PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Nissin Biscuit Indonesia mengawali produksi komersial
pertama pada Januari 1977 di atas lahan seluas sekitar 8 hektar. Produk-
produk pertama yang dihasilkan adalah biskuit Butter Coconut, Frychip,
Madu, Aynako dan Longer Stick. Seiring dengan berjalannya waktu, PT.
Nissin Biscuit Indonesia telah memproduksi beragam jenis biskuit, kukis,
krekers, wafer dan snack dengan merek Nissin, Monde dan Khong Guan.
Dalam menghadapi persaingan di industri makanan yang semakin
ketat, PT. Nissin Biscuit Indonesia selalu bertekad untuk menyajikan
produk yang berkualitas melalui inovasi yang selalu berkelanjutan. Inovasi
yang dilakukan meliputi jenis produk, mesin, proses dan kemasan.
PT. Nissin Biscuit Indonesia saat ini telah memiliki sekitar 700
orang karyawan yang turut mendukung kualitas produknya. Dengan
dukungan inovasi, sumber daya manusia dan teknologi, sampai dengan
saat ini PT. Nissin Biscuit Indonesia terus berkembang dan berhasil
memproduksi berbagai merek biscuit yang telah menjadi pemimpin pasar.
B. Komitmen Mutu
PT Nissin Biscuit Indonesia menyadari bahwa dengan memproduksi
produk yang berkualitas dan bergizi, maka Nissin turut berkontribusi
untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan mutu
produk dijadikan salah satu prioritas utama.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin Biscuit Indonesia mencakup
penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam
proses produksi juga penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang
Baik), SSOP (Saritation Standard Operating Produce), dan HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point), Standar mutu ISO
2200:2005 untuk keamanan pangan serta Sertifikat Halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI).
1
C. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Bertekad menjadi produsen biskuit terbaik.
2. Misi
Memproduksi biskuit yang bergizi tinggi, higienis dan berkualitas
dengan citarasa tinggi serta terjamin mutunya bagi pelanggan dengan
cara terbaik yang dikembangkan oleh sumber daya manusia yang
unggul melalui teknologi yang modern.
2
e. Mengkoordinir dan memimpin bagian produksi untuk membuat
rencana produk dan pelaksanaan serta pengadaan bahan baku dan
bahan penolong.
f. Melakukan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian kualitas
produk.
4. Manager Teknik.
Tugasnya mengawasi penggunaan mesin-mesin dalam proses produksi
supaya selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
5. Manager Personalia.
Tugasnya adalah hal-hal yang berhubungan dengan karyawan antara
lain mengkoordinir, mengawasi, dan mengarahkan, serta memimpin
tenaga kerja, mengadakan pelatihan untuk karyawan, melaksanakan
program pengupahan dan kesejahteraan karyawan, merencanakan
promosi yang tepat untuk perusahaan, dan melakukan
pengadaan/penarikan karyawan.
6. Manager Pembelian.
Tugasnya adalah menentukan kualitas bahan baku yang digunakan
perusahaan, merencanakan kebutuhan bahan yang akan datang, serta
melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
7. Manager Pemasaran.
a. Mempelajari potensi dan situasi daerah pemasaran.
b. Mengadakan hubungan dengan pembeli/calon pembeli.
c. Menentukan target penjualan dan merealisasikannya.
d. Menentukan target penjualan dan pemasaran.
e. Melaporkan kegiatan pada General Manager.
8. Supervisor.
Supervisor bertugas mengawasi jalannya proses produksi yang
dilakukan oleh buruh pabrik.
9. Sales.
a. Menawarkan produk kepada pembeli.
b. Bertugas meminta barang di gudang.
c. Membuat laporan stock dan laporan penjualan.
3
d. Mengirimkan barang yang sudah dipesan.
e. Mengambil barang cacat yang diretur.
4
BAB II
PERUMUSAN TUJUAN JANGKA PANJANG (GOAL) DAN
IDENTIFIKASI KEY SUCCESS FACTORS (KSF).
5
BAB III
GAMBARAN LINGKUNGAN MAKRO, INDUSTRI DAN
SUMBER DAYA PERUSAHAAN
6
untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa. Karena itu, pengawasan
mutu produk menjadi salah satu prioritas utama.
Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan
bahan baku pilihan dan penggunaan teknologi canggih dalam proses
produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik),
GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Saritation Standard
Operating Produce), dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control
Point), Standar mutu ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan
produk juga telah diterapkan dengan proses produksi disertai dengan
Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti
bahwa semua produk Nissin telah memenuhi kaidah halal & aman
dikonsumsi.
Semua standar kualitas dan keamanan yang diterapkan oleh Nissin
telah memantapkan posisi Nissin sebagai pemimpin pasar dalam
industri makanan terutama biscuit di Indonesia.
3. Pengelolaan Produksi
a. Pencampuran (Mixing)
Semua bahan yang telah siap untuk diolah, akan dicampur
sehingga berubah menjadi adonan.
b. Penggilingan
Jika adonan biskuit telah siap, maka proses selanjutnya yaitu
menggiling adonan sehingga adonan menjadi berbentuk lebih kecil
dan siap untuk dipotong.
c. Pemotongan (cutting) dan pencetakan
Proses selanjutnya yaitu pemotongan bahan adonan yang
sebelumnya telah digiling lalu adonan dicetak sesuai dengan
bentuk biskuit dari PT Nissin Biscuit.
d. Inspeksi 1
Dilakukan oleh pengawasan kinerja mesin yang digunakan
dalam pemotongan roti sehingga mencapai ketebalan seperti yang
7
diinginkan. Pengawas ini dilakukan karena terkadang program
yang telah diatur dalam komputer mesin pemotongan berubah
dengan sendirinya. Misalkan pada mesin telah diatur pengaturan
pemotongan ketebalan adonan adalah 13,5 mm, tetapi terkadang
setelah beberapa waktu pengaturan ketebalan pada mesin bisa
berubah dengan senirinya menjadi 12,5 mm. Perbedaan yang
mungkin hanya 1 mm itu memang sekilas terlihat sepele, namun
dalam produksi roti mempunyai efek yang besar antara laindengan
perbedaan ketebalan seperti yang telah direncanakan, maka dapat
membuat roti patah sebelum dikemas. Masalah kinerja mesin ini
disebabkan karena berbagai faktor antara lain : arus listrik yang
naik turun dan usia mesin itu sendiri yang sudah tua, sehingga
untuk mengatasinya setiap kurang lebih 15 menit sekali dilakukan
pengawasan/pemeriksaan ulang pada mesin untuk memastikan
program pengaturan pemotongan ketebalan roti tidak berubah.
Demikian juga halnya dengan pengawasan yang dilakukan pada
mesin percetakan roti. Mesin pencetakan roti harus diperiksa
apakah dalam melakukan pencetakan bahan sudah sesuai dengan
yang diinginkan. Karena terkadang dari satu set mesin pencetak itu
ada yang tidak berfungsi sehingga ada adonan yang belum
dipotong dan itu berarti membuang adonan dan pemborosan
efisiensi mesin.
e. Pemanggangan
Adonan yang telah dipotong dan dicetak, selanjutnya akan
dipanggang hingga matang dan menimbulkan aroma yang sedap.
f. Inspeksi 2
Dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa apakah
pembumbuan yang dilakukan telah terlaksana dengan benar
sehingga aroma dan rasa roti sesuai dengan standar produkyang
ditetapkan oleh perusahaan. Pengawasan juga mencakup quality
roti crispy crakers, yaitu memastikan bahwa roti akan dikemas
8
dalam kondisi baik, tidak patah, dan pembumbuan yang dilakukan
telah terlaksana dengan benar.
PT Nissin Biscuit dalam memproduksi produk rotinya
secara keseluruhan sangat memperhatikan kualitas yang terdapat
dalam produknya, seperti rasa dan aroma roti harus sesuai dengan
standar yang ditetapkan, roti yang dijual pada konsumen tidak
patah atau rusak, dan roti yangs elesai diproduksi harus dalam
keadaan renyah. Pengendalian kualitas yang diterapkan PT Nissin
Biscuit sekarang ini masih menggunakan metode konvensional,
artinya hanya ada pengawas atau mandor yang tugasnya hanya
mengawasi proses produksi para pekerja agar bekerja dengan
penuh kedisiplinan. Tidak ada / belum ada metode pengendalian
kualitas yang moderen yang diterapkan di perusahaan ini. Hal ini
sebenarnya sangat ironi mengingat PT Nissin Biscuit merupakan
perusahaan yang sangat besar dan telah merambah pangsa pasar
hampir di seluruh Indonesia dan bahkan hampir merambah pangsa
Internasional. Penyebab hal ini mungkin saja adalah jumlah
kerugian akibat adanya produk cacat yang terjadi di perusahaan ini
bila dihitung secara finansial masih kalah dari jumlah laba yang
dihasilkan dari penjualan produknya.
Dalam PT Nissin Biscuit sendiri tidak/belum ada
seorangpun yang tugasnya mengurusi masalah kualitas produk
(termasuk di dalamnya masalah produk cacat yang begitu banyak).
Manager produksi pun hanya mempunyai tanggung jawab untuk
mengawasi proses produksi secara keseluruhan dan memberi
laporan secara terperinci tentang hasil produksi secara harian,
kuantitas (dalam kilogram) produk yang dibuang/rusak, dan
mengurusi masalah kinerja dan perawatan mesin produksi.
g. Packaging
Adonan biskuit yang telah dioven atau dipanggang dalam mesin,
maka selanjutnya adonan yang telah jadi akan di packing ke dalam
9
wadah. Ini dilakukan oleh mesin yang sudah dijalankan oleh
operator.
10
produksi dalam pengelolaan SDM membutuhkan 7 departement yang
saling bekerja sama. PT NISSIN juga menerapkan 4 prinsip dalam
system pengelolaan SDM dalam melaksanakan pekerjaan karyawan
yang meliputi, perencanaan kualitas dan kuantitas SDM serta kegiatan
perancangan pekerjaan bagi SDM (Job Design).
Perencanaan kualitas ini meliputi tingkat pendidikan, skill,
pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing jabatan dalam
struktur organisasi tersebut. Setelah mengetahui kebutuhan kualitas
karyawan, maka kita membuat perencanaan kuantitas adalah
merancang berapakah batas minimal jumlah karyawan kita di masing-
masing jabatan dan wilayah kerja. Setelah itu, baru kita membuat job
discription dari masing-masing jabatan/posisi sesuai dengan struktur
organisasi perusahaan. Bagian ini meliputi rekruitment, seleksi dan
penempatan.
Rekruitment pada dasarnya merupakan aktivitas untuk mencari dan
memperoleh pekerjaan yang terdapat di dalam perusahaan yang sesuai
dengan kebutuhan kualitas yang ditentukkan dan sesuai dengan ciri
intrapreneurship. Mengingat rekruitment adalah bidang yang sangat
penting, karena rekruitment adalah “pintu gerbang” kita guna
mewujudkan SDM pekerja berpengetahuan, maka harus dibuat sistem
rekruitment yang sangat efektif dan efisien. Aktivitas berikutnya
setelah rekruitment adalah penempatan karyawan di posisi masing-
masing.
Sebelum mulai kerja, mereka diberikan orientasi pekerjaan yang
menjelaskan secara rinci dan runtut apa saja yang harus mereka
kerjakan dan dengan siapa-siapa mereka harus berhubungan dan
berkomunikasi. Bidang ini meliputi pengembangan karier (penugasan)
dan pengembangan kemampuan kerja. Pengembangan karier berkaitan
dengan penyusunan jalur karier yang merupakan urut-urutan posisi
(jabatan) sesuai dengan struktur organisasi. Sedangkan pengembangan
kemampuan kerja adalah cara-cara kita untuk meningkatkan
kemampuan karyawan baik secara informal maupun formal.
11
2. Bidang Manajemen Operasional dan Produksi
Manajemen operasi dan produksi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya (sering disebut
dengan faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan,
bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformasi bahan
mentah dan renaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Para
manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan (input)
agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam jumlah,
kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan
konsumen (Handoko, 2004).
