Anda di halaman 1dari 9

p- ISSN : 2407 – 1846

TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PENENTUAN TITIK PUSAT WAREHOUSE DAN SISTEM DISTRIBUSI


PORTLAND COMPOSITE CEMENT DI WILAYAH WONOGIRI

Bambang Cahyadi, Belinda Aulia


Jurusan Teknik Industri, Universitas Pancasila, Jakarta Selatan,
Jl. Srengseng Sawah-Jagakarsa, 12640
bambang.cahyadi@univpancasila.ac.id

Abstrak
Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan
pasar terletak pada manajemen rantai pasok yang baik, untuk mendukung hal tersebut
perlu diperhatikan proses pendistribusian mengingat biaya transportasi berkisar antara
sepertiga hingga dua pertiga total biaya logistik. Penelitian dilakukan di perusahaan
produsen semen yang mendistribusikan Portland Composite Cement (PCC) ke seluruh
Indonesia, namun saat ini untuk wilayah Wonogiri pengelolaannya masih dilakukan oleh
pihak ketiga dengan konsekuensi memberikan biaya subsidi. Penelitian ini membahas
mengenai penentuan titik pusat distribusi (warehouse) dengan menggunakan gravity
location models dan rute pengiriman Portland Composite Cement (PCC) dengan sistem
distribusi milk run yang optimal di wilayah Wonogiri. Hasil menunjukan bahwa titik
pusat distribusi yang optimal terletak pada koordinat X017 = 30,85 dan Y017 = 35,88
dengan sistem distribusi terbaik adalah bila perusahaan menggunakan 19 kendaraan
tronton atau 13 trailer. Bila keputusan ini dijalankan maka perusahaan akan
mengeluarkan total biaya sebesar Rp. 299.491.892 sedangkan bila pihak ketiga yang
menjalankan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 752.752.000. Oleh karena itu bila
pengelolaan dipegang oleh perusahaan nilai efisiensi yang akan diperoleh sebesar
60,3%.
Kata kunci: logistik, portland composite cement, warehouse, gravity location model,
milk run

Abstract
One of the success key factor of winning market competition lies in good supply chain
management, in order to support it, paying attention to the distribution process is
important. However, transport costs range from one-third to two-thirds of the total
logistics costs. Research was carried out at cement producer company that distributes
Portland Composite Cement to all over Indonesia, but for Wonogiri region its
management is still handled by third party with consequence of giving subsidy cost.
This study will analyze the optimization of warehouse location and distribution system
of Portland Composite Cement (PCC). Furthermore, gravity location moldes will be
used in order to determine the central point of warehouse. In addition, milk run delivery
method also use to analize the optimal distribution system. Result shows that the central
distribution is located in coordinate X017 = 30,85 and Y017 = 35,88 with the total cost
needed is Rp. 299.491.892. Moreover, when the distribution process is handled by a
third party the cost incurred is Rp. 752,752,000. In addition, the company will get the
efficiency 60,3% if the company managed the distribution process itself with usage of
tronton vehicles is 19 or 13 trailer vehicles.
Keywords: logistic, portland composite cement, warehouse, gravity location model, milk
run

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PENDAHULUAN yang berfungsi untuk mengorganisir,


Seiring perkembangan zaman kebutuhan mengontrol, dan memotivasi sumber daya
manusia terus-menerus bertambah dan yang terlibat dalam aliran jasa dan material di
mengalami perubahan secara signifikan. dalam rantai pasok (Krajewski, 2007).
Alasan ini yang mendukung kemunculan dari Penelitian dilakukan di perusahaan
industri untuk memenuhi kebutuhan manusia manufaktur yang bergerak dibidang industri
yang selalu mengalami perubahan tersebut. semen. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Oleh karena itu, untuk memenangkan divisi supply chain, saat ini di pulau Jawa
persaingan diharuskan bagi perusahaan khususnya wilayah Jawa Tengah dalam proses
memiliki strategi yang tepat untuk dapat pendistribusian semen dikelola oleh pihak
dijalankan. Perusahaan diharuskan untuk ketiga yaitu distributor, hal ini mengakibatkan
membuat produk yang berkualitas dengan perusahaan harus memberikan subsidi kepada
harga yang kompetitif serta pengiriman produk pihak ketiga untuk setiap ton semen yang
yang cepat dan tepat waktu agar dapat didistribusikan. Oleh karena itu penelitian ini
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dilakukan untuk dapat memberikan acuan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. seberapa besar efisiensi yang dapat dilakukan
Salah satu kunci kesuksesan sebuah bila perusahaan memiliki pusat distribusi di
perusahaan untuk dapat memenangkan wilayah tersebut sekaligus mengatur sistem
persaingan pasar terletak pada manajemen pendistribusiannya.
rantai pasok (Supply Chain management) yang
baik. Tujuan utama dari keberadaan supply Supply Chain Management
chain adalah untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan, dalam proses menghasilkan Supply chain adalah kumpulan aktivitas
keuntungan itu sendiri (Chopra, 2004). Untuk fungsional (transportasi, pengendalian persediaan,
mendukung hal tersebut perlu diperhatikan dan lain-lain) yang dilakukan secara berulang
proses pendistribusian barang mengingat sepanjang saluran dimana bahan baku diubah
dalam proses pendistribusian tersebut akan menjadi produk jadi dan terdapat nilai tambah bagi
mengakibatkan pengeluaran berupa biaya konsumen (Ballou. 2004). Maka dapat
disimpulkan bahwa supply chain terdiri dari
transportasi. Biaya transportasi berkisar antara
beberapa elemen yang saling berintegrasi dalam
sepertiga hingga dua pertiga total biaya memenuhi permintaan konsumen dalam
logistik (Ballou. 2004). Pengurangan biaya memproduksi dan mendistribusikan produk jadi
tersebut dapat dilakukan dengan cara dengan menambahkan sebuah nilai didalam rantai
menentukan letak yang menjadi pusat tersebut.
distribusi dan rute sistem transportasi yang Supply chain terdiri dari berbagai pemain
optimal. utama meliputi customers, retailers, distributors,
Proses pendistribusian yang baik harus manufacturers, dan suppliers (Chopra, 2004).
seefisien dan seefektif mungkin, sehingga SCM berbicara mengenai cara untuk
volume produksi, kapasitas gudang dan alokasi mengintegrasikan rantai pasokan barang sampai
produk pada setiap daerah di dalam wilayah pendistribusian barang ke tangan pelanggan akhir.
distribusinya mencapai tingkat keseimbangan
yang baik. Dalam perencanaan distribusi perlu Logistik, distribusi dan transportasi
diperhatikan lokasi distribusi yang dianggap Menurut Council of Logistic
paling potensial, tentunya berhubungan dengan Management (CLM) logistik adalah bagian
area yang menjadi wilayah distribusi tersebut dari proses manajemen rantai pasokan
(Chopra, 2004). (Supply Chain Management) yang
Hal penting lainnya yang perlu merencanakan, mewujudkan dan
diperhatikan adalah meningkatkan efisiensi mengendalikan efisiensi dan efektifitas aliran,
dalam utilisasi transportasi pada proses penyimpanan barang dan jasa, serta informasi
pendistribusian barang. Bila kedua hal tersebut terkait antara titik konsumsi untuk memenuhi
dilakukan dengan baik akan menciptakan suatu kebutuhan pelanggan (Ballou. 2004).
rantai pasok yang dapat meningkatkan nilai Didalam logistik terdapat kegiatan
tambah dalam hal biaya, mengingat Supply distribusi yang merupakan proses untuk
Chain Management merupakan suatu strategi memindahkan dan menyimpan produk dari

