Anda di halaman 1dari 19

MATERI PELAJARAN

SISTEM KOLOID

Disusun oleh :

1. Alvin Aulia Adam ( 03 )


2. Fadhila Hanifatur R. ( 12 )
3. Nindia Noor Indah ( 23 )

SMA NEGERI 1 PATI


Jalan Panglima Sudirman 24 Pati 59113
Tahun Pelajaran 2014/2015

1
URAIAN MATERI

A. Pengertian Koloid
Sistem koloid atau koloid merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi)
dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi
yang cukup besar (1 - 1000 nm) sehingga mengalami Efek Tyndall. Bersifat homogen
berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang
dikenakan kepadanya, sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogen
ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
( http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid)
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran
koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 – 10-5 cm). Sistem koloid adalah suatu bentuk
campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).
Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau
suspensi.Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat,
cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.(https://esdikimia.wordpress
.com/2011/06/17/koloid/)
Sistem koloid adalah campuran yang heterogen. telah diketahui bahwa terdapat
tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. dari ketiga fase zat ini dapat dibuat sembilan
kombinasi campuran fase zat, akan tetapi yang dapat membentuk sistem koloid hanya
delapan. Kombinasi campuran fase gas dan gas selalu menghasilkan larutan dimana
campurannya menjadi homogen (satu fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem
koloid.(http://bisakimia.com/2014/09/23/sistem-koloid-sifat-sifat-koloid/)
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas
Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran kertas
perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi
sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak
berdifusi. Zat-zat yang sukar berdifusi tersebut disebut koloid.(http://tekpem2012.
blogspot.com/p/blog-page.html)
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya berada di antara larutan
dan campuran kasar (suspensi) yang berukuran 1-100nm yang bersifat homogen.
(http://www.irfansyahputra.web.id/2014/03/pengertian-sistem-dan-jenis-koloid.html)

2
B. Sifat-Sifat Koloid
Sifat-sifat koloid terdiri dari:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di
mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan. Contoh: sinar matahari yang
dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna biru pada
siang hari dan jingga pada sore hari; debu dalam ruangan akan terlihat jika
ada sinar masuk melalui celah.
2. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara
terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan
zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid
tidak memisah jika didiamkan.
3. Adsorbsi Koloid
Adsorbsi Koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid.
Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
a. Pemutihan gula tebu.
b. Norit.
c. Penjernihan air.
Contoh: koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap
kuman penyebab diare.Koloid Fe(OH)3 akan mengadsorbsi ion H+ sehingga
menjadi bermuatan +. Adanya muatan senama maka koloid Fe(OH), akan
tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling
menggerombol.Koloid As2S3 akan mengadsorbsi ion OH– dalam larutan
sehingga akan bermuatan – dan tolak-menolak dengan sesamanya, maka
koloid As2S3 tidak akan menggerombol.
4. Muatan Koloid dan Elektroforesis
Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.
Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam
medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui
elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda
negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan
koloid akan menggumpal (koagulasi). Contoh: cerobong pabrik yang
dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.

3
5. Koagulasi Koloid
Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang
muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh
tawas sehingga air menjadi jernih. Faktor-faktor yang menyebabkan
koagulasi:
a. Perubahan suhu.
b. Pengadukan.
c. Penambahan ion dengan muatan besar (Contoh: tawas).
d. Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
Koloid akan mengalami koagulasi dengan cara:
a. Mekanik
Cara mekanik dilakukan dengan pemanasan, pendinginan atau
pengadukan cepat.
b. Kimia
Dengan penambahan elektrolit (asam, basa, atau garam). Contoh: susu +
sirup masam —> menggumpal. Lumpur + tawas —>
menggumpal.Dengan mencampurkan 2 macam koloid dengan muatan
yang berlawanan.Contoh: Fe(OH)3 yang bermuatan positif akan
menggumpal jika dicampur As2S3 yang bermuatan negatif.
6. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
a. Koloid Liofil
Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekeliling koloid. Contoh: agar-agar.
b. Koloid Liofob
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan
koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara
dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi dari elektrolit.
7. Emulasi
Emulasi adalah kolid cairan dalam medium cair. Agar larutan kolid stabil, ke
dalam koloid biasanya ditambahkan emulsifier, yaitu zat penyetabil agar
koloid stabil. Contoh: susu merupakan emulsi lemak di dalam air dengan
kasein sebagai emulsifier.
8. Kestabilan Koloid
Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk
penggunaannya.Contoh: es krim, tinta, cat.Untuk itu digunakan koloid lain
yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini
disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3.Untuk koloid

4
yang berupa emulsi dapat digunakan emulgator yaitu zat yang dapat tertarik
pada kedua cairan yang membentuk emulsi Contoh: sabun deterjen sebagai
emulgator dari emulsi minyak dan air.
9. Pemurnian Koloid
Untuk memurnikan koloid yaitu menghilangkan ion-ion yang mengganggu
kestabilan koloid, dapat dilakukan cara dialisis. Koloid yang akan
dimurnikan dimasukkan ke kantong yang terbuat dari selaput semipermeabel
yaitu selaput yang hanya dapat dilewati partikel ion saja dan tidak dapat
dilewati molekul koloid. Contoh: kertas perkamen, selopan atau
kolodion.Kantong koloid dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
mengalir, maka ion-ion dalam koloid akan keluar dari kantong dan keluar
dari bejana dan koloid tertinggal dalam kantong. Proses dialisis akan di
percepat jika di dalam bejana diberikan arus listrik yang disebut elektro
dialisis.Proses pemisahan kotoran hasil metabolisme dari darah oleh ginjal
termasuk proses dialisis. Maka apabila seseorang menderita gagal ginjal,
orang tersebut harus menjalani “cuci darah” dengan mesin dialisator di
rumah sakit. Koloid juga dapat dimurnikan dengan penyaring ultra.
(https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/)
Sifat-sifat koloid:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-
partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang
cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893),
seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek
tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat
larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut
tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel
koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat
menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-
partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan
sangat sulit diamati.
2. Gerak Brown
Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak
lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati koloid
dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel
tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan

5
gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan
tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya
bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium
pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut
berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka
tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu
resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin
besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal
ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam zat padat (suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh
suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic
yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak
Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian
pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown
semakin lambat.
3. Absorpsi
Absorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan
partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya
penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh: (i)Koloid
Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii)Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
4. Muatan koloid
Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid
bermuatan negatif.
5. Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk
koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan
dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit,
pencampuran koloid yang berbeda muatan.
6. Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi
koloid lain dari proses koagulasi.

6
7. Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini
disebut proses dialisis.
8. Elektroforesis
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan
dengan menggunakan arus listrik.
(http://blognyapakarilmu.blogspot.com/2012/12/sifat-sifat-koloid-sistem-
koloid-kimia.html)

C. Jenis-Jenis Koloid
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fase zat pendispersi
dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
1. Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki
zat terdispersi cair disebut aerosol cair (Contoh: kabut dan awan) sedangkan
yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (Contoh: asap dan
debu dalam udara).

Kabut (Cair -Gas) Asap (Padat- Gas)

2. Sol yaitu sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.
(Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen, cat dan tinta).

Agar-Agar (Padat-Cair) Kaca berwarna (Padat-Padat)

3. Emulsi yaitu sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain,
namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu,
mayonaise, dan minyak ikan).

Santan (Cair-Cair) Margarin (Cair-Padat)

7
4. Buih yaitu sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh:
pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan
lainnya). Ada pula buih padat yang merupakan gas yang terdispersi dalam
padat (Contoh: Styrofoam, batu apung, spons, marshmallow).

Busa sabun (Gas-Cair) Batu Apung (Gas-Padat)

5. Gel yaitu sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh:
agar-agar, Lem).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid)
Jenis-Jenis Koloid
Sistem koloid tersusun atas fase terdispersi yang tersebar merata pada medium
pendispersi. Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau
padat. Tetapi campuran gas dengan gas tidak membentuk sistem koloid, sebab semua
gas akan bercampur homogen dalam segala perbandingan. Sistem koloid dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Sol
Sol mempunyai fase terdispersi padat, terdiri atas:
a. Sol padat dengan medium pendispersi padat, contoh paduan logam, gelas
berwarna, dan intan.
b. Sol cair atau sol dengan medium pendispersi cair, contoh cat, tinta,
tepung dalam air, tanah liat
c. Sol gas atau aerosol padat dengan mediumpendispersi gas, contoh asap,
debu di udara.
2. Emulsi
Emulsi mempunyai fase terdispersi cair, terdiri atas:
a. Emulsi padat atau gel dengan medium pendispersi padat, contoh keju,
mentega, agar-agar.
b. Emulsi cair atau emulsi dengan medium pendispersi cair, contoh susu,
mayones, dan krim tangan.
c. Emulsi gas atau aerosol cair dengan medium pendispersi gas, contoh
kabut, awan, dan hairspray.

8
3. Buih
Buih mempunyai fase terdispersi gas, terdiri atas:
a. Buih padat dengan medium pendispersi padat, contoh batu apung, karet
busa, dan Styrofoam.
b. buih cair atau buih dengan medium pendispersi cair, contoh buih sabun
dan putih telur.
(http://tekpem2012.blogspot.com/p/blog-page_29.html)

D. Pembuatan Koloid
Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk
koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi
(partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1. Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan)
menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia;
yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan
pergantian pelarut.
2. Reaksi Redoks
Contoh: Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H2S dengan
larutan SO2. Persamaan reaksinya: 2H2S (g) + SO2 (aq) → 2H2O (l) + 3S (s)
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin
(HCHO). Persamaan reaksinya:
2AuCl 3(aq) + 3HCHO (aq) + 3H 2O (l) → 2Au (s) + 6HCl (aq) + 3HCOOH (aq)
3. Reaksi Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan penguraian garam FeCl3
mengunakan air mendidih. Persamaan reaksinya adalah:
FeCl3 (aq) + 3H2O (l) → Fe(OH)3 (s) + 3HCl (aq)
4. Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh :
a. Pembuatan sol As2 S3, dibuat dengan mengalirkan gas H2S dan asam
arsenit (H3AsO3) yang encer. Persamaan reaksinya:
2H3AsO3 (aq) + 3H2S (g) → As2S3 (s) + 6H2O (l)
b. Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)

9
5. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol
ditambah dengan air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang
6. Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur
Bredig, dan ultrasonik.
7. Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau
penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan
(untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan
ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya).
Contoh: pembuatan sol belerang.
8. Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat
elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid.
Contoh: proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol
belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.
9. Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid
dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan
membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang
berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi
loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh
ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh: pembuatan sol logam.
10. Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk
pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik
tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan
frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
(http://tekpem2012.blogspot.com/p/cara-pembuatan-koloid.html)
Pembuatan Koloid dapat dilakukan dengan :
1. Cara Kondensasi
Pembuatan sistem koloid dengan cara kondensasi dilakukan dengan cara
penggumpalan partikel yang sangat kecil. Penggumpalan partikel ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

