Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Generator Set (Genset)


Sebelum Genset dikenal luas, Genset awalnya ditemukan oleh dua orang,
yang pertama adalah Michael Faraday dan juga Rudolph Diesel. Pada tahun 1831
Faraday menemukan induksi elektromagnetik yang kemudian berkembang
menjadi Generator Modern, Michael Faraday sendiri saat ini merupakan sosok
fisikawan yang sangat terkenal. Sedangkan kelanjutannya, Rudolph Diesel
merupakan sosok penemu Generator Diesel itu sendiri, dimana ia mulai
mengeluarkan hak paten mesin mesinnya pada tahun 1892.

Gambar 2.1 Generator Set

Mengingat besarnya manfaat dari Generator Set itu sendiri, maka Mesin
Penghasil Listrik ini kemudian dikembangkan dan diproduksi Massal sehingga
saat ini dapat dengan mudah ditemui. Beberapa contoh tempat yang biasanya
sangat membutuhkan Genset adalah Bank, Rumah Sakit, Supermarket, Hotel,
Mall / Plaza, Kantor, Toko, bahkan tak jarang Rumah rumah pun menggunakan
Genset ini untuk Tenaga Listrik Cadangan disaat dibutuhkan, terutama saat Listrik
PLN padam.
2.1.1 Pengertian Genset
Generator set adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik
(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk
menghasilkan tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan
mesin pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar
dan mesin dengan bahan bakar bensin. Sedangkan generator adalah perangkat
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator
menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnet dalam
kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka akan
terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet)
di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga
menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan
listrik).
Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik
alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik
padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan jaringan listrik di daerah
tersebut, atau juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik tambahan.
2.1.2 Prinsip Kerja Genset
Prinsip kerja genset adalah sebuah mesin pembakaran (mesin diesel atau
mesin bensin) akan mengubah energi bahan bakar menjadi energi mekanik,
kemudian energi mekanik tersebut diubah atau dikonversi oleh generator sehingga
menghasilkan daya listrik. Generator dihubungkan satu poros dengan mesin
diesel. Pada saat akan start accu yang bertegangan 12 / 24 V siap mensuplai motor
DC. Motor DC ini akan menstarting. Diesel dan genearator mengikuti putaran
motor DC.
Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator,
sehingga generator mengeluarkan tegangan. Saat start, motor DC mendapat suplai
listrik dari accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel
sampai mencapai putaran tertentu. Accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungi sebagai generator DC.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
memakai generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron
mempunyai dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator
ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.
Genset bekerja sepuluh detik ketika listrik padam, sepuluh detik
berikutnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa menyala kembali.
Cara kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah duapuluh
detik ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator).
Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis CT
(Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan besaran arus
beban yang melaluinya (secara rangkaian seri). Arus listrik yang dihasilkan ini
digunakan untuk memperkuat medan magnet pada belitan rotor. Sehingga untuk
beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar (rumus: V=IxR, dimana
Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak cukup hanya dengan
mengandalkan AVR saja, genset juga dilengkapi System Governor untuk
menjaga kestabilan RPM (Rotation Power Momentum)nya sehingga bisa
menghasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada atau tidak ada beban,
hal ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM (biasanya solar) pada
generator genset.
Adapun ketika listrik menyala, sebuah switch (biasanya ATS-Automatic
Transfer Switch) otomatis mengalihkan power supply dari genset ke PLN. Ini
dilakukan tanpa memadamkan lampu sama sekali, sehingga tidak mengganggu
kenyamanan konsumen. Dalam 5 detik genset akan mati secara otomatis.
2.1.3 Mesin Diesel (Prime Mover)
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi
melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan
terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan
pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak
akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Cara kerja


mesin diesel (prime mover)

Adapun cara kerja mesin diesel yang terdapat pada generator set adalah sebagai
berikut :

1. Langkah yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan,


di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke
bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar
menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi
pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup
yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar
dan menarik kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang
terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar.
Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak
naik ke atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini
(3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang
kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk
kembali.

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :

1. Design dan instalasi sederhana


2. Auxilary equipment sederhana
3. Waktu pembebanan relatif singkat
4. Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat

Kekurangan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :

1. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta
kompresi yang tinggi.
2. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi.
3. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin
besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya
sangat besar
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)
2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel
dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang
relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada
sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada
poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <
500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang
dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi
sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat
bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN,
sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger
didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk
memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari
baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan
standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau
accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500
PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk
start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke
dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel
Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar.
Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan
udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap
dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.1.4 Generator
Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan arus listrik yang arahnya
bolak-balik pada sebuah rangkaian listrik. Jika pada rangkaian listrik DC arus
listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, lain halnya dengan rangkaian
listrik AC dimana arus listrik bergerak secara periodik berbolak-balik arah dari
kutub satu ke yang lainnya. Generator pada genset adalah generator arus bolak-
balik (AC) yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai alternator,
generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator
sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan
magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor
dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan
medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-
kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu
sakelar terhubung dengan jala-jala.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday
yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Generator pada mesin genset yang akan digunakan pada simulasi AMF adalah
simulasi genset 3 fasa. Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
(alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan
tetapi generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan
outputnya berbeda fasa 120o pada masing-masing fasa seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2.3 Vektor generator 3 fasa sebagai gambaran lilitan generator

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan


tempat terjadinya GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi tidak bergerak, sedangkan
kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut
dengan generator berkutub dalam, dapat dilihatpada gambar berikut. Keuntungan
generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin
geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak
berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan
tinggi dan arus yang besar. Secara umum kutub magnet generator sinkron
dibedakan atas:
1. Kutub magnet dengan bagian sinkron yang menonjol (salient pole).
2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient
Pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000
rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan
rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi
merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub. Pada umumnya
generator AC ini dibuat sedemikian rupa,sehingga lilitan tempat terjadinya GGL
(Gaya Gerak Listrik) induksi tidak bergerak,sedangkan kutub-kutub akan
menimbulakan medan megnet berputar. Generator itu disebut juga generator
berkutub dalam.
2.2 ATS (Automatic Transfer Switch) dan AMF (Automatic Main
Failure)
2.2.1 ATS (Automatic Transfer Switch)
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer Swicth, jika
dipahami berdasarkan arti kata tersebut maka ATS adalah sakelar yang bekerja
otomatis, namun kerja otomatisnya berdasarkan memungkinan jika sumber listrik
dari PLN terputus atau mengalami pemadaman maka sakelar akan berpindah
kesumber listrik yang lainnya misalnya adalah Inverter.
Automatic Transfer switch merupakan rangkaian kontrol sakelar power
inverter dengan PLN yang sudah full automatic.Alat ini berguna untuk
menghidupkan dan menghubungkan power inverter ke beban secara otomatis
pada saat PLN padam. Pada saat PLN hidup kembali, alat ini akan memindahkan
sumber daya ke beban dari power inverter ke PLN.
Dalam perkembangan tehnologi dunia elektrikal akhirnya merekayasa hal
tersebut kemudian di jalankan secara Automatic yang di singkat ATS (Auto
Transfer Swicth) yang di fungsikan secara otomatis untuk memindahkan daya
sesuai dengan kebutuhan tanpa menggunakan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya. Beberapa jenis ATS di bedakan menurut kapasitas daya yang
di butuhkan atau berdasar Phasa dan Ampere yang melalui panel tersebut, namun
untuk prinsip kerjanya sama. Pada dasarnya pembuatan ATS adalah memainkan
penalaran logika matematika dengan merangkaikan beberapa alat seperti Relay,
Timer, Kontaktor,dan MCB. Alat –alat tersebut pada prinsipnya adalah sebagai
sakelar ataupun pemutus hubungan. Pemakaian panel ATS ini di bedakan pada
besar kecilnya pemakaian listrik. Semakin tinggi pemakaian daya listrik, tentunya
akan semakin besar pula spesifikasi komponen-komponennya terutama Breaker
dan kontaktornya dan juga ukuran kabelnya
2.2.2 AMF ( Automatic Main Failure )
AMF adalah singkatan dari Automatic Main Failure yang maksudnya
menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila
terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama (Main), istilah ini secara
umum sering dijabarkan sebagai sistem kendali start dan stop genset, baik itu
diesel generator, genset gas maupun turbin.
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan
meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan
transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu
daya cadangan (genset) dan sebaliknya.
2.2.3 Prinsip Kerja ATS / AMF
Cara kerja AMF dan ATS adalah kombinasi untuk pertukaran
sumber baik dari genset ke sumber listrik utama ataupun sebaliknya. Bilamana
suatu saat sumber listrik utama (PLN) tibatiba padam, maka AMF bertugas
untuk menjalankan mesin diesel genset sekaligus memberikan sistem proteksi
pada genset.
Sistem proteksi yang dimaksud adalah sistem proteksi terhadap unit
mesin diesel maupun pada generatornya, seperti :
• Rendahnya tekanan minyak pelumas;
• temperature mesin;
• pengaman beban lebih; dan
• pengaman terhadap tegangan, frekuensi genset, dll
Apabila parameter yang diamankan melebihi batasan normal/seting maka
ATS akan memutuskan hubungan arus listrik kebeban sedangkan AMF bertugas
untuk menghentikan mesin. Apabila generator yang dijalankan beroperasi
dengan baik, selanjutnya ATS bertugas untuk memindahkan sambungan secara
otomatis yang sebelumnya dari sumber listrik utama ke sisi generator.
Apabila sumber listrik utama kembali normal, maka ATS akan bertugas
mengembalikan sambungan ke sisi sumber listrik utama dan kemudian
disusul dengan tugas AMF untuk memberhentikan kerja mesin diesel.
Adapun keuntungan penggunaan AMF/ATS yaitu:
1. Sistem perpindahan jalur dari sumber listrik utama ke generator hanya
perlu waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan detik setelah
sumber listrik utama padam genset langsung menyala sehingga listrik
segera dapat dinikmati.
2. Meringankan tugas teknisi listrik bahkan seringkali banyak gedung
perkantoran tidak mempunyai teknisi listrik.
3. Memberikan perlindungan terhadap peralatan-peralatan yang seringkali
terjadi tegangan listrik dari sumber listrik utama maupun Genset yang drop.
Salah satu prinsip kerja sistem ATS/AMF sebagaimana pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Diagram Daya dan Kontrol Sistem ATS/AMF Genset Konvensional

Dalam panel ATS/AMF ini dibagi dalam Tiga blok yang memiliki fungsi
dan tugas masing-masing.
 Blok 1
Blok detector Sumber daya Utama, Rangkaian ini berfungsi untuk
memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati)
kepada rangkaian Blok starter engine (NC M1). Blok detector ini
menghidupkan M1 apabila listrik utama hidup Sekaligus sebagai blok Stop
engine (NC R2) apabila listrik utama mati. Pada terminal nomor 5 dan 6,
anda harus menghubung seri pada rangkaian genset sebagai tombol OFF.
Pada blok satu ini juga terdapat Selector Switch untuk menfungsikan
rangkaian ini Normal dan Automatis. Pada fungsi Normal, maka kerja
Change Over Switch tidak akan berfungsi.
 Blok 2
Blok Relai detector Daya Genset, Relai detector ini berfungsi untuk
menerima informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian utama
apabila listrik utama mati dengan menghidupkan (M2) setelah genset
bekerja.
 Blok 3
Blok starter engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini
bekerja berdasarkan masukan dari Blok detector Sumber daya Utama (NC
M1) Sebagai awal kerja starter. T3 dan T4 sebagai delay starter dan R3
sebagai Kontak starter. Khusus pada rangkaian ini menggunakan komponen
yang mempunyai tegangan kerja 24VDC dengan menggunakan 2 buah Accu
12VDC yang dihubung Seri. Namun apabila anda menemukan komponen
yang mempunyai tegangan kerja 12VDC, anda bisa memakainya dengan
hanya menggunakan 1 buah Accu saja.

