volume celah terhadap keseluruhan total volume dengan satuan persen yang dirumuskan (Todd,
2005) :
Vv V t - Vs
α= = x 100%……………………………(1.1)
V Vt
Dimana :
Vv : Volume celah
V
VP = ………………………………….(1.2)
ne
Dimana :
ne : Porositas efektif
Nilai konduktivitas hidraulik untuk pasir kasar dan seragam dapat memakai rumus
K = cd102 …………………………………....(1.3)
Dimana:
adalah:
Persamaan utama aliran airtanah berdasarkan Hukum Darcy. Salah satu asas utama aliran
airtanah melalui media porous ialah alirannya bersifat laminer di mana angka
Reynoldsnya adalah kecil yaitu 1 sampai 10 dan unsur viskositas berperan. Di dalam
fluida. Semakin besar viskositasnya, fluida menjadi semakin kental namun K menjadi
lebih kecil. Pada Persamaan 1.3 harga konduktivitas hidraulik diperoleh dari persamaan
yang mengandung diameter butiran, kerapatan air dan viskositas. Persamaan 1.3 berlaku
untuk jenis tanah yang seragam, bilamana tanahnya tidak seragam, nilai d harus
digantikan dengan dm, yaitu rata-rata butiran dari tanah yang diselidiki. Sedangkan nilai c
merupakan koefisien yang tergantung dari bentuk dan pengepakan (packing) dari butiran
Carman, 1937 dalam Kodoatie, 2012 yang mengandung unsur diameter butiran dan
ρg n3 dm2
K=( )[ 2] ( )…………………………(1.4)
μ (1-n) 180
Dimana:
T = K x b……………………………………(1.5)
Dimana :
T : Transmisivitas (m2/hari)
Adapula persamaan untuk menentukan nilai transmisivitas yang diperoleh dari persamaan
Jacob. Rumus ini biasanya digunakan dalam uji akuifer dan hubungan antara jangka
waktu (t) sejak pemompaan dimulai dan penurunan air (Sw) dalam sumur pengamatan
2,3Q
T= …………………………………..(1.6)
4π∆Sw
Dimana :
T : Transmisibilitas
Adapun persamaan untuk menentukan nilai storativitas yang dapat pula diperoleh
dari persamaan Jacob. Rumus ini biasanya digunakan sama halnya dengan penentuan nilai
transmisivitas yaitu dalam uji akuifer dan hubungan antara jangka waktu (t) sejak pemompaan
dimulai dan penurunan air (Sw) dalam sumur pengamatan adalah kira-kira merupakan garis lurus
2,25𝑇𝑡0
𝑆= ………………………………..(1.7)
𝑟2
Dimana :
S : Storativitas
T : Transimisivitas
t0 : Harga t untuk Sw = 0
Specific storage dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kharisma, 2016) :
S = ρg (α + nβ)……………………………….(1.6)
Dimana :
S : Storativitas
g : Gravitasi (m/detik)
n : Porositas
Satuan dari specific yield adalah dalam persen. Specific yield dapat dihitung dengan
∆𝑉
𝑆𝑦 = ………………………………..(1.7)
∆ℎ 𝐴
Dimana :
Sy : Specific Yield
Hilangnya head untuk aliran steady-state dalam akuifer tertekan, homogen, dan
isotropik dengan permukaan piezometrik yang awalnya horizontal (lihat Gambar 1.4 dan 1.5)
dapat diperkirakan dengan menggunakan Persamaan Thiem steady-state (Todd dan Mays, 2004
Q r0
haf = ln( re )………………...………………..(1.8)
2πT
Dimana :
re = Efektivitas radius sumur diukur dari titik tengah air sumur (m)
menembus ketebalan penuh dari akuifer tertekan dan bahwa penurunan kepala hidraulik lebih
kecil jika dibandingkan dengan ketinggian permukaan piezometrik statis (Todd and Mays, 2004
drawdown di sekitar sumur water table dapat dianalisis menggunakan persamaan sumur artesis,
asalkan drawdown (Sw), transmisivitas (T), dan storativitas (S) diganti dengan sw – s2w /2D0,
KD0, dan θ, masing-masing (D0 = ketebalan jenuh awal dan θ = porositas efektif) (Hantush,1964
ro=575sw√dK………………….………………(1.9)
Dimana :
Sw = total drawdown pada sumur pompa diukur di bawah muka air statik (m)
Total drawdown dalam sumur pompa pada laju pelepasan konstan dapat dinyatakan
Sw = BQ + CQ2………………………………..(1.11)
Dimana :
Efisiensi sumur (E) untuk sumur air adalah rasio kapasitas spesifik aktual dengan
kapasitas spesifik teoritis (lihat Gambar 1.6). Dinyatakan dengan cara lain, efisiensi sumur
(biasanya dinyatakan dalam persentase) adalah rasio penarikan langsung di luar sumur (misalnya
kehilangan pembentukan BQ) terhadap drawdown yang diukur dalam sumur (Sw) (Ahmed dan
Cardle,2014).
E = BQ/Sw x 100%.............................................1.8