PT Nissin Biscuit Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang
berkaitan dengan pertanian yang memiliki kredibilitas dan mampu
mengakomodasi materi praktik Manajemen Operasi dan produksi.
Jenis bangunan PT Nissin Biscuit Indonesia ialah bangunan bertingkat,
karena bangunan ini terdiri dari beberapa tingkatan pada gedungnya.
PT Nissin Biscuit Indonesia memiliki mesin-mesin tersendiri bila
memproduksi produk yang berbeda. Sehingga setiap produk memiliki
tempatnya tersendiri. Layout yang digunakan pada pabrik di PT Nissin
Biscuit Indonesia layout produk atau bisa disebut layout garis.
Pemilihan lokasi dan fasilitas produksi pada PT Nissin Biscuit
Indonesia dipengaruhi oleh letak konsumen atau pasar, lingkungan
masyarakat, letak sumber tenaga kerja, sumber bahan baku dan
tersedianya fasilitas transportasi. Metode dalam penentuan lokasi dan
fasilitas produksi dipilih oleh PT Nissin Biscuit Indonesia berdasarkan
metode transportasi dengan mempertimbangkan kebutuhan permintaan
konsumen dan jumlah tenaga kerja terbatas karena lokasi yang dahulu
jauh dari pemukiman, harga tanah yang murah, serta lokasi yang jauh
dari pasar. Hambatan yang dialami PT Nissin Biscuit Indonesia yaitu
sulitnya untuk menambah faktor produksi, misalnya seperti perluasan
areal pabrik untuk mendukung kegiatan produksi.
Berikut ini adalah Proses Produksi produk PT. Nissin Biscuit:
12
a. Bahan baku yang datang dari pemasok disimpan di gudang bahan
baku setelah melalui proses pemeriksaan dokumen dan pengujian
sampel bahan. Penyimpanan bahan baku di gudang dilakukan
dengan sistem FIFO (First In First Out) sehingga rotasi stok bahan
baku dapat berlangsung dengan baik.
b. Sebelum bahan baku digunakan dalam proses produksi, dilakukan
proses penimbangan sesuai formula dari masing-masing produk.
Hal ini akan memastikan bahan baku yang masuk dalam proses
produksi sesuai dengan takaran yang tepat.
c. Sebelum diproses lebih lanjut, bahan-bahan baku yang berbentuk
tepung (misalnya tepung terigu, gula halus, susu bubuk dan lain
sebagainya) terlebih dahulu diayak guna memperoleh ukuran
partikel yang sesuai. Proses pengayakan memastikan tidak ada
bahan baku yang menggumpal saat masuk ke tahap pencampuran.
d. Proses pencampuran dilakukan dengan kecepatan dan waktu yang
terstandar, dengan tujuan memperoleh campuran adonan yang
homogen dan konsistensi yang sesuai dengan yang diinginkan,
sehingga adonan yang dihasilkan siap untuk diproses pada tahapan
proses berikutnya.
e. Untuk produk-produk tertentu yang menggunakan yeast dalam
pembuatannya, dibutuhkan tahap fermentasi dengan suhu,
kelembaban dan waktu tertentu untuk memberi kesempatan pada
yeast untuk berkembangbiak. Setelah waktu fermentasi selesai,
adonan siap diproses ke tahap pembentukan.
f. Pembentukan biskuit umumnya didahului dengan proses
pembentukan lembaran adonan dengan ketebalan tertentu.
Selanjutnya lembaran adonan dipotong / dicetak hingga menjadi
kepingan adonan yang siap dipanggang. Selain itu, ada pula
beberapa metode pembentukan kepingan adonan yang dilakukan
tanpa melalui proses pembentukan lembaran adonan.
