Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Cedera otak traumatik merupakan cedera yang terjadi karena adanya tekanan
mekanik eksternal yang mengenai kranium dan komponen intrakranial, sehingga
menimbulkan kerusakan sementara atau permanen pada otak, gangguan fungsional,
atau gangguan psikososial.1
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan pada kepala, cedera diklasifikasikan
menjadi dua mekanisme atau tahapan, yaitu cedera primer (primary insult) dan cedera
sekunder (secondary insult). Cedera primer merupakan akibat langsung trauma yang
menimbulkan kerusakan primer atau kerusakan mekanis. Sedangkan cedera sekunder
merupakan proses patologis yang dimulai pada saat cedera dengan presentasi klinis
tertunda. Cedera otak sekunder dideskripsikan sebagai konsekuensi gangguan
fisiologis, seperti iskemia, reperfusi, dan hipoksia pada area otak yang beresiko,
beberapa saat setelah terjadinya cedera awal (cedera otak primer). Cedera otak
sekunder sensitif terhadap terapi dan proses terjadinya dapat dicegah.4,6
Setengah angka kematian pada cedera otak traumatik terjadi pada 2 jam
pertama setelah trauma. Beberapa data juga menunjukkan bahwa kerusakan
neurologis tidak terjadi saat trauma (cedera primer), tetapi terjadi dalam beberapa
menit, jam, dan hari. Hal ini menunjukkan bahwa akibat sekunder dari cedera
menyebabkan peningkatan angka mortalitas dan kecacatan. Oleh karena itu,
penanganan awal yang tepat merupakan hal yang sangat penting pada cedera otak
traumatik untuk mencegah cedera sekunder, sehingga dapat menurunkan angka
mortalitas dan kecacatan.5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 65 tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Cibeureum, RT 12, RW 04, Kelurahan
Tarumanagara, Cigeulis, Pandeglang
Agama : Islam
Status Pernikahan : Menikah
Tgl. MRS : 5 Mei 2019 pk. 04.55 WIB
Tgl. Meninggal : 9 Mei 2019 pk. 06.45 WIB
II. ANAMNESIS
5-5-2019 (IGD) pk. 04.55
A. KELUHAN UTAMA
Status Generalis :
• Kepala: Normocephali, krepitasi (+)
• Mata: pupil Isokor, 3/3mm, KA -/-, SI -/-, RC lambat/lambat
• THT: Auricular dextra luka robek (+)
• Wajah (Maxillofacial): dbn
• Leher: stabil, dbn
• Thorax: Simetris, jejas (-)
• Cor: BJ 1&2 reguler, murmur -, gallop –
• Pulmo: Ves +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Abdomen: Supel, BU(+)N, NT (-)
• Ekstremitas: Deformitas (-), multiple vulnus laceratum et ekskoriatum (+)
Hematologi
Hematokrit 32 % 37-47
Fungsi Ginjal
Ureum 47 mg/dl 15 - 40
Elektrollit
EKG
5-5-2019
DIAGNOSIS SEMENTARA
• Cedera otak sedang
• Multiple Vulnus
PENATALAKSANAAN IGD
• IVFD RL 20 tpm
• Ranitidin inj 2 x 40mg
• Wound toilet
• Pasang DC + NGT
• O2 3-4lpm via nasal canule
• Stabilisasi airway, elevasi kepala 300
Rontgen Thorax
5-5-2019
Konsul Spesialis Bedah Saraf
5-5-2019 pk 14.00
• Manitol 4x125cc
• Fenitoin 2x100 mg
• Tramadol drip 100 mg/8jam
• As. tranexamat 3x500 mg
• Observasi gcs turun 2 poin ct scan cito
• Rawat ICU
• Lain-lain lanjut
• Tanda-tanda Vital :
TD : 145/69 mmHg
N : 94x/menit
RR : 24 x/menit
S : 37oC
Sat: 97% O2 3lpm Nasal Canule
Konsul Spesialis Paru
8-5-2019 pk 10.30
• Dx: CAP
• Euphilin tab 3x125mg
• Ambroxol tab 3x1
• Cetrizine 3x1
• Inj. ceftriaxone 2x1gr
• Keadaan Umum :
Kesadaran : GCS 10 E3M5V2
• Tanda-tanda Vital :
TD : 150/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 32x/menit
S : 37.9oC
SatO2 : 97% O2 10lpm NRM
Hematologi
Hemoglobin 11.4 g/dl 13 – 16
Hematokrit 32 % 37-47
Leukosit 10.6 Ribu/ul 5-10
Trombosit 296 Ribu/ul 150-500
Eritrosit 3.25 Juta/ul 4.5-5
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Fungsi Ginjal
Ureum 61 mg/dl 15 - 40
Elektrollit