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

tahap pemasok ke tahap pelanggan dalam Y = Merupakan koordinat lokasi pada


rantai pasokan. Distribusi terjadi antara setiap sumbu y,
pasang tahapan dalam rantai pasokan (Chopra, Vi = Total kelebihan produksi semen dari
2004). setiap retailer.
Logistik mengacu pada perpindahan
material, layanan, uang tunai, dan informasi Proses perhitungan jarak antara dua
dalam rantai pasokan (Stevenson, 2007). lokasi pada model ini yang dihitung sebagai
Proses distribusi dapat berjalan dengan baik jarak geometris antara dua lokasi
bila didukung oleh transportasi yang baik. menggunakan formula berikut:
Transportasi merupakan pergerakan suatu
produk dari suatu lokasi ke lokasi lain yang
merepresentasikan awal dari suatu rangkaian Ji = √(X-Xn )2 +(Y- Yn )2 (3)
supply chain sampai kepada konsumen.
Transportasi merupakan suatu hal yang dengan ( xn ; yn ) adalah kandidat koordinat
penting karena suatu produk tidak selalu tiap-tiap retailer di daerah tertentu dan (x,y)
diproduksi dan digunakan dalam lokasi yang adalah fasilitas (dalam hal ini warehouse) yang
sama (Chopra, 2004). Biaya transportasi dipertimbangkan.
berkisar antara sepertiga hingga dua pertiga Tujuan dari model ini adalah
total biaya logistik (Ballou. 2004). Maka dari mendapatkan lokasi fasilitas yang
itu mengelola sistem transportasi yang optimal meminimumkan total ongkos-ongkos
sangat penting bagi perusahaan dalam pengiriman yang bisa diformulasikan sebagai
menimalkan biaya yang harus dikeluarkan. berikut :
Gravity Location Models TC = ∑kn=1 Ci Vi Ji (4)
Gravity location model digunakan untuk
mencari lokasi yang meminimalkan biaya Dimana:
pengangkutan bahan baku dari pemasok dan Ci = Ongkos transportasi per unit beban per
barang jadi ke pasar yang dilayani (Chopra, kilometer antara kandidat lokasi fasilitas
2004). Gravity location models memiliki dengan lokasi sumber pasokan,
asumsi bahwa pasar dan sumber pasokan dapat Vi = Beban yang akan dipindahkan antara
ditempatkan kedalam titik grid dalam bidang fasilitas dengan sumber pasokan atau
dimana semua jarak diperhitungkan sebagai lokasi lumbung,
jarak geometrik antara dua titik pada bidang. Ji = Jarak antara lokasi fasilitas dengan
Model ini juga mengasumsikan bahwa ongkos sumber pasokan ke-n.
transportasi naik sebanding dengan kuantitas
dikirim. Milkrun Delivery System
Untuk mendapatkan nilai (x0, y0) yang Milk run adalah rute di mana sebuah
optimal langkah-langkah yang akan dilakukan truk mengantarkan produk dari satu pemasok
meliputi : ke beberapa pengecer atau beralih dari
1. Menghitung jarak Ji untuk semua i beberapa pemasok ke satu pengecer (Chopra,
2. Menentukan koordinat lokasi dengan 2004). Pengiriman dengan metode milk run,
rumus: pemasok dapat langsung mengirim barang ke
beberapa toko ritel dengan menggunakan truk
∑n
CiViXi atau bisa juga truk mengambil barang dari
ji
𝑋𝑜𝑛 = CiVi (1) banyak pemasok yang ditujukan untuk
∑n
ji pengiriman ke ritel yang sama. Saat
perusahaan memilih untuk menggunakan
CiViYi
∑n
ji
sistem distribusi ini, perlu dipertimbangkan
𝑌𝑜𝑛 = CiVi (2) dan diputuskan supplier mana saja yang harus
∑n
ji
dilayani dalam satu rute pengiriman.
Metode saving matrix adalah metode
Dimana: untuk meminimumkan jarak atau waktu atau
X = Merupakan koordinat lokasi pada ongkos dengan mempertimbangkan kendala
sumbu x, yang ada yang diselesaikan dalam bentuk

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

algoritma matrix. Metode saving matrix baku dalam suatu rute perjalanan tidak
digunakan untuk menentukan rute yang melebihi kapasitas armada truk.
optimal sehingga perusahaan dapat 4. Mengurutkan rute pengambilan bahan
meminimalisasi biaya transportasi. Metode baku.
saving matrix dilakukan dengan membuat Pengurutan pengambilan bahan baku ke
suatu matriks yang berisi daftar penghematan pemasok dilakukan dengan menggunakan
jarak yang dapat diperoleh jika dua pemasok prosedur nearest insert, dan nearest
digabungkan dalam satu kendaraan. Tujuan neighbour. Kemudian hasil dari ketiga
digunakannya metode saving matriks adalah prosedur tersebut dipilih urutan rute mana
untuk menentukan rute terbaik dengan yang menghasilkan jarak yang terpendek.
mempertimbangkan jumlah jarak yang dilalui, Ini dikarenakan rute yang paling optimal
menentukan jumlah truk yang digunakan, dan merupakan rute yang ditempuh dengan
jumlah produk yang dimuat di truk dalam jarak terpendek.
pengiriman produk ke pelanggan (Ikhsan,
2017). METODOLOGI PENELITIAN
Langkah-langkah metode saving matriks Kegiatan penelitian ini diawali dengan
adalah sebagai berikut (Ikhsan, 2017) : kegiatan pengumpulan data yang dilakukan
1. Menentukan matriks jarak. secara tidak langsung. Data diperoleh melalui
Merupakan langkah pertama yang Departemen Supply Chain tempat penelitian
dilakukan dalam metode saving matriks, ini dilakukan yang meliputi permintaan semen
dengan cara mengidentifikasi jarak antar bag PCC, titik koordinat retailer di wilayah
titik atau lokasi yang akan dikunjungi. Wonogiri, biaya distribusi, dan kapasitas moda
2. Menentukan nilai saving matriks transportasi yang digunakan.
Pada tahap ini diasumsikan bahwa setiap Pengolahan data yang dilakukan dalam
pemasok akan dikunjungi oleh satu truk. penelitian ini meliputi penetuan titik koordinat
Akan ada penghematan yang diperoleh pusat distribusi dan mengetahui rute sistem
dengan menggabungkan dua tujuan ke transportasi paling optimal di wilayah
dalam satu rute. Perubahan jarak adalah Wonogiri.
sebesar total jarak Dalam pengolahan data menentukan
pengiriman terpisah dikurangi total jarak letak titik distribusi dan rute sistem distribusi,
pengiriman yang digabung dengan asumsi tahap-tahap yang akan dilakukan adalah
bahwa jarak (x,y) sama dengan jarak menentukan pusat titik koordinat distribusi
(y,x). yang paling optimal di wilayah Wonogiri yang
Persamaan yang berlaku pada metode terdiri dari beberapa tahap, yang pertama
saving matriks yaitu : adalah memasukan data titik koordinat yang
telah didapat dari divisi Supply Chain untuk
S(x,y)=𝐷𝑖𝑠𝑡 (𝐷𝐶, 𝑥) + (𝐷𝑖𝑠𝑡 (𝐷𝐶, 𝑦) − menghitung jarak antar dua lokasi, yang kedua
𝐷𝑖𝑠𝑡(𝑥, 𝑦) (5) adalah menghitung jarak geometris antar dua
lokasi, langkah ketiga adalah menghitung
Dimana : ongkos transportasi berdasarkan penghematan
S = Penghematan jarak jarak dan beban yang dipindahkan dan langkah
Dist = Jarak terakhir adalah menentukan rute sistem
X = Pemasok x transportasi paling optimal di wilayah
Y = Pemasok y Wonogiri. Untuk menentukan rute transportasi
DC = Gudang tahapan yang dilalui adalah menghitung cycle
3. Mengalokasikan pemasok ke sebuah rute menghitung saving matriks. Proses
distribusi. perhitungan saving matriks terdiri dari
Pengalokasiannya adalah dengan cara beberapa langkah diantaranya menentukan
mengurutkan nilai ranking saving matriks matriks jarak, menentukan nilai saving
dari nilai tertinggi hingga terendah sampai matriks, mengalokasikan pemasok ke sebuah
semua pemasok masuk dalam rute rute distribusi, mengurutkan rute pengiriman
perjalanan. Pengkombinasian tersebut semen bag PCC di wilayah Wonogiri, dan
dinilai layak jika total pengambilan bahan memilih prosedur dengan rute terbaik yang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

menghasilkan jarak paling minimum.


Pada penelitian ini akan didapatkan hasil
berupa titik pusat distribusi dan rute sistem
transportasi milk run delivery yang optimal
untuk wilayah Wonogiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mengetahui Titik Koordinat Retailer di
Wilayah Wonogiri
Dalam menentukan lokasi warehouse
menggunakan Gravity Location Models, hal Gambar 2. Peta Lokasi Retailer Wilayah
pertama yang harus dilakukan adalah Wonogiri (Sumber: Google Maps)
mengetahui titik koordinat dari seluruh retailer
yang tersebar di wilayah Wonogiri, Provinsi Menghitung Jarak Pusat Distribusi
Jawa Tengah, Indonesia, dengan menggunakan Terhadap Retailer
Setelah mengetahui titik koordinat dari
aplikasi Google Maps, dimana aplikasi ini
retailer di wilayah Wonogiri, langkah
mampu menerjemahkan data derajat lintang
serta derajat bujur dari setiap retailer kedalam selanjutnya adalah menghitung jarak diagonal
antara pusat distribusi dengan koordinat (0,0)
bentuk koordinat x dan y sehingga lokasi
dan retailer. Berikut ini adalah contoh
sebaran retailer yang tersebar di seluruh
wilayah Wonogiri pada peta dapat dilihat pada perhitungan jarak antara pusat distribusi, dalam
gambar di bawah ini. hal ini warehouse, dengan retailer R1

