Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR TIROID

Disusun oleh :
Rahmat Raharjo
SN191127

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2019
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan
perjalanan penyakit yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang
rendah, terutama pada kanker tiroid tipe papiler.
Neoplasma (tumor) tiroid adalah pertumbuhan tumor baik jinak
(benign) maupun ganas (malignan). Contoh tumor tiroid benign yaitu
adenoma tiroid. Adenoma tiroid merupakan tumor jinak yang berasal dari
epitel folikel. Sedangkan tumor tiroid malignan yaitu kanker tiroid yang
berasal dari sel folikel tiroid. Kanker tiroid dikelompokkan menjadi papiler,
folikuler, medular dan anaplastik. (Brunner & suddrath, 2015)

2. Etiologi
Karsinoma tiroid berasal dari 2 tipe sel yang berada di kelenjar
tiroid. Sel tersebut akan berdiferensiasi menjadi karsinoma papiler,
karsinoma folikular, karsinoma medular dan karsinoma anaplastik.
Pajanan dari radiasi meningkatkan resiko terjadinya keganasan pada
tiroid, terutama karsinoma papiler tiroid. Hal ini diobservasi dari anak-
anak yang terpajan radiasi setelah terjadinya bom nuklir di Hiroshima
dan Nagasaki saat perang dunia ke Bukti lainnya didapatkan dari
percobaan bom atom pada pulau Marshall, setelah kecelakaan pada
Chemobyl. Pasien dengan pengobatan terapi radiasi juga beresiko tinggi
terjadinya karsinoma tiroid.
Diet rendah iodin tidak membuktikan terjadinya karsinoma pada
tiroid, namun pada populasi dengan asupan rendah iodin memiliki angka
tinggi terjadinya karsinoma folikuler dan anaplastik.
3. Manifestasi klinik
Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :
 Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik cepat
sekali ( dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.
 Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti gangguan
menelan yang menunjukan adanya desakan esophagus, atau
perasaan sesak yang menunjukkan adanya desakan ke trakea.
 Pembesaran KGB di daerah leher (mungkin metastasis)
 Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala (metastasis ke
tengkorak)
 Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah ( metastasis
di paru-paru bagi jenis folikular)

4. Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah :
a. Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan
hemostatis dan penggunaan drain pada pasien setelah operasi.
b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan
menyebabkan embolisme udara.
c. Trauma pada nervus laringeus rekurens
Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.
d. Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang
ini, sehingga
antibiotik tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.
5. Patofisiologi dan Pathway
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau
penduduk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok
(endemis) dapat mencetuskan timbulnya neoplasma yang
menyebabkan timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam
kelenjar tiroid seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh pelepasan TRH
oleh Hipotalamus. Dimana karena pengaruh TRH, Hipofisis anterior
akan merangsang peningkatan sekresi TSH sebagai reaksi adanya
neoplasma. Peningkatan TSH ini akan meningkatkan massa tiroid
yang akan berdiferesiasi sehingga memunculkan kanker tiroid.
Kanker ini umumnya akan meluas dengan metastasis dan invasi
kelenjar dan organ tubuh. Berikut perluasan kanker pada organ
tubuh yang lain :
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan
metastasis dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah
bening lokal. Selama bertahun-tahun tumbuh sangat lambat dan
tetap berada dalam kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal.
Pada pasien tua kanker ini bisa jadi lebih agresif dan menginvasi
secara lokal ke dalam otot dan trakea. Selain itu, dapat tumbuh
cepat dan berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada stadium
lanjut, dapat menyebar ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah,
menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini
sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar
dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi
pembuluh darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru.
Kanker-kanker ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk
mengkonsentrasi iodin radioaktif untuk membentuk tiroglobulin
dan jarang untuk mensintesis T3 dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke
struktur di sekitar tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah
bening dan aliran darah.
d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke
kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan
tulang. Pada metastase stadium dini dapat merupakan komplikasi
dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin
multipel). (Danis,2009)

Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat


keluarga, endemis, konsumsi minim yodium

timbul neoplasma, pertumbuhan kecil (nodul) di


kelenjar tiroid

Hipotalamus melepas TRH

Hipofisis anterior akan merangsang


peningkatan sekresi TSH

T3,T4, Kalsitonin meningkat

massa tiroid meningkat, berdiferensi

Memunculkan tumor tiroid

Pembengkakan laring menyebar melalui aliran darah & saluran


getah bening

Cedera pita Nyeri akut meluas dengan metastasis dan


suara, serak
invasi kelenjar dan organ hati,

paru-paru dan tulang tubuh


Kerusakan
komunikasi
verbal Tindakan invasif
(terjadi luka)

Resiko infeksi
(Danis,2009)
6. Penatalaksanaan medis
a. Tiroidektomi
Tiroidektomi parsial atau total dapat di laksanakan sebagai terapi
primer terhadap karsinoma tiroid,hipertiroidisme atau
hipertiroidisme tipe dan luas operasi bergantung pada hasil
diagnosis,tujuan pembedahan hasil pronogsis. Peran perawat
adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan
Post Operasi:
1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah
sebagai berikut:
a.) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang
telah ditandatangani oleh penderita atau penanggung
jawab penderita
b.) Keadaan umum meliputi semua system tubuh
terutama system respiratori dan cardiovasculer
c.) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil
biopsy jaringan jika ada
d.) Persiapan mental dengan suport mental dan
pendidikan kesehatan tentang jalannya operasi oleh
perawat dan support mental oleh rohaniawan
e.) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
f.) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti
setelah dilakukan tindakan pembedahan terutama
jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan
dengan minum suplemen hormone tiroid seumur
hidup.
2. Penatalaksanaan Intra Operasi Peran perawat hanya
membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung
jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan
Dokter Anesthesi.
3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga
tetap stabil
b) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post
operasi
c) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak
mudah dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan
atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi
telah selesai dilakukan setelah penderita sadar dari
pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
e) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke
ruang perawatan umum.
b. Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran
sebagai satu bagian pengobatan kanker dengan mengontrol
pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan sebagai terapi
kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga
mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang
menjadi risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah
penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker atau
merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi.
Walaupun radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi
umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan
dengan sel kanker.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
merupakan bagian penting dalam menegakkan diagnosis. Pasien
dengan nodul tiroid nontoksik baik jinak maupun ganas,
biasanya datang dengan keluhan kosmetik atau takut timbulnya
keganasan. Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan
keluhan, kecuali jenis anaplastik yang sangat cepat membesar
dalam beberapa minggu saja. Pasien umumnya mengeluh
adanya gejala penekanan pada jalan napas (sesak) atau pada
jalan makanan (sulit menelan). Pada nodul dengan adanya
perdarahan atau disertai infeksi, bisa menimbul keluhan nyeri.
Keluhan lain pada keganasan tiroid yang mungkin timbul adalah
suara serak.
b. Pola gordon
 Aktivitas / latihan
Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan
koordinasi, kelelahan berat,atrofi otot, frekuensi pernafasan
meningkat, takipnea, dispnea
 Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, diare.
 Koping / pertahanan diri
Mengalami ansietas dan stres yang berat, baik emosional
maupun fisik, emosi labil, depresi.
 Nutrisi dan metabolik
Mual dan muntah, suhu meningkat diatas
37,4ºC.Pembesaran tyroid, edema non-pitting terutama di
daerah pretibial, diare atau sembelit.
 Kognitif dan sensori
Bicaranya cepat dan parau, bingung, gelisah, koma, tremor
pada tangan, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD), nyeri
orbital, foto fobia, palpitasi, nyeri dada (angina).
 Reproduksi / seksual
Penurunan libido, hipomenorea, menorea dan impoten.
c. Pemeriksaan fisik
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak,
dari riwayat keluarga: nodul jinak, strumadifus, multinoduler.
Pertumbuhannya relatif besarnya tetap. Konsistensinya lunak,
rata dan tidak terfiksir. Gejala penekanan dan penyebarannya
tidak ada. Sedangkan yang ganas, dari riwayat keluarga:
karsinoma medulare, nodul soliter, Usia kurang dari 20 tahun
atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada wanita dan
riwayat terekspos radiasi leher. Pertumbuhannya cepat
membesar. Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir.
Gejala penekanan, ada gangguan menelan dan suara serak.
Penyebarannya terjadi pembesaran kelenjar limfe leher.
d. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak
dan ganas tyroid belum ada yang khusus, kecuali kanker
meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena
pada karsinoma tyroid dapat terjadi tyroktositosis walaupun
jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan
sebagai tumor marker dan kanker tyroid diferensiasi baik.
Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tyroid,
namun peninggian HTG ini setelah tyroidektomi total
merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali
(barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan
untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang
diperlukan untuk melihat obstruksi trakhea karena
penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor.
Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat
terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification,
sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di
massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada
metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening.
Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey
metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan
disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya
infiltrasi tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini
aman dan tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh
adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih
sederhana dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor,
namun tidak dapat membedakan secara pasti antara tumor
ganas atau jinak untuk kasus tumor tyroid.
2. Diagnosa keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan edema pasca operasi
2 Resiko tinggi terhadap komplikasi perdarahan berhubungan dengan
tyroidektomi, edema pada dan sekitar insisi, pengangkatan tidak sengaja
dari para tyroid, perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.
3. Perencanaan keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Bersihan Jalan Nafas tidak NOC:  Pastikan kebutuhan oral / tracheal


efektifberhubungan dengan: Setelah dilakukan tindakan suctioning.
- Infeksi, disfungsi keperawatan selama
neuromuskular, hiperplasia …………..pasien
 Berikan O2 ……l/mnt,
metode………
dinding bronkus, alergi jalan menunjukkan keefektifan
nafas, asma, trauma jalan nafas dibuktikan  Anjurkan pasien untuk istirahat
- Obstruksi jalan nafas : spasme dengan kriteria hasil : dan napas dalam
jalan nafas, sekresi tertahan,  Mendemonstrasikan  Posisikan pasien untuk
banyaknya mukus, adanya jalan batuk efektif dan suara memaksimalkan ventilasi
nafas buatan, sekresi bronkus, nafas yang bersih, tidak  Lakukan fisioterapi dada jika
adanya eksudat di alveolus, ada sianosis dan perlu
adanya benda asing di jalan dyspneu (mampu  Keluarkan sekret dengan batuk
nafas. mengeluarkan sputum, atau suction
DS: bernafas dengan  Auskultasi suara nafas, catat
- Dispneu mudah, tidak ada adanya suara tambahan
pursed lips)
DO:  Berikan bronkodilator :
- Penurunan suara nafas  Menunjukkan jalan - ………………………
- Orthopneu nafas yang paten(klien - ……………………….
- Cyanosis tidak merasa tercekik, - ………………………
- Kelainan suara nafas (rales, irama nafas, frekuensi
wheezing) pernafasan dalam  Monitor status hemodinamik
- Kesulitan berbicara rentang normal, tidak  Berikan pelembab udara Kassa
- Batuk, tidak efekotif atau tidak ada suara nafas basah NaCl Lembab
ada abnormal)  Berikan antibiotik :
- Produksi sputum  Mampu …………………….
- Gelisah mengidentifikasikan …………………….
- Perubahan frekuensi dan irama dan mencegah faktor  Atur intake untuk cairan
nafas yang penyebab. mengoptimalkan keseimbangan.
 Saturasi O2 dalam  Monitor respirasi dan status O2
batas normal  Pertahankan hidrasi yang adekuat
 Foto thorak dalam batas untuk mengencerkan sekret
normal  Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang penggunaan peralatan :
O2, Suction, Inhalasi.

Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik, Setelah dilakukan tinfakan  Lakukan pengkajian nyeri secara
psikologis), kerusakan jaringan keperawatan selama komprehensif termasuk lokasi,
…. Pasien tidak mengalami karakteristik, durasi, frekuensi,
DS: nyeri, dengan kriteria hasil: kualitas dan faktor presipitasi
- Laporan secara verbal  Mampu mengontrol  Observasi reaksi nonverbal dari
DO: nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu
- Posisi untuk menahan nyeri
menggunakan tehnik
 Bantu pasien dan keluarga untuk
- Tingkah laku berhati-hati mencari dan menemukan
- Gangguan tidur (mata sayu, nonfarmakologi untuk
dukungan
tampak capek, sulit atau gerakan mengurangi nyeri,
kacau, menyeringai) mencari bantuan)  Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Terfokus pada diri sendiri  Melaporkan bahwa
ruangan, pencahayaan dan
- Fokus menyempit (penurunan nyeri berkurang dengan
persepsi waktu, kerusakan proses kebisingan
berpikir, penurunan interaksi menggunakan  Kurangi faktor presipitasi nyeri
dengan orang dan lingkungan) manajemen nyeri
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Tingkah laku distraksi, contoh  Mampu mengenali menentukan intervensi
: jalan-jalan, menemui orang lain nyeri (skala, intensitas,
dan/atau aktivitas, aktivitas frekuensi dan tanda
 Ajarkan tentang teknik non
berulang-ulang) farmakologi: napas dala,
nyeri)
- Respon autonom (seperti relaksasi, distraksi, kompres
diaphoresis, perubahan tekanan
 Menyatakan rasa hangat/ dingin
nyaman setelah nyeri
darah, perubahan nafas, nadi dan
berkurang
 Berikan analgetik untuk
dilatasi pupil) mengurangi nyeri: ……...
- Perubahan autonomic dalam  Tanda vital dalam
 Tingkatkan istirahat
rentang normal
tonus otot (mungkin dalam
 Tidak mengalami
 Berikan informasi tentang nyeri
rentang dari lemah ke kaku) seperti penyebab nyeri, berapa
- Tingkah laku ekspresif (contoh gangguan tidur
lama nyeri akan berkurang dan
: gelisah, merintih, menangis, antisipasi ketidaknyamanan dari
waspada, iritabel, nafas prosedur
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan  Monitor vital sign sebelum dan
dan minum sesudah pemberian analgesik
pertama kali

Risiko infeksi NOC : NIC :


Setelah dilakukan tindakan  Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : keperawatan  Batasi pengunjung bila perlu
- Prosedur Infasif selama…… pasien tidak  Cuci tangan setiap sebelum dan
- Kerusakan jaringan dan mengalami infeksi dengan sesudah tindakan keperawatan
peningkatan paparan lingkungan kriteria hasil:  Gunakan baju, sarung tangan
- Malnutrisi  Klien bebas dari tanda sebagai alat pelindung
- Peningkatan paparan dan gejala infeksi  Ganti letak IV perifer dan
dressing sesuai dengan petunjuk
lingkungan patogen  Menunjukkan umum
- Imonusupresi kemampuan untuk
- Tidak adekuat pertahanan  Gunakan kateter intermiten untuk
mencegah timbulnya
sekunder (penurunan Hb, menurunkan infeksi kandung
infeksi
kencing
Leukopenia, penekanan respon  Jumlah leukosit dalam  Tingkatkan intake nutrisi
inflamasi) batas normal
- Penyakit kronik  Berikan terapi
- Imunosupresi  Menunjukkan perilaku antibiotik:.................................
- Malnutrisi hidup sehat  Monitor tanda dan gejala infeksi
- Pertahan primer tidak adekuat  Status imun, sistemik dan lokal
(kerusakan kulit, trauma jaringan, gastrointestinal,  Pertahankan teknik isolasi k/p
gangguan peristaltik) genitourinaria dalam  Inspeksi kulit dan membran
batas normal mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
 Monitor adanya luka
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M, dkk. 2014 (Ed). Nursing Interventions Classification (NIC).


St. Louis, MO: Mosby
Danis D. 2009. Kamus Istilah kedokteran.Gitamedia Press. http://www.
Oktahermoniza, Jurnal Kesehatan Andalas. 2013.

Herdman ,T.H. 2012 (Ed). NANDA Internasional Nursing Diagnoses: Definition


and Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.
Moorhead, Sue, dkk. 2010 (Ed). Nursing Outcomes Classification (NOC). St.
Louis, MO: Mosby
Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2009, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai