Anda di halaman 1dari 35

PENGENDALIAN MUTU

“Alat Gelas dan Instrumentasi Laboratorium”

DISUSUN OLEH

Nama Kelompok 9 : 1. Alisia Sahriani (1713453033)

2. Yuni Safitri (1713453031)

3. Zarina Novika (1713453032)

Kelas : III A TLM

Mata Kuliah : Pengendalian Mutu (Ujian Tengah Semester)

Dosen : Harni Sepryani, M.Si

Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medik


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Pengendalian Mutu
yang bejudul “Peralatan gelas dan instrumentasi laboratorium” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Tugas yang menjadi
tugas mata kuliah Pengendalian Mutu dengan judul “Peralatan gelas dan
instrumentasi laboratorium”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen mata kuliah Pengendalian Mutu Harni Sepryani, M.Si dan
semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan Tugas ini berlangsung
sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Semoga Tugas ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Pekanbaru, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................... ..ii
ALAT GELAS LABORATORIUM .................................................. 1
1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) ....................................... 1
2. Tabung Reaksi (Test Tube) ....................................................... 2
3. Labu Ukur/ Labu Takar (Volumetrik Flask) ............................. 3
4. Gelas Ukur (Measuring Cylinders) ........................................... 3
5. Gelas Kimia/ Gelas Piala (Beaker Glass).................................. 4
6. Buret (Burettes) ......................................................................... 5
7. Corong (Funnels) ...................................................................... 6
8. Pipet Volume/ Pipet Gondok (Volumentric Pipettes) ............... 7
9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes) ............................................... 8
10. Desikator (Desiccators) ............................................................. 9
11. Batang Pengaduk (Strirring Rod) ............................................ 10
12. Gelas Arloji (Watch Glasses) .................................................. 10
13. Corong Pisah (Separatory Funnels) ........................................ 11
14. Kondensor ............................................................................... 12
15. Botol Pereaksi (Reagent Bottles) ............................................ 13
16. Botol Penetes (Dropping Bottles) ........................................... 14
17. Pipet Tetes (Dropping Pipettes) .............................................. 14
18. Botol Timbang (Wlighting Bottles) ........................................ 15
19. Labu Iodium (Iodium Determination Flask) ........................... 16
20. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks) ............................................. 17
21. Bunsen/ Lampu Spiritus .......................................................... 17
INSTRUMEN LABORATORIUM ................................................. 19
1. Inkubator ................................................................................. 19
2. Centrifuge ................................................................................ 20
3. MikroPipet ............................................................................... 23
4. Oven ........................................................................................ 26
5. Mikroskop ............................................................................... 28

ii
ALAT GELAS LABORATORIUM

1. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dengan diameternya semakin ke


atas semakin kecil yang tertera di sepanjang dindingnya. Labu erlenmeyer
ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut
labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai
kapasitas ukuran volume dari 25 – 5000 ml.
a. Prinsip kerja :
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat, sedangkan labu erlenmeyer tanpa
tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
kecepatan lemah.
b. Fungsi :
- Untuk menyimpan dan memanaskan larutan.
- Menampung titran hasil penyaringan.
- Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
c. K3 :
Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor
listrik.

1
2. Tabung Reaksi (Test Tube)

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas


antara lain : boroksilikat, soda, fiolax dan supermax. Soda glass tidak
tahan pemanasan, fiolax glass tidak peka terhadap perubahan panas dan
pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari fiolax dan soda glass
umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari
boroksilikat dan supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi
ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan
panjang tabung, diameter antara 70-200 mm dengan ukuran mulai 5-75 ml.
a. Prinsip kerja :
Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan
untuk meletakkan sampel (darah).
b. Fungsi :
- Mereaksikan larutan dalam skala kecil.
- Untuk memanaskan sampel atau cairan.
c. K3 :
- Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran
tabungnya agar tidak jatuh.
- Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

2
3. Labu Ukur/ Labu Takar (Volumetrik Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu


dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan tutupnya. Tutup labu dapat
terbuat dari gelas asah atau teflon. Mempunyai bentuk alas bulat dan leher
panjang dengan mulut sempit. Pada lehernya terdapat tanda batas yang
menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu. Labu ukur
atau labu takar mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 ml.
a. Prinsip kerja :
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti.
b. Fungsi :
- Mengencerkan larutan dengan volume tertentu secara teliti dan
seksama.
- Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu secara teliti dan
seksama.
b. K3 :
- Tidak boleh dipanaskan.
- Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
4. Gelas Ukur (Measuring Cylinders)

3
Gelas ukur berbentuk silinder atau pipa yang mempunyai kaki/
dudukan sehingga dapat ditegakkan dan ukurannya tinggi dengan skala di
sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari jenis gelas boroksilikat
dengan kapasitas volume gelas ukur 5-2000 ml.
a. Prinsip Kerja :
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan.
b. Fungsi :
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci, dan
gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk
melarutkan zat hingga volume tertentu.
c. K3 :
Perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya
mengalir pada tepi gelas ukur.
5. Gelas Kimia/ Gelas Piala (Beaker Glass)

Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass


memiliki beberapa tipe tinggi dan pendek dengan skala di sepanjang
dindingnya. Mempunyai kapasitas ukuran (volume) dari 5-6000 ml.
Ukuran beaker glass ini bervariasi yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200
ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml. Ada beberapa merk beaker glass
yaitu Pyrex, Iwaki Pyrex, Schott Duran. Beaker glass dapat ditutup dengan
kaca arloji untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan suatu zat.
a. Prinsip kerja :

4
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur
larutan secara tidak teliti.
b. Fungsi :
- Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi.
- Sebagai tempat melarutkan dan menampung zat.
- Memanaskan cairan
- Media pemanasan cairan.
c. K3 :
- Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari
kompor listrik
- Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat
menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
6. Buret (Burettes)

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat,


amber. Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (burettes with
straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (burettes with lateral
stopcock). Mempunyai ukuran 10-100 ml dengan pembagian sub skala
mulai dari 0,05-0,2 m.
a. Prinsip Kerja :
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan.
Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah
kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.

5
b. Fungsi :
- Untuk mengeluarkan larutan dengaan volume tertentu,
biasanya digunakan untuk titrasi.
- Kran berfungsi sebagai penutup atau pembuka larutan.
c. K3 :
- Letakkan pada keranjang plastik.
- Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan
putaran kran buret dan mencegah kebocoran.
7. Corong (Funnels)

Terbuat dari atau plastik atau borosilikat dan memiliki bentuk


seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
tangkai pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring
ke dalam corong tersebut. Mempunyai ukuran mulai dari yang berdiameter
25 mm sampai 125 mm.
a. Prinsip Kerja :
Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran
mulut kecil.
b. Fungsi :
Digunakan untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
c. K3 :
Saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuh dengan
mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

6
8. Pipet Volume/ Pipet Gondok (Volumentric Pipettes)

Berbentuk seperti pipa yang bagian tengahnya menggelembung.


Pada batang pipet terdapat tanda batas meligkar dan tulisan angka yang
menunjukkan volume pipet. Volume pipet tersebut mempunyai kapasitas
dari 1 ml sampai 100 ml.
a. Prinsip Kerja :
Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau
seksama.
b. Fungsi :
Untuk mengambil, memipet sejumlah volume cairan dan
memindahkan secara tidak teliti dan seksama sebagaimana yang
tertera pada batang pipet volume.
c. K3 :
- Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan
yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.
- Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan
beracun.
- Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut
usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada
gelembung yang masuk saat memipet.

7
9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)

Menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit. Terdapat


skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar. Mempunyai kapasitas
mulai dari 0,1-25 ml.
a. Prinsip Kerja :
Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan pada penetapan kadar.
b. Fungsi :
Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet
sejumlah volume larutan atau cairan secara tidak teliti.
c. K3 :
- Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan
yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau
menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah
sebanyak 3x.
- Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan
beracun.
- Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut
usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada
gelembung yang masuk saat memipet.

8
10. Desikator (Desiccators)

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau


mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan
berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat-
alat gelas, asam sulfat pekat, fosfor pentaoksida, kalsium oksida dan
sebagainya dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin
arena dilapisi vaselin. Ada dua macam desikator yaitu desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa
dibuka tutup yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan
pengering yang biasa digunakan adalah silica gel yang terletak di bawah
piringan. Pengering silikagel biasanya diberi indikator warna biru yang
kering dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi
merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi
dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator
pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican, misal : silicon grease,
agar dapat tertutup lebih rapat.
a. Prinsip kerja :
Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
b. Fungsi :
- Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas
(misalnya krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan
akan ditimbang.
- Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang
harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.

9
c. K3 :
Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk
membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator
dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator.
Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka
terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama
hingga akan memudahkan untuk membukanya.
11. Batang Pengaduk (Strirring Rod)

Terbuat dari gelas


a. Prinsip Kerja :
Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
b. Fungsi :
- Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang
umumnya berada pada gelas kimia, erlenmeyer atau tabung
reaksi.
- Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan
dari suatu bejana ke bejana lain.
c. K3 :
Dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan
tidak terpecik dan wadah tidak pecah.
12. Gelas Arloji (Watch Glasses)

10
Terbuat dari kaca bening, mempunyai ukuran mulai dari 3,5 mm
sampai 10,0 mm.
a. Prinsip Kerja :
Wadah penimbangan zat padat
b. Fungsi :
- Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
- Tempat saat menimbang bahan kimia.
- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
c. K3 :
Berhati – hati saat menempatkan wadah.
13. Corong Pisah (Separatory Funnels)

Berbentuk kerucut (buah per) bulat dn silinder, dilengkapi dengan


kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon. Terbuat
dari gelas borosilikat, tidak berwarna dan amber. Mempunyai kapasitas
dari 50-2000 ml. Corong pisah ada yang bertengkar pendek dan panjang
yang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi
dengan pengatur tetesan.
a. Prinsip Kerja :
Mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
b. Fungsi :
Digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair
pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.

11
c. K3 :
- Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran
corong pisah sudah tepat dan tidak bocor.
- Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara
memegang bagian atas berikut tutupnya dengan (Condensers)
tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong
berikut kerannya.
14. Kondensor

Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda-beda sesuai


dengan kegunaan masing-masing. Kondensor terbuat dari gelas
boroksilat, umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk
berbagai keperluan.
a. Prinsip Kerja :
Zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air
dingin melalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara
tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip
kerja kondensor, volume dari larutan yang dipanaskan akankonstan
karena tidak ada uap yang lepas ke udara.
b. Fungsi :
Digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang
terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi,
saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.
c. K3 :
Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya.
Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang

12
seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan
prosesnya ke rekristalisasi.
15. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang
jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar
dan normal dengan kapasitas 30-5000 ml dilengkapi dengan tutup yang
terbuat dari kaca asah.
a. Prinsip kerja :
Botol pereaksi dengan mulut lebar digunakan untuk menyimpan
cadangan pereksi dengan frekuensi tinggi. Botol pereaksi mulut
sempit digunakan untuk menyimpan cadangan zat pereaksi.
b. Fungsi :
Menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang
berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
c. K3 :
- Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada
lemari asam.
- Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan
udara.

13
16. Botol Penetes (Dropping Bottles)

Terbuat dari gelas boroksilikat, ada yang jernih-transparan dan


amber. Kapasitas 30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai
tempat mengalirkan cairan/ meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi
dengan pipet.
a. Prinsip Kerja :
Menyimpan dan meneteskan cairan.
b. Fungsi :
Digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan
dan sebagainya. Selain itu, botol ini digunakan untuk menyimpan
larutan indikator yang biasanya digunakan dalam proses analisis
kuantitatif dengan titrasi.
c. K3 :
Saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak
maka cairan akan berceceran.
17. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)

14
Mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan
karet penghisapnya. Pipet ini berupa pipa kecil yang terbuat dari kaca
atau plastik (biasanya dikenal sebagai pipet pasteur).
a. Prinsip Kerja :
Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
b. Fungsi :
Memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dalam
skala kecil.
c. K3 :
Setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang
dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan
memindahkannya pada wadah lainnya.
18. Botol Timbang (Wlighting Bottles)

Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi


dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan
pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15-80 ml.
a. Prinsip kerja :
Menentukan kadar air.
b. Fungsi :
Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan, selain itu
digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama
untuk bahan cair.
c. K3 :
Gunakan botol ini dengan hati-hati dan selalu menggunakan kedua
tangan.

15
19. Labu Iodium (Iodium Determination Flask)

Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah
satu alat gelas laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron
oksida, aluminium oksida dan natrium oksida.Labu iodium mirip labu
Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu
piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air
yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi.Labu iodium
mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
a. Prinsip Kerja :
Memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
b. Fungsi :
Adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang
biasanya menghasilkan iodium.
c. K3 :
- Pecahnya labu yang dapat diatasi dengan mengganti yang
baru.
- Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.
- Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan
dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat
akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu
harus ditutup rapat.

16
20. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)

Terbuat dari gelas boroksilikat dengan ukuran kapasitas 50–1000 ml.


a. Prinsip Kerja :
Posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada
penampung uap asam.
b. Fungsi :
Digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula
digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
c. K3 :
Pada saat melakukan penampungan larutan asam maka kita harus
memerhatikan dengan baik kemiringan untuk megahsilkan hasil
destruksi sesuai dengan keinginan.
21. Bunsen/ Lampu Spiritus

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar


dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakar dari
bunsen atau lampu spiritus ini macam-macam, ada yang dari alcohol,
spiritus, dan minyak gas.
a. Prinsip kerja :
Mengisi bahan bakar sebanyak ¾ bagian dari bunsen.

17
b. Fungsi :
Untuk menciptakan suasana steril dan alat pemanasan larutan.
c. K3 :
- Ketika menggunakan bunsen kita harus sangat hati-hati karena
mudah untuk terbakar, maka isikan bahan bakar secukupnya.
- Jangan lupa siapkan tutup untuk nantinya mematikan nyala api
pada bunsen.

18
INSTRUMEN LABORATORIUM

1. Inkubator

• Dasar Teori
Inkubator adalah, alat yang dilengkapi dengan pengatur suhu, dan
pengatur waktu. Semakin kecil ukuran inkubator maka semakin rentan
pula perubahan suhunya saat pintu inkubator dibuka. Perlu
dipertimbangkan pula keseragaman suhu yang ada di dalam dengan
memperhatikan pola penempatan elemen pemanas atau terdapatnya kipas
penyebar suhu. Pintu kaca yang terdapat pada beberapa model dibiarkan
tertutup saat melihat biakan secara sekilas supaya tidak terjadi penurunan
suhu.
• Prinsip
Prinsip kerja dari incubator adalah menginkubasi dengan
menggunakan suhu tertentu dalam keadaan diam.
• Fungsi
Untuk menginkubasi atau mengembangbiakkan mikroba pada suhu
yang terkontrol.
• Bagian-bagian
- Pintu incubator
- Tombol panel berfungsi untuk mengatur suhu dan waktu yang
diperlukan
- Rak incubator berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan yamg
akan di incubator

19
• Kalibrasi
- Catat suhu inkubator pada buku log kalibrasi alat setiap hari
sebelum mulai bekerja
- Penyimpangan suhu yang melebihi 2OC, pengatur suhu perlu
dilakukan penyetelan kembali.
2. Centrifuge

• Dasar Teori
Centrifuge adalah sebuah peralatan yang pada umumnya
digerakkan oleh motor listrik untuk dapat memutar dengan kecepatan
tinggi, yang menempatkan obyek di rotasi sekitar sumbu tetap,
menerapkan kekuatan untuk tegak lurus sumbu. Centrifuge bekerja
menggunakan prinsip sedimentasi, dimana percepatan sentripetal
menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial (bagian
bawah tabung). Oleh objek yang sama ringan tanda akan cenderung
bergerak ke atas.
• Prinsip
pemisahan molekular dari sel atau organel subselular. Dengan
memanfaatkan gaya centrifugal sehingga bahan tesebut dapat terpisah.
Ini dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat dan
bertumpu pada titik pusat.
• Fungsi
Centrifuge berfungsi untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi.
Memisahkan partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung
centrifuge, pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga
cairannya bisa dipakai untuk pemeriksaan.
• Bagian-bagian