Ji = √(0-16,6)2 +(0- (-40,5)2

J1 = 43,77

Dari hasil perhitungan di atas dapat


disimpulkan bahwa jarak diagonal antara pusat
distribusi dan retailer R1 adalah sebesar 43,77
KM. Untuk perhitungan jarak antara pusat
distribusi dengan retailer yang lainnya langkah
yang dilakukan sama seperti yang dicontohkan
Gambar 1. Peta Lokasi Retailer Wilayah di atas.
Wonogiri
(Sumber: Google Maps) Menentukan Koordinat Pusat Distribusi
(Warehouse) Yang Optimum Di Wilayah
Penentuan titik koordinat setiap Wonogiri
retailer dilakukan dengan menetapkan Dalam penentuan koordinat pusat
koordinat (0,0) sebagai koordinat awal dari distribusi, data yang dibutuhkan adalah data
lokasi pusat distribusi, dalam hal ini adalah titik koordinat retailer, volume semen yang
warehouse. Kemudian dari titik pusat distribusi akan dipindahkan dan biaya distribusi yang
ditarik dua garis berarah yang tegak lurus satu dikeluarkan. Penentuan jumlah beban yang
sama lain sebagai sumbu x dan sumbu y. dipindahkan untuk setiap retailer didapat dari
Dengan menggunakan perintah “measure hasil rata-rata permintaan PCC di wilayah
distances and areas” yang terdapat pada Wonogiri pada bulan Agustus 2017.
Google Maps, maka didapat titik koordinat Setelah titik koordinat horizontal (Xi)
retailer sebagai berikut. diketahui maka selanjutnya titik tersebut akan
dijadikan sebagai input dalam proses
perhitungan koordinat lokasi warehouse (X0n).
Titik koordinat (Xi) akan dikalikan dengan
cost (Ci) dan volume (Vi), total hasil perkalian

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

tersebut akan dibagi dengan jarak pusat PCC di wilayah Wonogiri pada bulan Agustus
distribusi terhadap masing-masing Retailer 2017 sebanyak 16.016 ton maka perusahaan
(Ji), hingga pada akhirnya bentuk persamaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.
matematikanya adalah CiViXi/ji, hal yang 752.752.000. Berikut ini adalah perhitungan
sama juga berlaku untuk penentuan titik tingkat efisiensi yang dapat dilakukan oleh
koordinat vertikal (Yi). perusahaan dalam sudut pandang biaya.
Dalam penentuan titik pusat distribusi
Selisih antara biaya saat ini dan biaya usulan
diawali dengan menghitung koordinat pusat Efisiensi = x 100%
Biaya saat ini
distribusi (X0n, Y0n) yang merupakan koordinat
x dan y yang dihasilkan pada iterasi. Koordinat Rp. 752.752.000- Rp. 299.491.892
x dan y yang baru ini akan dijadikan input = Rp. 752.752.000
x 100%
pada iterasi berikutnya. Apabila dua iterasi = 60, 33 %
yang berurutan menghasilkan koordinat yang Maka kondisi usulan ini dapat memberikan
nilainya saling mendekati, pilih koordinat efisiensi dalam sudut pandang biaya sebesar
tersebut sebagai lokasi warehouse. Jika tidak, 60, 33%.
ulangi iterasi mulai dari langkah pertama.
Suatu titik koordinat dianggap optimal bila Perhitungan Metode Saving Matriks
titik koordinat tersebut dilakukan perhitungan Dalam membuat matriks penghematan
kembali dengan cara yang sama seperti jarak diperlukan plotting titik pusat distribusi
sebelumnya (iterasi) harus memiliki hasil yang dan seluruh titik retailer yang berada di
sama pula seperti yang sebelumnya dilakukan wilayah Wonogiri dengan menggunakan
(dua kali iterasi). Pada penelitian ini hasil yang Google Maps seperti yang sudah dilakukan
diperoleh memiliki nilai yang sama ketika dalam penentuan titik pusat distibusi yang
iterasi ke- 16 dan 17 memiliki hasil yang sama optimal di wilayah Wonogiri sebelumnya.
dengan nilai X017 = 30,85 dan Y017 = 35,88. Titik pusat distribusi yang optimal dari hasil
Jika dilihat pada Google Maps, titik perhitungan metode Gravity Location Models
optimum pusat distribusi dengan derajat kemudian akan menjadi titik pusat distribusi
lintang dan derat bujur sebesar -7.85235, (warehouse) baru dalam proses pendistribusian
111.04948 terletak pada Jl. Sidoharjo- Portland Composite Cement (PCC) di wilayah
Wonogiri. Wonogiri. Selanjutnya dari titik pusat
Setelah didapat nilai X0n dan Y0n, maka distribusi ditarik dua garis berarah yang tegak
total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan lurus satu sama lain sebagai sumbu X dan
dalam mendistribusikan PCC selama bulan sumbu Y dengan titik pusat distribusi sebagai
Agustus 2017 dengan permintaan atas PCC koordinat pusat (0,0). Berikut ini adalah
sebanyak 16.016 ton yang akan didistribusikan pemetaan dari titik pusat distribusi dan retailer
ke seluruh retailer wilayah Wonogiri adalah yang berada di wilayah Wonogiri.

