Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PRAKTIKUM

RESISTOR DAN HUKUM OHM

A. Pendahuluan

Resistor berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Jika ditinjau secara mikroskopik, unsur-
unsur penyusun resistor memiliki sedikit sekali elektron bebas. Akibatnya pergerakan
elektronya menjadi sangat lambat. Sehingga arus yang terukur pada multimeter akan
menunjukan angka yang lebih rendah jika dibandingkan rangkaian listrik tanpa resistor.

Namun meskipun misalnya kita menyusun rangkaian listrik tanpa resistor, bukan berarti tidak
ada hambatan listrik didalamnya. Karena setiap konduktor pasti memiliki nilai hambatan,
meskipun relatif kecil. Namun dalam perhitungan matematis, biasanya kita abaikan nilai
hambatan pada konduktor tersebut, dan kita anggap konduktor dalam kondisi ideal. Itu berarti
besar resistansi konduktor adalah nol.

Bisakah dibayangkan jika konduktor yang terdapat pada rangkaian listrik tidak memiliki
hambatan sama sekali. Ya, proses transfer daya pastinya akan optimal, jika kita aplikasikan
pada komputer maka kecepatan komputer akan meningkat tajam dengan spesifikasi prosesor
yang sama. Hal inilah yang beberapa dekade terakhir menjadi bahan perbincangan para
ilmuwan bagaimana menciptakan konduktor tanpa hambatan, atau lebih dikenal dengan
sebutan superkonduktor.

Membaca Kode Warna

Cara mudah menghafal nilai dari kode warna Resistor yaitu dengan cara menghafalkan warna
berdasarkan dari urutan pada tabelnya yaitu dengan singkatannya. “Hi Co Me O Ku, Hi Bi U
A Pu” akan lebih mudah diingat untuk menghafal, yang biasanya digunakan untuk praktikum
2

siswa pada kelas jurusan Teknik Audio Video, Elektronika dan segala jurusan yang memiliki
materi pelajaran dasar elektronika.

Contoh Latihan Soal Kode Warna Resistor dan Jawabannya :

1. Coklat, Merah, Merah, Emas = 1, 2, x100, 5% = 1200Ω 5%


2. Perak, Hijau, Ungu, Merah = 10%, x1, 7, 2 = 27Ω 10%
3. Biru, Abu Abu, Kuning, Emas = 6, 8, x10k, 5% = 680kΩ 5%
4. Emas, Orange, Biru, Hijau = 5%, x10k, 6, 5 = 560kΩ 5%
5. 3k3Ω 10% = 3, 3, x100, 10% = Orange, Orange, Merah, Perak
6. 27kΩ 5% = 2, 7, 1k, 5% = Merah, Ungu, Orange, Emas
7. 0,5Ω 1% = 5, 0, (x0,01), 1% = Hijau, Hitam, Perak, Cokelat
8. 22k2 10% = 2, 2, 2, x100, 10% = Merah, Merah, Merah, Merah, Perak

Macam Macam Resistor


Resistor pada saat ini hanya terbagi menjadi dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor)
dan resistor tidak tetap (variable resistor). Dari kedua macam resistor tersebut masih bisa
dibagi lagi berdasarkan jenis jenisnya.

Resistor

Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):


Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Potensiometer :
1. Resistor Kawat
– Logartimik & Linear
2. Resistor Batang Karbon
– Putar & Geser
3. Resistor Keramik atau Porselin
2. Trimpot
4. Resistor Film Karbon
3. NTC dan PTC
5. Resistor Film Metal
4. LDR

1. Resistor tetap (fixed resistor)

Gambar Simbol Resistor Tetap

Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor tersebut
dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak bisa berubah ubah jika
resistor tersebut tidak rusak. Resistor tetap juga terdiri dari beberapa jenis resistor yang
dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor tersebut. Berikut ini adalah pembahasan
jenis resistor tetap secara mendetail :
3

a. Resistor Kawat

Resistor Kawat

Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini digunakan dalam
rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa sebagai transistornya. Dengan ukuran
fisik yang cukup besar dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga
memilki nilai hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi pada
arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan pada rangkaian elektronika
bagian power. Rating daya yang terdapat pada resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi
ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, serta 10 watt.

b. Resistor Batang Karbon

Resistor Batang Karbon

Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti resistor kawat.
Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan terdapat kode-kode warna untuk
menandai besarnya hambatan dari resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal
ini untuk penggunaanya saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para
praktisi elektronika saat ini.

c. Resistor Keramik

Resistor Keramik

Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan lapisan
kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun resistansinya bervariasi,
mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm. Kemajuan Teknologi terutama pada bahan
yang dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan
digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel
yang anda miliki, dapat dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini
didalamnya. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
4

d. Resistor Film Karbon

Resistor Film Karbon

Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor batang karbon. Resistor
ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung
berupa film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap
karakteristik dari resistor jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelag warna yang berguna
sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut. Memiliki
Rating daya sama dengan Resistor Kramik tetapi kalah dalam segi keefektifan ukuran
komponen. Sehingga lebih banyak resistor kramik yang digunakan untuk peralatan elektronik
seperti Smartphone daripada menggunakan Resistor Film karbon yang ukurannya relatif lebih
besar.

e. Resistor Film Metal

Resistor Film Metal

Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal mirip dengan
resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda. Namun
sebenarnya kedua jenis resistor ini memilki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film
metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap jenis lain. Toleransinya
hanya berkisar antara 1-5%.

Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan dengan Resistor Film
Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4 kode warna untuk
membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode warna. Dalam
aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat elektronik yang memerlukan
ketelitian tinggi, misalnya saja multimeter ataupun alat ukur lainya.

2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)


5

Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai resistansinya sesuai
pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian. Pengelompokan jenis resistor
variable didasarkan pada bagaimana cara merubah resistansi tersebut. Misalnya saja LDR
bisa berubah resistansinya jika terjadi perubahan intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas secara mendetail:

a. Potensiometer

Resistor Potensiometer Putar dan Geser

Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara mengaturnya
cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering
digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan
lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang
melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari
karbon sehingga ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.

Perubahan Resistensi

Ada dua jenis potensiometer yang bisa kita temukan di toko-toko elektronik, yaitu
potensiometer jenis logaritmik dan potensiometer jenis linear. Kedua jenis ini memiliki
perbedaan pada besarnya perubahan resistansi ketika kita memutar tuas potensiometer.

 Potensiometer Linear

Dimaksud dengan perubahan secara linier merupakan perubahan nilai resistansinya


sebanding dengan arah putaran pengaturnya.

 Potensiometer Logaritmik

Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik yaitu perubahan nilai
resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik
memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi
diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan,
nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.

Untuk bisa menentukan apakah potensiometer tersebut logaritmik atau linier, dapat diketahui
dengan cara dilihat huruf yang tertera pada bagian belakang badannya. Jika huruf yang tertera
B, maka potensiometer tersebut berarti logaritmik. Sedangkan jika huruf A, maka merupakan
jenis potensiometer linier. Pada dasarnya, nilai resistansi juga dapat dilihat dan tertera pada
bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut adalah suatu nilai resistansi maksimal dari
potensiometer tersebut.
6

Simbol Potensiometer dan Rehostats

Cara Penggunaan

Selain dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu Logaritmik ataupun Linear, potensiometer
juga bisa dibedakan dari cara penggunaannya yaitu diputar dan digeser.

 Potensiometer Putar

Diguakan dengan cara diputar untuk mengubah nilai resistensinya yang biasa digunakan pada
komponen TV Jadul baik untuk menggangti Channel dan juga bisa digunakan untuk
membesarkan dan mengecilkan volume TV. Dapat dilihat pada TV lama jebis hitam putih
tahun 90 an, biasanya masih menggunakan potensiometer jenis ini.

 Potensiometer Geser

Potensiometer geser adalah kembaran dari potensiometer Putar. Perbedaannya adalah pada
cara yang digunakan untuk mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer Putar, cara
mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.
Sedangkan, pada potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya yaitu dengan cara
menggeser gagang pengubah resistensi. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk
membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini
sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini,
perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier.

b. Trimpot

Resistor Trimpot

Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda dengan potensiometer. Namun
agar kita bisa merubah nilai hambatanya tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan
7

kosong ataupun menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya
sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita inginkan. Trimpot sama seperti
potensiometer juga terdiri atas dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri
khusus yang bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.

c. LDR (Light Dependent Resistor)

Resistor LDR

Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel yang
resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya.
Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati
dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya pada lampu lampu jalan yang akan nyala
pada malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang
menutupi matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.

Simbol LDR

Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya,
semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaanya maka resistansi LDR akan
semakin besar. Konsep kerja LDR dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan
oleh Enstein.

d. NTC dan PTC

Resistor NTC Dan PTC


8

Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan merubah
temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative temperature coefficient)
resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan naik. Untuk PTC (positive temperature
coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula
nilai resistansinya.

Simbol NTC dan PTC

Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu lingkungan meskipun
sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik skala kecil faktor ini bisa kita
abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia industri skala besar, semua faktor yang
dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di hitung dan diteliti efek kedepanya.

e. Rheostat

Rheostat

Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum pernah
seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu ini. Terbuat dari uliran
kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar, sehingga ukuranya pun besar. Rheostat paling
sering digunakan dalam laboratorium. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu
dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.
9

B. Tujuan Praktikum

C. Alat dan komponen


Alat dan komponen yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1. Set kit praktikum.
2. Set Multimeter.
3. Unit DC Power Supply.
4. Kabel Jumper.
5. Komponen:
- Dioda 1N 4002, 1N 4148.
- Resistor 1KΩ, 4K7Ω.
- Kapasitor 10 μF, 47μF, 100μF.
- IC 7805.
- Trafo 250 mA, CT ± 12 Volt AC.
10

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
11
12
13

E. TABEL PERCOBAAN

F. EVALUASI

G. KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai