Anda di halaman 1dari 17

Sebelum tahapan menggambar instalasi sanitasi dan plambing pada bangunan gedung

maka terdapat tahapan awal perancangan system dengan kriteria-kriteria sesuai syarat-syarat dan
standar-standar yang berlaku (SNI Sistem Plambing).
Kriteria Perancangan harus berisi penjelasan secara ringkas dasar perancangan serta
besaran parameter utama yang ditetapkan untuk perancangan:
(1) Sistem Air Bersih
o Sumber air dan kapasitas pengambilan
o Kualitas air untuk peruntukan yang disyaratkan
o Volume, jenis dan peruntukan reservoir
o Batas kecepatan dalam pipa, sisa tekanan pada alat plambing
o Kebutuhan air bersih per orang per hari
o Jenis bahan yang digunakan
o Neraca kebutuhan air.
(2) Sistem Air Panas/Uap
o Kebutuhan air panas per orang per hari /kebutuhan uap
o Kerugian kalor sepanjang pipa
o Pemakaian energi spesifik pembangkit air panas
o Jenis bahan yang digunakan
o Kualitas air
o Volume dan jenis pemanas
o Temperatur dan tekanan air panas pada alat plambing.
(3) Sistem Air Kotor dan Air Kotoran
o Karakteristik air kotor / air kotoran
o Sumber asal air kotor
o Jumlah airkotor/kotoran perkapita atau equivalennya
o Kecepatan aliran dalam pipa pengumpul
o Jenis bahan pipa pengumpul
o Batas maksimum tekanan yang diperbolehkan/diizinkan
o Kerugian/kehilangan tekanan yang diizinkan
o Jenis bahan/material yang digunakan
o Kemiringan Pipa
o Jumlah perangkap lemak(grease trap) dan minyak bila ada limbah
mengandung lemak dan minyak.
(4) Sistem Ven
o Ukuran pipa tegak air kotoran/buangan
o Jumlah unit alat plambing yang dihubungkan pada pipa tegak air
kotoran/buangan
o Panjang ukur pipa tegak ven.
(5) Sistem Air Hujan
o Curah hujan maksimum untuk perancangan, termasuk Periode Ulang Hujan
(PUH)
o Taraf (“peil”) banjir bangunan dan titik sambungan saluran kota penerima.
o Kecepatan aliran maksimum dan minimum yang diizinkan.
o Jumlah dan dimensi sumur / kolam resapan.

A. Instalasi Plambing Sistem Penyediaan Air bersih


Sistem penyediaan air bersih meliputi penyedian air bersih itu sendiri dan distribusi.
Sistem ini menyangkut sumber air bersih, sistem penampungan air (bak air / tangki, ground
tank, Roof tank), pompa transfer dan distribusi. Sumber air bersih, biasanya di dapat dari
PDAM, atau berasal dari Deep Well.
Sistem penampungan air dibedakan menjadi dua bagian yaitu: raw water tank dan clean
water tank. Sumber air bersih yang berasal dari PDAM langsung dialirkan ke clean water tank.
Sedang yang berasal dari Deep well di masukan ke dalam raw water tank. Air yang berada
di raw water tank ditreatment dulu di instalasi Water Treatment Plant dan selanjutnya di alirkan
ke clean water tank (bak air bersih). Air yang berada di dalam baik air bersih (clean water tank)
selanjutnya dialirkan ke bak air atas (roof tank) dengan pompa transfer. Distribusi air bersih
pada 2 lantai teratas menggunakan packaged booster pump, sedang untuk lantai-lantai
dibawahnya dialirkan secara gravitasi..
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan instalasi perpipaan air bersih antara
lain meliputi: Dalam instalasi air bersih hal pertama yang perlu diketahui lebih dahulu
adalah denah plumbing dan diagram isometri untuk menentukan jalur-jalur instalasi pipa- pipa
yang akan dipasang.
Pemasangan pipa dilakukan setelah pasangan bata selesai namun sebelum plesteran dan
acian. Hal ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan pada
dinding.Khusus pemasangan di luar bangunan ( contohnya : pipa saluran air hujan),
sebaiknya dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan. Pipa yang melalui pelat dak,
balok atau kolom beton harus dipasang secara sparing atau pemipaan dilakukan terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan pengecoran. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup
dengan plug / dop yang kuat untuk menghindari kotoran / adukan masuk yang dapat
menyebabkan penyumbatan. Hindari belokan pipa / knik pipa dari daerah pembakaran. Posisi
pipa yang hendak diletakan di kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter. Penempatan
rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik / as keramik (agar simetris
dengan luas keramik). Setelah instalasi selesai terpasang segera lakukan uji tekanan pipa : Untuk
pipa Gip max. 10 bar ; Untuk pipa PVC max. 6 bar.
(Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing)

B. Instalasi Plambing Sistem Pembuangan air Kotor

Hal yang perlu diketahui dalam instalasi air kotor adalah denah instalasi dan diagram
isometris pipa air kotor serta jalur pembuangannya. Dalam bagian perencanaan instalasi air
kotor, hindari terlalu banyak percabangan yang dapat merepotkan pada sesi pengerjaan.
Pemasangan sambungan antar pipa harus betul-betul rapat. Untuk air bekas mandi / cuci
harus dibuat sebuah manhole untuk mengontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-
tempat tertentu. Lubang saluran pembuang harus diberikan sebuah saringan. Sparing harus
dibuat melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton (yang diatas plat = 25 cm, sedang
yang dibawah plat = 15 cm). Posisi sparing harus disesuaikan dengan type saniter (jika saniter
telah ditentukan). Jika saniter belum ditentukan , dapat dipakai sistem Block Out. Sparing clean
out harus dipasang secara bersamaan dengan sparing closet (jika ada), di mana letak sparing
clean out sebaiknya berada di samping atau dekat sparing
closet, fungsinya adalah sebagai pembersihan apabila pada closet terjadi penyumbatan.
Fan out hanya dipasang bila dalam instalasi saluran kotor terdapat banyak percabangan
dengan saluran pembuangan melalui shaft. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet diberi banyak air. Floor drain sebaiknya diletakkan jauh dari pintu dan
dekat dengan bak.).
(Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing)

Saluran Pipa WC menuju septictank:


Pipa saluran dari closet menuju septictank harus dicermati kemiringannya,
kemiringan pipa merupakan hal yang dapat memperlancar ataupun menghambat penyaluran
kotoran ketika dilalui dengan air, syarat minimal kemiringan pipa ini adalah 2 %. Pipa pada
bagian ini sebaiknya menggunakan pipa kualitas baik (minimal type D). Hindari percabangan
pipa yang ditanam di tanah (untuk bangunan 1 lantai), karena bila terjadi penyumbatan akan
sulit untuk memperbaikinya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dilengkapidengan
clean out dan fan out.

C. Sistem Air Hujan dan Sistem Drain


Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air hujan dan drain
ke dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya dari sistem plumbing. Sistem drain
biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan kepada instalasi subyek dari sistem
yang perlu drain, seperti AC atau sistem sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler tu sendiri.
Karena air yang dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air
bersih (tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke saluran
kota (tidak melalui pengolahan).

D. Sistem Venting
Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udra yang terjebak di
dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air hujan). Diantara tujuan
pemasangan sistem venting adalah:
1. Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul apabila
seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan pada akhir proses
pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut mengalir.
2. Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
3. Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan pipa pembuangan.

Di bawah ini disertakan contoh instalasi plumbing yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan. (Sumber: http://abi-blog.com/cara-menggambar-plumbing-dan-langkah-langkah/)

Gbr. Gambar isometrik perpipaan plumbing: Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting
Sumber: https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/metode-instalasi-plumbing

Gbr. Gambar isometrik perpipaan plumbing: Instalasi Air Kotor, air bekas dan venting
Gambar. Skema umum sistem pembuangan gravitasi
(Sumber: http://arsitekistn.blogspot.co.id/2011/04/sistem-pembuangan-air-kotor.html)

E. Sistem Drainase, Septic Tank dan Resapan


Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol
kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Dari sudut pandang yang lain, drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka
menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini
berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
permukaan tanah) dan atau bangunan resapan.
Perlengkapan drainase utama pada lingkungan bangunan gedung adalah:
(Sumber: http://irhamsyah93.blogspot.co.id/2015/04/drainasegedung-
menggambardrainase.html)
a. Instalasi/jaringan air kotor
1. Sistem jaringan-Sistem Terbuka untuk air hujan /saluran yang tidak
menimbulkan bau
2. Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi.

Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu:


1. Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan
2. Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan
b. Saluran air hujan
1. Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halamandisalurkan ke saluran
kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan local
2. Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan
3. Menggunakan pipa ½ Ø20 cm
4. Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usahakonservasi air tanah
5. Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi
besi beton
6. Pada pertemuan dan belokan diberi bak control

Gambar. Detail sistem saluran air hujan


c. Septic Tank
Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis /
dibantu bakteri pembusuk.

Gambar. Skema denah septic tank

Gambar. Skema potongan septic tank


Contoh penentuan dimensi ruang penghancur :
− Kebutuhan air/orang/hari = 25 liter
− Kotoran hancur dalam waktu = 3 hari
− Tinggi air dalam septic tank (T) = 150 cm =1,5 m
− Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter = 1,125 m³
− Misal direncanakan panjang ruang (P) =1m
− Maka lebar ruang (L) = V/T . P = 1,23/1,5 . 1 = 0,75
m

Dimensi septic tank dapat mengikuti ukuran berikut:

d. Peresapan Air Kotor


Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah
Terdapat 2 model peresapan, yaitu:
1. Model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah
merupakan lapisan pasir
2. Model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah
bagian atas tidak mudah meresap air

Gambar. Peresapan Model Memanjang


Gambar. Peresapan Model Sumuran

Sistem sambungan langsung


Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana, pipa distribusi kebangunan
langsung dengan, pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam
hal ini pipa cabang distribusi PDAM). Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi
PDAM, maka sistem ini hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai
dengan 2 (dua) lantai. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem, ini adalah,
air yang berasal dan pipa cabang sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal
ini pipa cabang distribusi PDAM).

Gambar Sistem sambungan langsung.

Sistem tangki tekan


Biasanya sistem ini digunakan bila air yang akan masuk kedalam bangunan,
pengalirannya menggunakan pompa.
Prinsip kerja sistem ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Air dari sumur atau yang
telah ditampuag dalam tangki bawah dipompakan ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup,
sehingga air yang ada didalam tangki tertutup tersebut dalam keadaan terkompresi. Air
dan tangki tertutup tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja
secara otomatis yang diatur oleh suatu detektor tekanan, yang menutup/membuka saklar
motor listlik penggerak pompa. Pompa berhenti bekeria kalau tekanan dalam tangki telah
mencapai suatu batas maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan
dalam tangki mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan
biasanya ditetapkan antard 1,00 kg/cm2 sampai 1,50 kg/cm2 Pada umumnya sumber air
yang digunakan pada sistem ini adalah, air yang berasal dari reservoir bawah (yang
sumbernya bisa dari PDAM atau dari sumur atau dan PDAM dan sumur) atau langsung
dari sumur (air tanah).

Gambar Sistem tangki tekan.

Gambar Sistem tangki tekan.

Sistem tangki atap


Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka
dapat diterapkan sistem tangki atap dipompakan ke tangki atas. Tangki atas dapat berupa
tangki yang di simpan di atas atap atau dibangunan yang tertinggi, dan bias juga berupa
menara air. Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah air yang
berasal dari reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDANI atau dari sumur atau dari
PDAM dan sumur) atau langsung dari sumur (air tanah). Agar supaya system penyediaan
air minum di dalam bangunan gedung (plumbing air minum) dapat berfungsi secara
optimal, maka perlu memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah :
· Syarat kualiitas
· Syarat kuantitas
· Syarat tekanan

1. Syarat kualitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plumbing air
minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu syarat fisik, Syarat kirmiawi?',
dan syarat baktereiologi, yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini
Departmen Kesehatan.

2. Syarat kuantitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plumbing air
minum:, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus
mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan gedung didasarkan
pada pendekatan sebagai berikut :
· Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun vang tidak permanen.
· Unit beban alat plumbing .
· Luas iantai bangunan .

Gambar Sistem Tangki Atap.


Gambar Sistem Tangki Atap.

1. Syarat tekanan
Tekana air yang berada pada sistem, plumbing (pada pipa) tekanannya harus sesuai
dengan kctentuan yang berlaku, diantaranya vaitu : antara 2,5 kg/cm2 atau 25 kolom air
(mka) sampai 3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka) untuk perumahan dan hotel 4,0
kg/cm2 atau 40 meter kolom air (mka) sampai 5,0 kg/cm2 atau 50 meter kolom air (mka)
untuk perkantoran. Tekanan tersebut tergantung dari peraturan setempat.

Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat maka tekanan air dilantai
bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat besar
yaitu sebasar 64 X 3,50 m = 224 meter kolom air (mka). Oleh karena itu, agar air tidak,
melampoi batas yang ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi dimana setiap zona
tekanan airnya tidak melarnpoi tekanan yang yang telah ditentukan.
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan air
minum suatu bangunan diantaranya adalah :
1) Sumber air
2) Pompa air
3) Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4) Tangki air
5) Peralatan plumbing air bersih

1). Sumber air


Sumber air untuk sistem penyedian air minum suatu bangunan gedung ada 2 (dua)
macam yaitu : Secara individu dan Secara kolektif

Secara individu, adalah sistem penyediaan air rninum yang Sumber airnya diambil secara
perorangan atau rumah tangga / bangunan.

Secara kolektif, adalah sistem penyediaan air minum yang Sumber airnya diambil
bersama – sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan perusahaan, pada
umumnya badan atau perusahaan yang menyelenggarakan adalah perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Sistem yang digunakan untuk mendistribusikan menggunakan sarana
pemipaan. Oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air minum sistem perpipaan.
Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara individu dapat dijelaskan
sebagai berikut : "air dari sumber air yang, ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermuk'aan tanah dengan menggunakan timba. Lalu air tersebut digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur
di pompa langsung ke alat-alat plumbing atau di pompa ke menara air, lalu air dan menara
air dialirkan secara gravitasi ke alat-alat plumbing. Ada juga yang menggunakan sumber
air dari mata air atau dari air permukaan (sungai atau kolam).

Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara kolektif dapat dijelaskan
sebagai, berikut : "air dari number air (air tanah tertekan, mata air, atau air perrrnukaan)
di alirkan melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara gravitasi
maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit peneolahan air minum (water
treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang belum memenuhi syarat
kualitas air kualitas air minum menjadi memenuhi syarat kualitas air minum. Air minum
dari unit pengolaan air minum (water treatment plan) dialirkan melalui pipa. transmisi
(pipa pembawa) air minum secara gravitasi atau pemompaan ke reservoir. Air minum
clan reservoir didistribusikan ke konsumen atau pemakai melalui pipa atau jaringan pipa
distribusi (pipa atau jaringan pipa. pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau
gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter
kolom air (mka) dan pada ujung pipa distribusii minimal 10 meter kolom air (mka).

Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa, secara langsung
keperalatan plumbing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).

Air dari sistem penyediaan air minum kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah
memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu, ada yang
sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum
memenuhi syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebili dahulu agar
memenuhi persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalarn sistem, plumbing bangunan
gedung.

2). Pompa air


Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah ke level vang,
lebih tiriggi. Dillhat dart jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pompa hisap dan
pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level di bawah pompa kelevel
sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikan air dari level dibawah pompa ke
level diatas pompa.

Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih
kecil atau sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa centrifugal dengan permukaan air
yang akan di pompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih
besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet
pump), atau pompa rendam (submersible pump).

Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa centrifugal), maka
udara tidak, boleh masuk kedalam pipa hisap.
Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah
· Foot valve
· Pipa hisap dan peralatannya
· Pompa itu sendiri
· Fleksible joint
· Sambungan peredam getaran
· Pipa tekan
· Katup (valve)
· Katup searah (swing valve)
· Saringan (sirainer)
· Kadang,-kadang manometer
· Contoh perhitungan kebutuhan air minum untuk rumah tinggal:
a) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal sederhana dengan
jumlah penghuni sebanyak 5 jiwa.
Asumsikan kebutuhan air sebesar 100 1/jiwa/hari.
Kebutuhan air sebesar : 5 jiwa X 1001/jiwa/hari = 500 1/hari

b) Menentukan banyaknya kebutuhan air minum untuk rumah tinggal mewah dengan jumlah
penghuni sebanyak 8 jiwa.
Asumsikan kebutuhan air sebesar 250 1/jiwa/hari.
kebutuhan air sebesar : 8 jiwa X 250 1/jiwa/hari = 2.000 1/hari.

· Contoh perhitungan kebutuhan kapasitas pompa air:


Setelah mendapatkan nilai volume pemakaian dalam sehari, tinggal dicari spesifikasi
kapasitas pompa air dalam mendistribusikan air. Spesifikasi kapasitas pompa
mendistribusikan air per menit, dapat anda temukan pada kardus kemasan atau lembar
manual pemakaian pompa. Biasanya, nilai kapasitas itu berada pada kisaran 35 liter per
menit dengan pemakaian daya listrik sebesar 350 VA per jam atau 350 x 0,8 = 280 Watt
per jam (0,8 = nilai faktor daya).

Jadi, untuk menghasilkan 233 liter air per hari, pompa membutuhkan waktu selama :
233 / 35 = 6,6 menit.

Daya listrik yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pompa selama 6,6 menit adalah :
280 x (6,6 / 60) = 280 x 0,11 = 30,8 Watt atau 30,8 / 1000 = 0,0308 kwh

Sehingga, daya listrik yang dibutuhkan pompa untuk mengakomodasi pemakaian volume
air sebanyak 233 liter per hari adalah 0,0308 kwh.

Kalau perhitungan tersebut diimplementasikan untuk pemakaian dalam sebulan, maka


menjadi :
0,0308 x 30 = 0,924 kwh.

Untuk pemakaian selama sebulan dalam satu rumah dengan penghuni sebanyak 4 orang,
akan menjadi :
0,924 x 4 = 3,696 kwh.

Perhitungan berdasarkan pemakaian Air per Bulan :

Seandainya anda mengetahui total volume pemakaian air dalam sebulan dan hendak
mengetahui berapa pemakaian daya pompa air dari total volume air tersebut, dapat
diperhitungkan dengan mudah. Misalnya, pemakaian air dalam 1 bulan sebanyak 27 m³
atau 27 x 1.000 = 27.000 liter. Dengan spesifikasi kapasitas pompa air sebagaimana telah
dicontohkan di atas, maka perhitungannya menjadi :
27.000 / 35 = 771 menit atau 771 / 60 = 12,85 atau 12 jam 51 menit.

Jumlah pemakaian pompa air selama 12 jam 51 menit, dibutuhkan daya sebesar :
280 x (771 / 60) = 280 x 12,85 = 3.598 Watt atau 3.598 / 1000 = 3,598 kwh

Anda mungkin juga menyukai