TC = (C1 V1 J1) + ... + (C113 V113 J113)

Hasil penjumlahan dari total cost


retailer 1 (1.166,67 x 143 x 14,98) sampai
dengan retailer 113 (1.166,67 x 143 x 23,06)
menunjukan bahwa biaya total yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar
Rp. 299.491.892. Untuk dapat mengetahui
efisiensi biaya jika perusahaan memiliki
warehouse yang dikelola sendiri maka harus Gambar 3. Plotting Warehouse dan Retailer
dilakukan perbandingan biaya tersebut dengan dalam Peta
biaya total yang harus dikeluarkan perusahaan Sumber: Google Maps
jika warehouse dikelola oleh pihak ketiga
mengingat untuk setiap ton PCC yang Setelah dilakukan plotting pada
didistribusikan oleh pihak ketiga perusahaan Google Maps maka langkah selanjutnya adalah
harus memberikan subsidi sebesar Rp. 47.000 menerjemahkan keberadaan retailer terhadap
yang akan dikalikan dengan jumlah permintaan koordinat pusat melalui titik koordinat X dan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Y serta menentukan jumlah beban yang akan Office Excel, pengehematan jarak terbesar
dipindahkan untuk setiap retailer. Karena dapat ditentukan dengan menggunakan
pengiriman PCC dilakukan per hari dan jumlah formula MAX dimana formula MAX dapat
beban yang akan dipindahkan untuk setiap mensortir seluruh angka yang terdapat pada
retailer pada bulan Agustus adalah 143 ton, saving matrix dan menentukan angka terbesar
maka PCC harus dikirimkan sebanyak 5 ton yang terdapat pada matrix tersebut.
per hari untuk setiap retailer. Dari saving matrix, dapat dilihat bahwa
jarak penghematan terbesar terdapat pada
Menentukan matriks jarak penggabungan rute pengiriman antara retailer
Hasil plotting serta data koordinat 70 dan 85 yang memiliki nilai penghematan
warehouse dan retailer pada Google Maps jarak sebesar 82,6 KM. Retailer 70 dan 85
akan diterjemahkan kedalam suatu matriks memiliki permintaan sebesar 5 + 5 = 10 ton,
yang berisi jarak antara warehouse dan retailer maka masih memungkinkan bagi kendaraan
maupun antar retailer. untuk melakukan perjalanan pada perjalanan
a. Menentukan Nilai Saving Matriks selanjutnya. Kemudian untuk menentukan nilai
Selanjutnya dengan menggunakan penghematan jarak terbesar.
matriks jarak dibuat matriks penghematan Selanjutnya maka kolom yang memiliki
jarak dengan menggabungkan dua perjalanan nilai penggabungan rute pengiriman antara
menjadi satu perjalanan. Berikut ini adalah retailer 70 dan 85 dihapus sehingga Microsoft
tabel matriks jarak dan matriks penghematan Office Excel dapat menyortir kembali nilai
jarak. penghematan jarak terbesar selanjutnya.
Perhitungan ini dilakukan secara berulang
Tabel 1. Matriks Jarak Dan Matriks sampai kapasitas dari kendaraan sudah tidak
Penghematan dapat mengakomodir permintaan untuk tujuan
ITP R1 R2 R3 R4 selanjutnya.
Dari hasil perhitungan didapat untuk
ITP
perjalanan 1 maka kendaraan tronton dapat
R1 15,0 15,8 29,1 15,1 mengakomodir permintaan dari retailer [70,
R2 13,9 13,1 22,1 26,6 85, 21, 57, 73,34] yang memiliki jumlah
R3 26,8 12,6 18,6 24,6 permintaan 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 30 ton dan
R4 19,5 19,4 6,8 21,7 kendaraan trailer dapat mengakomodir
permintaan dari retailer [70, 85, 21, 57, 73, 34,
R6 11,1 20,1 10,2 28,4 12,2 35, 103, 88] yang memiliki jumlah permintaan
R7 10,6 23,4 24,7 35,9 30,2 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 45 ton
Sumber: Pengolahan Data Mengingat kendaraan tronton memiliki
kapasitas angkut sebesar 32 ton dan kendaraan
Untuk menghitung matriks penghematan jarak retailer retailer 48 ton serta demand dari setiap
antara R1 dan R2 maka perhitungannya adalah retailer nilainya sama yaitu 5 ton maka
sebagai berikut . kendaraan tronton 1 dan trailer 1 sudah tidak
S(A,B) =Dist(DC,A) + Dist(DC,B) - Dist(A,B) dapat melakukan perjalanan untuk tujuan
S(R1,R2)=Dist(DC,R1)+Dist(DC,R2)- Dist(R1,R2) selanjutnya. Iterasi akan terus dilakukan
S(R1,R2)= 15 + 13,9 – 13,1
sampai seluruh permintaan dari retailer di
S(R1,R2)= 15,8
wilayah Wonogiri telah terakomodir.
Perhitungan penghematan jarak selanjutnya
Langkah selanjutnya adalah
mengikuti contoh perhitungan diatas.
menentukan urutan-urutan perjalanan setiap
retailer dengan menggunakan dua prosedur
b. Mengalokasikan Retailer Pada Sebuah
pengurutan yang selanjutnya dipilih prosedur
Rute Distribusi
yang menghasilkan jarak paling minimal.
Langkah pertama dalam mengalokasikan
Metode pengurutan tersebut adalah Nearest
retailer kedalam sebuah rute distrbusi adalah
Insert dan Nearest Neighbor. Jarak antar
dengan memasukan satu perjalanan (antara dua
retailer didasarkan pada angka-angka dalam
retailer) pada saving matriks yang
distance matrix.
memberikan jarak penghematan terbesar.
Dengan menggunakan program Microsoft