13
g. Setelah melalui proses pembentukan, kepingan adonan biskuit
dipanggang dalam oven dengan suhu dan waktu tertentu sehingga
diperoleh biskuit matang yang berwarna kecoklatan.
h. Untuk jenis-jenis produk biskuit tertentu, setelah selesai proses
pemanggangan, dilakukan tahapan lanjutan, misalnya
penyemprotan dengan minyak nabati, penaburan dengan garam dan
bumbu tabur, pelapisan dengan krim, atau penyalutan dengan
coklat guna mendapatkan citarasa yang diinginkan.
i. Bahan pengemas yang umum digunakan untuk mengemas biskuit
adalah plastik, metalized plastic, tray plastik, cup kertas dan
kaleng, dengan kotak karton sebagai pengemas luarnya.
j. Produk jadi selanjutnya disimpan dalam gudang sambil menunggu
waktu untuk didistribusikan. Penyimpanan produk jadi di gudang
dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out).
k. Produk selanjutnya didistribusikan melalui jaringan distribusi
sehingga dapat dengan mudah dijumpai oleh konsumen di berbagai
tempat penjualan di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan juga
di beberapa negara lainnya.
3. Bidang Manajemen Pemasaran
a. Strategi Pemasaran
Dasar pemikiran utama yang penting dalam market driven strategy
adalah menjadikan pasar dan konsumen sebagai titik awal dalam
memformulasikan strategi.
PT Nissin Biscuit pada awalnya memperkenalkan minuman siap
saji dalam kemasan kaleng, Nissin memiliki target pasar yang jelas,
dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Nissin
memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan
ia kehausan pasti membutuhkan sebuah penghilang dahaga yang
praktis dan mudah di dapat, berangkat dari pengalaman ketika
melakukan promo, tempat yang praktis dan aman untuk digunakan
sebagai wadah biscuit adalah kaleng.
14
Strategi pemasaran meliputi Segmentasi Produk, targeting,
positioning:
1) Segmentasi Produk.
PT Nissin Biscuit merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai
macam produk biscuit, dimana salah satu produknya adalah
Biscuit Khong Guan. Biscuit Khong Guan merupakan produk
biscuit pertama di Indonesia yang di kemas dalam kaleng dan
telah dikenal oleh masyarakat luas.
Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya biscuit dalam
kemasan kaleng yang beredar di pasaran. Berdasarkan data
pada PT Nissin Biscuit terdapat lima merek biscuit dalam
kemasan kaleng yang beredar di Indonesia selain yang di
produksi oleh PT Nissin Biscuit, yaitu Roma, Hatari, Tango,
Selamat, Good Time.
PT Nissin Biscuit pada saat ini dihadapkan pada berbagai
saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing
lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek
teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati-
hati dalam merancang strategi pemasarannya. Perusahaan akan
berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak
apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen.
Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan
menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan
beberapa manfaat.
Keberhasilan Nissin tidak lepas dari brand “biscuit kaleng”
dengan produk legendarisnya Khong Guan. Berikutnya Nissin
semakin kuat karena jaringan distribusi biscuitnya yang sangat
kuat sampai di titik akhir pelosok. Yang masih dipertahankan
dari PT Nissin Biscuit adalah upaya-upaya mempertahankan
image secara above the line. Upaya iklan di media masa, event,
15
maupun promosi yang akan terus membuat teh botol tertancap
di kepala konsumen masih dilakukan.
2) Targetting.
Identifikasi target pasar adalah merupakan langkah awal
yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pengembangan
strategi pemasaran. Dalam situasi dimana konsumen
menghadapi banyak pilihan, maka kesuksesan pemasaran
produk akan banyak ditentukan oleh kesesuaian produk.
Target dari PT Nissin Biscuit adalah yang menyukai
makanan ringan sebagai cemilan dan orang-orang yang
membutuhkan jamuan untuk acara-acara yang mereka adakan
atau ketika waktu berkumpul bersama keluarga. Diberikannya
kemasan kaleng yang praktis dengan varian jenisnya dan
banyak tersedia di kios – kios yang ada di pinggir jalan, mini
market, took-toko kelontong bahkan super market.Jadi jika ada
konsumen yang membutuhkan segera produk dari Nissin dapat
mereka dapatkan dengan mudah
3) Positioning.
Nissin melakukan positioning dengan memberikan kesempatan
bagi masyarakat yang ingin melihat kegiatan produksi dengan
berkunjung ke PT Nissin Biscuit yang berlokasi di Ungaran
Semarang. Dengan lokasi yang strategis tersebut diharapkan
banyak masyarakat yang berkenginan untuk berkunjung dan
dapat menambah kepercayaan masyarakat dengan produk dari
PT Nissin Biscuit. Hal ini menambah keunggulan kompetitif
dari Sosro dibandingkan para pesaingnya.
b. Strategi Distribusi
PT Nissin Biscuit merupakan salah satu contoh perusahaan
terbaik yang sukses mengolah makanan ringan biscuit, salah satu
produk yang dihasilkan adalah biscuit dengan kemasan kaleng
dengan produk legendarisnya Khong Guan. Sukses pemasaran
produk dan besarnya keuntungan yang diraih perusahaan tidak
16
terlepas dari strategi distribusi yang jitu dalam menjangkau
pasar.Strategi penjualan yang dilakukan Nissin adalah dengan
mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus.
Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah
pada kesetiaan pelanggan.Distribusi Nissin mencakup hampir
seluruh wilayah nasional.
mulai dari Kota Sabang sampai Kota Merauke. Bahkan
produk PT Nissin Biscuit diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei
Darussalam dan Amerika Serikat dan beberapa bagian di Benua
Eropa. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat
mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian
persediaan juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan
(availability) menjadi kunci sukses pemasaran. PT Nissin Biscuit
kadang menerima pesanan dari negara luar, sebelum mengerjakan
pesanan pihak PT Nissin Biscuit terlebih dahulu
mempertimbangkan jumlah biaya-biaya yang akan dikeluarkan
untuk proses produksi, jika sesuai maka PT Nissin Biscuit akan
melakukan MoU dengan pihak pemesan atau pihak yang ingin
menjadi distributor produk PT Nissin Biscuit di suatu negara
tersebut.
Segmentasi pasar
1. Segmentasi lokasi
Lokasi yang dituju oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia adalah seluruh
wilayah Indonesia yang dapat dijangkau tanpa mengeluarkan biaya yang
besar.
2. Segmentasi waktu
Segmentasi waktu ini biasanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, PT.
Nissin Biscuit Indonesia biasanya menargetkan penjualan yang besar pada
saat hari raya seperti natal dan idul fitri.
17
3. Segmentasi harga
Harga yang ditawarkan oleh PT. Nissin Biscuit Indonesia diklasifikasikan
berdasar masing-masing brand. Untuk brand Khong Guan dan Nissin
ditujukan untuk semua golongan dari golongan bawah sampai golongan
atas, sedangkan untuk brand Monde ditujukan untuk golongan menengah
sampai golongan atas.
4. Segmentasi demografi
Produk PT. Nissin Biscuit Indonesia ditujukan kepada seluruh usia dari
anak-anak sampai dewasa baik laki-laki maupun perempuan dapat
mengkonsumsi produk PT. Nissin Biscuit Indonesia
Struktur psersaingan yang terjadi saat ini dapat dilihat dari gambar yang
telah disajikan dalam kategory Top Brand Award yang akan dibagi
1. Crackers
PT. Kraft Indonesia dan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2. Wafer
Pada jenis produk wafer PT. Ultra Prima Abadi merupakan leader
Kaldu Sari Nabati dan PT. Nissin Biscuit Indonesia , sedangkan untuk
18
followernya sendiri adalah PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Jenindo
Prakarsa.
3. Wafer Stick
Pada jenis produk wafer stick PT. Mayora Indah Tbk merupakan
PT. Garuda Putra Putri Jaya Tbk, sedangkan untuk followernya sendiri
adalah PT. Ultra Prima Abadi, PT. Nissin Biscuit Indonesia, dan PT.
4. Biskuit Marie
Pada jenis produk biskuit marie CV. Jaya Abadi merupakan leader
Mayora Indah Tbk dan PT. Nissin Biscuit Indonesia, sedangkan untuk
Pada jenis produk biskuit PT. Mayora Indah Tbk merupakan leader
Indonesia.
persaingan (Porter, 1979). Menurut Five Forces Model ada lima hal yang
dapat menentukan tingkat persaingan dan daya tarik pasar dalam suatu
19
industri. Daya tarik dalam konteks ini mengacu pada profitabilitas industri
20