DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................................2
A. Deskripsi Penyakit Alzheimer ..................................................................................... 2
B. Patogenesis Penyakit Alzheimer ..................................................................................3
C. Genetika Molekuler. ....................................................................................................4
BAB III. KESIMPULAN........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................7
BAB I. PENDAHULUAN
Demensia merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus utama dalam bidang
kajian kesehatan publik hingga saat ini. Demensia adalah suatu karakteristik dari sindrom yang
mengganggu fungsi pusat otak, orientasi, gangguan pemahaman seseorang, kalkulasi dan
bahasa serta adanya gangguan sistem intelektual progresif seseorang atau penurunan
kemampuan daya ingat seseorang yang berdampak pada deteriorasi kognitif dan fungsional,
yang dampak nyatanya itu berujung pada terganggunya kemampuan bersosialisasi sesorang
(Chien and Lee, 2008)
Saat ini, Alzheimer berada di garis depan penelitian biomedis. Para peneliti sedang
berupaya mengungkap sebanyak mungkin aspek penyakit Alzheimer dan demensia
lainnya . Beberapa kemajuan yang paling luar biasa telah menjelaskan bagaimana Alzheimer
mempengaruhi otak. Harapannya pemahaman yang lebih baik ini akan mengarah pada
perawatan baru. Banyak pendekatan potensial saat ini sedang diselidiki di seluruh dunia.
1
BAB II. PEMBAHASAN
Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible akibat
penyakit ini berupa kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik secara
keselurahan dan pada cara berbicara. Diagnosa yang didasarkan pada ilmu syaraf akan
penyebab kepikunan hanya dapat dilakukan dengan cara otopsi. Tanda-tanda umum yang
muncul berupa hilangnya neuron, pikun, cairan ektraseluler yang mengandung peptida β
amyloid dan kusutnya neurofibril serta terjadinya hiperfosforilasi dari mikrotubular protein tau.
Amyloid pada senile plaques adalah hasil dari potongan-potongan protein yang lebih besar,
prekursor protein β-amyloid, tiga seri enzim protease yaitu α-,β- dan γ-sekretase. γ sekretase
secara khas muncul dan bertanggung jawab dalam pembentukan peptida β-amyloid -Aβ42-
yaitu 42 gugus asam amino yang memiliki arti patogenetik penting karena berupa serat toksik
yang tak larut dan terakumulasi dalam bentuk senile plaques berupa massa serabut amyloid
pada korteks celebral yang diisolasi dari pasien Alzheimer. (Goodman and Pardee, 2003).
2
mengalami mutasi yaitu amyloid precursor protein (APP), presenilin-1 (PS1), dan presenilin-2
(PS2). Dimana mutasi ini terjadi dalam produksi yang berlebih dan/atau adanya peningkatan
agregasi dari Beta-Amyloid (Aβ). Gen APOE4 meningkatkan risiko Alzheimer hingga dua
hingga tiga kali. Dalam kombinasi dengan lemak, APOE menciptakan lipoprotein, yang
membantu mengangkut dan mengatur kadar kolesterol di seluruh aliran darah (Messinger-
Rapport, 2003)
Deposisi Aβ pada otak merupakan salah satu implikasi dari patogenesis penyakit
Alzheimer. Akumulasi Aβ (khususnya Aβ42 peptida) pada otak merupakan inisiasi terjadinya
disfungsi neuron, neurodegenerasi, dan dementia. Mutasi gen APP pada kromosom 21, PS1
pada kromosom 14, dan PS2 pada kromosom 1 mengarah pada early onset penyakit Alzheimer
tipe familial yang terjadi dalam produksi berlebihan dan/atau peningkatan agregasi dari Aβ.
3
seperti adanya akumulasi radikal bebas, disregulasi dari homeostatis kalsium, respon inflamasi,
dan adanya aktivasi dari beberapa signaling pathway (Klafki et al., 2006).
C. GENETIKA MOLEKULER
4
Pathway :
5
BAB III. KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Chien WT, Lee YM. 2008. A disease management program for families of persons in Hong
Kong with dementia. Psychiatric Services 59: 433-6
Effendi AD, Mardijana A, Dewi R. 2014. Hubungan antara aktivitas fisik dan kejadian
demensia pada lansia di upt pelayanan sosial lanjut usia Jember. Pustaka Kesehatan 2:
332-6
Goodman AB, Pardee AB. 2003. Evidence for defective retinoid transport and function in late
onset Alzheimer's disease. Proceedings of the National Academy of Sciences 100: 2901-
5
Hardy JA, Higgins GA. 1992. Alzheimer's disease: the amyloid cascade hypothesis. Science
256: 184-6
Klafki H-W, Staufenbiel M, Kornhuber J, et al. 2006. Therapeutic approaches to Alzheimer's
disease. Brain 129: 2840-55
McKhann G, Drachman D, Folstein M, et al. 1984. Clinical diagnosis of Alzheimer's disease:
Report of the NINCDS‐ADRDA Work Group* under the auspices of Department of
Health and Human Services Task Force on Alzheimer's Disease. Neurology 34: 939-
Messinger-Rapport BJ. 2003. Does this patient have Alzheimer disease? Diagnosing and
treating dementia. Cleveland Clinic journal of medicine 70: 762-76
Oboudiyat C, Glazer H, Seifan A, et al. 2013. Alzheimer's disease. Semin Neurol 33: 313-29