Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENDIDIKAN KESEHATAN

TENTANG “PENCEGAHAN HEPATITIS PADA ANAK ” PADA PASIEN


DAN KELUARGA DI RUANG BOUGENVILIE RSUD DR. HARYOTO
LUMAJANG TAHUN 2019

oleh:
Mahasiswa PSP2N Angkatan 24

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG “PENCEGAHAN HEPATITIS PADA ANAK ” PADA PASIEN
DAN KELUARGA DI RUANG BOUGENVILIE RSUD DR. HARYOTO
LUMAJANG TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Stase Anak

oleh:

Ida Wahyuni, S.Kep 192311101125


Fahma Ilmi N T, S.Kep 192311101015
Ardhia Chistie F S, S.Kep 192311101094

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i


HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... iv
BAB 1. LATAR BELAKANG .............................................................. 1
1.1 Analisa Situasi ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 1
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT .................................................... 2
2.1 Tujuan ................................................................................. 2
2.2 Manfaat ............................................................................... 2
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH ....................... 3
3.1 Dasar Pemikiran ................................................................ 3
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah ...................................... 3
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN .......................... 4
4.1 Kerangka Penyelesaian Masalah ...................................... 4
4.2 Khalayak Sasaran .............................................................. 4
4.3 Metode yang Digunakan .................................................... 4
BAB 5. HASIL KEGIATAN ................................................................. 5
5.1 Analisa Evaluasi .................................................................. 5
5.2 Faktor Pendukung ............................................................. 6
5.3 Faktor Penghambat ........................................................... 6
BAB 6. PENUTUP .................................................................................. 7
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 7
6.2 Saran ................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 8
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 9
BAB 1. LATAR BELAKANG

1.1 Analisa Situasi

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya


peradangan pada hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau
nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin,
gangguan metabolik, maupun kelainan sistem antibodi. Infeksi yang disebabkan
oleh virus merupakan penyebab paling banyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis
virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus Hepatitis A, B, C, D, dan E. (Arief,
2012).

World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk dunia


terinfeksi virus Hepatitis A, B, C, D dan E. Hasil data untuk Hepatitis A secara
global didapatkan sekitar 1,4 juta kasus pertahun. Hepatitis B berjumlah lebih dari
2 miliar penduduk dunia terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta orang diantaranya
menjadi pengidap kronik pada tahun 2000 (IDAI, 2012). Hepatitis C berjumlah
sekitar 3% atau 170 juta orang. Hepatitis E dengan jumlah kasus 146 orang
(Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi
hepatitis di Indonesia 2 tahun 2013 adalah 1,2%, dua kali lebih tinggi dibandingkan
tahun 2007 (Kemenkes, 2013).

Hepatitis jika tidak segera ditangani dan diobati maka dapat menyebabkan
peradangan hati yang bisa berujung pada kematian. Selain itu, hepatitis juga dapat
menimbulkan KLB, status kesehatan dan tingkat prestasi belajar pada anak yang
sudah bersekolah menurun. Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan terkait
pendidikan hepatitis dan penerapan pola hidup bersih dan sehat penting untuk
meningkatkan status kesehatan seseorang. Tidak membeli jajan sembarangan dan
selalu mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun apabila tangan
kotor merupakan salah satu kegiatan untuk mengurangi risiko terjadinya hepatitis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu :


a. Apa pengertian hepatitis ?
b. Apa penyebab hepatitis ?
c. Apa tanda dan gejala hepatitis ?
d. Apa dampak hepatitis ?
e. Bagaimana pencegahan hepatitis ?
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan tentang “Pencegegahan
Hepatitis pada Anak”, pasien dan keluarga mampu memahami konsep
tentang pencegahan hepatitis
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dilaksanakan kegiatan ini
adalah:
f. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian hepatitis
g. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan penyebab hepatitis
h. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala hepatitis
i. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan dampak hepatitis
j. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pencegahan hepatitis

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
a. Pasien dan keluarga mengetahui pengertian hepatitis
b. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab hepatitis
c. Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala hepatitis
d. Pasien dan keluarga mengetahui dampak hepatitis
e. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan hepatitis
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
termasuk di Indonesia. Hepatitis A dan E, sering muncul sebagai kejadian Luar
Biasa, ditularkan secara fecal-oral dan biasanya berhubungan dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik.
Melihat kenyataan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius dan mengglobal.
Di sebagian besar negara berkembang, infeksi virus hepatitis A terjadi pada
masa kanak-kanak umumnya asimtomatis atau dengan gejala sakit ringan. Infeksi
yang terjadi pada usia selanjutnya hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan
laboratorium terhadap fungsi hati. Distribusi Hepatitis A berdasarkan gejala klinis
pada KLB di Kabupaten Tangerang ini mempunyai proporsi: demam 79,54%, sakit
kepala 90,90%, lelah 88,64%, batuk 20,45%, pilek 31,81%, mual 90,90%, muntah
68,18%, diare 36,36%, icterus (kekuningan) yang terlihat pada kulit dan mata
86,36%, air kencing berwarna pekat seperti teh 84,09%, nafsu makan menurun
95,45%. sehingga persentase gejala klinis terbanyak adalah nafsu makan menurun,
sakit kepala, mual, lelah, ikterus dan urin seperti teh. Dari berbagai penelitian
tentang cara-cara penularan pada manusia dan dari berbagai bukti epidemiologis
menunjukkan bahwa infektivitas maksimum terjadi pada hari-hari terakhir dari
separuh masa inkubasi dan terus berlanjut sampai beberapa hari setelah timbulnya
ikterus (atau pada puncak aktivitas aminotransferase pada kasus anicteric).
Pada sebagian besar kasus kemungkinan tidak menular pada minggu
pertama setelah ikterus, meskipun ekskresi virus berlangsung lebih lama (sampai 6
bulan) telah dilaporkan terjadi pada bayi dan anak-anak. Ekskresi kronis HAV
dalam tinja tidak pernah dilaporkan terjadi.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah adalah melalui pendidikan kesehata
nkepada orangtua anak tentang penyakit hepatitis, penularan hepatitis, serta
pencegahanya.
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya dengan memberikan informasi
guna meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 pukul 11.00 WIB di Ruang
Bougenvilie RSUD dr. Haryoto Lumajang Jember Provinsi Jawa Timur.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah pasien dan
keluarga pasien Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto Lumajang Provinsi Jawa
Timur.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : ceramah
2. Landasan teori : diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut

= Sasaran

= Penyuluh
BAB 5. HASIL KEGIATAN

5.1 Analisa Evaluasi

5.2 Faktor Pendukung

5.3 Faktor Penghambat


BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

BERITA ACARA
Pada hari Sabtu , tanggal 12 Bulan Oktober Tahun 2019 Pukul 11.00 s/d selesai bertempat di
Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto Lumajang telah dilaksankan pendidikan kesehatan
mengenai Pencegahan Penyakit Hepatitis pada Anak-Anak oleh mahasiswa/i Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang (daftar hadir
terlampir)

Lumajang, 12 Oktober 2019


Mengetahui,
Pembimbing Rumah Sakit

win
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Pencegegahan Hepatitis pada Anak oleh mahasiswa/i Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Jember, pada Hari Sabtu Tanggal 12 Bulan Oktober
Tahun 2019 pukul 11.00 s/d selesai bertempat di Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto
Lumajang.

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

Lumajang, 12 Oktober 2019


Mengetahui,
Pembimbing Rumah Sakit

win
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2019/2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik/Materi : Pencegahan Hepatitis pada Anak-Anak


Sasaran : keluarga pasien
Waktu : 11.00 WIB s/d selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019
Tempat : Ruang Bougenvilie RSUD dr. Haryoto Lumajang.
I. Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Pencegahan Hepatitis pada Anak-
Anak, paisen dan keluarga pasien diharapkan memahami tentang berbagai macam
pencegahan hepatitis dan jenis hepatitis serta dapat menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
II. Tujuann Penyuluhan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan atau penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan pasien
dan keluarga pasien mampu:
a. Memahami definisis Hepatitis
b. Memahami etiologi Hepatitis
c. Memahami klasifikasi Hepatitis
d. Memahami manifestasi klinis Hepatitis
e. Memahami patofisiologi Hepatitis
f. Memahami komplikasi Hepatitis
g. Memahami penatalaksanaan Hepatitis

III. Materi Penyuluhan (terlampir)


a. Definisi Hepatitis
b. Etiologi Hepatitis
c. Klasifikasi Hepatitis
d. Manifestasi klinis Hepatitis
e. Patofisiologi Hepatitis
f. Komplikasi Hepatitis
g. Penatalaksanaan Hepatitis
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

