LANDASAN TEORI
Mengingat besarnya manfaat dari Generator Set itu sendiri, maka Mesin
Penghasil Listrik ini kemudian dikembangkan dan diproduksi Massal sehingga
saat ini dapat dengan mudah ditemui. Beberapa contoh tempat yang biasanya
sangat membutuhkan Genset adalah Bank, Rumah Sakit, Supermarket, Hotel,
Mall / Plaza, Kantor, Toko, bahkan tak jarang Rumah rumah pun menggunakan
Genset ini untuk Tenaga Listrik Cadangan disaat dibutuhkan, terutama saat Listrik
PLN padam.
2.1.1 Pengertian Genset
Generator set adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik
(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk
menghasilkan tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan
mesin pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar
dan mesin dengan bahan bakar bensin. Sedangkan generator adalah perangkat
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator
menggunakan prinsip percobaannya faraday yaitu memutar magnet dalam
kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan maka akan
terjadi perubahan fluks gaya magnet (perubahan arah penyebaran medan magnet)
di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan sehingga
menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang menimbulkan
listrik).
Genset (generator set) biasa digunakan untuk menghasilkan daya listrik
alternatif, seperti ketika suplai pasokan daya listrik dari industri pembangkit listrik
padam/off, atau keadaan dimana tidak ada pasokan jaringan listrik di daerah
tersebut, atau juga biasa digunakan ketika diperlukan daya listrik tambahan.
2.1.2 Prinsip Kerja Genset
Prinsip kerja genset adalah sebuah mesin pembakaran (mesin diesel atau
mesin bensin) akan mengubah energi bahan bakar menjadi energi mekanik,
kemudian energi mekanik tersebut diubah atau dikonversi oleh generator sehingga
menghasilkan daya listrik. Generator dihubungkan satu poros dengan mesin
diesel. Pada saat akan start accu yang bertegangan 12 / 24 V siap mensuplai motor
DC. Motor DC ini akan menstarting. Diesel dan genearator mengikuti putaran
motor DC.
Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator,
sehingga generator mengeluarkan tegangan. Saat start, motor DC mendapat suplai
listrik dari accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel
sampai mencapai putaran tertentu. Accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungi sebagai generator DC.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
memakai generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron
mempunyai dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator
ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.
Genset bekerja sepuluh detik ketika listrik padam, sepuluh detik
berikutnya tenaga listrik diswitch ke genset, saat itu lampu bisa menyala kembali.
Cara kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah duapuluh
detik ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator).
Di dalam AVR, ada Mutual Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis CT
(Current Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan besaran arus
beban yang melaluinya (secara rangkaian seri). Arus listrik yang dihasilkan ini
digunakan untuk memperkuat medan magnet pada belitan rotor. Sehingga untuk
beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar (rumus: V=IxR, dimana
Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak cukup hanya dengan
mengandalkan AVR saja, genset juga dilengkapi System Governor untuk
menjaga kestabilan RPM (Rotation Power Momentum)nya sehingga bisa
menghasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada atau tidak ada beban,
hal ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM (biasanya solar) pada
generator genset.
Adapun ketika listrik menyala, sebuah switch (biasanya ATS-Automatic
Transfer Switch) otomatis mengalihkan power supply dari genset ke PLN. Ini
dilakukan tanpa memadamkan lampu sama sekali, sehingga tidak mengganggu
kenyamanan konsumen. Dalam 5 detik genset akan mati secara otomatis.
2.1.3 Mesin Diesel (Prime Mover)
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Pada mesin diesel/diesel engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (± 30 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan tinggi
melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang diinjeksikan akan
terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan
pada tekanan yang konstan.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak
akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.
Adapun cara kerja mesin diesel yang terdapat pada generator set adalah sebagai
berikut :
1. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta
kompresi yang tinggi.
2. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi.
3. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin
besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya
sangat besar
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)
2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)
Sistem starting atau proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel
dibagi menjadi 3 macam sistem starting yaitu:
1. Sistem Start Manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin yang
relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada
sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada
poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya.
2. Sistem Start Elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu <
500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari
baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC
mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang
dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi
sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat
bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN,
sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger
didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk
memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari
baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan
standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau
accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3. Sistem Start Kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500
PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk
start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke
dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga
menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel
Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi.
Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar.
Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang
ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan
udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap
dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.1.4 Generator
Arus listrik AC (Alternating Current) merupakan arus listrik yang arahnya
bolak-balik pada sebuah rangkaian listrik. Jika pada rangkaian listrik DC arus
listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, lain halnya dengan rangkaian
listrik AC dimana arus listrik bergerak secara periodik berbolak-balik arah dari
kutub satu ke yang lainnya. Generator pada genset adalah generator arus bolak-
balik (AC) yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai alternator,
generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan generator
sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan
magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor
dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan
medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub-
kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu
sakelar terhubung dengan jala-jala.