20
- Motor
Biasanya motor yang digunakan pada centrifuge adalah motor
AC. kecepatan motor yang tinggi akan menghasilkan gaya
sentrifugal yang tinggi. Pada banyak kasus kerusakan. Biasanya
terjadi sekat arang motor. Dengan mengganti sekat arang yang
baru maka centrifuge dapat dipergunakan kembali.
- Speed Control
Untuk mengatur kecepatan motor agar sesuai dengan kebutuhan
tanpa speed control motor akan berputar dengan kecepatan
maksimum. Digunakan rangkaian pembatas tegangan atau
semacam dimer untuk bagian speed control
- Timer
Berfungsi untuk mengatur lamanya alat bekerja. Rangkaian timer
ada 2 jenis. Yakni timer mekanik dan timer digital. Timer
mekanik memanfaatkan sistem mekanis untuk mengatur waktu
operasional alat. Sedangkan timer digital menggunakan sistem
counter down digital untuk mengatur waktu operasioanl alat.
- Break system
Berfungsi untuk pengereman motor diperlukan agar putaran
motor dapat dengan segera dihentikan.
- Pengunci tutup
Pengunci tutup digunakan untuk mengamankan user agar tidak
membuka atau terbuka secara tidak sengaja tutup centrifuge.
Apabila tutup ini terbuka dapat mengakibatkan sample yang
diputar terlempar keluar. Tidak semua jenis centrifuge terdapat
pengunci tutup.
- Tempat tabung
Tempat tabung centrifuge didesain dengan sudut kemiringan
tertentu agar menghasilkan gaya centrifugal. Jumlah lubang
untuk tabung pun dibuat genap. Ini dimaksudkan agar tercipta
keseimbangan beban ketika motor berputar.
• Kalibrasi

21
Kalibrasi sentrifus dilakukan dengan mengukur kecepatan permenit
dan waktu. Pada refrigerated centrufuge selain kalibrasi rpm dan waktu
juga perlu kalibrasi suhu.
b. Kalibrasi rpm
Menggunakan beberapa cara :
- Tachometer mekanik yaitu dengan kabel yang lentur.
Cara :
Ujung kabel yang satu kaitkan pada kumparan motor di
dalam, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat
meter. Set sentrifus pada rpm tertentu, kemudian jalankan. Catat
rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. Ulangi
beberapa kali, hitung rata – rata.
- Tachometer elektrik
Cara :
Letakkan bagian magnet dikeliling coil, sehingga
menimbulkan aliran listrik bila alat dijalankan. Set sentrifus
pada rpm tertentu. Aliran listrik yang timbul akan
menggerakkan bagian meter. Catat rpm yang di tunjukkan oleh
meter pada tachometer. Ulangi beberapa kali, hitung rata–rata.
- Strobe light
Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau
motor. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila
penyimpangan nilai rata – rata tidak lebih dari 5 %.
c. Kalibrasi alat pencatat waktu (timer)
Cara :
Dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
Set sentrifuge pada waktu yang sering dipakai, misalnya 5
menit. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.
Pada waktu sentrifuge berhenti, matikan stopwatch, catat waktu
yang ditunjukkan stopwatch. Ulangi beberapa kali, hitung rata –
rata. Alat pencatat waktu (timer) masih dapat diterima bila
penyimpangan nilai rata – rata tidak lebih dari 10 %.

22
3. MikroPipet

• Dasar Teori
Mikropipet (mikropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet
gelas seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang
tinggi untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan
dengan volume kecil kurang dari 1000 mikroliter, orang cenderung
menggunakan mikropipet, biasa juga disebut dengan pipet otomatis.
Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan presisi yang lebih baik dari
pada pipet gelas. Disamping itu setiap pipet dapat diset berapapun
volumenya selama dalam range volume pipet. Ada beberapa macam
merek mikropipet yang beredar dipasaran seperti Gilson, Pipetman, dll.
• Prinsip
Prinsip akurasi yang tinggi untuk volume kurang dari 1 mL, pada
pemindahan cairan dengan volume kecil kurang dari 1000 mikroliter.
• Fungsi
Untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat
dalam satuan µL (mikroliter).
• Bagian-bagian
Bagian-bagian dari mikropipet terdiri dari :
a. Plunger button
Bagian ini bergerak ke atas ketika dilepas dan ke bawah ketika
ditekan berfungsi untuk mengukur kuantitas udara yang ditarik dan
dihembuskan volume liquid yang ditarik dan dikeluarkan oleh
pipette tip. Pada bagian atas plunger button ini terdapat angka yang

23
menunjukkan kapasitas maksimum dan minimum dari mikropipet
yang kita gunakan.
b. Volume adjustment knob
Berfungsi untuk mengatur volume liquid yang akan ditransfer.
c. Shaft
Tempat melekat handle ejector arm, dan menghubungkan antara
mikropipet dengan plastic tip.
d. Ejector arm
Berfungsi mendorong plastic tip agar terlepas dari mikropipet.
e. Plastic tip
Bagian yang kontak langsung dan menampung liquid saat
dilakukan proses penarikan volume tertentu liquid hingga
ditransfer. Besar kcilnya disesuaikan dengan kapasitas mikropipet
dan volume liquid yang ditransfer.
f. Tip ejector button
Digunakan untuk meng"eject" atau melepaskan plastic tip setiap
kali selesai digunakan atau untuk mengganti ujung tip.
• Kalibrasi
Kalibrasi mikropipet dianjurkan dengan aquabidest. Kalibrasi
dilakukan untuk mengetahui nilai ketepatan dan penyimpangan. Kalibrasi
akan menjamin akurasi. Kalibrasi bisa dilakukan sendiri atau dengan
memanfaatkan jasa laboratorium kalibrasi yang sudah terakreditasi. Saat
ini telah dijual yellow tip dan blue tip yang memiliki garis-garis cincin
tanda pada ukuran tertentu, sehingga kalibrasi dapat dilakukan langsung
dengan menyetel clinipette pada garis-garis cincin yang tertera tersebut.
Lakukanlah secara rutin minimal satu tahun sekali.
Cara perawatan mikropipet :
- Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada bagian
yang rusak, retak atau ada komponen yang hilang.
- Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian
dengan alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.

24
- Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan
(dengan autoclave atau penyinaran UV).
- Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan, segera
periksakan kondisi pipet anda ke distributor atau agen
penjualnya.
Hal-hal yang perlu dihindari :
- Jangan menggunakan pipet tanpa tip di ujungnya. Larutan tidak
boleh masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan
kontaminasi.
- Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi
ukuran maksimalnya. Hal ini akan menyebabkan
ketidakakuratan ukuran, bahkan merusakkan pipet.
- Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-
ulang. Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.
- Ketika menekan tombol pipiet, jangan menekan melebihi
penghentian normalnya, karena akan menyebabkan larutan yang
diambil berlebihan.
- Ketika mengambil larutan, jangan melepas tombol penekan
secara tiba-tiba. Hal ini akan menyebabkan larutan masuk ke
dalam pipet, dan ketidakakuratan ukuran. Lepaslah tombol
penekan secara perlahan dan terkontrol.
- Ketika mengambil larutan, jangan angkat pipet sebelum seluruh
larutan masuk ke dalam tip. Jika mengambil larutan yang
banyak, pastikan ujung tip masih terendam dalam larutan.
- Selama ada larutan dalam tip di ujung pipet, jangan taruh pipet
seenaknya. Karena larutan bisa masuk ke dalam pipet dan
menyebabkan kontaminasi.
Kontaminasi pada pemipetan (image from Gilson Guide to Pipetting)
Ada beberapa jenis kontaminasi, kenapa bisa sampai terjadi dan cara
mencegahnya :

25
- Kontaminasi Pipet-ke-Sampel.
Penyebab : Menggunakan tip atau pipet yang sudah
terkontaminasi.
Pencegahan : Bersihkan dan sterilkan bagian pipet yang kontak
dengan sampel. Gunakan tips steril, dan ganti tip setiap berganti
sampel.
- Kontaminasi Sampel-ke-Pipet.
Penyebab : Sampel atau aerosol dari sampel kontak dan
memasuki bagian pipet.
Pencegahan : Jangan terlalu memiringkan pipet, simpan selalu
pipet secara vertikal, sedot cairan dengan perlahan dan gunakan
filter tip atau gunakan pipet positive-displacement.
- Kontaminasi Sampel-ke-Sampel (sample carryover).
Penyebab : Menggunakan tip bekas untuk sampel yang berbeda.
Pencegahan : Ganti tip setiap berganti sampel.
4. Oven

• Dasar Teori
Oven Laboratorium berfungsi untuk memanaskan atau
mengeringkan peralatan laboratorium, tidak cuman itu fungsi oven
kebanyakan digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium,zat-zat kimia maupun pelarut organik, mampu pula
digunakan untuk mengukur takaran air.
Seperti pada Prinsip kerja oven yaitu sterilisasi melalui mekanisme
konduksi panas. Panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar obat yang
disterilkan, sesudah itu menyebar kebagian didalam dari permukaan