Gambar 2. 5 Skematik Automatic Main Failure dan Automatic Transfer Switch


Berdasarkan gambar 2.5 diatas, terlihat bahwa genset digunakan sebagai
suplai pengganti daya utama pada beban saat terjadinya gangguan pada suplai
PLN. Seluruh sistem di kontrol langsung oleh controller AMF. Ketika sumber
PLN beroperasi,maka kontak Kontaktor PLN (KP) dan Kontaktor ATS (KP ATS)
akan on sehingga beban umum dan beban prioritas akan di-supply langsung oleh
catu daya utama dari PLN melalui KP dan ATS. Bila PLN padam maka kontak
KP dan ATS akan off atau terputus dari beban dan saat itu juga kontrol AMF akan
mengintruksikan diesel untuk beroperasi. Setelah kondisi genset hidup dan
tegangan supply dari genset sudah sampai pada nilai nominal maka Kontaktor
Genset (KG) akan on sehingga supply beban prioritas akan di catu melalui genset.
Ketika KP on kembali maka dalam waktu tertentu KP dan KG akan melakukan
switching catu daya secara bersamaan sehingga KG tidak bisa on karena sistem
interlock pada ATS, ataupun sebaliknya bila KG on maka KP tidak dapat
beroperasi.

Gambar 2. 6 Bentuk Genset beserta Control ATS/AMF


Sistem kontrol AMF dapat dilakukan dengan berbagai macam baik secara
konvensional yaitu dengan menggunakan relay konvensional dan kontakor
Automatic Change Over Switch (ACOS), dan secara otomatisasi pemrograman
dengan menggunakan modul otomasi modern yang sudah ada, seperti
mikokontrolller, mikroprosessor, smart relay atau modul yang paling banyak
digunakan oleh industry saat ini, yaitu programmable logic controller (PLC), dan
lain sebagainya.
2.2.4 Komponen ATS / AMF
Secara umum komponen-komponen dari ATS / AMF terdiri atas :
1. Komponen Kontrol
a. Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik secara mekanis
mengontrol perhubungan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang
terpenting dari banyak sistem kontrol, bermanfaat untuk kontrol jarak
jauh dan pengontrolan alat tegangan dan arus tinggi dengan sinyal
kontrol tegangan dan arus rendah.
b. Modul Kontroler
Dalam Suatu mesin yang diinginkan bekerja secara otomatis maka
selain sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah
kontroler. Kontroler merupakan otak dari suatu sistem kontrol.
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu bentuk khusus
pengontrolan berbasis mikroprosesor, memanfaatkan memori yang
dapat deprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi antara lainnya logika, perwaktuan
(timming), pencacah (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-
mesin dan proses-proses.

Gambar 2.7 Modul Kontroler DATAKOM DKG707


Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai
bentuk dan fungsi yang lebih modern dan mudah dengan penggunaan
PLC yang dikhususkan untuk sistem suplai daya seperti ATS-AMF
c. Tombol Tekan (Push Button)
Tombol tekan adalah bentuk saklar yang paling umum dari pengendali
manual yang dijumpai di industri. Tombol tekan NO (Normally Open)
menyambung rangkaian ketika tombol ditekan dan kembali pada posisi
terputus ketika tombol dilepas. Tombol tekan NC (Normally Closed)
akan memutus rangkaian apabila tombol ditekan dan kembali pada
posisi terhubung ketika tombol dilepaskan. Ada juga tombol tekan yang
memiliki fungsi ganda, yakni sudah dilengkapi oleh dua jenis kontak,
baik NO maupun NC. Jadi tombol tekan tersebut dapat difungsikan
sebagai NO, NC atau keduanya. Ketika tombol ditekan, terdapat kontak
yang terputus (NC) dan ada juga kontak yang terhubung (NO)

Gambar 2.8 Simbol tombol tekan

d. Selector Switch
Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang digerakkan
oleh tombolatau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi
atau dapat disebut sebagai saklar pemilih, ada yang berlaku seperti
toogle switch dimana selector dapat berhenti pada satu posisi, dan ada
ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan
pemilihan maka selector akan kembali ke posisi semula atau posisi
netral.
Gambar 2.9 Bentuk fisik selector switch

2. Komponen Daya
a. Change Over Switch (COS)
Change Over Switch merupakan salah satu saklar yang bertanggung
jawab atau berfungsi memindahkan dan menghubungkan sirkuit sat uke
sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya saklar ini dapat dioperasikan
secara manual maupun dapat dipilihkan untuk beroperasi secara
otomatis. Untuk pengoperasian manual, pada umumnya terdapat sebuah
tuas yang digunakan sebagai pemindah dengan cara mengangkat tuas
maupun menurunkan tuas dengan menggunakan tangan. Sedangkan
untuk pengoperasian otomatis pada umumnya dalam perangkat saklar
ini telah dilengkapi motor ataupun solenoid yang berfungsi
menggerakkan saklar tersebut.

Gambar 2.10 Salah satu bentuk fisik COS

b. MCB dan MCCB


MCB (Mini Circuit Breaker) dan MCCB (Moulded Case Circuit
Breaker) merupakan alat pengaman yang pada proses operasinya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai
penghubung. Yang membedakan antara MCB dan MCCB pada
umumnya adalah kapasitas pengaman yang ditanggung oleh masing-
masing. Untuk MCB biasanya digunakan untuk pengaman dengan
kapasitas arus yang kecil. MCB lebih banyak digunakan untuk
pengaman sistem kontrol maupun instalasi listrik yang mempunyai
kapasitas arus yang rendah. Sedangkan untuk MCCB pada umumnya
digunakan untuk pengaman dengan kapasitas arus yang besar dengan
rating diatas 100 A. Apabila diliat dari segi pengaman, maka MCCB
dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat
(Short circuit) dan arus beban lebih (Over load). Pada jenis tertentu
pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur
sesuai yang diinginkan.

Gambar 2.11 Jenis MCCB

c. Current Transformer (CT)


Current Transformer atau biasa disebut trafo arus adalah suatu
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil,
yang dipergunakan dalam rangkain arus bolak-balik. Fungsi CT adalah
untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak
diukur (sisi sekunder 5A atau 1A) dan untuk memisahkan sirkuit dari
sistem yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya dapat disebut
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang
selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Pada Panel ATS-AMF yang
dirancang. CT yang digunakan untuk memperoleh arus pengukuran dan
pengamanan adalah jenis trafo arus tegangan rendah
Gambar 2.12 Current Transformer (CT)

3. Komponen Pendukung
a. Battery Charger
Battery Charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu
sedangkan baterai atau accu itu sendiri digunakan untuk
mengoperasikan genset, yaitu guna penyalaan dan pengontrolan kerja
ATS – AMF, Pada saat normal yaitu suplai dari PLN maka battery
charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN. Lalu dari
battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC. Jika PLN mati,
battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari genset
yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery charger
tetap mendapat suplai listrik begitu juga dengan accu.Untuk pengisian
ulang accu ini, suplai energi didapat dari battery charger. Karena accu
yang akan menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan
bertegangan. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu
berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal
(genset tidak beroperasi), maka battery charger mendapat suplai listrik
dari PLN. Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami gangguan
(genset beroperasi), maka suplai dari battery charger didapat dari
genset. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan
baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai
12 volt, yang merupakan tegangan standardnya, maka hubungan antara
battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.
Gambar 2.13 Rangkaian Battery Charger

Anda mungkin juga menyukai