Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN

A. DefinisiLeukimiaLimfositikKronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) adalah suatu keganasan
hematologik yang ditandai oleh proliferasi klonal dan penumpukan limfosit B
neoplastik dalam darah. LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati
genera lisata dan peningkatan jumlah leukosit disertai limfositosis. Perjalanan
penyakit biasanya jinak dan indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul
gejala. Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif
yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.

(gambar 2.8. a danb. Hapusan sumsum tulang denga npewarnaan


giemsa perbesaran 1000x).

B. Epidemiologi Leukimia Limfositik Kronik (LLK)


LLK merupakan leukimia yang paling sering terjadi di Amerika Serikat
dan negara Eropa Barat dengan jumlah lebih dari 30% dari semua jenis
leukimia. LLK jarang ditemui di Asia atau belahan dunia lain. Insiden LLK di
Amerika Serikat berkisar 3,5/100.000 penduduk dan lebih sering ditemukan
pada laki-laki (5/100.000 penduduk) dibandingkan wanita (2,5/100.000
penduduk). LLK merupakan penyakit pada orang berusia lanjut (>60 tahun)
dengan insiden puncak pada umur 72 tahun dan insidennya akan semakin
meningkat bila bertambahnya usia. Insiden LLK di seluruh dunia berkisar
4,1/100.000 penduduk dengan insiden terbanyak pada laki-laki (4,4/100.000
penduduk) dibandingkan wanita (2,2/100.000 penduduk).
C. Etiologi Leukimia Limfositik Kronik (LLK)
Penyebab pastinya tidak diketahui. Faktor keturunan dan sindrom
predisposisi genetik lebih berhubungan dengan onset pada anak. Beberapa
faktor lingkungan dan kondisi klinis yang berkaitan adalah radiasi ionik,
paparan benzene kadar tinggi, merokok, kemoterapi, infeksi virus Epstein
Barr, Down syndrome, dan Wiskott-Aldrich syndrome.
a. Penyebab LLK masih belum diketahui
b. Kemungkinan yang berperan adalah abnormalitas kromos, onkogen dan
retrovirus (RNA tumour virus).
Penelitian awal menunjukkan keterlibatan gen bcl-1 dna bcl-2 pada 5-15%
pasien sedangkan gen bcl-3 hanya kadang-kadang terlibat.

BAB II. PATOFISIOLOGI

Pada awalnya, terjadi penambahan jumlah limfosit matang yang ganas di


kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa yang menyebabkan
terjadi pembesaran pada hati dan limfa. Sel limfosit ini kemudian masuk ke dalam
sumsum tulang yang menyebabkan terjadinya pergeseran sel-sel darah yang
normal, sehingga terjadi anemia, trombositopenia dan penurunan kadar antibody.
BAB III. GEJALA KLINIS

A. Gejala Klinis pada Leukimia Limfositik Kronik (LLK) , antara lain :


a. Pada awal diagnosis, kebanyakan pasien LLK tidak menunjukkan gejala
(Asimptomatik)
b. Pada pasien dengan gejala, paling sering ditemukan limfadenopati
generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain meliputi
hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan/olahraga.
Demam, keringat malam dan infeksi jarang terjadi pada awalnya, tetapi
semakin menyolok sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
c. Akibat penumpukan sel B neoplastik, pasien yang asimptomatik pada saat
diagnosis pada akhirnya akan mengalami limfadenopati, splenomegali dan
hepatomegali.

B. Gejala lain yang dapat ditemukan yaitu :


a. Anemia : mudah lelah, letargi, pusinh, sesak, nyeri dada
b. Anoreksia, kehilangan berat badan, malaise
c. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukimia),
biasanya terjadi pada anak.
d. Demam, banyak berkeringat pada malam hari (Hipermetabolisme).
e. Infeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau sepsis. Penyebab tersering
adalah gram negatif usus
f. Stafilokokus, streptokokus, serta jamur
g. Perdarahan kulit, gusi, otak saluran cerna, hematuria
h. Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati.
i. Massa di mediastinum (T-ALL).
j. Leukimia SSP (Leukimia cerebral) : nyeri kepala, tekanan intrakranial naik,
muntah, kelumpuhan saraf otak (VI dan VII), kelainan neurologik fokal,
dan perubahan status mental.

BAB IV. DIAGNOSIS

A. Anamnesis
Anamnesis adalah cara penelitian yang dilakukan dengan wawancara,
baik langsung kepada pasien (autoanamnesis) maupun kepada orang tua atau
sumber lain (alloanamnesis) misalnya ibu bapa atau pengantar. Anamnesis
merupakan bagian terpenting untuk menentukan diagnosis dan pemeriksaan
klinis. Dengan anamnesis ini didapatkan data subjektf. Pihak pasien diberikan
kesempatan untuk mengingat kembali dan menceritakan secara rinci masalah
kesehatan yang dihadapi anak termasuk keluhan utama, keluhan tambahan,
tanda-tanda timbul, riwayat terjadinya keluhan dan tanda sampai anak dibawa
berobat.
a. Identitas
Identitas pasien diperlukan untuk memastikan bahwa benar-benar anak
tersebut yang dimaksudkan dan tidak keliru. Brmula dengan nama anak,
sebaiknya dicantumkan dengan nama orang tua. Seterusnya umur, jenis
kelamin, nama orang tua, alamat, pekerjaan orang tua, agama dan suku.
b. Keluhan utama atau riwayat penyakit sekarang
Biasanya ditanyakan keluhan utama yaitu keluhan yang menyebabkan
pasien datang berobat. Riwayat perjalanan penyakit harus diketahui
dengan jelas. Umumnya, mencakup lamanya keluhan, bagaimana
terjadinya keluhan; mendadak, perlahan-lahan, terus menerus, hilang
timbul atau berhubunga dengan waktu. Selain itu, sifat keluhan; keluhan
bersifat menetap atau menjalar, berat ringannya keluhan dan
perkembangannya. Biasanya pasien datang dengan keluhan utama pucat
pada penderita leukemia limfositik akut.pucat paling baik dinilai pada
telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan konjungvita, keluhan
penyerta lain yang biasa ditemukan adalah anak lemas, demam, penurunan
kadar trombosit, munta sehingga menjukan gejala seperti serangan demam
berdarah bahkan dapat ditemukan kulit yang tampak kuning pucat seperti
penyakit kuning.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu juga ditanyakan riwayat penyakit anak yang pernah diderita.
Ditanyakan pengobatan sebelumnya dan hasilnya, tindakan pengobatan
sebelumnya. Pada saat terjadinya penyakit apakah ada reaksi alergi dan
riawat penyakit lain yang pernah diderita sebelumnya.
d. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Status pertumbuhan anak dapat diambil dari pertumbuhan kurva berat
bada terhadap umur dan panjang. Data ini dapat diproleh dari kartu
menuju sehat atau kartu pemeriksaan lain. Status perkembangan pasien
perlu untuk mengetahui tahapan perkembangan anak.
e. Riwayat imunisasi dan pemakanan.
f. Riwayat keluarga
Untuk riwayat keluarga, biasanya boleh diambil data keluarga sama ada
pernah mengidap penyakit leukemia.

B. Pemeriksaan Fisis
Ditemukan tanda-tanda seperti :
a. 20-30% pasien tidak menunjukkan kelainan fisik.
b. Sekitar 50% pasien mengalami limfadenopati dan atau
hepatosplenomegali.
c. Sering terjadi infeksi berkaitan dengan perjalanan penyakit.
d. Bisa ditemukan pendarahan atau trombositopenia.

C. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan skirining
 Pemeriksaan darah lengkap
- Hb, Ht, Eritrosit menurun namun tidak separah LLA
- Jumlah leukosit selalu meningkat
- Jumlah trombosit meningkat, turun, atau normal
b. Pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan sediaan apus darah
- Eritrosit : normositik normokrom.
- Leukosit : limfositosis, limfosit matang 70-0%, smudge cell/sel
basket , limfoblast.
c. Pemeriksaan khusus
 Pemeriksaan sum-sum tulang
Pada penderita LKK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh
limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan
hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas
granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3
DAFTAR PUSTAKA

Kipps T. Chronic Lymphocytic Leukimia, In : Litchma MA, Beutler E, Selighson


U, Kaushansky K, Kipps T, editors. Williams Haematology Edisi ke-7.
New York: Mc Graw-Hill Medical;2007

Rahmi sahreni. 2019. Leukimia Limfositik Kronik Pada Limfoma Non Hodgkin.
Jurnal Kesehatan Andalas Vol.8 N0.1

Wierda W, Admirand J, O’ Brien S, Kalaycio M. Chronic Lymphocytic Leukimia,


In : Sekers M, . Kalaycio M, Bowel B, editors. Clinical Malignant
Haematology. Edisi ke-7, New York: Mc Graw-Hill Medical; 2007 p 225-
245.
MAKALAH HEMATOLOGI-III

“LEUKIMIA LIMFOSITIK KRONIK (LLK)”


Di susun oleh :

KELOMPOK III

RAHAYU
RISKA AMELIA. Z
SALNI
SINTYA PRATIWI.Y
SULIS MASPUPAH
WULANDARI

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK BINA HUSADA KEDARI

2019

Anda mungkin juga menyukai