Anda di halaman 1dari 34

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS INVESTASI

YANG DIKELOLA OLEH PERUSAHAAN ASURANSI

1
1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi di era globalisasi perlu diwujudkan dengan


pembangunan nasional secara merata, Indonesia menggunakan pasar modal
sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan. Sejak Indonesia menganut
sistem ekonomi pasar bebas dengan keikutsertaan Indonesia menjadi salah satu
anggota WTO, Indonesia harus meratifikasi perjanjian yang ada dalam WTO ke
dalam peraturan perundang-undangan. Konsekuensinya Indonesia membuat
undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dengan segala peraturan
pelaksanaannya.1 Sistem ekonomi pasar yang dianut Indonesia hanya
menguntungkan para pemilik modal saja sehingga menurut beberapa kalangan,
Indonesia dianggap hanya memakmurkan sebagian kecil golongan masyarakat. Di
negara lain, sistem ekonomi pasar berhasil memakmurkan sebagian besar
rakyatnya, sehingga banyak negara yang beralih ke sistem ekonomi pasar sejak
tahun 1988.2

Pasar modal memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi


suatu negara. Dalam perekonomian suatu negeara, tabungan dan investasi
merupakan indikatur yang dapat menentukan tingkat pertumbuhan ekonom. 3 Oleh
karena itu, pengaturan tentang pasar modal harus diatur dengan baik. Pemerintah
Indonesia perlu mengawasi kegiatan di pasar modal untuk mewujudkan sistem
pasar modal yang teratur dan efisien sehingga dapat menumbuhkan perekonomian
negara sebagaimana yang diamanatkan dalam undang-undang pasar modal. Pasar
modal itu sendiri dapat juga diartikan sebagai sebuah sarana yang
mempertemukan antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (selanjutnya disebut UUPM), telah menggariskan bahwa pasar modal
mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.4
1 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi,
(Bandung: Seri I Penerbit P.T Alumn), hlm. 3.
2 Mohammad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen portofolio.
(Jakarta: Erlangga, Universitas Kristen Maranatha, 2006), hlm. 4.
3 Windhu Putra, Perekonomian Indonesia Penerapan Beberapa Teori
Ekonomi Pembangunan di Indonesia,(Depok: Raja Grafindo, 2018), hlm. 131.
4 Salim HS, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008), hlm. 1
3

Pasar modal di Indonesia masih tergolong baru, terutama apabila dibandingkan


dengan pasar modal pada negara-negara yang sudah maju. Jumlah investor domestik
indonesia juga masih terhitung sedikit. Masyarakat Indonesia belum mengenal manfaat
melakukan investasi dalam pasar modal, meskipun pasar modal seharusnya menjadi
alternatif utama dalam investasi.5 Saat ini, sebagai sarana pengawasan pasar modal, Bank
Indonesia membentuk otoritas keuangan yang independen yakni Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dengan UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan seperti yang
tersebut dalam UU No. 23 Tahun 1999 dan kemudian disempurnakan melalui UU No. 3
Tahun 2004 yang mengamanatkan fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya
akan dialihkan ke Lembaga Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering
disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan kemudian disingkat OJK. Menurut UU Nomor 3
Tahun 2004, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010 sebagai
lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank,
seperti perusahaan sekuritas, anjak piutang, sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta lembaga lain yang berkegiatan
mengumpulkan dana masyarakat.6

Investasi dalam pasar modal dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dapat dilakukan melalui investasi portofolio, yaitu dengan membeli instrumen investasi
di pasar modal. Dalam hal ini investor tidak memiliki kepentingan untuk menjalankan
usahanya sendiri, akan tetapi perusahaan memberikan penawaran dimana investor hanya
perlu menanamkan modalnya dalam bentuk saham atau obligasi, investor lebih
berkepentingan kepada laba dan dividen dari saham tersebut atau bunga obligasi. 7
Instrumen pasar modal itu sendiri terbagi atas dua kelompok besar, yaitu instrumen
kepemilikan (equity) seperti saham, dan instrument utang seperti obligasi. Di samping

5 M Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal (Jakarta : Mitra Wacana Media,


2008), hlm. 4-6
6 M. Irsan Nasrudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cet 5, (Kencana:
Jakarta,2008) hlm. 74-75.
7 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran, serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal, (Jakarta: Kencana, 2006), hal.
2-3.
4

saham dan obligasi, pasar modal juga memiliki instrumen lain seperti Reksadana,
Sekuritas Kredit, dan Waran. Reksadana sebagai salah satu instrument investasi dalam
pasar modal sebagaimana dalam Pasal 18 sampai dengan 29 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal terbagi dalam bentuk Reksadana Perseroan dan Kontrak
Investasi Kolektif (KIK).8 Reksa dana merupakan produk dari perusahaan yang dalam
kategori pasar modal yang diawasi oleh OJK sehingga bisa melakukan kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat. Melalui reksadana, masyarakat dapat berinvestasi
pada perusahaan terkemuka di Indonesia melalui perantara manajer Investasi. 9 Investasi
Reksa Dana cocok untuk investor yang memiliki dana terbatas. Dengan dana yang
terbatas itu, setelah digabungkan oleh Manajer Investasi, dapat digunakan untuk investasi
dalam skala yang lebih besar dan menyebar. Inilah relevansi investor kecil memanfaatkan
kehadiran Reksa Dana.10

Investasi reksa dana memiliki prinsip melakukan investasi yang menyebar pada
berbagai macam instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar modal, seperti saham
biasa, obligasi pemerintah, obligasi swasta, dan yang lainnya, dan juga yang berada di
pasar uang, seperti commercial paper, valas, Sertifikat Bank Indonesia, dan lain
sebagainya. Investor tidak perlu membeli sekian banyak instrumen investasi tersebut.
Investor cukup memiliki Reksa Dana yang diterbitkan oleh Manajer Investasi (fund
manager). Dengan demikian, investor dapat memperoleh keuntungan yang sama dengan
berbagai macam surat berharga, akan tetapi dengan resiko yang tidak sebesar apabila
investor melakukan investasi langsung pada surat-surat berharga tersebut.11 Investasi
reksadana selain mendatangkan keuntungan, juga memiliki peluang risiko seperti sarana

8 Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, Reksa Dana dan Peran Serta
Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Seri Pengetahuan Pasar Modal
(Jakarta:Prenada Media Group,2006), Hlm. 1
9 Rudiyanto, Reksadana Untuk Pemula,
reksadanauntukpemula.com/2016/01/19/apa-itureksa-dana/, diakses pada tanggal 22
Oktober 2018 pukul 20.39
10 Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi Kasus,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), Hlm. 112-113.
11 Ibid., Hlm. 109-110.
5

investasi lainnya.12 Dengan membeli Reksa Dana, bukan berarti investor sudah terbebas
dari resiko kerugian. Ini anggapan yang salah. Bagaimana pun Reksa Dana tetap
beresiko.13 Selain itu ada banyak hal yang perlu diperhatikan karena tak melulu Reksa
Dana sesuai dengan setiap orang kendati kian banyak orang yang berinvestasi dalam
Reksa Dana.14 Reksa Dana juga harus mengenali beberapa resiko jika berinvestasi dalam
Reksa Dana. Resiko tersebut, antara lain: resiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB),
resiko likuiditas, resiko pasar, dan resiko default.15

