Anda di halaman 1dari 3

PERJANJIAN KERJASAMA

PENGELOLAAN LAHAN

Pada hari ini…..tanggal……April 2016 di Sumbawa


1. H. ……………..Pemilik lahan bertindak dan atas nama diri sendiri disebut Pemilik (Pihak I)
2. Lukmanul Hakim, ST dalam hal ini bertindak dan atas nama perusahaan CV Sinar Rinjani
disebut Pengelola (Pihak II)

Selanjutnya para pihak menerangkan sebagai berikut:


a. H …….adalah pemilik dan yang menguasai sebidang tanah dengan total luas 500 meter (50
are) yang terletak di Sumbawa Kabupaten Sumbawa sebagaimana dalam haksertifikat no
………
b. Lukmanul Hakim, ST adalah yang diberikan tugas dan mandate serta tanggung jawab dalam
pengelolaan tanah tersebut untuk dijadikan komplek perumahan.

Selanjutnya para pihak setuju dan sepakat untuk membuat suatu perjanjian kerjasama dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut:

Pasal 1
Nama Kerjasama danLingkup Perjanjian

1. Para pihak sepakat untuk membentuk suatu kegiatan kerjasama “Pengelolaan Lahan” dengan
penuh sadar dan tanpa paksaan oleh pihak manapun yang selanjutnya dalam perjanjian disebut
“Kerjasama”.
2. Para pihak sepakat lingkup perjanjian pengelolaan lahan tersebut sepenuhnya diserahkan
kepihak Pengelola (Pihak II) dengan dilandasi asas saling menguntungkan sesuai dengan
tujuan dan kesepahaman bersama.
3. Adapun lingkup pekerjaan pihak kedua meliputi:
a. Design
b. Perencanaan
c. Perijinan
d. Pembangunan, Pengelolaan dan Penjualan

Pasal 2
Jangka Waktu Perjanjian

Perjanjian ini berlaku dalam kurun waktu pengelolaan 2 (dua) tahun berjalan terhitung sejak ditanda
tangani perjanjian ini atau sampai dengan unit rumah habis terjual dan telah dilakukan serah terima
unit perumahan kepada konsumen.

Pasal 3
Nilai Tanah/Asset

Para pihak sepakat bahwa tanah tersebut/yang akan dikelola oleh pihak II adalah sebesar Rp
15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah)/are dan atau total keseluruhan dengan nilai Rp 750.000.000
(Tujuh Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)selanjutnya dalam perjanjian ini disebut “Nilai Tanah”

Pasal 4
PembayaranNilai Tanah

Penyertaan pengelolaan nilai tanah dalam kerjasama ini para pihak sepakat untuk melakukan
pembayaran nilai tanah dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Nilai tanah yang tercantum tersebut diatas akan dikembalikan dan atau dibebankan secara Pro
Rata terhadap setiap unit yang sudah terjual.
2. Beban nilai tanah setiap unit rumah terjual akan menjadi dasar pengembalian nilai tanah oleh
pihak kedua (Pengelola) dengan rumusan perhitungan

BNT = Hasil
Total Penjualan Unit Penjualan Unit periode tahun berjalan x Nilai Tanah
Total Penjualan Unit

3. Para pihak sepakat bahwa tanah yang dikelola tersebut dalam kerjasama ini dapat dijadikan
jaminan dalam rangka pinjaman kredit konstruksi di Bank.

Pasal 5
Pembagian Keuntungan dan Beban Kerugian

1. Para pihak sepakat bahwa atas keuntungan yang diperoleh akan dibagi kemasing-masing pihak
sebesar :
a. Pihak I sebesar 30 % diluar harga lahan
b. Pihak II (Pengelola) 70% dari total keuntungan setelah pengurangan biaya pajak dan
biaya-biaya yang ditimbulkan lainnya.
2. Keuntungan yang diperoleh adalah merupakan hasil penjualan unit rumah yang dibuktikan dan
telah ditandatangani perjanjian perikatan jula beli dengan konsumen dikurangi dengan biaya-
biaya pajak dan yang lainnya.
3. Di dalam pengelolaan apabila terjadi kerugian maka sepenuhnya adalah tanggung jawab pihak
II (Pengelola)

Pasal 6
Kewajiban Para Pihak

1. Pihak I
a. Menyerahkan tanah untuk dikelola kepada pihak II
b. Menyelesaikan sengketa tanah bila ada dan mengosongkan lahan dari para penggarap
c. Memberikan kuasa penuh kepada Pihak II untuk mengelola dan melaksana kan pekerjaan
guna mencapai tujuan yang telah disepakati bersama
d. Menyerahkan sertifikat tanah asli kepada Notaris dan hanya boleh diambil atas persetujuan
kedua belah pihak

2. Pihak II
a. Menyusun rencana kerja proyek termasuk seluruh perencanaan konstruksi
b. Menyiapkan tim management proyek
c. Membiayai dan melaksanakan pengurusan semua ijin yang diperlukan
d. Membiayai dan melaksanakan seluruh kegiatan pengembangan proyek yang meliputi:
Perencanaan, Perancangan, Pemasaran, dan Pengelolaan

Pasal 7
Force Majur

1. Masing-masing pihak dibebas kan dari tanggungjawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini yang disebabkan oleh
kejadian diluar kekuasaan masing masing pihak yang dapat digolongkan kedalam keadaan
Kahar (Force majur)
2. Adapun jenis force major seperti gempa bumi, taupan, Banjir, Perang, Sabotase, dana dan
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi moneter, telekomunikasi maupun yang lainnya
secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian
Pasal 8
PenyelesaiaanPerselisihan

1. Setiap perselisihan yang timbul baik yang menyangkut isi maupun pelaksanaan dari
perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Apabila musyawarah yang dilakukan gagal mencapai kesepakatan maka para pihak sepakat
memilih penyelesaian melalui pengadilan negeri Mataram

Pasal 9
Penutup

Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak dalam rangkap dua dan keduanya mempunyai
kekuatan hukum yang sah
Pihak I Pihak II

…………………………………… ……………………………………….

Saksi-saksi

Anda mungkin juga menyukai