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday
yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak listrik.
Generator pada mesin genset yang akan digunakan pada simulasi AMF adalah
simulasi genset 3 fasa. Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
(alternator) pada dasarnya sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan
tetapi generator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan
outputnya berbeda fasa 120o pada masing-masing fasa seperti ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
Gambar 2.3 Vektor generator 3 fasa sebagai gambaran lilitan generator
Gambar 2.4 Diagram Daya dan Kontrol Sistem ATS/AMF Genset Konvensional
Dalam panel ATS/AMF ini dibagi dalam Tiga blok yang memiliki fungsi
dan tugas masing-masing.
Blok 1
Blok detector Sumber daya Utama, Rangkaian ini berfungsi untuk
memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati)
kepada rangkaian Blok starter engine (NC M1). Blok detector ini
menghidupkan M1 apabila listrik utama hidup Sekaligus sebagai blok Stop
engine (NC R2) apabila listrik utama mati. Pada terminal nomor 5 dan 6,
anda harus menghubung seri pada rangkaian genset sebagai tombol OFF.
Pada blok satu ini juga terdapat Selector Switch untuk menfungsikan
rangkaian ini Normal dan Automatis. Pada fungsi Normal, maka kerja
Change Over Switch tidak akan berfungsi.
Blok 2
Blok Relai detector Daya Genset, Relai detector ini berfungsi untuk
menerima informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian utama
apabila listrik utama mati dengan menghidupkan (M2) setelah genset
bekerja.
Blok 3
Blok starter engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset. Blok ini
bekerja berdasarkan masukan dari Blok detector Sumber daya Utama (NC
M1) Sebagai awal kerja starter. T3 dan T4 sebagai delay starter dan R3
sebagai Kontak starter. Khusus pada rangkaian ini menggunakan komponen
yang mempunyai tegangan kerja 24VDC dengan menggunakan 2 buah Accu
12VDC yang dihubung Seri. Namun apabila anda menemukan komponen
yang mempunyai tegangan kerja 12VDC, anda bisa memakainya dengan
hanya menggunakan 1 buah Accu saja.
d. Selector Switch
Pada dasarnya Selector Switch adalah kontak/saklar yang digerakkan
oleh tombolatau tuas putar untuk memilih satu dari dua atau lebih posisi
atau dapat disebut sebagai saklar pemilih, ada yang berlaku seperti
toogle switch dimana selector dapat berhenti pada satu posisi, dan ada
ada yang berlaku seperti push button, dimana setelah melakukan
pemilihan maka selector akan kembali ke posisi semula atau posisi
netral.
Gambar 2.9 Bentuk fisik selector switch
2. Komponen Daya
a. Change Over Switch (COS)
Change Over Switch merupakan salah satu saklar yang bertanggung
jawab atau berfungsi memindahkan dan menghubungkan sirkuit sat uke
sirkuit lainnya. Dalam perkembangannya saklar ini dapat dioperasikan
secara manual maupun dapat dipilihkan untuk beroperasi secara
otomatis. Untuk pengoperasian manual, pada umumnya terdapat sebuah
tuas yang digunakan sebagai pemindah dengan cara mengangkat tuas
maupun menurunkan tuas dengan menggunakan tangan. Sedangkan
untuk pengoperasian otomatis pada umumnya dalam perangkat saklar
ini telah dilengkapi motor ataupun solenoid yang berfungsi
menggerakkan saklar tersebut.
3. Komponen Pendukung
a. Battery Charger
Battery Charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu
sedangkan baterai atau accu itu sendiri digunakan untuk
mengoperasikan genset, yaitu guna penyalaan dan pengontrolan kerja
ATS – AMF, Pada saat normal yaitu suplai dari PLN maka battery
charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN. Lalu dari
battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC. Jika PLN mati,
battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari genset
yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery charger
tetap mendapat suplai listrik begitu juga dengan accu.Untuk pengisian
ulang accu ini, suplai energi didapat dari battery charger. Karena accu
yang akan menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan
bertegangan. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu
berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal
(genset tidak beroperasi), maka battery charger mendapat suplai listrik
dari PLN. Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami gangguan
(genset beroperasi), maka suplai dari battery charger didapat dari
genset. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan
baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai
12 volt, yang merupakan tegangan standardnya, maka hubungan antara
battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman
tegangan.
Gambar 2.13 Rangkaian Battery Charger