Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 3


1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 4
1.2.1 Bagaimana rancang bangun alat pendeteksi kerusakan bearing pada
motor induksi 3 fasa menggunakan mikrokontroler? ........................ 4
1.2.2 Menghitung tingkat keberhasilan sistem dalam mendeteksi adanya
kerusakan pada motor induksi 3 fasa? ................................................ 4
1.3 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................. 4
1.3.1 Mengetahui bagaimana merancang alat pendeteksi kerusakan bearing
pada motor induksi 3 fasa menggunakan mikrokontroler. ................. 5
1.3.2 Menguji alat yang telah dirancang terhadap motor induksi 3 fasa
sehingga dapat mengetahui seberapa tingkat keberhasilan dalam
mendeteksi adanya gangguan. ............................................................. 5
1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................... 5
1.4.1 Dapat mengetahui gangguan kerusakan bearing sejak dini pada motor
induksi 3 fasa. ..................................................................................... 5
1.4.2 Dapat dijadikan sebagai sistem pengaman gangguan kerusakan pada
motor induksi 3 fasa. ........................................................................... 5
1.4.3 Sebagai masukkan kepada pabrik pembuatan motor induksi 3 fasa
untuk menambahkan sistem pengaman ini pada produknya. .............. 5
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN .......................................................................... 6
1.5.1 Bab I Pendahuluan .............................................................................. 6
1.5.2 Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6
1.5.3 Bab III Metodologi .............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7

2.1 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 7


2.2 LANDASAN TEORI ....................................................................................... 8
2.2.1 Motor Induksi 3 Fasa ........................................................................ 8
2.2.1.1 Bagian-Bagian Motor Induksi 3 Fasa ......................................... 9
2.2.1.1.1 Rotor........................................................................................ 9

1
2.2.1.1.2 Stator ..................................................................................... 10
2.2.1.2 Cara Kerja Motor Induksi 3 Fasa .............................................. 10
2.2.2 Mikrokontroler Wemos .................................................................. 11
2.2.3.1 Chipset Pada Wemos................................................................. 12
2.2.3.2 Fungsi Pin Pada Wemos ........................................................... 12
2.2.3.3 Keunggulan Wemos .................................................................. 13
2.2.3 Sensor MPU-6050 ............................................................................ 14
2.2.3.1 Spesifikasi MPU-6050 .............................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

2
1.1 Latar Belakang Masalah

Pesatnya pertumbuhan ekonomi di masyarakat mengakibatkan persaingan


di sektor industri semakin meningkat. Dengan adanya persaingan ini, akan
membuat permintaan konsumen semakin meningkat juga. Peningkatan ini
nantinya akan berbanding lurus dengan kinerja mesin yang ada pada pabrik-
pabrik industri tersebut. Mesin-mesin yang ada pada pabrik tersebut akan terus
dipaksa bekerja sampai permintaan konsumen terpenuhi, misalnya saja seperti
motor induksi 3 fasa.
Motor induksi 3 fasa adalah suatu peralatan elektromekanik yang digunakan
dalam berbagai sektor industri untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga
mekanik. Penggunaan motor induksi 3 fasa ini pada sektor industri
sebagian,besar digunakan untuk penggerak,pompa, conveyor,,mesin
press,,elevator dan masih banyak lagi.
Penggunaan secara berlebihan dan perawatan/pemeliharaan yang kurang
baik pada motor induksi 3 fasa akan mengakibatkan kerusakan yang cukup
fatal, ini dikarenakan motor induksi 3 fasa adalah komponen utama dalam
sektor industri. Salah satu kerusakan yang sering terjadi adalah gejala kerusakan
pada bearing motor induksi 3 fasa. Karena bearing menjadi salah satu
komponen penggerak pada motor yang selalu bekerja ketika motor induksi di
nyalakan. Posisi bearing itu sendiri berada pada posisi tersembunyi dan sulit
bagi teknisi untuk memantau kondisi bearing secara langsung. Salah satu
pendeteksian kerusakan motor induksi biasanya melakukan pengukuran
getaran.
Perkembangan teknologi elektronika memungkinkan untuk melakukan
pengukuran hal tersebut, teknologi ini menggunakan komponen alat yang
disebut mikrokontroler. Sistem ini nantinya akan memberikan,informasi
bagaimana kondisi bearing pada motor secara real,time. Sensor membaca
getaran bearing pada,motor, kemudian mikrokontroler juga dapat digunakan
untuk mengumpulkan dan memproses data serta menghubungkan sensor dan
perangkat antarmuka alat,pemantauan bearing pada motor induksi 3 fasa.
Pemantauan kondisi bearing,dapat dilakukan dengan mendeteksi getaran pada

3
motor. Getaran nantinya akan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
dan sifat dari motor induksi tersebut.
Pada penelitian,ini nantinya, dilakukan rancang bangun sinyal dikirimkan
ke mikrokontroler, yang memberikan informasi pada smartphone sebagai
output untuk memberikan notifikasi kondisi bearing motor 3 fasa pada keadaan
baik, aman atau rusak dengan melalui Short Message Service (SMS) .

1.2 Rumusan Masalah

Pada bagian rumusan masalah, peneliti mengambil topik bahasan sebagai


berikut :

1.2.1 Bagaimana rancang bangun alat pendeteksi kerusakan bearing pada

motor induksi 3 fasa menggunakan mikrokontroler?

1.2.2 Menghitung tingkat keberhasilan sistem dalam mendeteksi adanya

kerusakan pada motor induksi 3 fasa?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada bagian tujuan penelitian, peneliti mengambil topik bahasan sebagai


berikut :

4
1.3.1 Mengetahui bagaimana merancang alat pendeteksi kerusakan bearing

pada motor induksi 3 fasa menggunakan mikrokontroler.

1.3.2 Menguji alat yang telah dirancang terhadap motor induksi 3 fasa

sehingga dapat mengetahui seberapa tingkat keberhasilan dalam

mendeteksi adanya gangguan.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada bagian manfaat penelitian, peneliti mengambil topik bahasan sebagai


berikut :

1.4.1 Dapat mengetahui gangguan kerusakan bearing sejak dini pada motor

induksi 3 fasa.

1.4.2 Dapat dijadikan sebagai sistem pengaman gangguan kerusakan pada

motor induksi 3 fasa.

1.4.3 Sebagai masukkan kepada pabrik pembuatan motor induksi 3 fasa untuk

menambahkan sistem pengaman ini pada produknya.

5
1.5 Sistematika Penulisan

Pada bab ini akan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
tujuan dan manfaat penelitan dan sistematika penulisan

1.5.1 Bab I Pendahuluan


Pada bab ini akan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitan, dan sistematika
penulisan.

1.5.2 Bab II Tinjauan Pustaka


Pada bab ini akan berisi tentang tinjaun teori yang mendiskripsikan
pengertian dan prinsip dasar yang nantinya akan digunakan pada
penelitian ini, serta beberapa tinjauan,dari jurnal atau skripsi terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5.3 Bab III Metodologi

Pada bab ini akan berisi tentang alur dari pelaksanaan tugas akhir
ini serta daftar alat dan bahan yang akan digunakan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Arif Setiawan, Abdul Muid, Irma Nirmala1 dalam jurnalnya berjudul


“Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kerusakan Bearing pada Kendaraan Roda
Empat Menggunakan Metode KNN (K-Nearest Neighbor)” dalam
penelitiannya ini mereka membuat prototipe alat yang dapat mendeteksi
kerusakan bearing pada kendaraan roda empat. Perangkat keras yang
digunakan antara lain sensor getaran MPU6050, Modul Mikrokontroler
Arduino Nano, Modul Bluetooth dan Smartphone. Alat yang mereka buat ini
memanfaatkan getaran dari roda pada sebuah kendaraan untuk mengetahui
kondisi bearing-nya. yang akan ditampilkan pada smartphone. Besarnya
getaran yang terukur oleh sensor (accelerometer dan gyroscope) akan
diklasifikasikan dan digunakan untuk membuat kategori baik, aman, dan
rusak menggunakan metode K-Nearest Neighbor (KNN). Hubungan antara
perangkat lunak dan perangkat keras pendukung sistem dikendalikan oleh
Arduino Nano. Kategori kerusakan bearing berhasil ditampilkan pada layar
sebuah smartphone sehingga alat ini memiliki keunggulan antara lain murah,
portable dan akurat.
Akbar Anggriawan, Feblil Huda2 pada jurnalnya “Deteksi Kerusakan Motor
Induksi Dengan Menggunakan Sinyal Suara” membahas tentang pendeteksian
kerusakan motor induksi sejak dini sehingga tidak dapat berhenti tanpa
dijadwalkan. Metode deteksi yang mereka pakai menggunakan deteksi sinyal
suara. Metode ini digunakan dengan alasan bahwa biaya yang dikeluarkan
cukup murah di bandingkan dengan pendeteksian getaran, tidak memiliki
kontak fisik dengan motor induksi dan tahan terhadap panas.

7
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Motor Induksi 3 Fasa


Motor induksi adalah jenis motor listrik yang berarus bolak-balik
(AC) yang menggunakan prinsip kerja berdasarkan induksi medan
magnet yang berada antara rotor,dan stator. Motor listrik 3 fasa adalah
motor yang menggunakan prinsip kerja dgn memanfaatkan perbedaan
fasa pada sumber,untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya.
Perbedaan fasa pada motor 3 fasa didapat langsung dari sumber. Motor
induksi 3 fasa mendapatkan sumber dengan tegangan 3 fasa (R,S,T).

Lilitan stator yang disambungkan dengan suatu sumber tegangan


tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang,berputar dengan
kecepatan sinkron (ns=120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus,
dan sesuai dengan hukum lentz (“Arus induksi akan muncul dengan
arah sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang
melawan perubahan garis gaya yangmenghasilkannya” (Daday van
den Berg, 1991:101), rotor pun akan turut berputar mengikuti medan
putarnya. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor adalah slip.
Bertambahnya beban akan memperbesar kopel,motor, yang oleh
karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga
slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah
besar. Jadi bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung
menurun.

8
2.2.1.1 Bagian-Bagian Motor Induksi 3 Fasa
Pada umumnya motor induksi 3 fasa tersusun dari beberapa bagian,
seperti :

a. Rotor (yang bergerak atau berputar)


b. Stator (yang diam)
c. Kipas
d. Lubang ventilasi
e. Tutup
f. kotak ujung

Gambar 2.1 Konstruksi Motor 3 Fasa

(Sumber : www.etcs.ipfw.edu)

2.2.1.1.1 Rotor
Rotor adalah bagian komponen dari motor induksi yang
berputar pada sumbunya. Pada bagian ini tersusun dari beberapa
komponen seperti inti rotor, kumparan rotor, dan kutub-kutub
magnet. Rotor dapat berputar dikarenakan terdapat medan magnet
dan lilitan kawat email. Adapun torsi dari perputaran rotor
ditentukan dari banyaknya jumlah lilitan kawat dan diameternya.

9
2.2.1.1.2 Stator
Stator merupakan bagian komponen motor induksi yang tidak
berputar/diam dan biasanya mengelilingi rotor. Komponen dari
stator biasanya berupa besi bundar yang berlaminasi dan
memiliki alur-alur untuk menempatkan kumparan. Stator itu
sendiri berupa gulungan kawat tembaga yang bersentuhan
langsung dengan jangkar dan menghasilkan medan magnet untuk
mengatur perputaran rotor. Dari stator juga lah yang nantinya di
hubungkan langsung ke sumber tegangan 3 fasa.

2.2.1.2 Cara Kerja Motor Induksi 3 Fasa


1. Apabila sumber tegangan,tiga fasa di hubungkan pada kumparan
stator, akan timbul medan<putar dengan kecepatan (Zuhal,
1995: 105) :
........................................ (2.1)

Ket : Ns = kecepatan stator


f = frekuensi jala-jala
P = jumlah kutub
2. Batang konduktor pada rotor akan dipotong oleh medan putar
stator tersebut.
3. Akibatnya pada kumparan rotor<akan timbul tegangan induksi
(ggl) sebesar
............................... (2.2)

Ket : E2S = tegangan,induksi

f2 = frekuensi jala-jala

N2 = banyaknya lilitan

= fluks magnet

10
4. akan menghasilkan arus (I) dikarenakan kumparan rotor
adalah rangkaian tertutup.
5. Gaya (F) pada rotor dihasilkan dari adanya arus (I) dalam medan
magnet.
6. Putaran rotor akan berputar searah dengan putaran stator, apabila
kopel awal yg ditimbulkan oleh gaya (F) pada rotor.sudah cukup
besar untuk.menggerakan beban.
7. Tegangan induksi terjadi karena adanya perbedaan kecepatan
antara.kecepatan.medan.putar.stator.(Ns).dengan.kecepatan
medan putar rotor (Nr).
8. Perbedaan kecepatan antara Ns dengan Nr disebut Slip (S)
(Zuhal, 1995: 105) :
........................... (2.3)
9. Bila Nr = Ns maka tegangan.tidak akan.terinduksi dan arus tidak
akan mengalir, yang artinya kopel tidak.akan ada dan motor
tidak.berputar,.kopel.motor.akan.ditimbulkan.apabila.ada
perbedaan antara Nr dengan Ns (Nr < Ns).
10. Jadi intinya, jenis motor ini adalah jenis motor tak serempak
(Asinkron).

2.2.2 Mikrokontroler Wemos


Mikrokontroler wemos adalah sebuah modul board yang berfungsi
layaknya sebuah arduino dengan fasilitas konektifitas WiFi dengan
mudah serta memory yang digunakan sangat besar yaitu 4 MB . Wemos
diciptakan sebagai solusi akan mahalnya sebuah sistem wireless
berbasis mikrokontroler. Wemos dapat running stand-alone tanpa harus
dihubungkan lagi dengan mikrokontroler lainnya, ini dikarenakan di
dalam wemos memilki CPU yang dapat memprogram melalui serial
port atau via OTA serta transfer program secara wireless.

11
2.2.3.1 Chipset Pada Wemos
Wemos mempunyai 2 chipset yang digunakan sebagai
otaknya, yaitu :

a. Chipset ESP8266
ESP8266 adalah sebuah chip yang memiliki fitur Wifi dan
mendukung stack TCP/IP. Chipset ini memungkinkan sebuah
mikrokontroler terhubung dengan jaringan Wifi dan membuat
koneksi TCP/IP hanya dengan menggunakan command yang
sederhana. Dengan clock 80 MHz chip ini memiliki 4MB
eksternal RAM serta mendukung format IEEE 802.11 b/g/n
sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi yang lain.

b. Chipset CH340
CH340 ialah chipset yang mengubah USB serial menjadi
serial interface, contohnya adalah aplikasi converter to IrDA
atau aplikasi USB converter to Printer. Dalam mode serial
interface, CH340 mengirimkan sinyal penghubung yang umum
digunakan pada modem. CH340 digunakan untuk mengubah
perangkat serial interface umum untuk berhubungan dengan bus
USB secara langsung.

2.2.3.2 Fungsi Pin Pada Wemos


Wemos memiliki 2 Pin, yaitu pin digital dan pin analog :

a. Pin Analog
Pada wemos pin analog memiliki 10 bit resolusi dengan nilai
maksimal 3.2 volt. Pada dasarnya pin analog ini sama seperti pin
digital.

12
b. Pin Digital
Pin digital pada wemos bisa disebut sebagai salah satu I/O
port. Pin ini dapat dikonfigurasikan sebagain input maupun
output.

2.2.3.3 Keunggulan Wemos


Wemos memiliki beberapa keunggulan yang menarik untuk
disimak dari modul wifi lainnya :

a. Pinout yang compatible dengan arduino uno, wemos D1


merupakan modul yang memiliki bentuk pinout standart seperti
arduino.
b. Untuk sekelas modul tambahan, wemos memiliki frekuensi
CPU yang tinggi, karena wemos memiliki processor utama
32Bit dengan kecepatan 80MHz sehingga dapat mengeksekusi
program lebih cepat dibandingkan mikrokontroler yang masih
menggunakan ClockRate 8Bit.
c. Didukung dengan banyak bahasa pemograman, selain dapat
dikontrol dengan arduino IDE, wemos juga dapat deprogram
dengan bahasa Python dan Lua. Dengan banyaknya bahasa
program yang support pada wemos memudahkan para
programmer yang belum terbiasa dengan Arduino.
d. Khusus untuk programmer pemula yang ingin menciptakan
sebuah project yang berbasis IOT, wemos merupakan solusi
yang baik dan ekonomis dari segi harga dan cara
penggunaannya.
e. Dapat running tanpa mikrokontroler arduino dan bisa
deprogram melalui Over The Air atau transfer program via
wireless.

13
2.2.3 Sensor MPU-6050
Modul MPU-6050 merupakan sebuah modul 6 axis Motion
Processing Unit dengan penambahan regulator tegangan dan beberapa
komponen pelengkap lainnya yang membuat modul ini siap dipakai
dengan tegangan supply sebesar 3-5VDC. MPU-6050 memiliki dua
sensor : sensor accelerometer dan sensor gyroscope dalam satu chip.
Modul ini memiliki akurasi tinggi dengan konversi hardware 16 bit
analog to digital pada setiap channel nya sehingga memberikan nilai
untuk axis x, y, dan z secara bersamaan. Modul sensor MPU-6050 ini
menggunakan bus I2C untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.

a. Sensor Accelerometer

Accelerometer adalah sebuah sensor yang digunakan untuk


mengatur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun
untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi. Sensor
accelerometer biasa digunakan untuk mengukur getaran yang
terjadi di dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan
kecepatan dengan ataupun tanpa dipengaruhi gravitasi bumi.

b. Sensor Gyroscope
Gyroscope adalah berupa sensor untuk menentukan orientasi
gerak dengan bertumpu pada roda yang berotasi dengan cepat pada
masing-masing sumbunya. Sensor Gyroscope mengukur kecepatan
sudut dalam sudut/detik atau rad/detik.

14
2.2.3.1 Spesifikasi MPU-6050
Berikut adalah spesifikasi dari modul ini:

 Berbasis Chip MPU-6050

 Supply tegangan berkisar 3-5V

 Gyroscope range + 250 500 1000 2000 ° / s

 Acceleration range: ± 2 ± 4 ± 8 ± 16 g

 Communication standard I2C

 Chip built-in 16 bit AD converter, 16 bits data output

 Jarak antar pin header 2.54 mm

 Dimensi modul 20.3mm x 15.6mm

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiawan A, Muid A, Nirmala I. Rancang Bangun Alat Pendeteksi


Kerusakan Bearing pada Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode
KNN ( K- Nearest Neighbor ). 2018;8(2):31–38.
doi:10.26418/positron.v8i2.27508

2. Anggriawan A, Huda F, Mesin LK, Mesin JT, Teknik F, Riau U. DETEKSI


KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN.
2018;5(1):1–7.

3. Artikel Saputra Rizky, Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Teori Dasar Motor
Induksi, 2014,
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:hxjn9ayCYo0J:epr
ints.polsri.ac.id/401/3/BAB%2520II.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Diakses pada 29 September 2019

4. Artikel Mustika Dian P, MENGENAL WEMOS D1 MINI DALAM


DUNIA IOT. https://pdftoword-
converter.online/enter/?url=https://docplayer.info/53415965-Mengenal-
wemos-d1-mini-dalam-dunia-iot.html. Diakses pada 30 September 2019

5. Artikel non-professional. (2018). Bab II Landasan teori. https://pdftoword-


converter.online/enter/?url=https://docplayer.info/52541877-Bab-ii-
landasan-teori.html. Diakses pada 30 September 2019

6. Artikel Suranata Aditya, Elektronika, Cara Menggunakan Accelerometer &


Gyro MPU6050 Arduino Dengan Motor Servo, 2016.
https://tutorkeren.com/artikel/cara-menggunakan-accelerometer-gyro-
mpu6050-arduino-dengan-motor-servo.htm. Diakses pada 30 September
2019

16

Anda mungkin juga menyukai