IV. Proses Kegiatan


Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan memperhatikan
umum dan tujuan
khusus
d. Menyebutkan materi
yang akan
disampaikan
2. Inti 15 menit a. Menanyakan (review) a. Menjawab
kepada pasien tentang pertanyaan
pengetahuan penyuluh
Hepatitis b. Mendengarkan dan
Menjelaskan materi memperhatikan
tentang: c. Bertanya tentang
 Definisi Hepatitis materi yang belum
Etiologi Hepatitis jelas pada
Klasifikasi penyuluh
Hepatitis
Manifestasi klinis
Hepatitis
 Patofisiologi
Hepatitis
 Komplikasi
HepatitiS
 Penatalaksanaan
Hepatitis

3. Penutup 10 menit a. Evaluasi a. Menjawab


b. Membacakan pertanyaan
kesimpulan b. Memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam
penutup

V. Metode Penyuluhan
Ceramah dan diskusi

VI. Media/Alat Bantu


a. Leaflet
b. Flipchart
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

VII. Evaluasi
Jenis Evaluasi : Review materi
Bentuk : Tanya jawab
Waktu : 10 menit
Soal :
a. Definisi Hepatitis
b. Etiologi Hepatitis
c. Klasifikasi Hepatitis
d. Manifestasi klinis Hepatitis
e. Patofisiologi Hepatitis
f. Komplikasi Hepatitis
g. Penatalaksanaan Hepatitis

Jember, Oktober 2019


Penyuluh
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

Lampiran 4. Materi

HEPATIS

A. Definisi Penyakit
Hati (liver) adalah salah satu organ tubuh yang penting. Hati dapat membantu proses
metabolisme nutrisi ataupun obat-obatan di dalam tubuh. Selain itu organ ini juga
mempunyai peranan yang penting untuk membersihkan darah di dalam tubuh dari produk
limbah yang beracun. Namun, demikian jika kita tidak menjaga fungsi hati dengan baik
maka organ penting ini akan mengalami kerusakan. Salah satu penyakit hati yang sering
terjadi adalah hepatitis.
Hepatitis yang berarti peradangan dalam hati dapat diakibatkan oleh berbagai macam
hal, seperti infeksi bakteri, racun, ataupun karena sistem imun di dalam tubuh sendiri
yang dapat menyerang hati. Meskipun ada beberapa jenis hepatitis, pada umumnya ada
3 macam hepatitis yang disebabkan oleh virus dan sering terjadi yaitu hepatitis A, B,
ataupun C.
B. Klasifikasi
1. Hepatitis A
Virus hepatitis A dapat ditularkan melalui feses dari pasien yang sebelumnya telah
terinfeksi dengan penyakit ini. Selanjutnya seseorang dapat terkena hepatitis A dengan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses tersebut.
Hepatitis A bersifat kurang merusak dibanding hepatitis virus yang lain. Hal ini karena
jenis hepatitis ini jarang menimbulkan kerusakan liver yang menetap. Bahkan dalam
beberapa minggu gejala akan hilang sama sekali dan orang yang telah terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
a. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti
kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan
kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus
menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc,
thypus, dll.
b. Cara penularan :
Virus hepatitis A ditularkan melalui tinja orang yang terkana virus hepatitis A dan
masuk kemulut orang lain bisa terjadi karena:
 Mengkonsumsi sayuran, buah, ikan, air muapun makanan yang telah tercemar
oleh tinja yang mengandung hepatitis A.
 Kebersihan pribadi dan lingkungan tidak di jaga dengan baik.
c. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya
yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak
banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
d. Cara pencegaha virus hepatitis A
 Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setelah melakukan BAB/BAK. Sebelum
makan ataupun sebelum menyediakan makanan.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

 Cuci sayuran dan buah sebelum di makan, Sebelum dipakai cuci peralatan makan
dan minum.
Hepatitis B
Jenis hepatitis ini tergolong infeksi yang lebih serius dan dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan hepatitis B dapat melalui jarum suntik atau pisau yang
terkontaminasi, transfusi darah, ataupun cairan tubuh yang lain. Pada beberapa kasus seseorang
yang terinfeksi hepatitis B dapat sembuh dari penyakit ini dan kemungkinan tubuhnya telah
memiliki imunitas untuk melawan infeksi tersebut. Namun, ada juga beberapa orang yang akan
terinfeksi virus ini selamanya
a. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga
penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B
Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka
akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka
ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
b. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
 Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan
nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat
monitor bersinambungan dari dokter.
 Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.
 Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual
dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian
obat ini belum dikatakan stabil.
c. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;
 Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar
ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON)
diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-
16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada
penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit
pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Hepatitis C
Seperti halnya hepatitis B, ternyata hepatitis C juga dapat memicu terjadinya sirosis
ataupun kanker hati. Penularan penyakit ini dapat melalui transfusi darah, cairan tubuh, ataupun
hubungan seksual. Hepatitis C merupakan tipe hepatitis yang sangat serius dan menjadi alasan
utama transplantasi hati pada kebanyakan pasiennya. Pada hepatitis C penderita yang menjadi
kronik jauh lebih banyak.

C. Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi
bahkan normal
D. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon
alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis
C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.

 Cara pencegahan hepatitis B dan C sama karna kedua jenis virus ini sama hidup
dan tertular melalui darah, dan cairan organ dalam lainnya. Penularan hepatitis
B dan C :
 Melaluai kontak darah, sperma ,dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi hepatitis
B dan C.
o Berbagi perlengkapan suntik untuk menggunakan narkoba.
o Melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.
 Bayi yang terlahir dari ibu yang telah terinfeksi hepatitis B dan C.

E. Pencegahan Hepatitis B dan C:


o Jangan berbagi perlengkapan suntik apapun (tabung, jarum, kapas, air, dan
filter).
o Waspada terhadap darah ketika menyuntik atau disuntik oleh orang lain.
o Jangan berbagi sikat gigi dan alat cukur.
o Jika ingin tatto, lakukan dengan prosedur sterilisasi yang layak.
o Tidak melakukan hubungan seks tanpa kondom.
o Lakukan vaksinasi Hep B. Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah hepatitis
C.

F. Obat herbal Hepatitis


Adapun tumbuhan obat/herbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu
pengobatan hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor yaitu
melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat
antiradang antara lain yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza ), kunyit (Curcuma
longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun
serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata
cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah
kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang
(Taraxacum officinale).

G. ETIOLOGI
Beberapa hal yang menjadi penyebab sirosis hepatis adalah (FKUI, 1996) :
H. Hepatitis virus tipe B dan C
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

Proses peradangan pada hati menyebabkan peburunan suplai darah dari hati sehingga
terjadi kerusakan hati.
I. Alkohol
Seorang alkoholik biasanya akan mengabaikan pola makan sehingga akan kekurangan
nutrisi ( diantaranya protein ). Alkohol dapat juga secara langsung merusak jaringan
hati, sehingga hati akan membesar dan rapuh. Sehingga akan terjadi proses
pembengkakan jaringan parut yang tersebar luas dipermukaan hati.
J. Metabolik : DM
K. Kolestatis kronik
L. Toksik dari obat : INH
M. Penyakit Wilson
N. Hematikromatosis
O. Kegagalan jantung
Hal ini akan menyebabkan bendungan pada vena hepatika.
P. Malnutrisi
Kekurangan protein akan menyebabkan berkurangnya pembentukan faktor-faktor
lipotropik yang diperlukan untuk transport lemak. Sehingga akan terjadi proses
pembentukkan jaringan parut yang tersebar luas dipermukaan.

Q. KLASIFIKASI
Secara makroskopik, sirosis dibagi atas :
 Sirosis Mikronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa tebal teratur, didalam septa parenkim hati
mengandung nodul halus dan kecil merata diseluruh lobus, besar nodulnya sampai 3
mm. Sirosis mikronodular ada yang berubah menjadi makronodular.
 Sirosis Makronodular
Ditandai dengan terbentuknya septa dengan ketebalan bervariasi, dengan besar nodul
lebih dari 3 mm.
 Sirosis Campuran
Umumnya sinosis hepatis adalah jenis campuran ini.
Selain klasifikasi diatas, sirosis hepatis terbagi dalam 3 pola yaitu :
 Sirosis Laennec/sirosis alkoholik, portal dan sirosis gizi
Sirosis ini berhubungan dengan penyalahgunaan alkohol kronik. Sirosis jenis ini
merupakan 50% atau lebih dari seluruh kasus sirosis. Perubahan pertama pada hati yang
ditimbulkan alkohol adalah akumulasi lemak secara gradual didalam sel-sel hati
(infiltrasi lemak).
Akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolik. Pada kasus
sirosis laennec yang sangat lanjut, membagi parenkim menjadi nodula-nodula halus.
Nodula-nodula ini dapat membesar akibat aktifitas regenerasi sebagai usaha hati untuk
mengganti sel-sel yang rusak. Hati tampak terdiri dari sarang-sarang sel-sel degenerasi
+ regenerasi yang dikemas padat dalam kapsula fibrosa yang tebal. Pada keadaan ini
sirosis sering disebut sebagai sirosis nodular halus.
Hati akan menciut, keras dan hampir tidak memiliki parenkim normal pada stadium
akhir sirosis, dengan akibat hipertensi portal dan gagal hati.
 Sirosis Post nekrotik
Terjadi menyusul nekrosis berbercak pada jaringan hati, menimbulkan nodula-nodula
degeneratif besar dan kecil yang dikelilingi dan dipisah-pisahkan oleh jaringan parut,
berselang-seling dengan jaringan parenkim hati normal.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

Sekitar 25% kasus memiliki riwayat hepantis virus sebelumnya. Banyaknya pasien
dengan hasil tes HbsAg positif menunjukkan bahwa hepatitis kronik aktif agaknya
merupakan peristiwa yang besar peranannya.
Beberapa kasus berhubungan dengan intoksikasi bahan kimia industri, dan ataupun
obat-obatan seperti fosfat, kloroform dan karbon tetraklorida/jamur beracun. Sirosis
jenis ini merupakan predisposisi terhadap neoplasma hati primer.
 Sirosis Billaris
Kerusakan sel hati dimulai disekitar duktus billaris, penyebabnya obstruksi billaris post
hepatik. Sifat empedu menyebabkan penumpukan empedu didalam masa hati dengan
akibat kerusakan sel-sel hati, terbentuk lembar-lembar fibrosa di tepi lobulus.
Sumber empedu sering ditemukan dalam kapiler-kapiler,duktulus empedu dan sel-sel
hati seringkali mengandung pigmen hijau.
Klasifikasi CHILD pasien sirosis dalam terminologi cadangan fungsi hati
Derajat kerusakan Minimal Sedang Berat
Bil. Serum (m.u mol/dl) < 35 35-50 > 50
Alb serum (gr/dl) > 35 30-35 < 30
Asites Nihil Mudah dikontrol sukar
PSE/ensefalopati Nihil Minimal berat/koma
Nutrisi Sempurna Baik kurang/kurus

R. PATOFISIOLOGI
Efek dari alkohol, keadaan malnutrisi, virus hepatitis dan keadaan gagal jantung, pada hati
menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fungsi sel-sel hepar.
Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar yang dapat
setempat/menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat dilihat pada awalnya.
Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas, tapi mungkin sebagai respon perubahan fu, enzim
yang bertanggung jawab terhadap metabolisme lemak normal.
Pelebaran sel-sel lemak menyebabkan tekanan pada lobule hepar yang mengarah pada
peningkatan aliran darah. Terjadi hipertensi pada sistem portal. Dengan tekanan balik yang
cukup pada sistem portal. Terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah mengalir dari
intestin langsung ke vena kava. Peningkatan aliran darah ke vena esofagus menyebabkan
varises esofagus; pada vena lambung, varises lambung pada limfa splenomegali dan pada vena
hemorodial hemoroid.
Nekrosis diikuti oleh regenerasi dari jarinagn hepar, tetapi tidak dalam cara yang normal.
Jaringan fibrotik ini tidak dapat pulih, mengakibatkan disfungsi hepar kronis yang akhirnya
gagal.

S. MANIFESTASI KLINIS

Terbagi dalam 2 fase, yaitu :


1. Fase Kompensasi sempurna
Keluhannya samar-samar, yaitu :
 Pasien merasa tidak fit/bugar
 Anorexia
 Mual
 Diare/konstipasi
 Berat badan menurun
 Kelemahan otot
 Cepat lelah
Laporan PSP2N Stase Keperawatan A – Fakultas Keperaatan Universitas Jember 2019

2. Fase Dekompensasi
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan klinis, laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya, terutama timbul komplikasi kegagalan hati dan
hipertensi portal dengan manifestasi :
a. Eritema Palmaris
b. Spider nevi
c. Vena kolateral pada dinding perut
d. Ikterus
e. Edema pretibial
f. Asites
g. Gangguan pembekuan darah seperti perdarahan gusi, epistaksis, haid berhenti
h. Hematemesis
i. Melena
j. Ensefalopati hepatik

Daftar Pustaka

Arief, S. 2012. Hepatitis Virus. Jakarta: IDAI, 285-305.

IDAI. 2012. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi ke 4. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai