Bab 1-2
Bab 1-2
1
2.2.1.1.2 Stator ..................................................................................... 10
2.2.1.2 Cara Kerja Motor Induksi 3 Fasa .............................................. 10
2.2.2 Mikrokontroler Wemos .................................................................. 11
2.2.3.1 Chipset Pada Wemos................................................................. 12
2.2.3.2 Fungsi Pin Pada Wemos ........................................................... 12
2.2.3.3 Keunggulan Wemos .................................................................. 13
2.2.3 Sensor MPU-6050 ............................................................................ 14
2.2.3.1 Spesifikasi MPU-6050 .............................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang Masalah
3
motor. Getaran nantinya akan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
dan sifat dari motor induksi tersebut.
Pada penelitian,ini nantinya, dilakukan rancang bangun sinyal dikirimkan
ke mikrokontroler, yang memberikan informasi pada smartphone sebagai
output untuk memberikan notifikasi kondisi bearing motor 3 fasa pada keadaan
baik, aman atau rusak dengan melalui Short Message Service (SMS) .
4
1.3.1 Mengetahui bagaimana merancang alat pendeteksi kerusakan bearing
1.3.2 Menguji alat yang telah dirancang terhadap motor induksi 3 fasa
1.4.1 Dapat mengetahui gangguan kerusakan bearing sejak dini pada motor
induksi 3 fasa.
1.4.3 Sebagai masukkan kepada pabrik pembuatan motor induksi 3 fasa untuk
5
1.5 Sistematika Penulisan
Pada bab ini akan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
tujuan dan manfaat penelitan dan sistematika penulisan
Pada bab ini akan berisi tentang alur dari pelaksanaan tugas akhir
ini serta daftar alat dan bahan yang akan digunakan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.2 Landasan Teori
8
2.2.1.1 Bagian-Bagian Motor Induksi 3 Fasa
Pada umumnya motor induksi 3 fasa tersusun dari beberapa bagian,
seperti :
(Sumber : www.etcs.ipfw.edu)
2.2.1.1.1 Rotor
Rotor adalah bagian komponen dari motor induksi yang
berputar pada sumbunya. Pada bagian ini tersusun dari beberapa
komponen seperti inti rotor, kumparan rotor, dan kutub-kutub
magnet. Rotor dapat berputar dikarenakan terdapat medan magnet
dan lilitan kawat email. Adapun torsi dari perputaran rotor
ditentukan dari banyaknya jumlah lilitan kawat dan diameternya.
9
2.2.1.1.2 Stator
Stator merupakan bagian komponen motor induksi yang tidak
berputar/diam dan biasanya mengelilingi rotor. Komponen dari
stator biasanya berupa besi bundar yang berlaminasi dan
memiliki alur-alur untuk menempatkan kumparan. Stator itu
sendiri berupa gulungan kawat tembaga yang bersentuhan
langsung dengan jangkar dan menghasilkan medan magnet untuk
mengatur perputaran rotor. Dari stator juga lah yang nantinya di
hubungkan langsung ke sumber tegangan 3 fasa.
f2 = frekuensi jala-jala
N2 = banyaknya lilitan
= fluks magnet
10
4. akan menghasilkan arus (I) dikarenakan kumparan rotor
adalah rangkaian tertutup.
5. Gaya (F) pada rotor dihasilkan dari adanya arus (I) dalam medan
magnet.
6. Putaran rotor akan berputar searah dengan putaran stator, apabila
kopel awal yg ditimbulkan oleh gaya (F) pada rotor.sudah cukup
besar untuk.menggerakan beban.
7. Tegangan induksi terjadi karena adanya perbedaan kecepatan
antara.kecepatan.medan.putar.stator.(Ns).dengan.kecepatan
medan putar rotor (Nr).
8. Perbedaan kecepatan antara Ns dengan Nr disebut Slip (S)
(Zuhal, 1995: 105) :
........................... (2.3)
9. Bila Nr = Ns maka tegangan.tidak akan.terinduksi dan arus tidak
akan mengalir, yang artinya kopel tidak.akan ada dan motor
tidak.berputar,.kopel.motor.akan.ditimbulkan.apabila.ada
perbedaan antara Nr dengan Ns (Nr < Ns).
10. Jadi intinya, jenis motor ini adalah jenis motor tak serempak
(Asinkron).
11
2.2.3.1 Chipset Pada Wemos
Wemos mempunyai 2 chipset yang digunakan sebagai
otaknya, yaitu :
a. Chipset ESP8266
ESP8266 adalah sebuah chip yang memiliki fitur Wifi dan
mendukung stack TCP/IP. Chipset ini memungkinkan sebuah
mikrokontroler terhubung dengan jaringan Wifi dan membuat
koneksi TCP/IP hanya dengan menggunakan command yang
sederhana. Dengan clock 80 MHz chip ini memiliki 4MB
eksternal RAM serta mendukung format IEEE 802.11 b/g/n
sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi yang lain.
b. Chipset CH340
CH340 ialah chipset yang mengubah USB serial menjadi
serial interface, contohnya adalah aplikasi converter to IrDA
atau aplikasi USB converter to Printer. Dalam mode serial
interface, CH340 mengirimkan sinyal penghubung yang umum
digunakan pada modem. CH340 digunakan untuk mengubah
perangkat serial interface umum untuk berhubungan dengan bus
USB secara langsung.
a. Pin Analog
Pada wemos pin analog memiliki 10 bit resolusi dengan nilai
maksimal 3.2 volt. Pada dasarnya pin analog ini sama seperti pin
digital.
12
b. Pin Digital
Pin digital pada wemos bisa disebut sebagai salah satu I/O
port. Pin ini dapat dikonfigurasikan sebagain input maupun
output.
13
2.2.3 Sensor MPU-6050
Modul MPU-6050 merupakan sebuah modul 6 axis Motion
Processing Unit dengan penambahan regulator tegangan dan beberapa
komponen pelengkap lainnya yang membuat modul ini siap dipakai
dengan tegangan supply sebesar 3-5VDC. MPU-6050 memiliki dua
sensor : sensor accelerometer dan sensor gyroscope dalam satu chip.
Modul ini memiliki akurasi tinggi dengan konversi hardware 16 bit
analog to digital pada setiap channel nya sehingga memberikan nilai
untuk axis x, y, dan z secara bersamaan. Modul sensor MPU-6050 ini
menggunakan bus I2C untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.
a. Sensor Accelerometer
b. Sensor Gyroscope
Gyroscope adalah berupa sensor untuk menentukan orientasi
gerak dengan bertumpu pada roda yang berotasi dengan cepat pada
masing-masing sumbunya. Sensor Gyroscope mengukur kecepatan
sudut dalam sudut/detik atau rad/detik.
14
2.2.3.1 Spesifikasi MPU-6050
Berikut adalah spesifikasi dari modul ini:
Acceleration range: ± 2 ± 4 ± 8 ± 16 g
15
DAFTAR PUSTAKA
3. Artikel Saputra Rizky, Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Teori Dasar Motor
Induksi, 2014,
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:hxjn9ayCYo0J:epr
ints.polsri.ac.id/401/3/BAB%2520II.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Diakses pada 29 September 2019
16