Alarm bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar hydrant box,
maka dipasang pada jarak ± 0,5 m di bawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Disekitar detektor harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari detektor. Peralatan
sistem fire alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan hambatan maksimum 2 ohm.
Supplay listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok
Emergency Load dari genset.

3.2. Konduit Kabel


- Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel dan diklem
ke struktur bangunan dengan sadle klern.
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunkin kabel/tray dan instalasinya
memakai pipa konduit.
- Pemakaian konduit di dalam gedung atau instalasinya menggunakan PVC konduit (EGA, Double
H, Clipsal).
- Semua kabel yang keluar dari rak peralatan mi harus melalui kabel gland dan memakai flexible
conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 60 M ohm.
- Terminasi kabel fire alarm pada semua titik sambungan harus menggunakan sepatu kabel type Y,
dan tidak diperkenankan adanya penyambungan kabel instalasi di sepanjang pipa conduit selain
pada kotak sambung yang ditujukan khusus untuk itu.

3.3. Kabel Trunking (kabel tray) dan tangga kabel

a. Trunking kabel harus terbuat dari galvanised finishing dengan lebar 15 cm penyangga dari bahan
besi setrip setiap 40 cm, atau dinyatakan lain pada gambar atau produk. Trunking kabel ini dipakai
untuk instalasi sistem elektronik (telephone, kabel data dan fire alarm).
b. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan besi bundar berulir (iron
rod diameter 10 mm).
c. Pada setiap belokan atau pencabangan, bentuk trunking harus dibuat sedemikian rupa sehingga
belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Kabel yang dipasang di atas trunking dan pada cable ladder harus diklem (diikat) dengan klem-klem
kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet, merk LEGRAND atau setaraf.
e. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi lainnya
(AC, Plumbing dan listrik).
f. Arak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.
g. Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran l"x 2"pada
jarak 75cm.
h. Trunking kabel digantung di Iantai bangunan dengan Dynabolt atau Ramset berukuran 3/8" x 2".

110
4. PENGUJIAN

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal (authorized)
penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan sertifikat kelaikan operasi dan
pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang (Depnaker).

5. P R 0 D U K

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif
lain yang setaraf dengan yang dispesifikasi ke direksi. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari direksi.

No. Bahan / Peralatan Merk / Pembuat


1. Peralatan Fire Alarm Gunnebo,
Chemetron,Kidde,Siemens
2. Kabel Power Kabelindo, Kabel Metal,
Supreme, Voksel
3. Pipa Konduit Clipsal, MK, EGA
4. Pipa BlackSteel PPI, Bakrie,Spindo, SPS
5. Valve-valve Toyo, Kitz, Onda, AFA
6. Main Control Valve & Branch Control Samiyng, Viking
Valve
7. Alarm Gong Samiyang, Viking
8. Presure Switch Honeywell, Nagano
9. Flow switch Honeywell, Nagano
10. Head Sprinkler Viking, Tyco
11. Hidrant Box Yamato, Ozeki, Appron 12.
Hidrant Pillar Yamato, Oeki, Appron 13. Seamese
Conection Yamato, Ozeki, Appron

6. LINGKUP PEKERJAAN

6.1. Umum

Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gam bargambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut schingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

6.2. Uraian Lingkup Pekerjaan Car Call

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Tata Suara ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam kedaan baik dan siap untuk
dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi Car Call yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Car Call Chime Microphone dan
unit penguat signal suara (audio amplifier).

111
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua unit kontrol & monitor peralatan sistem car call
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kotak hubung bagi (Junction Box) bila diperlukan.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel antara peralatan Mic, Power Amplifier, hingga
alat pengeras suara.
e. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker)
f. Melakukan testing dan commisioning serta training.

7. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peraLatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan
teknis sebagai berikut:

a. PERALATAN PENGUAT SUARA (POWER AMPLIFIER)


Power Output : 60 W RMS
Frequensi respone : 40 Hz - 16 KHz
Distortion : less than 1% At rated output
Output & load impedance : 100 V/42 Ohm
S/N(20Hz-20KHz) : 80 dB 2
Input : Program input
b. PAGING MICROPHONE
Microphone element : Dynamic Type
Polar Pattern : Cardioid (Unidirectional)
Freq. Respone : 200 - 10.000 Hz
Output Impedance : 600 Ohm + 3 %
Output Level : - 76 dB + 3 dB
Indicator : Chime red, speech green LED
c. HORN SPEAKER
Rated Output : Selectable 10,15,25 W (100 V line)

8. P E N G U J I AN

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal (authorized)
penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menerbitkan sertifikat dan jaminan atas
bekerjanya sistem setelah hasil uji coba dinyatakan baik.

9. PRODU K

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif
lain yang setaraf dengan yang dispesifikasi ke direksi. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada
persetujuan resmi dan tertulis dari direksi.

No. Bahan / Peralatan Merk/ Pembuet


1. Peralatan Utama TOA, BOSCH
2. Speaker TOA, BOSCH
3. Kabel Power Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Voksel
4. Pipa Konduit Clipsal, EGA, MK

112
III. 4. PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE PABX

1. UMUM

Maksud dan tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan pengadaan dan
pemasangan PABX yang lengkap dan siap dipakai, termasuk pengadaan barang-barang sampai disite,
upah pemasangan, pemrograman, uji coba, pemeliharaan, jaminan dan izin/sertifikasi dari instansi yang
berwenang setempat.

2. FUNGSI PABX

2.1 Menyediakan fasilitas komunikasi melalui pembicaraan telepon intern dalam gedung.
2.2 Mengatur dan mengoptimaikan pemakaian saluran telepon untuk pembicaraan telepon riari luar ke
dalam Kantor dan sebaliknya, melalui PABX dengan atau tanpa bantuan operator.
2.3 Memungkinkan dilakukan pembatasan pembicaraan telepon dari dalam ke luar Kantor secara
langsung tanpa melalui operator tetapi hanya dapat dilakukan oleh / meialui pesawat cabang
tertentu.

3. LINGKUP PEKERJAAN PESAWAT TELEPON PABX

Pelaksana pekerjaan ini harus mempunyai sertifikat izin pemasangan Instalasi PABX & unit PABX dari
instansi yang berwenang (PT Telkom) setempat

3.1. Pengadaan & Pemasangan unit serta instalasi PABX termasuk :


a. Main Unit PABX kapasitas sesuai gambar rencana, Power Back Up Battery 24 V -100 AH,
Battery Charger dan lain - lain.
b. Pesawat Operator Digital, DSS Console dan perlengkapannya
c. MDF, DP pada tiap lantai bangunan
d. Kabel Feeder dari DP-TELkom ke MDF dan ke PABX.
e. Kabel Feeder dari MDF ke seluruh DP tiap lantai bangunan
f. Pesawat Cabang Digital SLT dan periengkapannya
g. Instalasi kabel dalam konduit dan outlet entension dan perlengkapannya baik jenis pasangan
dinding (wall outlet) maupun jenis pasangan lantai (floor outlet).

3.2. Pengadaan & pemasangan seluruh sistem instalasi telpon & peralatan penunjangnya, pengujian
instalasi pengkabelan, arde sehingga daaapat berfungsi dengan baik.

3.3. Melakukan uji coba sistim PABX yang terpasang dengan konfigurasi/pemrograman sesuai
keinginan oengguna dan peraturan PT Telkom guna mendapatkan sertifikasi.

4. SPESIFIKASI BAHAN & PERALATAN YANG DIPASANG

4.1. Sistim yang dipasang adalah sistim sentral telepon PABX sehingga sistim ini siap dipakai
komunikasi dalam bangunan guna menunjang opsrasional serta diijinkan untuk dihubungkan
dengan saluran PT Telkom.
4.2. Bahan Instalasi

