oleh:
Mahasiswa PSP2N Angkatan 24
oleh:
Halaman
Hepatitis jika tidak segera ditangani dan diobati maka dapat menyebabkan
peradangan hati yang bisa berujung pada kematian. Selain itu, hepatitis juga dapat
menimbulkan KLB, status kesehatan dan tingkat prestasi belajar pada anak yang
sudah bersekolah menurun. Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan terkait
pendidikan hepatitis dan penerapan pola hidup bersih dan sehat penting untuk
meningkatkan status kesehatan seseorang. Tidak membeli jajan sembarangan dan
selalu mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun apabila tangan
kotor merupakan salah satu kegiatan untuk mengurangi risiko terjadinya hepatitis.
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan tentang “Pencegegahan
Hepatitis pada Anak”, pasien dan keluarga mampu memahami konsep
tentang pencegahan hepatitis
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dilaksanakan kegiatan ini
adalah:
f. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian hepatitis
g. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan penyebab hepatitis
h. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala hepatitis
i. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan dampak hepatitis
j. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pencegahan hepatitis
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Pasien dan keluarga mengetahui pengertian hepatitis
b. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab hepatitis
c. Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala hepatitis
d. Pasien dan keluarga mengetahui dampak hepatitis
e. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan hepatitis
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
= Sasaran
= Penyuluh
BAB 5. HASIL KEGIATAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
BERITA ACARA
Pada hari Sabtu , tanggal 12 Bulan Oktober Tahun 2019 Pukul 11.00 s/d selesai bertempat di
Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto Lumajang telah dilaksankan pendidikan kesehatan
mengenai Pencegahan Penyakit Hepatitis pada Anak-Anak oleh mahasiswa/i Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir
terlampir)
win
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Pencegegahan Hepatitis pada Anak oleh mahasiswa/i Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember, pada Hari Sabtu Tanggal 12 Bulan Oktober
Tahun 2019 pukul 11.00 s/d selesai bertempat di Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto
Lumajang.
win
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
V. Metode Penyuluhan
Ceramah dan diskusi
VII. Evaluasi
Jenis Evaluasi : Review materi
Bentuk : Tanya jawab
Waktu : 10 menit
Soal :
a. Definisi Hepatitis
b. Etiologi Hepatitis
c. Klasifikasi Hepatitis
d. Manifestasi klinis Hepatitis
e. Patofisiologi Hepatitis
f. Komplikasi Hepatitis
g. Penatalaksanaan Hepatitis
Lampiran 4. Materi
HEPATIS
A. Definisi Penyakit
Hati (liver) adalah salah satu organ tubuh yang penting. Hati dapat membantu proses
metabolisme nutrisi ataupun obat-obatan di dalam tubuh. Selain itu organ ini juga
mempunyai peranan yang penting untuk membersihkan darah di dalam tubuh dari produk
limbah yang beracun. Namun, demikian jika kita tidak menjaga fungsi hati dengan baik
maka organ penting ini akan mengalami kerusakan. Salah satu penyakit hati yang sering
terjadi adalah hepatitis.
Hepatitis yang berarti peradangan dalam hati dapat diakibatkan oleh berbagai macam
hal, seperti infeksi bakteri, racun, ataupun karena sistem imun di dalam tubuh sendiri
yang dapat menyerang hati. Meskipun ada beberapa jenis hepatitis, pada umumnya ada
3 macam hepatitis yang disebabkan oleh virus dan sering terjadi yaitu hepatitis A, B,
ataupun C.
B. Klasifikasi
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A dapat ditularkan melalui feses dari pasien yang sebelumnya telah
terinfeksi dengan penyakit ini. Selanjutnya seseorang dapat terkena hepatitis A dengan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses tersebut.
Hepatitis A bersifat kurang merusak dibanding hepatitis virus yang lain. Hal ini karena
jenis hepatitis ini jarang menimbulkan kerusakan liver yang menetap. Bahkan dalam
beberapa minggu gejala akan hilang sama sekali dan orang yang telah terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
a. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti
kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan
kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus
menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc,
thypus, dll.
b. Cara penularan :
Virus hepatitis A ditularkan melalui tinja orang yang terkana virus hepatitis A dan
masuk kemulut orang lain bisa terjadi karena:
Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air muapun makanan yang telah tercemar
oleh tinja yang mengandung hepatitis A.
Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak di jaga dengan baik.
c. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya
yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak
banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
d. Cara pencegaha virus hepatitis A
Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB/BAK. Sebelum
makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
Cuci sayuran dan buah sebelum di makan, Sebelum dipakai cuci peralatan makan
dan minum.
Hepatitis B
Jenis hepatitis ini tergolong infeksi yang lebih serius dan dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan hepatitis B dapat melalui jarum suntik atau pisau yang
terkontaminasi, transfusi darah, ataupun cairan tubuh yang lain. Pada beberapa kasus seseorang
yang terinfeksi hepatitis B dapat sembuh dari penyakit ini dan kemungkinan tubuhnya telah
memiliki imunitas untuk melawan infeksi tersebut. Namun, ada juga beberapa orang yang akan
terinfeksi virus ini selamanya
a. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga
penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka
akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka
ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
b. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan
nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat
monitor bersinambungan dari dokter.
Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.
Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian
obat ini belum dikatakan stabil.
c. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar
ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON)
diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-
16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada
penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit
pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Hepatitis C
Seperti halnya hepatitis B, ternyata hepatitis C juga dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan penyakit ini dapat melalui transfusi darah, cairan tubuh, ataupun
hubungan seksual. Hepatitis C merupakan tipe hepatitis yang sangat serius dan menjadi alasan
utama transplantasi hati pada kebanyakan pasiennya. Pada hepatitis C penderita yang menjadi
kronik jauh lebih banyak.
C. Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi
bahkan normal
D. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon
alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis
C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.
Cara pencegahan hepatitis B dan C sama karna kedua jenis virus ini sama hidup
dan tertular melalui darah, dan cairan organ dalam lainnya. Penularan hepatitis
B dan C :
Melaluai kontak darah, sperma ,dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi hepatitis
B dan C.
o Berbagi perlengkapan suntik untuk menggunakan narkoba.
o Melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.
Bayi yang terlahir dari ibu yang telah terinfeksi hepatitis B dan C.
G. ETIOLOGI
Beberapa hal yang menjadi penyebab sirosis hepatis adalah (FKUI, 1996) :
H. Hepatitis virus tipe B dan C
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
Proses peradangan pada hati menyebabkan peburunan suplai darah dari hati sehingga
terjadi kerusakan hati.
I. Alkohol
Seorang alkoholik biasanya akan mengabaikan pola makan sehingga akan kekurangan
nutrisi ( diantaranya protein ). Alkohol dapat juga secara langsung merusak jaringan
hati, sehingga hati akan membesar dan rapuh. Sehingga akan terjadi proses
pembengkakan jaringan parut yang tersebar luas dipermukaan hati.
J. Metabolik : DM
K. Kolestatis kronik
L. Toksik dari obat : INH
M. Penyakit Wilson
N. Hematikromatosis
O. Kegagalan jantung
Hal ini akan menyebabkan bendungan pada vena hepatika.
P. Malnutrisi
Kekurangan protein akan menyebabkan berkurangnya pembentukan faktor-faktor
lipotropik yang diperlukan untuk transport lemak. Sehingga akan terjadi proses
pembentukkan jaringan parut yang tersebar luas dipermukaan.
Q. KLASIFIKASI
Secara makroskopik, sirosis dibagi atas :
Sirosis Mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, didalam septa parenkim hati
mengandung nodul halus dan kecil merata diseluruh lobus, besar nodulnya sampai 3
mm. Sirosis mikronodular ada yang berubah menjadi makronodular.
Sirosis Makronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi, dengan besar nodul
lebih dari 3 mm.
Sirosis Campuran
Umumnya sinosis hepatis adalah jenis campuran ini.