Semakin berkembangnya teknologi, investor reksa dana lebih dimudahkan dalam


hal melakukan investasi termasuk investasi reksa dana. Dengan kemudahan teknologi di
jaman sekarang, investor yang hendak melakukan investasi tidak perlu lagi repot untuk
datang ke bank kustodian maupun manjer investasi. Investor cukup untuk melakukan
investasi melalui sistem online. Dengan adanya sistem online, investor yang inign
memulai investasi dapat langsung mengakses ke website yang menyediakan layanan
reksa dana online dengan layanan internent, kemudian mendaftar akun dengan
melengkapi beberapa persyaratan administrasi untuk menjadi anggota dalam suatu
investasi reksa dana online. Salah satu contoh reksa dana online yang sedang eksis saat
ini melalui e-Commerce sebagai agen penjual reksa dana. Dalam pembelian Investasi
reksa dana melalui e-Commerce diciptakan transaksi yang lebih praktis tanpa kertas dan
dalam transaksi e-Commerce para pihak tidak dapat bertemu secara langsung saat
melakukan transaksi, sehingga dapat dikatakan investasi melalui e-Commerce menjadi
penggerak ekonomi baru dalam bidang teknologi.

Transaksi investasi melalui e-Commerce juga merupakan suatu kontrak yang sama
dengan investasi konvensional. Perbedaannya hanya pada media yang digunakan. Pada
transaksi e-Commerce, media yang dipergunakan adalah media elektronik yaitu internet.

12 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia:


Pendekatan dan Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), Hlm 211.
13 Sawidji Widoatmodjo, Op.cit., Hlm. 113.
14 Nofie Iman, Nofie Iman, Panduan Singkat dan Praktis Memulai Investasi
Reksa Dana. (Jakarta: Elex Media Komputind, 2008) Hlm. 39-40.
15 Nofie Iman, Op.cit., Hlm. 39-43.
6

Sehingga kesepakatan ataupun kontrak yang tercipta adalah melalui online sehingga
menjadi permasalahan baru bagi kepastian hukum investasi melalui e-Commerce. Salah
satu isu hukum yang terjadi adalah dimana hasil penjualan reksadana melalui bukalapak
yang belum diterima hingga waktu yang telah disepakati. Pada tanggal 23 Juli 2019 Laila
Arfani melakukan penjualan untuk produk investasi reksadana (bukareksa) di aplikasi
Bukalapak dengan Nomor Transaksi 1907233405, dimana dari pihak bukalapak yang
menginformasikan bahwa penjualan reksadana telah berhasil dan Bank Kustodian akan
mentransfer dana hasil penjualan maksimum 7 hari kerja. Namun setelah 7 hari kerja
dana yang dijanjikan oleh pihak bukalapak tidak masuk ke rekening investor tanpa alasan
yang jelas. Tentu hal tersebut sanagatlah merugikan investor karena dimana dana yang
harusnya diterima paling lambat 7 hari kerja, investor justru harus menunggu lebih dari
waktu yang telah disepakati.

Maka dari itu perlindungan hukum investor merupakan suatu kunci dalam
transaksi investasi melalui e-Commerce. Perlindungan merupakan kebutuhan dasar
investor yang harus dijamin keberadaannya karena hal ini sangatlah penting dan mutlak.
Bisa dibayangkan, bagaimana mungkin investor bersedia menanamkan dananya jika tidak
ada jaminan perlindungan terhadap investasinya.16 Dari uraian di atas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP INVESTOR ATAS INVESTASI REKSADANA MELALUI E-
COMMERCE.”

1.2 Rumusan Masalah


Penulisan ini mengambil pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kepastian hukum bagi investor reksadana yang melakukan investasi
reksadana melalui e-Commerce?
2. Bagaimana peranan OJK dalam pengawasan investasi reksadana yang ada di e-
Commerce?

16 I Putu Gede Ary Suta . Menuju Pasar Modal Modern , ( Jakarta : Yayasan SAD
SATRIA BHAKTI , 2000 ) , hal. 91
7

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
maka tujuan dari penulisan proposal skripsi ini dibedakan menjadi 2(dua), meliputi tujuan
umum dan tujuan khusus.

1.3.1 Tujuan umum penulisan proposal skripsi ini adalah:


Tujuan umum penulisan proposal skripsi ini adalah :
1. Untuk memperoleh dan melengkapi tugas akhir sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelas Sarjana Hukum dalam Program Studi Ilmu Hukum di
Fakultas Hukum Universitas Jember.
2. Untuk memberikan wawasan, pengetahuan, dan informasi yang bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas hukum Universitas Jember dan bagi kalangan umum.

3. Memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan


mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember.

1.3.2 Tujuan Khusus Penulisan Proposal Skripsi ini adalah:


Tujuan khusus penulisan proposal skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa bentuk perlindungan hukum bagi investor
reksadana yang melakukan investasi reksadana melalui E-Commerce.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa peranan OJK dalam pengawasan investasi
reksadana yang ada di E-Commerce.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perlindungan Hukum


2.1.1 Pengertian Perlindungan Hukm

Perlindungan hukum ialah perlindungan yang diberikan terhadap


suatu hukum agar penafsirannya tidak berbeda dan tidak dicederai oleh
penegak hukum dan juga bias berarti perlindungan yang diberikan oleh
hukum terhadap sesuatu hal tertentu. Dijelaskan bahwa pengertian
perlindungan hukum secara umum adalah tindakan melindungi atau
memberikan pertolongan dalam bidang hukum.17 Kata Perlindungan
menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata lindung yang
memiliki makna mengayomi, mencegah, mempertahankan, dan
membentengi. Sedangkan hukum adalah peraturan yang memaksa, akan
tetapi tidak untuk memaksakan sesuatu pada seseorang. Tujuan dari
hukum adalah melindungi kepentingan-kepentingan setiap manusia.
Kepentingan-kepentingan tersebut kerap kali dilanggar oleh pihak-pihak
tertentu sehingga hukum sangat perlu digunakan untuk melindunginya dan
jika diperlukan harus memaksa.

Makna hukum itu sendiri dari segi etimologi, berasal dari bahasa
Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya adalah “Alkas”, yang
diubah dalam bahasa indonesia menjadi kata “Hukum”. Terkandung
pengertian yang bertalian erat dengan pengertian yang dapat melakukan
paksaan dalam pengertian hukum tersebut.18 Hukum dapat dikatakan
memiliki sifat mengatur dan memaksa. Hukum yang berlaku diwujudkan
oleh ketentuan-ketentuan atau aturan hukum yang saling berhubungan dan
saling menentukan. Untuk menjamin hak-hak masyarakat perlindungan
hukum menjadi wacana yang sangat sering digulirkan saat ini.
Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
17 WJS.Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1986), Hlm. 600
18 Suroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: SinarGrafika, 1992), Hlm. 24
9

subyek hukum berdasarkan dengan aturan hukum yang berlaku, baik itu
bersifat pencegahan maupun yang bersifat paksaan. Selain itu, hukum juga
dapat bersifat tertulis maupun tidak tertulis dalam menegakkan peraturan
hukum. Maka dari itu perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari
fungsi hukum, yakni konsep dimana hukum bisa memberikan keadilan,
ketertiban, kepastian, kedamaian, dan kemanfaatan

2.1.2 Tujuan Perlindungan Hukum

Eksistensi hukum berada di tengah-tengah masyarakat memang


tidak dapat berdiri sendiri. Hukum terikat sangat erat dengan kehidupan
masyarakat serta berkembang bersama kehidupan masyarakat itu sendiri.
Keduanya saling mempegaruhi dan saling menyempurnakan. Hukum tidak
lain adalah perlindungan kepentingan dari setiap manusia dalam bentuk
kaidah atau norma. Hukum sebagai kumpulan peraturan atau kaidah
mengandung isi yang bersifat umum dan normatif, bersifat umum karena
hukum berlaku bagi setiap orang, dan normatif karna di dalamnya
menentukan tentang apa yang boleh kita lakukan dan apa yang tidak boleh
kita lakukan, serta menentukan cara bagaimana kita melaksanakan
kepatuhan terhadap kaidah.19

Menurut Roscue Pounds hukum itu adalah keseimbangan


kepentingan, bahwa: hukum itu adalah menata kepentingan-kepentingan
yang hidup di masyarakat. Kepentingan-kepentingan itu harus ditata
sedemikian rupa agar terciptanya suatu keseimbangan yang sesuai denga
proporsinya. Perlindungan hukum pada akhirnya dapat mewujudkan suatu
keseimbangan kepentingan dalam kehidupan masyarakat.20 Terdapat aneka
macam hubungan atara anggota masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat, yakni hubungan yang yang muncul dari kepentingan-
kepentingan anggota masyarakat itu sendiri. keanekaragaman hubungan
19 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar,
(Yogyakarta: Liberty, 2003), Hlm. 39
20 Bernard L. Tana, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi,
(Surabaya: Kita Pustaka, 2006), Hlm. 36
10

tersebut membuat para anggota masyarakat memerlukan aturan-aturan


yang dapat menjamin keseimbangan agar dalam hubungan-hubungan itu
tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan hukum dapat dicapai apabila setiap subjek hukum


mendapatkan hak-haknya secara wajar dan menjalankan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Masyarakat juga
harus taat terhadap peraturan yang telah dibua dan menjadikannya sebagai
pedoman bagi segala tingkah laku mereka.

2.1.3 Bentuk-bentuk Perlindungan Hukum

Philipus M. Hadjon dengan menitik beratkan pada “tindakan


pemerintahan” membedakan perlindungan hukum bagi rakyat dalam dua
macam21:

a. Perlindungan Hukum preventif adalah tindakan sebagai upaya pencegahan


agar tidak terjadi pelanggaran terhadap satu hukum. Dengan tujuan
mencegah terjadinya sengketa yang memberi rakyat untuk mengajukan
keberatan atau pendapatnya sebelum keputusan pemerintah mendapat
bentuk yang definitif, yang sangat besar artinya bagi tindakan
pemerintahan yang didasarkan kebebasan bertindak karena pemerintah
terdorong untuk bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan
berdasarkan diskresi.
b. Perlindungan Hukum represif adalah tindakan sebagai upaya
penanggulangan atas terjadinya pelanggaran. Dengan tujuan untuk
menyelesaikan terjadinya sengketa dalam arti luas termasuk penanganan
perlindungan hukum bagi rakyat oleh peradilan umum dan peradilan
administrasi di Indonesia.

Philipus M. Hadjon juga menjelaskan perlindungan hukum


preventif meliputi semua individu sebagai anggota masyarakat berhak
21 Philipus M. Hadjon, Perlidungan Hukum bagi Rakyat Indonesia,
(Surabaya : Bina Ilmu, 1987), Hlm. 2
11

menuntut atas pemenuhan hak sebagai upaya mewujudkan keadilan dan


perlindungan hukum yang diupayakan pemerintah dengan cara membuka
akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk memperoleh
informasi tentang proses penemuan hak mereka, sebagai wujud dari
pelaksanaan pemerintahan yang baik. Peran penting the right to be heard,
ialah individu terkena tindakan pemerintah dapat mengemukakan hak-
haknya dan kepentingannya, sehingga menjamin keadilan, dan
menjunjung pelaksanaan pemerintahan yang baik.

2.2 Investasi
2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya


lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang.22 Istilah investasi bisa berkaitan dengan
berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah,
emas, mesin atau bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham atau
obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan. Menurur Jogiyanto,
investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan dalam produksi yang efesien selam periode waktu tertentu.23
Sedangkan menurut Menurut Sukirno kegiatan investasi yang dilakukan
oleh masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan
ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan
meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari
tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan
salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan
investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional
serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat

22 Eduardus Tendelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,


Edisi I, cet. I (BPFE, Yogyakarta, 2001), hlm 1.
23 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, cet, I
(BPFE, Yogyakarta, 2003) hlm 5.
12

investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti


oleh perkembangan teknologi.

2.2.2 Pengertian Investor

Investor merupakan peranan terpenting dalam reksa dana. Tanpa


adanya investor, reksa dana tidak dapat berjalan. Investor adalah pemodal
yang menanamkan modalnya pada reksa dana. Investor dalam reksa dana
tidak hanya individu, instansi atau perusahaan pun dapat menanamkan
modal pada reksa dana. Meskipun instansi atau perusahaan dapat
menanamkan modal yang lebih besar dari perseorangan, namun keduanya
tetap mendapat perhatian yang sama. Bila pun ada yang berbeda, yaitu
pada biaya masuk. Beberapa reksa dana akan memberikan diskon pada
biaya masuk yang lebih bila modal yang ditanamkan lebih besar. Ada 3
jenis investor dalam reksa dana. Tiga jenis investor memiliki
kecenderungan yang berbeda dalam memilih jenis reksa dana(Marojahan
et al., 2014), yaitu:

a. Risk Taker Investor

Investor ini berani mengambil risiko, sehingga ia sangat cocok


dengan investasi reksa dana saham. Investor ini biasanya berasal dari
kalangan pengusaha yang memang percaya bahwa untuk mendapat
keuntungan yang besar harus berkorban besar juga.

b. Risk Moderate Investor

Investor jenis ini berani mengambil risiko, tetapi tidak terlalu


tinggi. Jenis investor ini cocok dengan reksa dana campuran yang
menawarkan risk dan return yang sedang. Investor ini biasanya berasal
dari kalangan masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas, seperti
pegawai dengan jabatan tinggi atau artis.

c. Risk Averter Investor


13

Investor jenis ini tidak berani ambil risiko merugi. Investor ini
tidak mengejar bunga yang tinggi, yang terpenting ada untungnya. Reksa
dana pasar uang merupakan jawaban dari kebutuhan investor jenis ini.
Investor jenis ini biasanya berasal dari kalangan menengah ke bawah.

2.3 Reksa Dana


2.3.1 Pengertian Reksa Dana

Reksa dana terdiri dari dua kosa kata, yaitu reksa yang berarti jaga
atau pelihara dan dana yang berarti (kumpulan) uang. Dengan demikian,
reksa dana dapat diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara
(bersama untuk suatu kepentingan). Ditinjau dari asal kata tersebut reksa
dana bisa diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk
suatu kepentingan. Sementara menurut UUPM dalam Pasal 1 angka 27
dinyatakan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan (kembali) dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Reksa dana disini adalah cara berinvestasi yang dilakukan oleh


banyak orang kemudian dibelikan sebuah surat berharga pada sebuah
perusahaan yang akan menjalankan perusahaannya tersebut dari modal
dari dana reksa tersebut. Secara definisi, reksa dana adalah wadah untuk
menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang
bernama manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan ke aset finansial
lainnya seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Penginvestasian dana ke dalam beberapa aset finansial inilah yang
merupakan proses diversifikasi investasi.

Unit trust dan mutual fund atau investment fund adalah istilah-
istilah yang memiliki pengertian sama dengan reksa dana, yaitu bentuk
investasi kolektif yang memungkinkan bagi investor yang memiliki tujuan
investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya agar dapat diinvestasikan
dalam bentuk portofolio yang dikelola manajer investasi. Dengan kata
14

lain, reksa dana merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk
di tempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang
ditetapkan oleh fund manager atau manajer investasi24. Pengertian
portofolio efek adalah kumpulan (kombinasi) sekuritas, surat berharga,
efek, atau instrumen yang dikelola. Di Indonesia, sekuritas-sekuritas yang
diperkenankan untuk dibeli adalah yang mendapat pengesahan dari OJK.

Aset yang terdiri dari sekuritas-sekuritas, misalnya sertifikat


saham, disimpan di truste yang bertindak sebagai lembaga kustodian yang
tanggung jawab utamanya melindungi kepentingan pemegang unit
penyertaan. Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan
efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek, serta memberikan jasa lain
seperti menerima deviden, bunga, dan hal lainnya menyelesaikan masalah
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya, berbentuk bank umum.25

2.3.2 Jenis-jenis Reksadana

Reksa dana itu sendiri terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan


portofolio efeknya, reksa dana di Indonesia terdiri dari:

1. Reksa Dana Pasar Uang

Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang hanya


melakukan investasi pada instrumen pasar uang dalam negeri dan/atau
efek bersifat utang yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari 1
tahun. Reksa dana jenis ini memiliki likuiditas tinggi namun dengan resiko
yang rendah. Kebanyakan innvestor menggambil reksa dana jenis ini
sebagai sarana untuk kemudian melanjutkan ke jenis reksa dana yang lebih
besar.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap

24Iggi H. Achsien, Investasi Syari’ah di Pasar Modal, (Jakarta : Gramedia


Pustaka, 2000), Hlm.72
25 Ibid. Hlm 73.
15

Reksa dana jenis ini merupakan reksa dana yang melakukan


investasi paling sedikit 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek
bersifat utang dengan ketetapan bahwa pihak kreditur akan membayarkan
bunga atas pinjaman, serta mengembalikan pinjaman pokok pada waktu
yang disepakati. Reksa dana jenis ini memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi dari reksa dana pasasr uang, walaupun resiko reksa dana jenis ini
masih terbilang rendah. Reksa dana jenis ini memiliki risiko penarikan dan
secara bersama-sama sehingga membuat manajer investasi tidak dapat
membeli atau membayar unit penyertaan investor. Dalam reksa dana
pendapatan tetap juga ada risiko perubahan tingkat bunga. Selain itu,
periode atau jangka waktu investasi ini lebih lama dari reksa dana pasar
uang, yaitu minimal 3 tahun.

3. Reksa Dana Saham

Jenis reksa dana ini adalah reksa dana yang melakukan investasi
paling sedikit 80% dari nilai aktiva bersih dalam bentuk efek bersufat
ekuitas.26 Dana yang tersisa biasanya digunakan sebagai kas guna dana
cadangan alih-alih ada penarikan dari investor, atau diinvestasikan dalam
pasar uang. Keuntungan yang diperoleh dari reksa dana saham jauh lebih
tinggi dibandingkan jenis reksa dana sebelumnya. Walaupun harga saham
memang tidak dapat diduga, hingga saat ini keuntungan saham memang
lebih baik daripada jenis reksa dana lainnya. Inilah yang membuat reksa
dana saham paling diminati oleh investor. Reksa dana saham sendiri masih
dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Ada yang dibagi berdasarkan
kapitalisasi pasar saham yang bersangkutan, ada juga yang dibagi
berdasarkan sektor industri atau yang disebut reksa dana saham sektor
industri.

4. Reksa Dana Campuran

26 Iswi Hariyani, Capital Market Top Secret: Ramuan Sukses Bisnis


PASAR MODAL INDONESIA,(Yogyakarta:ANDI,2017) Hlm. 351
16

Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi


pada efek bersifat ekuitas, efek bersifat utang, dan/atau instrumen pasar
uang dalam negeri yang masing-masing paling banyak 79% dari nilai
aktiva bersih, di mana dalam portofolio reksa dana wajib terdapat efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang. Reksa dana jenis ini terlihat sangat
aman karena bila di satu efek kurang baik, efek lain bisa menutupi. Akan
tetapi, menurut Warren Buffet hal ini malah tidak baik. Menurutnya, akan
lebih baik bila kita mendalami satu jenis efek dan berfokus padanya, dan
membuatnya besar dan lebih besar lagi.

5. Reksa Dana Master Fund

Reksa dana jenis ini menginvestasikan dananya pada reksa dana


lainnya, baik itu reksa dana di dalam maupun di luar negeri. Namun, di
Indonesia, untuk berinvestasi pada reksa dana luar negeri harus memiliki
izin dari Bapepam terlebih dahulu, tidak boleh sembarangan.

6. Reksa Dana Terproteksi

Reksa dana terproteksi adalah jenis rekksa dana yang memberikan


proteksi atau perlindungan atas investasi awal investor melalui mekanisme
pengelolaan portofolio.27 Dalam reksa dana terproteksi, dana dari investor
akan terproteksi, terlindungi, dan tidak akan mengalami penurunan di
akhir periode. Namun, biasanya reksa dana ini bersifat jangka panjang dan
tidak boleh dijual sebelum jangka waktunya tersebut. Karena reksa dana
bersifat kolektif, semua investor yang ada dalam reksa dana terproteksi ini
pun harus memiliki tujuan yang sama, yakni tidak menjual efeknya
sebelum jangka waktu yang disepakati. Reksa dana yang mulai terkenal
sejak 2005 di Indonesia ini memang dikenal lebih aman sehingga banyak
digemari oleh banyak investor. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan
untuk manajer investasi atau bank kustodian cukup kecil bila
dibandingkan dengan reksa dana jenis lain. Ini karena manajer investasi

27 Ibid
17

dan bank kustodian tidak melakukan banyak hal dalam reksa dana ini.
Tidak mengherankan bila reksa dana ini menjadi reksa dana peringkat
kedua yang diminati masyarakat. Tidak kurang dari 20% investor reksa
dana memilih reksa dana terproteksi. Reksa dana terproteksi pun bisa
mengalami kerugian. Walaupun reksa dana terproteksi terkesan
terlindungi, bila dana investor didiversifikasikan dalam obligasi yang
gagal bayar, tapi dana investor bisa hilang seluruhnya. Hal ini dapat terjadi
karena dana tersebut dalam perjanjian tidak boleh diambil sebelum jangka
waktunya apapun yang terjadi.

7. Reksa dana Indeks

Reksa dana indeks merupakan reksa dana yang portofolio efeknya


terdiri atas efek yang menjadi bagian sekumpulan efek dari suatu indeks
yang menjadi acuan. Manajer investasi reksa dana indeks wajib
menginvestasikan minimal 80% nilai aktiva bersih pada sedikitnya 80%
efek yang menjadi bagian sekumpulan efek dari indeks acuan.28 Berbeda
dengan reksa dana saham, reksa dana indeks tidak melakukan jual beli
melalui agen penjual,melainkan melalui bursa saham. Jadi, manajer
investasi akan membeli dan menjual saham berdasarkan perkembangan
harga saham di bursa efek.

8. Exchange Traded Fund (ETF)

ETF merupakan jenis reksa dana yang sudah lama ada di


Indonesia. Secara resmi ETF ada sejak tahun 1996. Ada aturan khusus
terkait ETF, meskipun sama dengan membeli saham di bursa pada
umumnya. Waktu pembelian ETF yakni pukul 09.30 sampai dengan 16.00
WIB. Investor melakukan pembelian ETF sama halnya dengan membeli
saham pada umumnya.

28 Ibid,. Hlm. 353


18

Selain memiliki jenis reksa dana berdasarkan portofolio efeknya,


ada juga jenis reksa dana berdasarkan transaksinya. Jenis reksa dana
berdasarkan transaksinya ini dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

1. Reksa Dana Tertutup

Reksa dana tertutup adalah reksa dana yang tidak dapat membeli
kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Pemegang saham
reksadana jenis ini dapat menjual kembali sahamnya (unit penyertaannya)
setiap saat melalui manajer investasi dan bank kustodian dengan harga
sesuai nilai aktiva bersih per saham atau per unit penyertaan yang berlaku
saat itu. 29

2. Reksa Dana Terbuka

Reksa dana terbuka merupakan reksa dana yang transaksi unit


penyertaannya langsung dilakukan dengan manajer investasi, kecuali pada
jenis ETF (Exchange Traded Fund). Pada jenis reksa dana ini, saat
investor menjual unit penyertaannya, manajer investasi wajib membeli
unit penyertaan tersebut. Harga unit penyertaan yang dijual didasarkan
pada harga penutupan perdagangan pada hari tersebut. Dengan kata lain,
investor tidak akan tahu berapa harga unit penyertaannya pada hari itu
juga, dan investor tidak dapat campur tangan dalam menentukan harga unit
penyertaannya.

2.3.3 Pihak-pihak Dalam Reksa Dana

Pihak-pihak yang terlibat dalam reksa dana bukan hanya investor


dan manajer investasi, tetapi ada pihak-pihak lain yang juga mempunyai
peranan penting dalam reksa dana. Pihak-pihak tersebut ada yang
tercantum dalam kontrak reksa dana. Namun, ada juga pihak-pihak yang
tidak tercantum dalam kontrak reksa dana. Contohnya adalah perusahaan

29 Ibid.
19

asuransi dan audit. Berikut adalah pihak-pihak yang berperan penting


dalam reksa dana (Marojahan et al., 2014):

1. Manajer Investasi

Manajer Investasi adalah sebuah perusahaan yang mendapatkan izin


resmi dari pemerintah (Bapepam-LK) untuk mengelola kumpulan dana
dari investor untuk didiversifikasikan di pasar modal atau pasar uang. Di
dalam perusahaan ini (manajer investasi) terdapat beberapa pengelola yang
harus lolos dari ujian pemerintah. Pengelola ini disebut Wakil Manajer.
Dalam mengelola dana dari masyarakat, manajer investasi memiliki
beberapa hak dan kewajiban. Pada prinsipnya, manajer investasi
berkewajiban menangani seluruh kegiatan investasi seperti menganalisis
dan memilih jenis investasi, mengamati pasar, hingga mengambil
keputusan atau tindakan penting yang berhubungan dengan investasi reksa
dana. Manajer investasi dilarang menjanjikan apapun pada calon investor
karena return dari reksa dana tidak pernah pasti. Dalam fatwa yang
dikeluarkan mengenai Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah (Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001)
dalam Marojahan et al. (2014) dijelaskan beberapa hak dan kewajiban
manajer investasi, yaitu:

a. Manajer investasi wajib melaksanakan investasi bagi kepentingan investor


sesuai dengan apa yang tertulis dalam prospektus.
b. Manajer investasi wajib mengelola portofolio investasi para investor, baik
itu individu atau kolektif, sesuai dengan kebijakan investasi yang ada dalam
kontrak prospektus.
c. Manajer investasi wajib menyusun tata cara dan memastikan bahwa semua
dana dari semua calon pemegang unit penyertaan sampai pada bank
kustodion paling lambat pada akhir hari kerja berikutnya.
d. Manajer investasi wajib mengembalikan dana unit penyertaan.
e. Manajer investasi wajib menyimpan dan menjaga semua laporan keuangan
dan pengelolaan reksa dana yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
20

f. Manajer investasi harus bertanggung jawab atas risiko yang muncul bila
lalai dalam menjalankan kewajibannya hingga dapat merugikan investor.

Untuk menjalankan semua tanggung jawab dan kewajibannya, manajer investasi


melakukan beberapa proses penting dalam kerjanya, yaitu:

a. Menganalisis makro atau mikro ekonomi.


b. Mengambil keputusan mengenai alokasi asset serta distribusinya.
c. Melakukan transaksi baik melalui bank atau broker.
d. Mengawasi kerja dan menyesuaikannya dengan portofolio.

Atas kinerjanya, manajer investasi akan mendapatkan beberapa hak berupa


management fee, entry fee, bahkan dapat berupa exit fee. Manajer investasi bisa
juga berhak atas upah jasa yang didapatkan dari persentase tertentu dari nilai
aktiva bersih reksa dana. Beberapa contoh manajer investasi yang ada di
Indonesia adalah Danareksa Investment Management, PT ; CIMB Principal Asset
Management, PT ; Kharisma Asset Management, PT ; dan masih banyak lainnya.

2. Bank Kustodion

Bank Kustodion merupakan tempat dana dari investor dikumpulkan,


bukannya di manajer investasi. Bank kustodion bukanlah nama dari
sebuah bank, melainkan sebuah bank yang ditunjuk dalam reksa dana.
Untuk menjadi bank kustodion, sebuah bank harus mendapat izin dari
Bank Indonesia serta mendapat persetujuan dari Bapepam-LK. Namun,
fungsi dari bank kustodian bukan hanya menyimpan dana. Ada beberapa
fungsi bank kustodion lainnya menurut Marojahan et al. (2014), yaitu:

a. Mengerjakan Fungsi Administrasi

Bank kustodion harus mengerjakan segala hal yang berhubungan dengan


administrasi, baik itu manajer investasi maupun investor. Contoh: jual-beli saham
beserta pengiriman surat konfirmasi atas transaksi jual-beli, pengalihan dan
perhitungan unit, pencairan deposito, hingga pengiriman laporan keuangan,
menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap harinya merupakan kewajiban bank
kustodion.
21

b. Mengawasi Manajer Investasi

Bank kustodion bertugas mengawasi manajer investasi agar tidak mengambil


kebijakan yang dapat merugikan investor atau pengelola reksa dana secara
keseluruhan. Apabila terjadi pengelolaan yang menyalahi ketentuan, bank
kustodion harus memperingatkan manajer investasi.

c. Menjaga Dokumen

Segala dokumen yang berkaitan dengan perjanjian reksa dana sertifikat dan aset
harus disimpan oleh bank kustodion agar aman.Bank kustodion hanya
berkewajiban mengawasi manajer investasi.Jadi, bank kustodion tidak ikut dalam
mengelola reksa dana ataupun melindungi aset pemodal dari manajer investasi
yang bisa saja melakukan kesalahan dalam berinvestasi.Bank kustodion hanya
menjaga agar dana investor tidak dibawa lari oleh manajer investasi karena setiap
pengambilan dana oleh manajer investasi biasanya harus dengan izin
Bapepam.Karena bank kustodion merupakan tempat penyimpanan dana, bank
kustodion mutlak tidak boleh memiliki hubungan spesial dengan salah satu pihak,
baik manajer investasi maupun investor. Sebagai contoh, bila Bank A merupakan
manajer investasi, bank A tidak boleh menggunakan bank A sebagai bank
kustodion, walaupun bank A sudah memiliki izin sebagai bank kustodion.

Sedangkan, pihak lain yang terlibat dalam reksa dana namun bersifat optional
menurut Marojahan et al. (2014) adalah seperti berikut:

a. Agen Penjual

Agen penjual adalah pihak yang memasarkan reksa dana berdasarkan


kontrak kerja dengan manajer investasi. Agen penjual ini biasanya pihak
sekuritas atau bank yang menjual reksa dana, bisa juga manajer investasi
merangkap sebagai agen penjual. Bank atau pihak sekuritas harus
mendapatkan izin dari Bapepam-LK untuk menjadi agen penjual. Di
dalam agen penjual harus ada wakil agen penjual efek reksa dana yang
bertugas sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan penjualan reksa
22

dana di kantor pusat maupun kantor cabang. Penanggung jawab ini harus
memiliki pengalaman minimal 3 tahun sebagai wakil perusahaan efek.
Tugas agen penjual sebagai pemasar reksa dana adalah menyediakan
informasi selengkap-lengkapnya untuk para calon investor.

b. Broker

Istilah broker sering kita dengar dalam dunia saham dan obligasi. Peran
broker dalam reksa dana adalah sebagai pihak yang menghubungkan reksa
dana dengan pihak penerbit efek.Jadi, saat manajer investasi akan membeli
atau menjual saham ataupun obligasi, biasanya manajer investasi akan
melalui broker. Kemudian, brokerlah yang akan melakukan transaksi
tersebut.

c. Akuntan atau Auditor

Akuntan atau auditor juga diperlukan dalam reksa dana meskipun semua
proses dijalankan dengan profesional. Akuntan atau auditor berperan
dalam memeriksa penggunaan dana investor agar tidak terjadi
penyalahgunaan dana investor. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan secara
berkala, karena pemeriksaan ini bertujuan untuk memberi informasi pada
investor, akuntan atau auditor biasanya bersifat independent atau tidak
berhubungan dengan pihak bank maupun manajer investasi.

d. Perusahaan Asuransi

Dengan membeli premi perusahaan asuransi, manajer investasi akan


mendapatkan ganti rugi saat pihak penerbit obligasi tidak mampu
membayar bunga maupun pokok pinjamannya.Sebaliknya, saat pihak
penerbit obligasi dapat membayar bunga dan utang pokoknya, premi yang
sudah di beli dari perusahaan asuransi tidak dapat di tarik dan menjadi
milik perusahaan asuransi.

2.4 E-Commerce
2.4.1 Pengertian E-Commerce
23

Transaksi Elektronik atau disingkat E-Commerce adalah kegiatan-


kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service
providers, dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan
komputer, yaitu E-Commerce sudah meliputi seluruh spektrum kegiatan
komersial. E-Commerce merujuk pada semua bentuk transaksi komersial
yang menyangkut organisasi atau individu yang didasarkan pemprosesan
dan transaksi data yang digitalisasikan, termasuk suara dan gambar.
Termasuk juga pengaruh bahwa pertukaran informasi komersial secara
elektronik yang mungkin terjadi antara institusi pendukungnya dan
aktivitas komersial pemeritah.30

Menurut Robert E. Johnson E-Commerce merupakan suatu


tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektonik dengan
menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama.35 31
Sedangkan menurut Gary Coulter & John Buddemen E-Commerce
berhubungan dengan penjualan, periklanan, pemesanan produk yang
semuanya di kerjakan melalui internet. Meskipun istilah e-Commerce baru
memperoleh perhatian beberapa terakhir ini, tetapi e-Commerce telah
muncul dalam berbagai bentuknya sudah lebih dari 20 tahun. E-Commerce
merupakan bidang yang multidisipliner yang mencakup bidang-bidang
teknik seperti jaringan dan telekomunikasi, pengamanan, penyimpanan,
dan pengambilan data, pembelian dari penjualan, penagihan dan
pembayaran, manajemen jaringan distribusi dan aspek-aspek hukum
seperti information privacy, hak milik intelektual, perpajakan, pembuatan
perjanjian, dan penyelesaian hukum lainnya.

Pada saat ini, kita menggunakan peralatan elektronik untuk


melaksanakan transaksi komersial sedemikian rupa sehingga kita merasa

30 Budi Suhariyanto. Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cybercrime),


Urgensi Pengaturan Dan Celah Hukumnya, (Jakarta. Rajawali Pers, 2012).
hlm.48
31 Andi, Hamzah,. Aspek-Aspek Di Bidang Komputer. (Jakarta, Rineka
Cipta.. 1987). hlm.49
24

tidak perlu mengacuhkan implikasi-implikasi yang akan ditimbulkannya.


Misalnya, penarikan uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM), membayar
bensin di pompa bensin dengan menggunakan ATM Cards atau credit card
atau debit card. Penggunaan ATM Cards atau Credit Cards di dalam
perdagangan telah menjadi suatu yang biasa, karena tidak lagi merasa
bahwa kegiatan-kegiatan tersebut adalah sesuatu yang tidak biasa.

Mekanisme transaksi elektronik dengan e-Commerce dimulai


dengan adanya penawaran suatu produk tertentu oleh penjual di suatu
website melalui server yang berada di indonesia. 32 Adapun cara transaksi
e-Commerce, permintaan pelanggran dikirim ke pedagang, kemudian
setelah diterima oleh pedagang dan diverifikai oleh pedagang, kemudian
pelanggan yang melakukan pembayaran yang kemudian akan masuk ke
server pembayaran.33 Terdapat tahapan-tahapan dalam transasksi elektonik
mealalui e-Commerce dapat diurutkan sebagai berikut:

a. E-customer dan e-merchant bertemu dalam dunia maya melalui server


yang disewa dari Internet Server Provider (ISP) oleh e-merchant.
b. Transaksi melalu e-Commerce disertai term ofuse dan sales term condition
atau klausula standar, yang pada umumnya e-merchant telah meletakkan
klausula kesepakatan pada websitenya, sedangkan e-customer jika
berminat tinggal memilih tombol accept atau menerima.
c. Penerimaan e-customer melalui mekanisme “klik” tersebut sebagai
perwujudan dan kesepakatan yang tentunya memikat pihak e-merchant.
b. Pada saat kedua belah pihak mecapai kesepakatan, kemudian diikuti
dengan proses pembayaran, yang melibatkan dua bank perantara dari
masing-masing pihak yaitu acquiring merchant bank dan issuing customer
bank.
c. Setelah proses pembayaran selesai kemudian diikuti dengan proses
pemenuhan prestasi oleh pihak e-merchant berupa pengiriman barang

32 Andi, Hamzah,. Hukum Pidana Yang Berkaitan Dengan Komputer.


( Jakarta. Sinar Grafika.. 1996) hlm. 50
33 Ibid, hlm. 52
25

sesuai dengan kesepakatan mengenai saat penyerahan dan spesifikasi


barang.
2.4.2 Bentuk E-Commerce

Pertumbuhan belanja online juga telah mempengaruhi struktur


industri. E-Commerce telah merevolusi cara bertransaksi berbagai bisnis,
seperti toko buku dan agen perjalanan. Umumnya, perusahaan besar dapat
menggunakan skala ekonomi dan menawarkan harga yang lebih rendah.
Individu atau pelaku bisnis yang terlibat dalam e-Commerce, baik itu
pembeli ataupun penjual mengandalkan teknologi berbasis internet untuk
melaksanakan transaksi mereka. E-Commerce memiliki kemampuan untuk
memungkinkan transaksi kapan saja dan di mana saja.34

Bentuk-Bentuk Interaksi di Dunia Bisnis antara lain:

a. B2B (Business to Business) Transaksi bisnis antara pelaku bisnis dengan


pelaku bisnis lainnya. Dapat berupa kesepakatan spesifik yang mendukung
kelancaran bisnis.
b. B2C (Business to Consumer) Aktivitas yang dilakukan produsen kepada
konsumen secara langsung.
b. C2C (Consumer to Consumer) Aktivitas bisnis (penjualan) yang dilakukan
oleh individu (konsumen) kepada individu (konsumen) lainnya.
c. C2B (Consumer to Business) C2B merupakan model bisnis di mana
konsumen (individu) menciptakan dan membentuk nilai akan proses
bisnis.
d. B2G (Busines to Government) Merupakan turunan dari B2B,
perbedaannya proses ini terjadi antara pelaku bisnis dan instansi
pemerintah 6 G 2 C (Government to Consumer) Merupakan hubungan atau
interaksi antara pemerintah dengan masyarakat. Konsumen, dalam hal ini
masyarakat, dapat dengan mudah menjangkau pemerintah sehingga
memmperoleh kemudahan dalam pelayanan sehari-hari.
2.4.3 Perjanjian dalam E-Commerce

34 Mahir Pradana, Jurnal Klasifikasi Bisnis e-Commerce di Indonesia,


2015, hal 169-170.
26

Pada dasarnya syarat sahnya perjanjian jual-beli sudah tertuang


didalam Pasal 1320 KUHPerdata, hal ini juga dapat menjadi acuan syarat
sahnya suatu perjanjian jual beli melalui e-Commerce. Oleh karena e-
Commerce juga merupakan kegiatan jual-beli yang perbedaannya
dilakukan melalui media online. Hanya saja dalam jual-beli melalui e-
Commerce dilakukan melalui media internet yang bisa mempercepat,
mempermudah dan transaksi jual-beli tersebut.11 Dalam UU ITE juga
menambahkan beberapa persyaratan lain, misalnya :

a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan


berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik,
dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. (Bab II Pasal 3).
b. Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat
kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. (Bab II Pasal 9)
b. Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib beriktikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau
pertukaran Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik selama
transaksi berlangsung. (Bab V Pasal 17 ayat 2).
c. Ketentuan mengenai waktu pengiriman dan penerimaan informasi dan/atau
transaksi elektronik (Pasal 8)
d. Menggunakan sistem elektronik yang andal dan aman serta bertanggung
jawab (Pasal 15).
e. Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada
saat penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan
disetujui Penerima. (Pasal 20 ayat 1).
f. Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara
elektronik. (Pasal 20 ayat 2).

Dalam perjanjian e-Commerce, terdapat proses penawaran dan


proses persetujuan jenis barang yang dibeli maka transaksi antara penjual
(seller) dengan pembeli (buyer) selesai. Penjual menerima persetujuan
jenis barang yang dipilih dan pembeli menerima konfirmasi bahwa
27

pembeli telah membayar harga barang yang dipesan, selanjutnya penjual


akan melanjutkan atau mengirimkan barang yang dipesan ke alamat
pembeli. Setelah semua proses terlewati, dimana ada proses penawaran,
pembayaran dan penyerahan barang maka perjanjian tersebut dikatakan
selesai seluruhnya atau perjanjian tersebut berakhir.
28

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Skripsi ini disusun dengan menggunaka tipe penelitian secara


yuridis normatif (legal research). Yuridis Normatif yaitu penelitian yang
difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma
dalam hukum positif yang berlaku. Tipe penelitian yuridis normatif
dilakukan dengan cara mengkaji berbagai aturan hukum yang bersifat
formil seperti undang-undang, peraturan-perundangundangan, dan literatur
yang berisi konsep-konsep teoritis yang kemudian dihubungkan dengan
permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.35

3.2 Pendekatan Masalah

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Pendekatan-


pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan
perundang-undangan (statute approah), pendekatan kasus (case approach),
pendekatan historis (historical approach), pendekatan konseptual (conceptual
approach), dan pendekatan komparatif (comparative approach).36 Dalam skripsi
ini penulis menggunakan dua pendekatan. Adapun pengertian mengenai dua
pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pendenkatan perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan


menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut denagn
isu hukum yang sedang ditangani.37 Perundang-undangan yang digunakan
adalah :Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
b. Pendekatan Konseptual (conceptual approach), dilakukan dengan beranjak
dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang dalam ilmu

35 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada


Media Group, 2016), Hlm. 35
36 Ibid., Hlm. 133
37 Ibid.
29

hukum. Dengan tujuan untuk menemukan ide-ide yang melahirkan


pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum yang
relevan dengan isu hukum.38 Konsep hukum yang digunakan adalah: konsep-
konsep hukum Pasar modal, Investasi, Transaksi Elektronik.

3.3 Sumber Bahan Hukum

3.3.1 Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan catatan


resmi atau risalah dalam perbuatan perundang-undangan dan putusan-putusan
hakim.39 Bahan hukum Primer yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.04/2014 tentang Agen
Penjual Efek Reksa Dana
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 28/POJK.04/2016 tentang
Sistem Pengolahan Investasi Terpadu.
7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 37/POJK.04/2018 tentang Reksa
Dana Berbentuk KIK penyertaan terbatas (Equity Crowdfunding)
3.3.2 Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum


meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan
komentar-komentar atas putusan pengadilan.40 Bahan hukum sekunder
yang digunakan dalam proposal skripsi ini adalah buku-buku literatur,
jurnal-jurnal hukum dan tulisan-tulisan tentang hukum.

3.3.3 Bahan Non Hukum

38 Ibid., Hlm. 135


39 Ibid., Hlm. 182
40 Ibid.
30

Bahan non hukum adalah sebagai penunjang dari sumber hukum


primer dan sekunder. Bahan non hukum dapat berupa buku-buku diluar
ilmu hukum, akan tetapi masih ada kaitannya dengan isi hukum yang
dibahas. Selain itu, sumber bahan non hukum juga dapat dipperoleh dari
data yang diperoleh melalui internet, dimaksud untuk memperkaya
wawasan peneliti, namun bahan hukum intenet jangan sampai dominan
sehingga peneliti kehilangan artinya sebagai peneliti hukum.41

3.3.4 Analisa Bahan Hukum

Dalam melakukan analisa bahan hukum ini digunakan untuk


menemukan dan menentukan jawaban atas suatu permasalahan hukum
yang diangkat dalam skripsi ini, sehingga dapat meperoleh tujuan yang
diharapkan dalam penulisan skripsi tersebut. Berikut adalah langkah-
langkah dalam penelitian hukum ini yang dapat dilakukan, terdiri dari:

a. Mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminasi hal-hal yang tidak


relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan;
b. Mengumpulkan bahab-bahan hukum dan sekiranya dipandang mempunyai
relevansi juga bahan-bahan non hukum;
c. Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan bahan-bahan
yang telah dikumpulkan;
d. Menarik kesimpulan dalam argumentasi yang menjawab isu hukum;
e. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun
dalam kesimpulan.42

Berdasarkan analisa dari bahan hukum sesuai dari langkah-langkah tersebut,


sehingga akan mendapatkan hasil analisa yang memberikan pemahaman atas isu
hukum yang dibahas sebagai permasalahan dalam skripsi ini. Melalui analisa yang
seharusnya diterapkan berkaitan dengan pemasalahan ini dan menemukan
kesimpulan yang tepat.

41 Ibid., Hlm. 183


42 Ibid., Hlm. 213
31

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN

Penulisan skripsi ini terdiri dari 4 (empat) bab dan dalam masing-masing
bab tersebut terdiri dari uraian yang saling berkaitan antara bab satu dengan bab
yang lainnya dan saling mendukung diantaranya. Sistematika penulisan skripsi ini
bertujuan agar masing-masing bab mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca
sehingga nantinynya dapat tercipta karya ilmiah yang sempurna. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan, yang meguraikan tentang latar belakang , rumusan


masalah, tujuan penelitian, dan metode penelitian. pertama, latar belakang dalam
skripsi ini menguraikan secara singkat mengenai pemasalahan terkait pelindungan
hukum bagi investor yang akan melakukan investasi melalui e-Commerce.

Kedua, rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan dan menjadi dasar


mengenai hal-hal yang akan dikaji dalam skripsi ini, yaitu bagaimana kepastian
hukum bagi investor reksadana yang melakukan investasi reksadana melalui e-
Commerce, serta bagaimana peranan ojk dalam pengawasan investasi reksadana
yang ada di e-Commerce.

Ketiga, tujuan penelitian mengemukakan tujuan yang hendak dicapai oleh


penulis secara relevan dengan permasalahan yaitu untuk untuk mengetahui dan
menganalisa bentuk perlindungan hukum bagi investor reksadana yang melakukan
investasi reksadana melalui e-Commerce, serta untuk mengetahui dan
menganalisa peranan ojk dalam pengawasan investasi reksadana yang ada di e-
Commerce.

Keempat, penulisan dalam skripsi ini meliputi pendekatan perundang-


undangan (statute approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach),
dengan bahan hukum yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan non hukum.
32

Bab 2 Tinjauan Pustaka, yang menguraikan secara sistematis tentang


teori-teori pengertian yuridis yang relevan dengan pokok permasalahan dalam
penulisan skripsi ini yaitu mengenai perlindungan hukum, investasi, reksa dana,
dan e-Commerc.

Bab 3 pembahasan, yang menguraikan tentang bahan dan kajian


permasalahan yang bertujuan untuk untuk mengetahui bentuk perlindungan
hukum bagi investor reksadana yang melakukan investasi reksadana melalui e-
Commerce, serta untuk mengetahui peranan ojk dalam pengawasan investasi
reksadana yang ada di e-Commerce.

Bab 4 Penutup, pada bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
Kesimpulan berisi uraian ringkasan dari jawaban permasalahan yang telah
diuraikan dalam Bab 3 yang berisi pembahasan. Sedangkan saran adalah masukan
dan pendapat penulis yang bisa dijadikan sebagai solusi dalam rangka mengatasi
permasalahan yang ada, guna memberikan kontribusi dan preskripsi yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Asril Sitompul. 2000. Reksadana: Pengantar dan Pengenalan Umum.
Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti.
Celina Tri Siswi Kristiyanti. 2009. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta:
Sinar Grafika.
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, 2006, Reksa Dana dan Peran,
serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal, Jakarta:
Kencana,
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya, 2006, Reksa Dana dan Peran
Serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Seri
Pengetahuan Pasar Modal. Jakarta:Prenada Media Group,
Gunawan Widjaja dan Almira Prajna Ramaniya. 2006. Reksa Dana dan Peran,
serta Tanggung Jawab Manajer Investasi dalam Pasar Modal. Jakarta:
Kencana.
Iswi Hariyani. 2017. Capital Market Top Secret: Ramuan Sukses Bisnis PASAR
MODAL INDONESIA. Yogyakarta: ANDI.
Jusuf Anwar., 2008, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi,
Seri I Penerbit P.T Alumni, Bandung,
M. Irsan Nasrudin, dkk., 2008, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, cet 5,
Kencana, Jakarta.
Mahir Pradana. 2015. Jurnal Klasifikasi Bisnis e-Commerce di Indonesia.
Mohammad Samsul. 2006. Pasar Modal dan Manajemen portofolio. Erlangga,
Universitas Kristen Maranatha, Jakarta.
Munir Fuady. 1996. Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum). Bandung: PT
Citra Aditya Bakti.
Peter Mahmud Marzuki. 2016. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Salim HS, 2008, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sawidji Widoatmodjo, 2009. Pasar Modal Indonesia: Pengantar dan Studi
Kasus, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009
Sudikno Mertokusumo. 2003. Mengenal Hukum Suatu Penganta. Yogyakarta:
Liberty.
Suroso. 1992. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: SinarGrafika.
WJS.Purwodarminto. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 1986
B. Peraturan Perundang-Uundangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3608)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821)
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.04/2014 tentang Agen
Penjual Efek Reksa Dana
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 28/POJK.04/2016 tentang Sistem
Pengolahan Investasi Terpadu.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 37/POJK.04/2018 tentang Reksa
Dana Berbentuk KIK penyertaan terbatas (Equity Crowdfunding)
C. Karya Ilmiah
Muchlisin 2003, Perlindungan dan Kepastian Hukum Bagi Investor di
Indonesi. Magister Ilmu Hukum Progam Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret. Surakarta
Setiono 2004, Rule of Law (Supermasi Hukum). Magister Ilmu Hukum Program
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

D. Internet
Admin, 2019, Kemunculan APERD (Agen Penjual Reksa Dana) dengan
Transaksi Elektronik Siap Meramaikan Pasar Modal Indonesia (Merujuk
pada POJK Nomor 39/POJK.04/2014. https://itgid.org/kemunculan-
aperd-agen-penjual-reksa-dana-dengan-transaksi-elektronik-siap-
meramaikan-pasar-modal-indonesia-merujuk-pada-pojk-nomor-39-pojk-
04-2014/. Diakses pada 15 September 15.55
Issa almawadi, 2019, Dalam Kajian, Transaksi Saham Bisa Melalui Platform
E-Commerce. https://www.bareksa.com/id/text/2019/01/24/dalam-kajian-
transaksi-saham-bisa-melalui-platform-e-Commerce/21420/news. Diakses
pada 15 September pukul 15.47

Anda mungkin juga menyukai