Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LAIK FUNGSI JALAN ARTERI DI KOTA MAKASSAR

H. Nur Ali1, M. Isran Ramli1, Wilda Isnaeni2

Abstrak
Ruas jalan arteri di Kota Makassar merupakan jalan yang berfungsi sebagai
jalur transportasi masyarakat Makassar. Sebagai salah satu prasarana transportasi
yang memegang peranan penting dalam kegiatan sehari-hari, jalan harus memiliki
kondisi yang ideal agar mampu memberikan kenyamanan, kelancaran, dan keamanan
bagi pengguna jalan. Oleh karena itu perlu uji laik fungsi teknis jalan demi
tercapainya penyelenggaran jalan yang andal dan berkeselamatan. Tujuan penelitian
ini adalah: (1) menganalisis tingkat kelaikan fungsi jalan arteri di Kota Makassar
dengan menggunakan metode uji dan evaluasi laik fungsi jalan; dan (2) mengetahui
apakah ruas jalan arteri di Kota Makassar sudah memenuhi persyaratan laik fungsi
jalan. Metode yang digunakan adalah uji analisa dan evaluasi lapangan, analisis uji
laik fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengukur penyimpangan kondisi lapangan
terhadap standar teknis, meliputi: (1) teknis geometrik jalan; (2) teknis struktur
perkerasan jalan; (3) teknis struktur bangunan pelengkap jalan; (4) teknik
pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan; (5) teknis manajemen dan rekayasa
lalulintas; (6) teknis perlengkapan yang terkait langsung dengan pengguna jalan; dan
(7) teknis perlengkapan yang tidak terkait langsung dengan pengguna jalan. Untuk
melakukan identifikasi lapangan, menggunakan lampiran dari Permen PU
11/PRT/M/2010 tentang tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada beberapa jalan yang tidak laik fungsi secara teknis (LS).
Hasil terakhir menunjukkan kategori dari laik fungsi jalan dan rekomendasi untuk
pelayanan yang baik bagi pengguna jalan.
Kata kunci : transportasi, laik fungsi, standar teknis.

PENDAHULUAN kendaraan bermotor yang tidak


seimbang dengan kapasitas jalan yang
tersedia, yakni sebanyak 23.517
Kota Makassar adalah Ibukota kendaraan (BPS Kota Makassar 2012).
Provinsi Sulawesi Selatan yang Hal ini menyebabkan terjadinya
berkembang menjadi kota penurunan tingkat pelayanan dan
metropolitan dengan jumlah penduduk fungsi jalan. Namun keterbatasan yang
kurang lebih 1,3 juta jiwa dengan laju dimiliki oleh Pemerintah Kota
pertumbuhan penduduk 1,78% per Makassar yang tidak mampu
tahun (BPS Kota Makassar tahun mengimbangi dan menyediakan
2012). Keadaan tersebut mendorong kebutuhan masyarakat terutama
aktivitas penduduk maupun dinamika prasarana transportasi. Dimana jalan
penduduk yang semakin tinggi dan merupakan prasarana transportasi yang
cepat. Pertumbuhan penduduk juga
mendorong angka kepemilikan