Selain klasifikasi diatas, sirosis hepatis terbagi dalam 3 pola yaitu :
Sirosis Laennec/sirosis alkoholik, portal dan sirosis gizi
Sirosis ini berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol kronik. Sirosis jenis ini
merupakan 50% atau lebih dari seluruh kasus sirosis. Perubahan pertama pada hati yang
ditimbulkan alkohol adalah akumulasi lemak secara gradual didalam sel-sel hati
(infiltrasi lemak).
Akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolik. Pada kasus
sirosis laennec yang sangat lanjut, membagi parenkim menjadi nodula-nodula halus.
Nodula-nodula ini dapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha hati untuk
mengganti sel-sel yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang-sarang sel-sel degenerasi
+ regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosa yang tebal. Pada keadaan ini
sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus.
Hati akan menciut, keras dan hampir tidak memiliki parenkim normal pada stadium
akhir sirosis, dengan akibat hipertensi portal dan gagal hati.
Sirosis Post nekrotik
Terjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan hati, menimbulkan nodula-nodula
degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi dan dipisah-pisahkan oleh jaringan parut,
berselang-seling dengan jaringan parenkim hati normal.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019
Sekitar 25% kasus memiliki riwayat hepantis virus sebelumnya. Banyaknya pasien
dengan hasil tes HbsAg positif menunjukkan bahwa hepatitis kronik aktif agaknya
merupakan peristiwa yang besar peranannya.
Beberapa kasus berhubungan dengan intoksikasi bahan kimia industri, dan ataupun
obat-obatan seperti fosfat, kloroform dan karbon tetraklorida/jamur beracun. Sirosis
jenis ini merupakan predisposisi terhadap neoplasma hati primer.
Sirosis Billaris
Kerusakan sel hati dimulai disekitar duktus billaris, penyebabnya obstruksi billaris post
hepatik. Sifat empedu menyebabkan penumpukan empedu didalam masa hati dengan
akibat kerusakan sel-sel hati, terbentuk lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus.
Sumber empedu sering ditemukan dalam kapiler-kapiler,duktulus empedu dan sel-sel
hati seringkali mengandung pigmen hijau.
Klasifikasi CHILD pasien sirosis dalam terminologi cadangan fungsi hati
Derajat kerusakan Minimal Sedang Berat
Bil. Serum (m.u mol/dl) < 35 35-50 > 50
Alb serum (gr/dl) > 35 30-35 < 30
Asites Nihil Mudah dikontrol sukar
PSE/ensefalopati Nihil Minimal berat/koma
Nutrisi Sempurna Baik kurang/kurus
R. PATOFISIOLOGI
Efek dari alkohol, keadaan malnutrisi, virus hepatitis dan keadaan gagal jantung, pada hati
menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fungsi sel-sel hepar.
Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar yang dapat
setempat/menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat dilihat pada awalnya.
Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas, tapi mungkin sebagai respon perubahan fu, enzim
yang bertanggung jawab terhadap metabolisme lemak normal.
Pelebaran sel-sel lemak menyebabkan tekanan pada lobule hepar yang mengarah pada
peningkatan aliran darah. Terjadi hipertensi pada sistem portal. Dengan tekanan balik yang
cukup pada sistem portal. Terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah mengalir dari
intestin langsung ke vena kava. Peningkatan aliran darah ke vena esofagus menyebabkan
varises esofagus; pada vena lambung, varises lambung pada limfa splenomegali dan pada vena
hemorodial hemoroid.
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jarinagn hepar, tetapi tidak dalam cara yang normal.
Jaringan fibrotik ini tidak dapat pulih, mengakibatkan disfungsi hepar kronis yang akhirnya
gagal.
S. MANIFESTASI KLINIS
2. Fase Dekompensasi
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan klinis, laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya, terutama timbul komplikasi kegagalan hati dan
hipertensi portal dengan manifestasi :
a. Eritema Palmaris
b. Spider nevi
c. Vena kolateral pada dinding perut
d. Ikterus
e. Edema pretibial
f. Asites
g. Gangguan pembekuan darah seperti perdarahan gusi, epistaksis, haid berhenti
h. Hematemesis
i. Melena
j. Ensefalopati hepatik
Daftar Pustaka
IDAI. 2012. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ke 4. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.