Oleh:
Ahmad Arief J. Bana, S.Ked
K1A1 13 002
Pembimbing:
dr. Zida Maulina Aini, M.Ked. Trop
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat Laporan Studi Kasus
Kedokteran Okupasi ini dalam rangka sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian
Kedokteran Okupasi Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua
pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya
sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Zida
Maulina Aini, M.Ked. Trop atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai
masalah dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga Laporan Studi Kasus Kedokteran Okupasi ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya
serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan
perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat
dalam menyelesaikan laporan ini penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
muskuloskeletal pada pekerja. Menurut ILO, setiap tahun lebih dari 250
juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi
sakit karena bahaya di tempat kerja. Risiko yang dapat dialami seorang
pekerja antara lain yaitu penyakit yang berhubungan dengan kecacatan dan
perusahaan baik saat proses kerja maupun lingkungan kerja itu sendiri.
pelindung diri bagi pekerja dan pelayanan kesehatan kerja harus menjadi
balok.
B. Tujuan Penulisan
penyakit akibat hubungan kerja pada karyawan PT. Ade Sultra Persada
C. Manfaat
PROFIL PERUSAHAAN
adalah PT. Ade Sultra Persada yang bergerak di bidang pembuatan es balok
untuk pengawetan hasil tangkapan ikan oleh nelayan maupun pengepul ikan
Saat ini Industri pembuatan es balok PT. Ade Sultra Persada dipimpin
oleh bapak Ahmad Aljufri sejak tahun 2007 sampai sekarang. PT. Ade Sultra
lepas, dengan jam kerja mulaidari 08.00-16.00 WITA (PT. Ade Sultra
Persada, 2018).
a. Pengisian air
pengisian air. Dalam pengisian air ke dalam cetakan, air yang masuk diatur
oleh pipa-pipa yang sudah diarahkan ke ice can. Ice can tersebut diisi air
dalam jumlah yang tidak penuh yaitu dari 15 cm dibawah permukaan atas
cetakan. Hal ini dilakukan agar air garam yang ada di bak pendingin tak
b. Pembekuan air
permukaan air garam harus tinggi dari permukaan air berada dalam
cetakan dengan tinggi lebih kurang 8 sentimeter. Bila suhu dingin tidak
mencapai -80C hingga -12oC maka es tersebut tidak akan menjadi beku.
antara ice can dan ice can. Setelah itu, ice can diisi ulang kembali dengan
air bersih dari water reservoir dan ditempatkan kembali pada ice bank
dapat dipastikan seluruh produk siap untuk disimpan dan atau langsung
7
Bahaya Potensial Gangguan
kesehatan Risiko Kecelakaan
UrutanKegiatan Fisiologik/
Fisik Kimia Biologi Psikologi yang mungkin kerja
Ergonomi
terjadi
mesin Carpal Tunnel
Syndrome
Myalgia
kayu pengait.
baku
risiko kecelakaan.
Upaya kesehatan kerja yang dilakukan oleh PT. Ade Sultra Persada dinlai
belum maksimal dalam upaya promotif dan preventif pada saat melakukan
10
a. Pelayanan promotif
bekerja yang dibiarkan licin, tempat istirahat dengan anti baju pekerja
b. Pelayanan preventif
kerja telah dilakukan namun belum maksimal. Pekerja di PT. Ade Sultra
berkala, khusus dan purna tugas tidak dilakukan oleh PT. Ade Sultra
Persada.
c. Pelayanan kuratif
d. Pelayanan rehabilitatif
cacat permanen.
11
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. R
Umur : 30 Tahun
Alamat : Poasia
Pendidikan : SD
pembuatan es balok
B. Anamnesis Klinis
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin
Tn. R, usia 30 tahun dengan keluhan luka pada jari tangan kiri
sejak 1 hari yang lalu akibat kecelakaan kerja. Pasien terluka pada saat
Pasien mengeluhkan nyeri terasa lebih berat ketika bekerja dan saat
terkena air. Keluhan lain demam (-), bengkak (-), kemerahan (+). Pasien
12
alat penggancu. Pasien belum pernah berobat ke dokter. Jadwal kerja
pasien 7 hari dalam seminggu dengan durasi 8 jam perhari, yakni mulai
(APD) hanya berupa Apron dan sepatu boot, pasien tidak selalu
f. Riwayat DM disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
Riwayat kebiasaan dalam hal ini yaitu pola makan berlebih (+),
(+).
5. Riwayat Pengobatan
sedang dialami.
es balok. Tn.R tinggal bersama istri dan 2 orang anak. Keuangan keluarga
13
Tn.R bersumber dari penghasilannya sebagai karyawan di PT Ade Sultra
kesehatan.
C. Anamnesis Okupasi
1. Jenis Pekerjaan
2. Uraian Tugas
a. Tugas
b. Jadwal kerja
Satu pekan dengan durasi 8 jam kerja setiap harinya mulai pukul
WITA.
14
08.00-12.00 Mengisi daftar hadir, memakai APD, lalu memindahkan
es balok ke tempat penyimpanan dan ke tempat
penggilingan es.
12.00-13.00 Istrahat sholat makan siang
13.00-16.00 Memakai APD, lalu memindahkan es balok ke tempat
penyimpanan dan ke tempat penggilingan es.
16.00-17.00 Pulang kerja
15
3. Bahaya Potensial
16
4. Hubungan Pekerjaan Dengan Penyakit Yang Dialami
Pasien mengeluhkan nyeri pada jari tangan kiri, yaitu jari telunjuk
menggunakan alat gancu, dan bekerja di lantai yang licin. Pasien hanya
D. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda Vital
- Suhu : 36,7oC
- Berat badan : 61 Kg
- Gizi : Baik
3. Status Generalisata
17
- Mata : Pupil isokor
- Tonsil : T1/T1
- Thorax
kanan
- Jantung
sinistra
dextra
- Abdomen
18
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
- Ekstremitas bawah
- CRT : Normal
E. Pemeriksaan Penunjang
F. Resume
Tn. R, usia 30 tahun dengan keluhan luka pada jari tangan kiri
sejak 1 hari yang lalu akibat kecelakaan kerja. Pasien terluka pada saat
Pasien mengeluhkan nyeri terasa lebih berat ketika bekerja dan saat
terkena air. Keluhan lain demam (-), bengkak (-), kemerahan (+). Pasien
19
tempat penggilingan es. Pasien menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
hanya berupa Apron dan sepatu boot, pasien tidak selalu menggunakan
masker dan sarung tangan. Riwayat kebiasaan dalam hal ini yaitu pola
pemeriksaan fisik pada ektremitas atas terdapat luka tusuk pada jari tangan
G. Diagnosis Okupasi
1. Diagnosis Klinis
Kimia -
tertindis es balok
Psikososial -
20
c) Hubungan Antara Pajanan Dengan Penyakit
Pasien mengeluhkan nyeri pada jari tangan kiri, yaitu jari telunjuk
menggunakan alat gancu, dan bekerja di lantai yang licin. Pasien hanya
Masa kerja 1 tahun dengan durasi kerja 8 jam setiap harinya (7 hari
Pekerjaan
2. Diagnosis Okupasi
21
H. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
2. Non Medikamentosa
3. Okupasi
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. ANATOMI KULIT
yang merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7–3,6 kg dan luasnya
sekitar 1,5–1,9 m2. Tebal kulit bervariasi mulai dari 0,5 mm sampai 6 mm
Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak
kaki, punggung dan bahu. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapisan
yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ektoderm, sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat
(Perdanakusuma, 2007).
1. Lapisan Epidermis
pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki.
23
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai
yang terdalam):
Lapisan kulit yang paling luar dan terdiri dari beberapa sel
b. Stratum Lusidum
menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini tampak lebih jelas
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir kasar ini
d. Stratum Spinosum
Lapisan ini terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng dengan
24
Lapisan ini terdiri atas sel-sel selapis kuboid atau kolumnar yang
yang tersusun seperti pagar (palisade). Lapisan ini terdiri atas 2 jenis
sel:
2. Lapisan dermis
lapisan elastik dan fibrosa padat. Dermis terdiri dari 2 lapisan, yaitu:
a. Pars Papilare
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah. Lapisan ini
terdiri dari jaringan ikat longgar, dengan fibroblas dan sel jaringan
b. Pars Retikulare
25
3. Lapisan Subkutis / Hipodermis
terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat longgar yang
nutrisi individu. Lapisan ini terdiri dari ujungujung saraf tepi, pembuluh
B. DEFINISI
substansi jaringan.
akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan
26
tusukan/goresan benda tajam, benturan benda tumpul, kecelakaan, terkena
tembakan, gigitan hewan, bahan kimia, air panas, uap air, terkena
C. KLASIFIKASI
1. Luka tertutup
Luka tertutup merupakan luka dimana kulit korban tetap utuh dan
tidak ada kontak antara jaringan yang ada di bawah dengan dunia luar,
jenis yaitu:
2. Luka terbuka
kasar/tajam.
27
b. Luka gigitan (vulnus marsum) adalah luka gigitan hewan yang
menggigit.
c. Luka iris atau sayat (vulnus scisum) merupakan luka yang ditandai
dengan tepi luka berupa garis lurus dan beraturan. Vulnus scisum
e. Luka tusuk (Vulnus punctum) adalah luka kecil dengan dasar yang
runcing, lukanya kecil, dasar sukar dilihat, tetapi pada luka ini kuman
sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar
tampak kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai
28
D. ETIOLOGI LUKA
dan terjepit.
d) Trauma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa
E. GEJALA KLINIS
tanda terjadinya luka yang meliputi gejala umum dan gejala lokal.
a) Gejala umum
- Syok
tidak teratur, nadi tidak teraba, keringat dingin dan lemah, kesadaran
menurun.
- Crush syndrome
29
b) Gejala lokal
- Rasa nyeri
Adanya rasa nyeri ditimbulkan oleh adanya lesi pada sistem saraf.
- Perdarahan
F. DERAJAT LUKA
epidermis/lecet.
3. Stadium III : Hilangnya atau rusaknya kulit dari lapisan dermis bagian
30
G. PENATALAKSANAAN
Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus
tetap bersih, hindari penggunaan iodine salep pada luka jenis ini, karena
hanya akan menjadi sarang kuman, dan pemberian iodine juga tidak perlu
dilakukan tiap hari, karena akan melukai jaringan yang baru terbentuk.
31
apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya.
(ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah
steril atau kain yang bersih. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi
kasa steril atau kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka
dengan NaCl. Luka dibersihkan dengan kasa steril. Perhatikan pada luka,
bila dijumpai benda asing (kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan.
Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal
32
didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa, namun
mengalir. Bila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini
1. Fase inflamasi
Fase inflamasi terjadi pada hari 0–5 proses penyembuhan luka. Luka
Growth Factor beta 1 (TGF β1) yang juga dikeluarkan oleh makrofag.
33
tonus dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit,
fibrin oleh trombin yang akan membentuk bekuan pada luka di kulit.
nyeri pada awal terjadinya luka. Leukosit, neutrofil, dan monosit akan
menuju bagian luka pada kulit yang telah terjadi bekuan fibrin.
2. Fase proliferasi
Fase ini disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat
untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi
pendek apabila tidak ada kontaminasi atau infeksi yang bermakna. Fase
34
proliferasi dimulai setelah luka berhasil dibersihkan dari jaringan mati dan
kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblas dan sel inflamasi, yang
(Perdanakusuma, 2007).
mengkerut/mengecil. Pada fase ini luka diisi oleh sel-sel radang, fibroblas,
2007).
35
Reepitelisasi terjadi beberapa jam setelah luka. Sel epitel tumbuh
dari tepi luka, bermigrasi ke jaringan ikat yang masih hidup. Epidermis
segera mendekati tepi luka dan menebal dalam 24 jam setelah luka. Sel
basal marginal pada tepi luka menjadi longgar ikatannya dari dermis di
terisi matriks sebelumnya. Sel basal pada daerah dekat luka mengalami
dengan yang lain sampai defek yang terjadi tertutup semua. Sel epitel yang
sempurna kurang dari 48 jam pada luka sayat yang tepinya saling
berdekatan dan memerlukan waktu lebih panjang pada luka dengan defek
3. Fase maturasi
pada luka. Remodeling meliputi deposit dari matriks dan deposit kolagen
36
Salah satu ciri dari fase ini adalah perubahan matriks ekstraseluler.
Kolagen tipe III muncul pertama kali sesudah 48–72 jam dan maksimal
disekresi antara 5–7 hari. Jumlah kolagen total meningkat pada awal
(Li et al., 2007). Kolagen tipe III yang diproduksi oleh fibroblas selama
fase proliferasi akan diganti oleh kolagen tipe I selama beberapa bulan
berikutnya melalui proses yang lambat dari kolagen tipe III (Gurtner,
2007). Selama periode 1 tahun atau lebih, dermis secara bertahap kembali
waktu 1 bulan dan terus meningkat sampai 1 tahun, mencapai lebih dari
(Perdanakusuma, 2007).
sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu, orang yang
37
3. Usia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
luka.
stress akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebih lama. Jahitan
luka yang kurang baik atau tidak dapat menempel pada proses epitelisasi
penyembuhan luka perineum dan luka lainnya. Infeksi luka jahitan dan
38
perawatan yang tidak bersih atau tidak steril pada luka jahitan robekan
antara lain pembengkakan kulit daerah sekitarnya merah, rasa panas dan
nyeri, serta mengandung cairan nanah, tanpa atau disertai demam. Luka
7. Personal hygiene
penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu
J. KOMPLIKASI
a) Hemoragi
Hemoragi atau perdarahan dari daerah luka merupakan hal yang normal
b) Infeksi
infeksi lebih besar terjadi jika luka mengandung jaringan mati atau
nekrotik, terdapat benda asing pada luka, suplai darah serta pertahanan
39
c) Dehisens
Dehisens adalah terpisahnya lapisan luka secara parsial atau total. Hal ini
terjadi apabila luka tidak sembuh dengan baik dan paling sering sebelum
2007).
K. PROGNOSIS
1. Kebanyakan luka ringan termasuk luka robek sederhana, luka iris dan luka
2. Semakin rumit pasien dan semakin rumit luka, prognosis untuk hasil yang
normal.
3. Hasil juga tergantung pada faktor risiko. Luka yang terkontaminasi dan
40
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Luka tusuk (Vulnus punctum) adalah luka kecil dengan dasar yang
sukar dilihat. Disebabkan oleh tertusuk paku atau benda yang runcing,
lukanya kecil, dasar sukar dilihat, tetapi pada luka ini kuman tetanus
gampang masuk. Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang
masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi
kerja (PAK).
B. SARAN
(K3).
41
DAFTAR PUSTAKA
Bengkulu.
Kerja Dalam Proses Produksi Pada PT. Aneka Adhilogam Karya Klaten.
kerja pada pekerja divisi mill boiler (studi kasus di PT. laju perdana
34
framework necessary to implement the basic principles of chronic wound
care.
Franz, MD. (2008). The Use of Amnion - Derived Cellular Cytokine Solution to
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Dorland, Newman W.A. 2009. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:
EGC.
35
LAMPIRAN
36