1
sangat mempengaruhi pertumbuhan jalan yang meliputi pengaturan,
ekonomi dan kemajuan pembangunan. pembinaan, pembangunan dan
Peran jalan sebagai prasarana pengawasan sehingga terciptanya jalan
transportasi juga harus memiliki yang memenuhi ketentuan
kondisi yang ideal agar mampu keselamatan, kelancaran, ekonomis,
memberikan kenyamanan, kelancaran, dan ramah lingkungan.
dan keamanan bagi pengguna jalan.
Keselamatan transportasi jalan saat ini Jalan-jalan arteri di Kota
sudah merupakan masalah global yang Makassar sebagian besar belum teruji
bukan semata-mata masalah laik fungsi, oleh karena itu perlu
transportasi saja tetapi menjadi dilakukan pengujian dan evaluasi uji
permasalahan sosial kemasyarakatan, laik jalan agar prasarana transportasi di
salah satu contohnya yaitu kecelakaan Kota Makassar aman untuk
lalu lintas. Riset tentang kecelakaan dioperasikan dan sekaligus
lalu lintas maupun cara pencegahannya memberikan kenyamanan dan
terus berkembang, berbagai upaya kelancaran bagi pengguna jalan dalam
terus dilakukan untuk mengurangi beraktifitas.
jumlah kecelakaan. Semua pengguna
Berdasarkan uraian dari latar
jalan sangat mungkin terkena risiko
belakang, maka penelitian ini
kecelakaan seiring dengan
bertujuan untuk:
meningkatnya lalu lintas kendaraan.
Demi mengurangi terjadinya 1. Menganalisis tingkat kelaikan
resiko kecelakaan, tidak mungkin fungsi jalan arteri di Kota
dilakukan dengan cara mengurangi Makassar, dengan
keinginan untuk melakukan menggunakan metode uji dan
perjalanan. Sesuatu yang eveluasi laik fungsi jalan.
memungkinkan adalah dengan 2. Mengetahui apakah ruas jalan
mengurangi kemungkinan para arteri di Kota Makassar sudah
pengguna jalan raya terkena risiko memenuhi persyaratan laik
kecelakaan. Sebuah jalan yang fungsi jalan.
dirancang dan dibangun dengan
mempertimbangkan unsur keselamatan LAIK FUNGSI JALAN
jalan, akan sangat besar pengaruhnya
terhadap pencegahan tabrakan dan Laik Fungsi Jalan adalah
pengurangan resiko korban jika terjadi kondisi suatu ruas jalan yang
tabrakan atau kecelakaan. Oleh karena memenuhi persyaratan teknis kelaikan
itu, salah satu upaya dalam untuk memberikan keselamatan bagi
menjalankan Rencana Strategis Dirjen penggunanya, dan persyaratan
Bina Marga, maka Bina Marga
administratif yang memberikan
mengembangkan suatu sistem audit
jalan yaitu Uji dan Evaluasi Laik kepastian hukum bagi penyelenggara
Fungsi Jalan yang bertujuan jalan dan pengguna jalan, sehingga
mewujudkan ketertiban penyelenggara jalan tersebut dapat dioperasikan untuk

2
umum (Peraturan Menteri Pekerjaan Selokan samping, berfungsi
Umum No 11/PRT/M/2010). menampung dan mengalirkan air hujan
serta limpasan dari permukaan jalan
Syarat Teknis Laik Fungsi dan daerah sekitarnya.
Jalan terbagi atas: Alinyemen Horizontal adalah
a. Teknis geometrik jalan; proyeksi sumbu jalan yang terdiri atas
b. Teknis struktur perkerasan Jalan; bagian lurus dan lengkung atau
c. Teknis struktur bangunan pelengkap tikungan. Alinyemen vertikal adalah
jalan; garis vertikal yang dibentuk oleh
d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian bidang vertikal melalui sumbu jalan.
jalan; Alinemen vertikal, alinemen
e. Teknis penyelenggaraan manajemen horizontal, dan potongan melintang
dan rekayasa lalu lintas; jalan adalah elemen elemen jalan
f. Teknis perlengkapan jalan. sebagai keluaran perencanaan harus
dikoordinasikan sedemikian sehingga
menghasilkan suatu bentuk jalan yang
GEOMETRIK JALAN baik dalam arti memudahkan
pengemudi mengemudikan
Jalur lalu lintas, adalah kendaraannya dengan aman dan
keseluruhan bagian perkerasan jalan nyaman. Bentuk kesatuan ketiga
yang diperuntukkan untuk lalu lintas elemen jalan tersebut diharapkan dapat
kendaraan. Jalur dapat terdiri dari memberikan kesan atau petunjuk
beberapa lajur. kepada pengemudi akan bentuk jalan
Lajur, adalah bagian dari jalur yang akan dilalui di depannya
lalu lintas yang memanjang, dibatasi sehingga pengemudi dapat melakukan
oleh marka lajur jalan dan memiliki antisipasi lebih awal.
lebar tertentu untuk dilewati kendaraan
bermotor sesuai dengan kendaraan STRUKTUR PERKERASAN
rencana. JALAN
Bahu Jalan, adalah bagian jalan Perkerasan jalan raya adalah
yang terletak ditepi jalur lalu lintas dan bagian dari jalan raya yang diperkeras
harus diperkeras. Berfungsi sebagai dengan lapisan konstruksi tertentu
lajur lalu lintas darurat dan juga yang berfungsi untuk:
sebagai ruang bebas samping, serta
sebagai penyangga perkerasan  menyebarkan beban lalu lintas
terhadap beban lalu lintas. kepada tanah dasar;
Median, adalah pembatas jalan  menyalurkan air hujan ke
yang membagi lajur dan jalur jalan. samping;
Median yang direncanakan dengan  memberikan kenyamanan
baik akan meningkatkan kapasitas. kepada pengguna jalan.
Median terdiri atas dua yaitu Median
yang direndahkan dan Median yang
ditinggikan.

3
BANGUNAN PELENGKAP - Garis sumbu dan pemisah,
JALAN untuk jalan dua jalur dua arah
dengan warna garis putih.
Bangunan pelengkap jalan - Hanya garis sumbu, untuk
terdiri dari: jembatan, lintas atas, lintas jalan dua jalur dua arah.
bawah, gorong-gorong, tembok - Garis peringatan, untuk jalur
percepatan/perlambatan dan
penahan tanah, saluran tepi jalan, dan
penghampiran pada
tempat parkir. penghalang atau pada garis
dilarang menyiap di
PEMANFAATAN BAGIAN-
tikungan.
BAGIAN JALAN - Yield line pada pertemuan
tanpa tanda stop dengan warna garis
a. Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)
putih.
Ruang manfaat jalan adalah
2. Garis Penuh, yang meliputi :
suatu ruang sepanjang jalan, yang
- Garis sumbu dan pemisah,
dibatasi oleh lebar, tinggi dan
pada jalur jamak tanpa
kedalaman ruang bebas tertentu,
median dengan warna garis
yang dimanfaatkan untuk konstruksi
putih.
jalan, terdiri dari badan jalan,
- Garis tepi, pada perkerasan
saluran tepi jalan dan ambang
dalam dengan warna garis putih.
pengamannya.
- Garis pengarah, untuk
b. Ruang Milik Jalan (RUMIJA)
pengarah pada simpangan dengan
Ruang milik jalan terdiri dari
warna garis putih.
ruang manfaat jalan dan sejalur
- Garis dilarang
tanah tertentu, dibatasi oleh patok
pindah/mendahului, pada
tanda batas Rumija.
tempat tertentu atau pada
c. Ruang Pengawasan Jalan
daerah tikungan dengan jarak
(RUWASJA)
pandang yang kurang
Ruang pengawasan jalan
memadai.
adalah sejalur tanah, yang terletak
- Garis dilarang mendahului.
diluar Rumija, yang penggunaannya
- Garis stop.
diawasi oleh Pembina jalan, dengan
- Garis pendekat.
maksud agar tidak mengganggu
b. Rambu
pandangan pengemudi dan
Rambu sesuai dengan
bangunan konstruksi jalan.
fungsinya dikelompokkan menjadi 3
jenis, yaitu:
PENYELENGGARAAN JALAN
1. Rambu Peringatan
DAN MANAJEMEN
- Untuk memberi peringatan
LALULINTAS
kemungkinan adanya bahaya atau
a. Marka
tempat berbahaya di bagian jalan
Marka jalan terdiri dari :
depannya.
1. Garis Terputus, yang meliputi :

4
- Wajib ditempatkan pada jarak d. Pulau jalan
80 meter sebelum tempat bahaya. Pulau jalan adalah bagian jalan
- Warna dasar kuning dengan yang tidak dapat dilalui oleh
lambang atau tulisan warna hitam. kendaraan, dapat berupa marka
2. Rambu Larangan dan Rambu jalan atau bagian jalan yang
Perintah ditiggikan Pulau jalan berfungsi
Rambu Larangan : untuk meningkatkan keselamatan
- Untuk menyatakan batasan- lalu lintas pada ruas jalan ataupun
batasan yang tidak boleh di persimpangan jalan melalui
dilakukan oleh pemakai pemisahan arus.
jalan. e. Trotoar (Side Walk)
- Ditempatkan sedekat Adapun kententuan dari trotoar
mungkin dengan awal titik larangan. yakni:
- Warna dasar putih dengan - Pada Jalan tipe II kelas I, kelas II
warna tepi merah, lambang dan kelas III dilengkapi dengan
atau tulisan berwarna hitam, trotoar kecuali jalan kelas I seperti
kecuali kata-kata tulisan misalnya jalan pintas diamana
berwarna merah. memang tidak disediakan akses
Rambu Perintah : samping.
- Untuk menyatakan sesuatu - Pada daerah pinggiran kota
kewajiban yang harus dimana volume pejalan kaki lebih
dilakukan oleh pemakai dri 300 orang per 12 jam dan
jalan. volume kendaraan melebihi 1000
- Wajib diletakkan sedekat kendaraan per 12 jam maka perlu
mungkin dengan awal titik kewajiban. disediakan rotoar.
- Warna dasar biru dengan f. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas
lambing atau tulisan berwarna putih. (APILL)
3. Rambu Petunjuk Prinsip dasar pemasangan APILL
- Untuk memberi informasi adalah:
mengenai jurusan jalan, - Pada persimpangan
situasi, kota, tempat, pemasangan APILL
pengaturan, fasilitas dan lain- berfungsi untuk mengatur
lain bagi pemakai jalan. arus lalu lintas maupun
c. Separator pejalan kaki.
Separator atau pemisah jalur - Persimpangan dengan APILL
adalah bagian jalan yang digunakan merupakan peningkatan dari
untuk memisahkan jalur cepat dan persimpangan biasa (tanpa
jalur lambat. Biasanya di lengkapi APILL) dengan berlakunya
dengan storage sebagai jalur suatu aturan prioritas tertentu
perlambatan untuk memungkinkan yaitu mendahulukan lalu
pengendara diam sejenak untuk lintas dari arah lain.
menunggu kesempatan untuk masuk Alat pemberi isyarat lalu lintas terdiri
atau keluar ke/dari jalur lambat. dari:

5
- Lampu tiga warna (merah,
kuning, dan hijau) untuk
mengatur kendaraan. KATEGORI LAIK FUNGSI
- Lampu dua warna (merah JALAN
dan hijau) untuk mengatur Menurut Peraturan Menteri PU
kendaraan atau pejalan kaki. No. 11/PRT/M/2010, kelaikan fungsi
- Lampu satu warna (kuning suatu ruas jalan dapat dinyatakan
atau merah kelap-kelip) untuk dalam tiga kategori, yakni:
memberikan peringatan a. Laik Fungsi, apabila suatu ruas jalan
bahaya kepada pemakai jalan. yang memenuhi semua persyaratan
teknis dan administratif sehingga
PERLENGKAPAN JALAN laik dioperasikan kepada umum.
Pada uji laik fungsi jalan b. Laik Fungsi Bersyarat, apabila suatu
perlengkapan jalan terbagi dua yaitu: ruas jalan memenuhi sebagian
a. Perlengkapan jalan yang terkait persyaratan teknis laik fungsi jalan
langsung dengan pengguna jalan, tetapi mampu memberikan
terdiri dari: keselamatan bagi pengguna jalan
atau memiliki paling tidak dokumen
 Marka penetapan status jalan. Namun jalan
 Rambu tersebut baru bisa dioperasikan jika
 Separator dilakukan perbaikan teknis dalam
 Pulau Jalan waktu sesuai rekomendasi dari tim
 Trotoar uji laik fungsi.
 Alat Pemberi Isyarat Lalu c. Tidak Laik Fungsi, apabila kondisi
Lintas (APILL) suatu ruas jalan yang sebagian
 Fasilitas pendukung Lalu-lintas komponen jalannya tidak memenuhi
angkutan jalan. persyaratan teknis sehingga ruas
jalan tersebut tidak mampu
b. Perlengkapan jalan yang tidak memberikan keselamatan bagi
terkait langsung dengan pengguna pengguna jalan. Jalan yang tidak
jalan, terdiri dari: memenuhi kelaikan dilarang
 Patok pengarah dioperasikan untuk umum.
 Patok kilometer
 Patok hectometer
 Patok ruang milik jalan METODE PENELITIAN
(Rumija)
Penelitian ini dimulai pada
 Patok batas seksi
tanggal 27 Oktober 2014 hingga 9
 Pagar jalan
November 2014 dan waktu survei
 Tempat istirahat
dilakukan pukul 03.00 WITA sampai
 Fasilitas perlengkapan
selasai, hal ini dikarenakan kondisi
keamanan bagi pengguna jalan. arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut
yang padat. Lokasi Penelitian yang

6
menjadi studi kasus penelitian ini Kegiatan penelitian
mengambil beberapa ruas jalan arteri menggunakan data primer dan data
di Kota Makassar. Berikut ini disajikan sekunder. Untuk data primer, metode
lokasi kegiatan penelitian: pengambilan data berupa survei
lapangan. Pengambilan data primer ini
dilakukan dengan cara membagi ruas
jalan menjadi beberapa segmen,
kemudian mengamati kelaikan teknis
fungsi jalan dengan menggunakan
form uji laik fungsi dari Dinas Bina
Marga.. Sedangkan data sekunder
berupa data yang diperoleh dari Ditjen
Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil identifikasi awal, ruas jalan
yang menjadi lokasi penelitian
menurut fungsinya sebagai jalan arteri
sekunder dan statusnya sebagai jalan
kota.

1. Uji teknis geometrik jalan:


a. Lajur lalu lintas

Tabel 1. Variasi lebar lajur lalu lintas

7
b. Bahu jalan 4. Uji Laik Teknis Pemanfaatan
Bagian-bagian Jalan

Dikategorikan Laik Fungsi


Berstarat (LS)

5. Uji Laik fungsi Teknis


penyelenggaraan Manajemen dan
Rekayasa Lalulintas

Marka, APILL, dan Tempat


Penyebrangan dikategorikan “Laik
Fungsi Bersyarat (LS)”
Tabel 2. Variasi lebar bahu jalan
6. Uji Laik Fungsi Teknis
c. Median, Selokan Samping, Ambang Perlengkapan Jalan, yang Terkait
pengaman, dan alat-alat pengaman Langsung Dengan Penggunan Jalan
lalulintas, dikategorikan Laik Fungsi
Rambu, Separator, dan Pulau
Bersyarat (LS) Jalan dikategorikan “Laik Fungsi
2. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur (L)”
Perkerasan Jalan Trotoar dikategorikan “Laik Fungsi
Jenis perkerasan pada ruas-ruas Bersyarat (LS)”
jalan yang diteliti adalah perkerasan
7. Uji Laik Fungsi Teknis
beraspal (AC-WC), Sesuai PTJ jenis
Perlengkapan Jalan, yang Tidak
perkerasan yaitu beton aspal, dan
Terkait Langsung dengan Pengguna
perkerasan beraspal, Dengan demikian
Jalan
Jenis perkerasan pada ruas-ruas jalan
tersebut dikategorikan “Laik Fungsi Perlengkapan jalan seperti
(L)”. patok pengarah, patok kilometer, patok
rumija, patok batas seksi, dan pagar
3. Uji Laik Fungsi Teknis Struktur
jalan belum ada. Dengan demikian
Pelengkap Jalan perlengkapan ruas jalan tersebut di
Jembatan, Ponton, Gorong- kategorikan “Tidak Laik”
gorong, Tembok Penahan, dan tempat
parkir dikategorikan “Laik Fungsi
(L)”

8
KESIMPULAN DAN SARAN a. Hasil analisis kondisi ruas jalan
menggunakan metode Uji Dan
Kesimpulan
Evaluasi Laik Fungsi Jalan dengan
Berdasarkan hasil Uji dan Evaluasi studi kasus beberapa jalan arteri di
Laik Fungsi Jalan arteri di Kota Kota Makassar dikategorikan Laik
Makassar, maka diperoleh kesimpulan Fungsi Bersyarat (LS).
sebagai berikut:
b. Ruas jalan arteri di Kota Makassar
yang menjadi studi kasus penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat
(LS), yang artinya jalan tersebut
memenuhi sebagian persyaratan teknis
Agustian, dkk. 2005. Evaluasi dan
laik fungsi jalan tetapi mampu
Perancangan Peningkatan Jalan.
memberikan keselamatan bagi Semarang: Universitas Diponegoro
pengguna jalan sehingga laik untuk
dioperasikan kepada umum namun Alazhar, Rizki. 2013. Manajemen dan
harus dilakukan perbaikan teknis sesuai Rekayasa Lalu Lintas Pada Jalan Jawa
Segmen SMAN 2 dan SMPN 3 Jember.
dengan rekomendasi yang diberikan.
Jember: Universitas Jember
Saran Alfrianto, Rifki. Analisis Kelaikan
1. Perlu dilakukan Uji Dan Fungsi Jalan Secara Teknis Dengan
Evaluasi Laik Fungsi Jalan pada Metode Kuantitatif. 2014. Yogyakarta:
seluruh ruas jalan yang ada di Universitas Gadjah Mada
Kota Makassar agar tercipta Andila Pratama, Bayu. Tinjauan Laik
keseragaman jalan yang yang Fungsi Jalan Pada Daerah Rawan
memenuhi ketentuan Kecelakaan. 2013. Kendari: Universitas
keselamatan, kelancaran, Haluoleo
ekonomis, dan ramah
lingkungan. Direktorat Jenderal Bina Marga,
2. Diharapkan Dinas Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum. 1992.
Kota Makassar sesegera Standar Perencanaan Geometrik Untuk
mungkin menindak lanjuti Jalan Perkotaan. Jakarta
rekomendasi-rekomendasi yang
diajukan dalam penulisan skripsi Direktorat Jendral Bina Marga,
ini agar kategori kelaikan fungsi Kementrian Pekerjaan Umum. 1997.
jalan pada ruas jalan yang Tata Cara Perencanaan Geometrik
menjadi studi kasus dapat Jalan Antar Kota. Jakarta.
terpenuhi.
Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementrian Pekerjaan Umum. 2011.

9
Pengantar Rekayasa Keselamatan Peraturan Menteri PU No. 19/PRT/M
Jalan. Jakarta Tahun 2011 Tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Direktorat Jendral Bina Marga, Teknis Jalan
Kementrian Pekerjaan Umum. 2012.
Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun
Fungsi Jalan. Jakarta. 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Jalan
Direktorat Jendral Bina Marga,
Kementrian Pekerjaan Umum. 2012. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun
Panduan Teknis Pengisian Form Uji 2006 Tentang Jalan
Laik Fungsi jalan. Jakarta
Saodang, Hamirhan. 2004. Konstruksi
Hapsari, Astrida. 2012. Analisa Nilai Jalan Raya, Buku 1 Geometrik Jalan.
Resiko Kecelakaan Terhadap Faktor Bandung: Nova
Jalan dan Lingkungan Pada Jalan
Nasional. Jakarta: Universitas Indonesia Saodang, Hamirhan. 2004. Konstruksi
Jalan Raya, Buku 2 Perencanaan
Herianto Tappang, Mika. Analisis Laik Perkerasan Jalan Raya. Bandung: Nova
Fungsi Jalan Arteri di Provinsi
Sulawesi Selatan. 2014. Makassar: Saodang, Hamirhan. 2009. Konstruksi
Universitas Hasanuddin Jalan Raya, Buku 3 Struktur &
Konstruksi Jalan Raya. Bandung: Nova
Ismoyo, Alif, dkk. 2010. Perencanaan
Peningkatan Jalan Magelang- Setiawan, Arif. 2010. Studi Kelayakan
Keprekan. Semarang: Universitas Pembangunan Jalan Lingkar Timur
Diponegoro Mojosari Kab. Mojokerto. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November
Mayasari, Rika. 2009. Analisis
Efektifitas Lampu Lalu Lintas di Kota Sriwidodo. Analisis Dampak lalu-Lintas
Surakarta. Solo: Universitas Sebelas Akibat Pembangunan Jalan Lingkar
Maret Salatiga. Semarang

PEMKOT Makassar, BAPPEDA Kota Suryawan, Ari. 2006. Perkerasan Jalan


Makassar, BPS Kota Makassar. Beton Semen Portland (Rigid
Makassar Dalam Angka 2013. Pavement). Yogyakarta: Beta Offset
(http://www.makassarkota.go.id,
Syahilendra, Fadzila. Uji Laik Fungsi
diakses 22 Mei 2014)
Jalan Ditinjau dari Aspek Teknis pada
Peraturan Menteri PU No. 11/PRT/M Jalan Imam Bonjol – Jalan Teuku Umar
Tahun 2010 Tentang Tata Cara dan Kabupaten Jember. 2013. Jember:
Persyaratan Laik Fungsi Jalan Universitas Jember

10
11

Anda mungkin juga menyukai