113
4.2.1 Kotak MDF terbuat dan bahan pelat baja dengan tebal minimum 1,7 mm, bebas dari karat, difinish
powder coating; dilengkapi engsel dan kunci kualitas baik, dan dalam kotak ini diiengkapi dengan
terminal strip jenis tekan sisip yang mempunyai kapasitas cukup sesuai dengan kebutuhan serta
ditambah cadangan seperlunya, MDF tersebut harus dipasang pada tempat yang tepat untuk
memudahkan pemasangan instalasi, operasi serta pemeliharaannya
4.2.2 Kotak DP TEL dibuat dari bahan dan difinish sama dengan MDF. Didalamnya selain
dilengkapi/dipasang terminal strip jenis tekan sisip, yang kapasitasnya cukup sesuai dengan
kebutuhan; juga akan dipasang Terminal untuk Fire Alarm, dan bila diperlukan akan dipasang
juga peralatan elektronik lain untuk komunikasi data, Untuk itu sebelum difabrikasi, terlebih dulu
harus dikoordinasikan dengan bagian lain untuk mendapatkan ukuran/dimensi yang dapat
mengakomodasi peralatan dimaksud. Dimensi pada gambar rencana dapat dipakai sebagai
pedoman awal.
4.2.3.Kabel instalasi untuk saluran cabang dalam gedung digunakan kabel telepon tipe indoor ukuran 2
x 2 x 0,6 mm2. Semua instalasi tersebut harus dilengkapi dengan arde serta menggunakan
produk kabel yang telah diakui PT Telkom, atau memenuhi standard/peraturan peraturan baik
nasional maupun international serta disetuju: Direksi Pengawas
4.2.4.Pipa Conduit dan perlengkapan instalasi :
a. Type PVC High Impact Conduit ukuran disesuaikan dengan kebutuhan minimum
diameter 20 mm untuk didalam Gedung
b. Type Galvanis ex lokal kelas light.dengan ukuran sesuai kebutuhan untuk diluar gedung.
c. Doos percabangan , elbow, socket dari jenis PVC high impact
d. Klem Platdicat
e. Ramset atau fisherplug.
f. Hanger berupa besi siku, besi betbn dan besi plat
g. Rak yang di dalam shaf terbuat dari besi siku dan plat
h. Mur dan baut
i. Terminal Box harus terbuat dari besi plat dengan tebal minimum =1,7 mm dengan rangka
besi siku yang seluruhnya harus diproses zinc anodizing untuk membersihkan karat dan
difinish powder coating. Pintu harus dilengkapidengan engsel dan kunci kualitas baik.
j. Terminal Box ex lo.kal dengan mutu dan kwalitas baik.
Pelaksana pekerjaan ini sebelum melakukan pemasangan dan instalasi harus rnembuat gambar kerja
(shop drawing) dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Direksi dan pelaksana disiplin
lain/kontraktor lain.

4.3. Unit PABX dengan perlengkapannya terdiri atas :


a. Switching Network lengkap dengan box cabinet
b. Kontrol Unit
c. Operator Consule Unit lengkap DSS Consule
d. Pesawat telepon extension
e. Battery Back Up dan Charger yang sesuai,

4.3.1 Switching Network lengkap dengan box cabinet:


Terdiri dari central processing unit lengkap, yang dapat membuat dan menyimpan. program untuk
melakukan beberapa fungsi utama dari PABX dan fungsi tambahan lainnya sesuai standard pabrik
masing-masing merk.

114
Spesiflkasi minimum PABX yang harus dipenuhi atau mendekati adalah :

a. Metode kontrol 32-bit CPU


b. Power Supply 220/240 VAC, 50/60 Hz
c. Back up battery 2 x 12 V Batten/ 100 AH untuk minimal 3 jam operasi tanpa
supply AC
d. Dialling Tone (DTMF) dialling.
e. Switching Non Block PCM Time Switch.

Program yang diingmkan adalah sebagai berikut:


Klasifikasi dari Extension :
Internal call only
Outgoing call local lewat operator
Outgoing call interlocal lewat operator
Outgoing call directly untuk extention tertentu
Incoming call via operator
Call transfer
Rounding of trunk lines
Central abbreviated dialing
Call waiting atau lamp on busy
Consultation hold
Night service

5. SPESIFIKASI PEMASANGAN

1. Pada tempat yang telah ditentukan sesuai gambar rencana dipasang 1 (satu) pesawat cabang
telepon meja dengan nomor panggil.
2. Pada ruang pimpinan, selain pesawat cabang, juga di instalasi pesawat direct line dan terminal
telepon untuk sambungan internet maupun faximili.
3. Kontraktor diharuskan memeriksa semua dimensi - dirnensi yang ada pada gambar rencana.
Ajukan usul-usul kepada Direksi/Konsultan apa yang tidak sesuai dan perlu dirubah atau diatur
kembali agar Sistem Instalasi dan Peralatan dapat dipasang serta bekerja dengan baik dan
sempurna
4. Semua peralatan panel / panel-panel / terminal box/distribution frame induk maupun cabang
harus dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat, rapi, baik dan harus sesuai pula dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
5. Setiap kabel masuk / keluar dari suatu peralatan /panel-panel / terminal box / distribution frame
maupun cabang harus dilengkapi dengan gland karet atau penutup yang rapat tanpa adanya
permukaan yang tajam.
6. Semua peralatan utama harus di arde kan (grounding) dengan sistem pentahanan yang baik dan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
7. Untuk instalasi kabel-kabel telepon penyambungan dilakukan pada pesawat-pesawat telepon,
outlet telepon dan lain-iain dengan dilebihkan secukupnya sehingga pemeliharaan dapat
dilakukan semaksimal mungkin. Sementara untuk penyambungan paralel pesawat telepon
dilakukan pada terminal box bersangkutan, dan penyambungannya dengan cara solder. Tidak
diperkenankan melakukan penyambungan kabel feeder maupun instaiasi pesawat cabang
(extension) didalam pipa conduit.
8. Semua kabel instaiasi Arus Lemah, Control dan lain-lain harus ditarik dalam pipa conduit FVC.
Hal ini berlaku untuk semua kabel yang ditempatkan pada ruang tanpa langit-langit, dalam
tembok, partisi dan iain-lain.

