Makalah Metabolit Sekunder Tanin
Makalah Metabolit Sekunder Tanin
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat
tannin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat
logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin
juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer
flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka
tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi
sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi
Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada
seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin
terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain
dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.
Jenis tanaman yang mengandung tanin antara lain adalah daun sidaguri
(Sida rhombifolia L.) yang diketahui mengandung tanin cukup tinggi dan telah
digunakan sebagai pestisida nabati pembunuh ulat (larvasidal) (Kusuma et al.,
2009; Islam et al., 2003). Daun melinjo (Gnetum gnemon L.) juga mengandung
tanin. Daun gamal (Gliricidia sepium Jacq.) dan lamtoro (Leucaena leucocephala
Lamk.) mempunyai kandungan tanin 8-10% (Suharti, 2005; Sulastri, 2009). Biji
pinang (Areca catechu L.) dan simplisia gambir (Uncaria gambir Roxb.) telah
dikenal luas sebagai penghasil tanin dengan kandungan tanin masing-masing
sebesar 26,6% dan 30-40% (Pambayun, 2007; Hadad et al., 2007).
Pegagan (Centella asiatica) atau antanan (Sunda), daun kaki kuda (Melayu),
gagan-gagan, rendeng (Jawa), taidah (Bali) sandanan (Papua) broken copper coin,
buabok (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola (India), ji xue cao (Hanzi) juga
diduga memiliki kandungan senyawa tanin beserta asiaticoside, thankuniside,
isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside,
madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine,
serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Zat
vellarine dan tanin yang ada dapat memberikan rasa pahit.
Buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji (Psidium guajava)
mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun
jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam
ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
vitamin (IPTEKnet, 15 Januari, 2007).
E. Biosintesis Tanin
- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin
Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol biji alpukat diukur dengan
metode Gaulejac et al. dalam Kiay et al. (2011). Sebanyak 0,5 mL ekstrak
200 mg/L biji alpukat ditambahkan dengan 2 mL larutan DPPH dan
divortex selama 2 menit. Tingkat berkurangnya warna dari larutan
menunjukkan efisiensi penangkap radikal. Absorbansi dibaca dengan
spektrofotometer pada λ 517 nm setelah diinkubasi selama 30 menit.
Aktivitas penangkap radikal bebas dihitung sebagai persentase
berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan persamaan: Aktivitas
penangkap radikal bebas % (Liberty, dkk., 2010)
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang seringdigunakan sebagai obat tradisional. Tanaman inibanyak dimanfaatkan
mengatasi berbagaipenyakit seperti batuk, diabetes, rematik,gondongan, sariawan,
sakit gigi, gusi berdarah,jerawat, diare sampai tekanan darah tinggi.
Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin, triterpenoid
dantanin (Faharani, 2009; Hayati, et al., 2010).Bahan aktif pada daun belimbing
wuluh yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah tanin. Tanin merupakan suatu
senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksi
dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk
kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul (Horvart,
1981). Tanin terdiri dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis.
Kedua jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan
terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi. Kadar tanin yang tinggi pada
daun belimbing wuluh muda sebesar 10,92% (Ummah, 2010).
Secara kualitatif pengujian fitokimia senyawa tanin terhadap esktrak aseton-
air (7:3) daun belimbing wuluh dengan reagen FeCl3, gelatindan campuran
A. Kesimpulan
Demikian makalah ini kami buat, terima kasih atas partisipasi saudara
serta teman-teman, adapun kritik dan saran dari saudara serta teman-teman
sekalian kami ucapkan banyak terima kasih.