Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KASUS KERUSUHAN JAYAPURA PADA BULAN AGUSTUS 2019

DALAM SUDUT PANDANG KETAHANAN NASIONAL DI BIDANG POLITIK


Disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh :

PUTRI AYU BERLIANA GHANIA HIDAYAT


I1C018014

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Topik
Analisis Ketahanan Nasional di Bidang Politik
1.2. Latar Belakang
Bangsa Indonesia telah memproklamirkan diri sebagai Negara merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai konsekuensinya bangsa Indonesia harus mampu
mempertahankan kemerdekaan dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
Negara. Bangsa Indonesia harus mampu mempertahankan eksistensi, identitas,
integritas bangsa, dan Negara. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh
perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadii ncaran banyak
negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar, dilihat dari wilayahnya yang
luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya
dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan
terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang
bersifat kegiatan fisik sampai yang idiologis. Untuk itu, bangsa Indonesia harus
memiliki ketangguhan dan kekuatan nasional agar mampu mengatasi setiap
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan dari manapun. Sebenarnya yang
paling membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia merupakan ancaman
dari dalam, khususnya dibidang politik. Contoh kasus ancaman ketahanan yang saya
ambil yaitu rusuhnya jayapura pada bulan Agustus 2019. Kasus tersebut memberikan
ancaman TAHG terhadap politik di Indonesia karena menyalahi unsur politik yaitu
budaya politik yang merupakan pencerminan aktualisasi hak dan kewajiban rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang sesuai dengan
disiplin nasional. Lalu menyalahi unsut politik yang lain yaitu komunikasi politik
yang merupakan suatu hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjabaran kasus tersebut?
2. Bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang meliputi
seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi dan berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan, baik yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya (Lemhannas, 1989).
B. Pengertian Ketahanan Nasional Bidang Politik
Ketahanan politik di Indonesia meliputi dua bagian utama yaitu politik
dalam negeri dan politik luar negeri. Ketahanan nasional pada aspek politik
diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta
gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Santoso, dkk., 2018)
2.2. Pembahasan Rumusan Masalah
A. Penjabaran Kasus
Jayapura Rusuh, Majelis Rakyat Papua Ungkap Penyebab Amuk Massa

Suasana kericuhan saat aksi massa dibubarkan oleh petugas kepolisian di Jayapura, Papua, Kamis
(29/8/2019). ANTARA FOTO/Dian Kandipi/wpa.
Oleh: Addi M Idhom - 29 Agustus 2019
Papua hari ini kembali memanas. Jayapura dilanda kerusuhan saat aksi
ribuan massa terjadi lagi di ibu kota Provinsi Papua tersebut.
Kericuhan hari ini mengakibatkan aktivitas warga di Jayapura lumpuh.
Banyak toko dan kantor, termasuk mal, di Jayapura tutup sejak Kamis (29/8/2019)
siang, sekitar pukul 12.30 WIT.
Kerusuhan di Jayapura hari ini disertai pula perusakan sejumlah gedung.
Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) di Abepura dirusak dan dibakar oleh massa.
Tower telekomunikasi nirkabel atau Base Transceiver Station (BTS) milik PT
Telekomunikasi Indonesia (Telkom) di Jayapura juga dibakar.
Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib menjelaskan
kantornya dirusak dan dibakar massa pada sekitar pukul 11.30 WIT. Menurut dia,
massa yang melintas di jalan depan kantornya menerobos pagar gedung MRP dan
melakukan perusakan disertai pembakaran.
"Kebakaran kantor MRP pertama itu pos satpam, gedung utama, ruang
sidang, sama ruang kabag umum, dan keuangan. Tiga ruangan itu yang dibakar.
Mereka sambil lewat di jalan, massa menerobos, buka pagar, langsung masuk
bakar," kata Murib kepada reporter Tirto, Kamis sore.
Berdasar penjelasan Murib, ruang di kantor MRP yang menjadi sasaran
perusakan adalah: ruang sidang di gedung utama, bagian keuangan, serta bagian
umum. Sementara, ruang kelompok kerja perempuan, adat, dan keagamaan, yang
berada di gedung terpisah, dalam kondisi aman.
Sedangkan Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel A. Pangerapan
menyatakan pembakaran tower BTS milik PT Telkom di Jayapura menyebabkan
sinyal telepon dan sms terputus di kota itu.
"Dari laporan operator, kabel koneksi antar-BTS dibakar massa. Ini yang
mengakibatkan jaring selular mati. Ada 313 BTS yang tidak berfungsi," kata
Semuel saat dihubungi reporter Tirto.
Komunikasi via telepon dan pesan singkat atau sms di Jayapura memang
terputus sejak Kamis sore, pukul 15.30 WIT, sebagaimana dilaporkan Antara.
Telkomsel mengakui layanan telepon dan sms perusahaan itu di Jayapura
terganggu pada hari ini. "Saat ini, tanggal 29 Agustus 2019, layanan telepon dan
SMS Telkomsel di Papua untuk sementara mengalami gangguan," kata VP
Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin lewat siaran persnya pada
Kamis sore.
Namun, Denny tidak menyebut sebab pastinya. Ia mengatakan Telkomsel
sedang mendalami penyebab gangguan dan berupaya mengembalikan layanan
telepon dan SMS kembali normal.
Menurut laporan Antara, PT PLN Unit Wilayah Papua dan Papua Barat
juga melakukan pemadaman listrik di sejumlah titik di Jayapura dengan alasan
mengantisipasi konsleting di gedung-gedung yang dibakar demonstran.
Pemicu Kerusuhan di Jayapura
Timotius Murib menilai aksi massa di Jayapura hari ini adalah akumulasi
kemarahan masyarakat Papua terhadap banyak persoalan. Tindakan persekusi dan
rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya hanya salah satu pemicunya.
Menurut Murib, penembakan yang terjadi di Waghete II, Tigi, Deiyai,
Papua pada Rabu kemarin (28/8/2019) termasuk masalah yang memicu
kemarahan massa.
"Empat warga masyarakat Deiyai ditembak aparat TNI," kata Murib.
Pemblokiran internet di Papua, tambah Murib, turut memperparah
masalah. "Sehingga yang dibakar itu [BTS] Telkomsel," ujar dia.
Murib menegaskan pemblokiran akses internet di Papua sejak Rabu
(23/8/2019) adalah keputusan yang keliru. Dia mengaku bersama Gubernur Papua
Lukas Enembe sudah menyampaikan masalah ini kepada Presiden Joko Widodo
pada Senin (26/8) lalu.
"Hari ini sudah hampir 1 pekan 5 hari akses internet di Papua lumpuh. Ini
akumulasi. Selama ini belum menyampaikan semua hal," ucap Murib.
Langkah pemerintah yang membuat akses informasi di Papua terhambat
tersebut, kata Murib, sekaligus menunjukkan bahwa, “Otonomi khusus tidak
berdaya."
"19 tahun ini otonomi khusus tidak berdaya. Ini menjadi amukan
masyarakat Papua yang cukup lama. Masyarakat Papua tidak puas terhadap
pemberian otonomi khusus," kata Murib.
Jokowi dan Wiranto Angkat Bicara soal Rusuh di Jayapura
Saat menanggapi kerusuhan di Jayapura, Presiden Jokowi mengaku telah
memerintahkan kepada Menko Polhukam, Kapolri, Kepala BIN dan Panglima
TNI untuk menindak tegas pelaku pelanggaran hukum dan tindakan anarkis.
"Saya terus mengikuti [perkembangan] dan juga saya sudah mendapatkan
laporan situasi terkini di Papua pada khususnya di Jayapura," kata Jokowi, di
Alun-alun Purworejo, Jawa Tengah, pada Kamis malam, seperti dilansir Antara.
Jokowi meminta masyarakat Papua tetap tenang sekaligus tidak
melakukan tindakan anarkis atau perusakan terhadap gedung maupun fasilitas
publik. Dia pun mengajak para tokoh di daerah itu mewujudkan situasi yang
damai.
"Karena kita semuanya akan rugi apabila ada fasilitas-fasilitas umum,
fasilitas-fasiltas publik, yang kita bangun bersama jadi rusak atau dirusak," ujar
Jokowi.
Soal rencana pertemuannya bersama sejumlah tokoh adat dan tokoh
masyarakat Papua, kata dia, agenda itu akan dilaksanakan secepatnya meski tidak
dalam pekan ini.
"Sebetulnya minggu ini kami rencanakan tapi belum memungkinkan dan
akan kami lakukan dalam waktu yang secepatnya, baik tokoh muda, tokoh adat,
dan tokoh agama," kata Jokowi.
Adapun Menko Polhukam Wiranto mengakui, dirinya telah menerima
laporan bahwa demonstrasi memang melumpuhkan Kota Jayapura. Meski begitu,
Wiranto mengklaim tetap menginstruksikan seluruh aparat keamanan tidak
terpancing melakukan tindakan represif.
"Aparat keamanan sudah diinstruksikan, jangan sampai melakukan
tindakan represif. Harus persuasif terukur, bahkan senjata peluru tajam tidak boleh
digunakan,” kata Wiranto di Kompleks Parlemen, hari ini.

B. Penyelesaian Kasus
Penyelesaian kasus ketahanan politik tersebut dapat diatasi dengan cara
berikut:
1. Kemantapan Infrastruktur Politik
Organisasi kemasyarakatan merupakan komponen penting dari infra
struktur politik kita. Menurut pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 8 tahun
1985 tentang organisasi kemasyarakatan, Organisasi kemasyarakatan
berdasarkan Pancasila sebagai satu-satunya asas.
Dikaitkan dengan Persatuan Indonesia, demokrasi Pancasila menghendaki
integrasi bangsa dan tumpah darah Indonesia, disamping juga menuntut
identitas Nasional, kepribadian Nasional dan stabilitas Nasional. Integritas
Nasional dan stabilitas nasional merupakan syarat bagi terwujudnya kekuatan
bangsa yang pada gilirannya dapat dibina kearah terciptanya Ketahanan
Nasional.

2. Kemantapan Supra Struktur Politik


Dengan supra struktur politik, yang terdiri dari lembaga-lembaga
konstitusional, yaitu lembaga Tertinggi Negara akan tercipta stabilitas atau
kemantapan karena supra struktur politik tersebut didukung oleh infra struktur
politik yang mantap pula. Rakyat, baik secara berkelompok yang selanjutnya
merupakan kekuatan sosial politik, maupun secara individual dapat ikut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Dengan demikian
berarti bahwa system politik dan juga mekanisme Pemerintah dapat
memenuhi fungsinya, yaitu:
– Mempertahankan pola, dalam arti dapat mempertahankan tata cara,
kebiasaan-kebiasaan, norma-norma dan prosedur-prosedur yang berlaku.
– Menyelesaikan ketegangan, dalam arti dapat mendamaikan
perselisihan, konflik danperbedaan pendapat yang selalu timbul dalam
masyarakat dengan cara dan prosedur yang sedapat-dapatnya memuaskan
semua pihak.
– Menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, dalam arti memiliki
kemampuan adaptasi yang besar untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan-perkembangan yang terjadi baik di dalam masyarakat itu
sendiri maupun di luar negri.
– Mampu mencapai tujuan Nasional, dalam arti mengkristalisir
keinginan-keinginan anggota masyarakat menjadi satu tujuan Nasional yang
harus dicapai dan penentuan cara-cara pencapaian tujuan.
– Mengintregasikan, dalam arti mampu menjamin keutuhan seluiruh
sistem sosial itu sendiri.
3. Pimpinan Nasional yang Kuat dan Berwibawa
Bentuk organisasi pemerintahan pusat yang Presidensial dimaksudkan
untuk memperoleh pimpinan pemerintahan sekaligus pimpinan Nasional yang
kuat dan berwibawa yang memberikan bimbingan yang dinamis kepada
masyarakat. Pimpinan Nasional yang kuat dan berwibawa ini sangat
diperlukan untuk desintegratif dan destruktif ke arah yang intregatif dan
konstruktif atas dasar dan menurut jiwa dan semangat demokrasi pancasila.
Seringkali terjadi pergolakan hebat yang melanda masyarakat Indonesia, yang
di satu pihak menghadapi situasi serba kurang dan dilain pihak mengalami
kebingungan mengenai identitas dan kebudayaan sendiri.
4. Kesadaran politik, disiplin nasional, dan dinamika sosial
Kesadaran politik dan disiplin Nasional diperlukan agar tercipta dinamika
sosial yang positif, konstruktif dan akomodatif. Menyampaikan pendapat,
melakukan control dan penggunaan hak-hak politik lainnya harus dilandasi
kesadaran politik dan disiplin Nasional agar tidak menimbulkan kegelisahan,
ketegangan, kegoncangan dan sebagainya yang dalam keadaan ekstrim dapat
berkembang menjadi pergolakan sosial yang jelas mengganggu Ketahanan
Nasional pada umumnya dan dibidang politik pada khususnya. Dalam
demokrasi pancasila kebebasan harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab.
Dengan melaksanakan demokrasi Pancasila dan dengan menyusun supra
struktur politik yang sesuai dengan jiwa dan semangat demokrasi Pancasila,
dapat ditingkatkan kesadaran politik, disiplin Nasional dan dinamika sosial
masyarakat.
BAB III
PENUTUP

3.3.Kesimpulan
Ketahanan nasional pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan politik bangsa yang keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945
Kasus ketahanan dibidang politik dapat diselesaikan dengan memenuhi
kemantapan infrastruktur politik; kemantapan supra struktur politik; pimpinan
nasional yang kuat dan berwibawa; dan kesadaran politik, disiplin nasional, dan
dinamika sosial
3.4.Saran
Saran untuk pemerintah yaitu diharapkan dapat meningkatkan kualitas
kepemimpinannya dan dapat menanamkan dalam diri bahwa Indonesia adalah satu
yang mana dalam pembangunan dan politik juga harus merata. Selain itu, pemerintah
juga harus menyelesaikan suatu kasus dengan tuntas tanpa ada pihak yang dirugikan
REFERENSI

Santoso, S., Bambang, S., Herry, S., Kuat, P.P., Tata, B., Chumaidi, A., Karsidi, Edy, P.,
dan Marsum, Z. 2018. Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan. Purwokerto:
Unsoed.
Lehamnas. 1991. Pengembangan Sistem Demokrasi Dalam Rangka Persatuan dan
Kesatuan Bangsa. Seminar Khusus Reguler Angkatan XXII. Jakarta: Lehamnas.
Tirto.id. (29 Agustus 2019). Jayapura Rusuh, Majelis Rakyat Papua Ungkap Penyebab
Amuk Massa. Diakses pada 5 Januari 2020, dari https://tirto.id/jayapura-rusuh-
majelis-rakyat-papua-ungkap-penyebab-amuk-massa-ehfu

Anda mungkin juga menyukai