115
9. Dikecualikan dari hal diatas ialah kabel-kabel instaiasi dalam tanah.
10. Pemasangan Conduit PVC harus rapih, rata, tidak saling bersilang, teratur dan lain-iain. Instaiasi
tidak diperkenankan membebani langit-langit.
11. Semua Conduit PVC yang berjalan paraiel di atas langit-langit, penyusunan konduitnya harus
rapi, rata dan teratur, diberi klem sesuai dengan peraturan yang berlaku.
12. Semua kabel PVC di dalam shaft penyusunannya harus rapih, rata, teratur, diberi kiem sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
13. Dalam shaft, instaiasi dipasang pada tangga kabel (cable ladder) diikat dengan pengikat kabel
(cable ties), dengan pelindung pipa Conduit. Penyambungan urat kabel pada daerah-daerah yang
mempunyai kelembaban tinggi, harus dilakukan sedemikian rupa dengan menambahkan bahan
anti korosi agar kontak kabei dapat terjaga baik.
14. Pada daerah langit-langit tanpa plafon instalasi dicor dalam plat beton atau diklem ke rangka
atap, memakai pelindung pipa PVC lengkap dengan fiting-fitingnya.
15. Pada daerah langit-langit dengan plafon, instalasi terpasang sebagai berikut: Diklem ke plat beton
setiap jarak 75 cm dengan pelindung pipa PVC lengkap dengan fiting - fitingnya, atau diklem
dengan hanger setiap jarak 100 cm, dengan pelindung pipa PVC lengkap dengan fiting fitingnya.
16. Dibawah plafon , instalasi terpasang inbow , dalam kolom atau dinding ternbok memakai pipa
pelindung PVC lengkap dengan fiting –fitingnya.
17. Di bawah ubin atau dalam tanah terpasang sedalam 40 cm di bawah permukaan memakai
pelindung pipa PVC.
18. Kabel-kabel yang ditanam dalam tanah harus pada kedalaman minimal 6O cm. Sebelum
penggelaran kabel harus dialasi dengan lapisan pasir setinggi 10 cm dan di dalamnya diberi
pelindung dengan baca. Lebar galian disesusikan dengan jumlah jalur kabel yang dilakukan tapi
tidak boleh kurang dari 10 cm.
19. Kabel-kabel yang ditanam dalam tanah harus diberi patok beton setiap 25 m dan pada belokan
sehingga jelas terlihat arah kabel dan untuk jenis keperluan instalasi apa kabel tersebut dipasang
20. Kabel - kabel yang ditanam menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lain harus diletakkan
psda kedalaman minimum 50 cm dari bagian bawah dari apa yang dilintasinya dan diberikan pipa
pelindung pipa GIP kelas Medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
21. Dan lain-lain sesuai dengan ketentuan pengabelan yang berlaku pada jenis-jenis instalasi
bersangkutan, seperti penjauhan jalur instalasi Arus Kuat dengan Arus lemah, Telepon dengan
Sistim Tata Suara, Pengujian tahanan isolasi dan sebagainya.
22. Angkur terpasang ke plat beton dan dinding dengan dicor atau ramset atau fisherplug.
23. Hanger dimur baut atau diias ke angkur
24. Plat besi dimur baut dilas atau diklem ke angkur.
25. Kontraktor harus membuat -gambar kerja instalasi maupun perletakan peralatan dengan tepat
koordinat - koordinat disesuaikan dengan keadaan sebenarnya di lapangan dan bertanggung
jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.
26. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan pemasangan, Gambar Kerja yang dibuat harus
diajukan ke Direksi dahulu untuk mendapatkan persetujuan yang bersangkutan , dan setelah itu
pekerjaan baru dapat dimulai.
27. Setiap Kontraktor harus berkonsultasi dengan Kontraktor iain dan Direksi agar mendapatkan
koordinasi sebaik-baiknya.
• Apabila timbul perselisihan paham antara kontraktor, maka keputusan akhir ada pada Direksi
• Kontraktor telepon akan berhubungan erat sehubungan dengan sifat pekerjaannya dengan
Kontraktor Utama, Listrik Plumbing , Interior, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan koordinasi
sebaik-baiknya untuk mendapatkan instalasi yang bermutu baik.
28. Semua pemasangan peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan berikan ketentuan
tersebut kepada Direksi, sehingga merupakan bagian dari spesifikasi yang berlaku.

116
29. Semua material dan peralatan sebelum dibeli atau dipesan dan masuk ke site harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi . Kontraktor harus memberikan contoh-contoh barang yang
akan dipasang dan biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Kontraktor

6. U J I C O B A

6.1. Sebelum di uji coba, PABX harus diprogram terlebih dahulu untuk semua saluran masuk (CO
Line) maupun saluran keluarnya (Extension Line) sesuai dengan keinginan pengguna, dan
dilakukan perekaman announcement sesuai arahan pengguna.
6.2. Semua pemasangan instalasi dan peralatan harus dilakukan Uji Coba hingga mencapai hasil
yang baik dan sempurna serta disaksikan oleh Direksi. Hasil Uji Coba ini dituangkan dalam
bentuk Berita Acara Uji Coba yang dilampiri gambar terlaksana, buku spesifikasi teknis dan
buku manual pengoperasian masing-masing 1 asli dan 3 copy.
6.3. Pengujian terakhir instaiasi telepon tersebut harus mendapalkan sertifikasi dari PT Telkom.
6.4. Kontraktor harus melakukan pelatihan (training) bagi petugas yang ditunjuk oleh pemilik hingga
mampu mengoperasikan dan merawat peralatan secara optimal.

6. PRODUK

Bahan dan peralatan harus yang terbaik dan memenuhi spesiflkasi.


Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan pada dasarnya adalah sebagai
berikut:

1. PABX Siemens, Panasonic


2. Hand Set Siemens, Panasonic
3. Outlet Telepon Legrand, Clipsal, MK
4. Faximile Panasonic
5. Kabel Power Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Voksel
6. Pipa Konduit Clipsal, EGA, MK
7.Kabel Tray/Kabel Ledder Three Star, Metosu, Tree Abadi

117

Anda mungkin juga menyukai