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

a. Nearest Insert R70, R21, DC) menghasilkan total jarak


Untuk kendaraan tronton dengan rute tempuh sebesar 100,786.
pelayanan retailer [70, 85, 21, 57, 73,34] Untuk rute kendaraan trailer [70, 85,
perhitungannya dimulai dari DC, dan retailer 21, 57, 73, 34, 35, 103, 88] prosedur urutan
terdekat adalah R34 sehingga penambahan pelayanan retailer mengikuti contoh
retailer R34 akan menghasilkan jarak perhitungan diatas, dengan urutan akhir adalah
perjalanan (DC, R34, DC) sejauh 51,8. (DC, R34, R35, R85, R73, R88, R103, R57,
Pada langkah selanjutnya, penambahan R70, R21) dan menghasilkan total jarak
retailer 70 pada perjalanan (DC, R34, DC) tempuh sebesar 111,86
menghasilkan total jarak tempuh sebesar
129,8, penambahan retailer 85 menghasilkan b. Nearest Neighbor
total jarak tempuh sebesar 70,44, penambahan Untuk kendaraan tronton dengan rute
retailer 21 menghasilkan total jarak tempuh pelayanan retailer [70, 85, 21, 57, 73,34],
sebesar 129,1, penambahan retailer 57 retailer yang mempunyai jarak terdekat
menghasilkan total jarak tempuh sebesar 81,4, dengan DC adalah retailer 34 maka rute
dan penambahan retailer 73 menghasilkan perjalanannya adalah (DC, R34). Customer
total jarak tempuh sebesar 11,4. Retailer 57 terdekat dari retailer 34 adalah retailer 85,
menghasilkan penambahan jarak perjalanan sehingga rute perjalanannya menjadi (DC,
terkecil , oleh karena itu dimasukkan ke dalam R34, R85). Retailer terdekat dari retailer 85
urutan berikutnya (DC, R34, R57, DC) dengan adalah retailer 70, maka rute perjalanannya
jarak perjalanan 16.6. adalah (DC, R34, R85, R70). Demikian
Selanjutnya penambahan retailer 70 selanjutnya sehingga didapatkan hasil akhir
pada perjalanan (DC, R34, R57, DC) dari urutan perjalanannya adalah (DC, R34,
menghasilkan total jarak tempuh sebesar 89,2, R85, R70, R21, R73, R57). dengan
penambahan retailer 85 total jarak tempuh menghasilkan total jarak tempuh sebesar
sebesar 89,3, penambahan retailer 21 85,806. Untuk kendaraan trailer dengan rute
menghasilkan total jarak tempuh sebesar 102, pelayanan retailer [70, 85, 21, 57, 73, 34, 35,
dan penambahan retailer 73 menghasilkan 103, 88] prosedur urutan pelayanannya
total jarak tempuh sebesar 88,48. Retailer 73 mengikuti contoh perhitungan diatas, dengan
menghasilkan total jarak tempuh terkecil oleh urutan akhir adalah (DC, R34, R35, R85, R70,
karena itu dimasukkan ke dalam urutan R21, R73, R57, R88, R103) dengan total jarak
berikutnya (DC, R34, R57, R73 DC) dengan tempuh sebesar 134,336.
total jarak tempuh sebesar 88,48. Perhitungan dengan prosedur yang sama
Penambahan retailer R70 pada dilakukan secara berulang sampai seluruh
perjalanan (DC, R34, R57, R73 DC) permintaan di wilayah Wonogiri dapat