10
a. Reaksi Pengendapan
Pembuatan sistem koloid dengan cara ini dilakukan dengan
mencampurkan larutan elektrolit sehingga menghasilkan endapan.
Contoh: AgNO3 + NaCl —> AgCl(s) + NaNO3
b. Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Sistem koloid dapat
dibuat dengan mereaksikan suatu zat dengan air.
Contoh: AlCl3 +H2O —> Al(OH)3(s) + HCl
c. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid dapat terbentuk dari hasil reaksi redoks. Contoh: pada
larutan emas Reaksi: AuCl3 + HCOH —> Au + HCl + HCOOH
d. Reaksi Pergeseran
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam
laruatn H3AsO3 encer pada suhu tertentu.
Reaksi: 2 H3AsO3 + 3 H2S —> 6 H2O + As2S3
e. Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh: pembuatan gel kalsium asetat dengan cara menambahkan alkohol
96% ke dalam larutan kalsium asetat jenuh.
2. Cara Dispersi
Pembuatan sistem koloid dengan cara dispersi dilakukan dengan
memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid,
pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid.
3. Cara Mekanik
Ukuran partikel suspensi diperkecil dengan cara penggilingan zat padat,
dengan menghaluskan butiran besar kemudian diaduk dalam medium
pendispersi. Contoh: Gumpalan tawas digiling, dicampurkan ke dalam air
akan membentuk koloid dengan kotoran air.Membuat tinta dengan
menghaluskan karbon pada penggiling koloid kemudian didispersikan dalam
air. Membuat sol belerang dengan menghaluskan belerang bersama gula
(1:1) pada penggiling koloid, kemudian dilarutkan dalam air, gula akan larut
dan belerang menjadi sol.
4. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis, sehingga partikel endapan akan dipecah. Contoh:
sol Fe(OH)3 dengan menambahkan FeCl3.sol NiS dengan menambahkan
H2S.karet dipeptisasi oleh bensin.agar-agar dipeptisasi oleh air.endapan
Al(OH)3 dipeptisasi oleh AlCl3.

11
5. Cara Busur Bredia/Bredig
Pembuatan koloid dengan cara busur Bredia/Bredig dilakukan dengan
mencelupkan 2 kawat logam (elektroda) yang dialiri listrik ke dalam air,
sehingga kawat logam akan membentuk partikel koloid berupa debu di
dalam air.
6. Cara Ultrasonik
Yaitu penghancuran butiran besar dengan ultrasonik (frekuensi > 20.000 Hz)
(https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/)

E. Penggunaan Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo,
serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-
hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi
kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid)
Penggunaan sistem koloid dalam Obat-obatan contohnya salep, krim, minyak
ikan.Dalam Makanan contohnya es krim, jelly dan agar-agar.Dalam Kosmetik
contohnya hair cream, skin spray, body lotion. Pada dunia industri contohnya tinta,
cat. (https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/)
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam
(tanah, air, dan udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri
sendiri, aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat
yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi
skala besar. Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula
ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu
sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu
agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan
darah dapat lebih mudah dilakukan.

12
3. Penjernihan Air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air.
Kadang-kadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak
dapat dipakai sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu
dijernihkan sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik
skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Air keran (PDAM) yang ada saat
ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat, lumpur, dan berbagai
partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah
agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara
menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut
akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O —> Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi.
4. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang
bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan
Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion
positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga,
terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
5. Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali
mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid.
Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik
yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik
partikel-partikel koloid.
6. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat
diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip
kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga
gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya.
Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui
ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000

13
sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan molekul-
molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap dan
menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan
diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak digunakan
dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh buangan
beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu
logam).
7. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan
sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat
padat yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam
terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk
mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet
menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk
mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat; HCOOH
atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan
pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan
menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut
sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb
rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan balon dan karet busa,
getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud cair yang
disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur
dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi
partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam sehingga sol
tidak menggumpal.
8. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut
merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan
adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan
molekul kecil dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada
akhir proses pada kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan
cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun
seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat
dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke
tubuh pasien.
9. Sebagai deodorant

14
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau
mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat
menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang
dihasilkan berkurang.
10. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam
bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk
kapsul.
11. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik
digunakan dalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid
dengan tertentu.
12. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan
detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen
berfungsi sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak
dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat
dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika
dilaturkan tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk
menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur. Setelah gula
larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut
menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga
digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.
14. Penggunaan Arang Aktif
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara
memanaskan arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan
untuk menjerap berbagai zat. Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat
arang aktif yang berfungsi menjerap berbagai zat dan racun dalam usus.
Arang aktif ini juga digunakan para topeng gas, lemari es (untuk
menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap nikotin dan
tar).

15
15. Perebusan Telur
Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi
berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga
telur tersebut menggumpal.
16. Pembuatan Yoghurt
Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi
susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
17. Pembuatan Tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga
terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan
elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein
kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
(https://rwahyu46.wordpress.com/2014/01/14/penggunaan-sistem-koloid-
dalam-kehidupan-sehari-hari/)

16
C.O.L.L.O.I.D PUZZLE

PERTANYAAN :
MENDATAR
5. Cara pembuatan koloid yang berasal dari larutan sejati
7. Fase terdispersi dari Sol
8. Kalsium ….. (Jika dicampur dengan alcohol akan membentuk Gel)
10. Bergeraknya partilkel koloid akibat pengaruh medan listrik
12. Fase pendispersi dari aerosol
13. Yang menyebabkan terjadinya delta pada sungai
14. Air padat
15. Menstabilkan koloid dengan cara menghilangkan muatan koloid
20. Koloid gas dalam medium zat cair
21. Proses menggumpalnya koloid oleh pengaruh ion
24. Jenis ion yang menyebabkan koloid positif menggumpal
MENURUN
1. Dapat menggumpalkan koloid negative (dibalik)
2. Koloid yang medium pendispersinya gas
3. Salah satu cara membuat koloid dari suspense kasar
4. Koloid yang sering diminum pagi hari
6. Penyerapan muatan oleh koloid
9. Gerakan lurus dan patah-patah dari partikel koloid
10. Susu, santan termasuk dari jenis koloid ini
11. Sistem disperse yang bukan koloid dan bukan larutan

17
12. Medium pendispersi dar aerosol
16. Sol setengah kaku (dibalik)
17. Koloid dimana fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya air
18. Salah satu contoh emulsi
19. Untuk orang sakit
22. Pelarut Universal
23. Nama lain dari uap
(http://lantanida.blogspot.com/2013/04/coloid-puzle.html)

KUNCI JAWABAN :
MENDATAR
5. Kondensasi
7. Padat
8. Asetat
10. Elektroforesis
12. Gas
13. Ion
14. Es
15. Dialisis
20. Busa
21. Koagulasi
24. Anion
MENURUN
1. Noitak
2. Aerosol
3. Peptisasi
4. Kopi
6. Adsorpsi
9. Brown
11. Suspensi
16. Leg
17. Sol
18. Susu
19. Obat
22. Air
23. Uap

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Sistem Koloid.http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

Esdi Pangganti.2011 .Koloid.https://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/koloid/

Etty Rahma.2012.Pengertian Koloid.http://tekpem2012.blogspot.com/p/blog-page.


html

Etty Rahma.2012.Pembuatan Koloid.http://tekpem2012.blogspot.com/p/cara-pembu


atan-koloid.html

Ida Nurhayati.2013.c.o.l.l.o.i.d.puzzle.http://lantanida.blogspot.com/2013/04/coloid-
puzle.html

Irfan Syahputra.2014.Pengertian Sistem Koloid dan Jenis-Jenis Koloid.http://www.


irfansyahputra.web.id/2014/03/pengertian-sistem-dan-jenis-koloid.html

Krisna Dwi.2014.Sistem Koloid:Sifat-Sifat Koloid. http://bisakimia.com/2014/09/23/


sistem-koloid-sifat-sifat-koloid/

Wahyu.2014.Penggunaan Sistem Koloid Dalam Kehidupan Shari-Hari.https://


rwahyu46.wordpress.com/2014/01/14/penggunaan-sistem-koloid-dalam-
kehidupan-sehari-hari/

Zidni.2012.Sifat-Sifat Koloid-Sistem Koloid Kimia.http://blognyapakarilmu.blog


spot.com/2012/12/sifat-sifat-koloid-sistem-koloid-kimia.html

19

Anda mungkin juga menyukai