26
sampai menyeluruh, selanjutnya suhu sterilisasi tercapai sehingga
mikroorganime mati melalui mekanisme oksidasi sampai terjadinya
koagulasi protein sel mikroorganisme.
Bekerja terhadap suhu 170-180 0C sepanjang 2-3 jam. Untuk alat-
alat dari logam dan gelas. Dan 150 0C selama ± 1 jam untuk bahan-bahan
bersifat minyak, parafin atau salep.
• Prinsip
kerja oven adalah sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas.
• Fungsi
Fungsi Oven dilaboratorium digunakan sebagai alat sterilisasi,
pengeringan sampel dengan menggunakan metode panas kering pada
suhu yang diatur sekitar 180 0C.
• Bagian-bagian
- Tombol POWER adalah tombol yang digunakan untuk
membangkitkan ataupun mematikan oven. Selain itu terkandung
tombol untuk menyalakan atau mematiakan kipas.
- Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik menurunkan
kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terkandung 2
layar yang membuktikan suhu. Layar PV membuktikan suhu alat
sedangkan layar SV membuktikan suhu yang diinginkan.
- Tombol SET, UP (panah keatas) dan DOWN (panah kebawah)
digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula
untuk mensetting waktu.
• Kalibrasi
Kalibrasi Secara berkala laksanakan pemeriksaan suhu dengan
memanfaatkan thermometer, mencocok kan hasil yang di didapat pada
suhu yang tercantum didalam oven dengan suhu yang ditunjukkan oleh
thermometer standar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan
oven, Alat-alat gelas disusun rapi dan teratur apabila pemanasan diatas
suhu 1000 0C, tidak boleh memasukkan alat/bahan yang terbuat dari
karet, plastik atau bahan yang mudah rusak.

27
Penggunaan oven untuk mengeringkan pipet ukur dan labu ukur
tidak diperbolehkan karena volume akan mengalami perubahan, Catat
waktu dan suhu/temperature tiap-tiap kali alat digunaka. Alat harus
dalam keadaan bersih dan bebas debu. Alat-alat yang akan disterilkan di
bungkus dengan kertas sampul atau Aluminium foil bertujuan untuk
menjaga dan menjaga bahan yang tersedia didalam gelas reaksi agar
tidak terkontaminasi. Oven yang baik adalah oven yang selamanya
dirawat. Sebelum oven digunakan membersihkan seluruh bagian dan rak
tatakan. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin
sebelum akan dibersihkan. Buka pintu oven dan bagian didalam
dibersihkan dengan lap lembut didalam air panas atau detergen. Jenis zat
abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven dan jangan
mengelap elemen pemanas bagian luar mampu dibersihkan dengan lap
basah.
5. Mikroskop

• Dasar Teori
Mikroskop adalah keahlian menggunakan mikroskop yaitu
peralatan yang didesain untuk memperbesar gambaran objek atau
specimen yang berukuran kecil. Mikroskop membantu mikrobiologis
dalam mempelajari dan mendapatkan informasi tentang ciri-ciri
organisme.
Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke-16 yang
menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa. Pertama
kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran objek sebenarnya.
Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai 270
sampai 400 kali.

28
Penemu sel dalam susunan organisme adalah bersamaan dengan
munculnya pemakaian mikroskop, yaitu Mikroskop Cahaya ( mikroskop
yang sering digunakan dalam biologi ), okuler baik yang berlensa tunggal
atau dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler maupun yang berlensa
ganda atau yang dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler. Setelah
kemajuan dalam bidang teknologi maka bermuncullanlah berbagai tipe
mikroskop modern. Mikroskop modern meliputi mikroskop cahaya,
mikroskop ultraviolet, mikroskop fluerense, mikroskop elektron, dan
mikroskop akustik.
• Prinsip
Prinsip dasar dari penggunaan mikroskop dengan memperhatikan
perbesaran, daya resolusi dan kontras. Perbesaran merupakan
perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi
merupakan ukuran kejelasan dari citra objek. Sedangakan kontras harus
diperhatikan karena kontras akan mempertajam perbedaan bagian-bagian
yang terdapat pada sampel. Pada penggunaan mikroskop, objek
diletakkan di ruang dua lensa objek. Bayangan nyata terbalik dan
diperbesar akan terbentuk. Pengamatan dapat dilakukan dengan mata
tidak berakomodasi dan dengan mata berakomodasi maksimal. Pada
pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, bayangan akhir maya
ditempatkan pada titik jauh pengamat. Sedangkan pada pengamatan mata
berakomodasi maksimal, bayangan akhir maya ditempatkan pada titil
dekat pengamat.
• Fungsi
- Lensa Okuler
untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif
- Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan
- Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga
tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat
- Tombol pengatur fokus halus

29
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga
tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat
- Revolver
Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
- Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda
yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran
4x, 10x, dan 40x.
- Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop
- Meja Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
- Penjepit Objek Glass
- Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak
bergeser.
- Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang masuk dalam mikroskop
- Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar
lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
- Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam
mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila
sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin
cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari
yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.
- Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di
atas meja.

30
• Bagian-bagian
- Lensa Okuler, perannya membentuk bayangan maya, tegak dan
diperbesar dari lensa obyektif sehingga dapat dilihat oleh mata.
- Lensa Obyektif, peranannya memperbesar obyek mikroskopis
agar terlihat oleh lensa okuler.
- Revolving Nospiece, peranannya memilih perbesaran lensa
obyektif yang sesuai.
- Penjepit Preparat, peranannya menjepit preparat yang digunakan
- Meja benda, perannya sebagai tempat meletakkan obyek
mikroskopis yang diamati.
- Kondensor, peranannya mengumpulkan cahaya yang masuk.
- Pengatur lampu, perannya mengatur cahaya yang masuk.
- Tombol pengatur diopter, peranannya mengatur lensa okuler.
- Tombol ON/OFF, perannnya menyalakan atau mematikan
mikroskop.
- Pengatur jarak interpupilar, perannya yaitu mengatur jarak dari
interpupilar.
- Sumber Cahaya, perannannya sebagai sumber cahaya yang
digunakan dan juga memperjelas hasil pengamatan.
- Skrup Vertikal, perannya menggeser meja preparat secara
vertikal atau ke atas ke bawah.
- Skrup Horizontal, perannya menggeser meja preparat secara
horizontal atau ke kanan ke kiri.
- Skrup Kasar, peranannya yaitu menaikkan atau menurunkan
meja benda.
- Skrup Halus, perannya yaitu menggerakkan lensa obyektif
sehingga diperoleh fokus yang tepat.
- Pengatur pengamat obyek, perannya yaitu mengatur pengamat
obyek.

31
- Pengatur diafragma, perannya mengatur intensitas cahaya yang
masuk.
- Tempat lensa okuler, perannya menghubungkan lensa okuler
dengan lensa obyektif
• Kalibrasi
Kalibrasi kalibrasi mikrometer okuler yaitu kalibrasi dengan
menggunakan mikrometer objektif.Kalibrasi dilakukan dengan cara
menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada perbesaran
yang diinginkan.Skala ke nol (garis pertama) dari kedua mikrometer
tersebut disimpulkan menjadi satu garis.Kemudian dilihat pada skala ke
berapa kedua mikrometer tersebut berhimpit kembali.Dari hasil tersebut
dapat diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler itu
berdasarkan jumlah skala mikrometer objektif yang berada pada garis
berhimpit.
Mikrometer okuler perlu dikalibrasi karena jika tidak dilakukan
kalibrasi, maka skala pada mikrometer okuler liner maupun ukuran
kotak-kotak kecil yang terdapat pada mikrometer okuler kuadran tidak
dapat diketahui.Sehingga perlu dilakukan kalibrasi untuk mengetahui
skala dan ukuran dari kotak-kotak tersebut.Skala pada mikrometer okuler
linier tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu
objek, sedangakan ukuran dari kotak-kotak pada mikrometer okuler
kuadran dapat digunakan untuk mengukur luas permukaan suatu objek
mikroskopis.Selain itu mikrometer okuler perlu dikalibrasi agar memiliki
nilai nilai dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler disetiap
perbesaran.

32

Anda mungkin juga menyukai