menghasilkan total jarak tempuh sebesar terakomodir. Dari kedua prosedur kemudian
106,05, penambahan retailer 85 menghasilkan dipilih prosedur yang memiliki rute
total jarak tempuh sebesar 98,98, dan pengiriman dengan jarak tempuh terkecil.
penambahan retailer 21 menghasilkan total
jarak tempuh sebesar 106,56. Retailer 85 KESIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan total jarak tempuh terkecil
sehingga dimasukkan ke dalam urutan Berdasarkan hasil analisis dan
berikutnya (DC, R34, R57, R73 R98, DC) pengolahan data yang telah dilakukan, maka
dengan total jarak tempuh sebesar 98,98. didapatkan hasil berupa titik pusat distribusi
Selanjutnya penambahan retailer 70 yang paling optimal di wilayah Wonogiri
pada perjalanan (DC, R34, R57, R73 R98, DC) adalah X0n = 30,85 dan Y0n = 35,88. Titik pusat
menghasilkan total jarak tempuh sebesar distribusi ini jika dilihat pada Google Maps
98,986 dan penambahan retailer 21 terletak pada Jl. Sidoharjo, Wonogiri. Total
menghasilkan total jarak tempuh sebesar biaya distribusi yang harus dikeluarkan
100,68, sehingga retailer 70 ditambahkan ke perusahaan dalam hal ini adalah sebesar
dalam urutan berikutnya (DC, R34, R57, R73 Rp.299.491.892. Penentuan letak pusat
R98, R70, DC) dan terakhir penambahan distribusi usulan ini dapat memberikan
retailer 21 pada trip (DC, R34, R57, R73 R98, efisiensi dalam sudut pandang biaya sebesar

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 009 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

60,33 % dari total cost kondisi existing yaitu


sebesar Rp.752.752.000.

Dengan menggunakan tronton, jumlah


kendaraan yang paling optimal adalah 19
tronton dengan rute masing-masing tronton
untuk melayani 6 retailer. Bila menggunakan
trailer jumlah kendaraan yang paling optimal
adalah 13 trailer dengan rute masing-masing
trailer untuk melayani 9 retailer.

DAFTAR PUSTAKA
Ballou, Ronald H. 2004, Business Logistics /
Supply chain Management. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
Chopra, Sunil., & Peter Maindl. 2004. Supply
chain Management: Strategi, Planning,
and Operation. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Ikhsan, Amri Nur, dkk. Optimalisasi
Distribusi Produk Menggunakan Daerah
Penghubung Dan Metode Saving
Matrix. Jurnal REKAVASI Jurusan
Teknik Industri Institut Sains dan
Teknology AKPRIND Yogyakarta,
Vol.1 No.1, 1-10 ISSN: 2338-7750 1,
Desember, 2013. Diambil dari:
http://journal.akprind.ac.id/index.php/re
kavasi/article/view/52 (Diakses tanggal
10 Oktober 2017)
Krajewski, Lee J., et al. 2007. Operations
Management : Processes and Value
Chain, 8th Edition, Pearson Education.,
Inc. Upper Saddle. New Jersey.
Stevenson, William J. 2007. Operations
Management. New York: McGraw-
Hill/Irwin.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai