Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBA EUSTACHIUS

Ronaldi K. Jusri, Sri Harmadji

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

horizontal dengan membentuk sudut


PENDAHULUAN 100 dengan bidang horizontal. Keadaan
Tuba Eustachius merupakan seperti ini dapat memudahkan
struktur unik yang merupakan suatu terjadinya penjalaran radang atau
saluran yang menghubungkan kavum infeksi dari nasofaring ke kavum
timpani dengan nasofaring yang antara timpani pada bayi.6
lain berfungsi sebagai alat ventilasi
kavum timpani.1-5
Fungsi yang abnormal
dari tuba Eustachius seperti
gangguan membuka atau
menutupnya tuba ataupun
gangguan dari transpor
mukosilier dapat menyebabkan
perubahan patologis telinga
tengah yang akhirnya dapat
mengakibatkan gangguan
pendengaran, terjadinya otitis
media dengan
komplikasinya.1,2,4,5
Tujuan dari makalah ini
adalah membahas beberapa hal yang
berhubungan dengan anatomi dan Gambar 1. Anatomi tuba Eustachius.1
fisiologi tuba Eustachius serta berbagai
faktor yang mempengaruhi fungsi tuba Tuba Eustachius terdiri dari
Eustachius. dua bagian yaitu pars oseus dan pars
kartilaginus. Pars oseus bermuara ke
Anatomi Tuba Eustachius kavum timpani dan pars kartilaginus
Tuba Eustachius atau tuba bermuara ke nasofaring. Lumen dari
auditorius merupakan saluran yang kedua bagian tuba Eustachius ini
menghubungkan kavum timpani berbentuk kerucut, kedua puncaknya
dengan nasofaring. Dari orifisium bertemu pada suatu bagian yang sempit
nasofaringeal tuba Eustachius berjalan disebut ismus.1,2,3,6,7 Lumen pars oseus
kearah latero-postero-superior menuju berbentuk segitiga dengan tinggi 2-3
orifisium timpanal. Dengan demikian mm dan dasar 3-4 mm, pada ismus
orifisium timpanal lebih tinggi 2-2,5 tinggi 2 mm dan leber 1 mm,
cm dibandingkan level orifisium kemudian pada pars kartilaginus
nasofaringeal dengan membentuk meleber dimana pada orifisium
sudut 400-450 dengan bidang faringeal berukuran tinggi 8-10 mm
horizontal.1,3,6 Panjang tuba Eustachius dan lebar 1-2 mm.1,2,4
pada orang dewasa sekitar 31-38
mm.1,3 Tuba Eustachius pada bayi dan
anak relatif lebih lebar, pendek dan

23
Pars Oseus (protimpanum)
Merupakan sepertiga posterior
panjang tuba Eustachius (11-14 mm)
yang bermuara ke kavum timpani di
dinding anterior, dan bagian ini selalu
terbuka.1,2,3,6,8
Secara histologis sebagian
ujung pars kartilageneus masuk
kedalam pars osseus, sehingga
hubungan kedua bagian tersebut tidak
membentuk mekanisme persendian.
Orifisium timpanal terletak lebih tinggi
dari hipotimpanum, keadaan ini
mengakibatkan tuba Eustachius tidak
dapat melakukan drainase secara pasif
dari telinga tengah jika terjadi efusi
sewaktu kepala berdiri tegak.1,2,9,10,11

Pars Kartilaginus
Bagian ini merupakan dua
pertiga anterior panjang tuba
Eustachius yang terdiri dari
membran dan kartilago, berbentuk
terompet dengan panjang 20-25 mm.
Bagian medial berupa tulang
rawan yang melengkung dan bagian Gambar 2. Potongan koronal dan
latero inferior berupa membrane tranversal dari tuba Eustachius.1
dimana melekat otot tensor veli
palatini. Bagian tulang rawan terdiri Muskulus
dari 3 sampai 4 segmen yang dapat Ada 3 otot yang memegang
menggeser satu sama lain sehingga peranan penting dalam
dapat bergerak melingkar mengikuti mekanisme pembukaan tuba
gerakan menelan.1,2,9,10 secara aktif yaitu m. tensor veli
Pars kartilaginus lebih banyak paltini, m. levator veli paltini, m.
dalam keadaan tertutup akibat tekanan salpingofaringeus. Namun otot-otot
otot dan jaringan lemak (Ostman fatty yang berhubungan dengan tuba
pad’s) di lateral membran dan baru Eustachius pada dasarnya ada 4 yaitu
terbuka jika membran tertarik ke selain 3 otot diatas juga ada m. tensor
lateral oleh kontraksi otot tensor veli timpanum.1,2,9,10
palatini pada waktu mengunyah atau Muskulus tensor veli palatine
menelan.1,4,9,10 melekat pada fosa skapoidea os
spenoid dan bagian lateral membrane
pars kartilagineus. Tendon otot ini
melingkari bagian lateral humulus
pterigoideus kemudian ke medial
melekat pada bagian posterior palatum
derum.1,4,10
Kontraksi otot ini terjadi saat
menelan, mengunyah atau menguap.
Pada keadaan ini membran pars
kartilagineus di tarik ke lateral oleh m.

24
tensor veli paltini sehingga lumen tuba
Eustachius terbuka. Otot ini diinervasi Vaskularisasi dan System Limfatik
oleh cabang mandibula saraf Vaskularisasi tuba Eustachius
1,4,9,10
trigeminus. berasal dari cabang-cabang a.
maksilaris interna, a.
faringealis asendens dan a. palatina
asendens. Aliran vena berasal dari
pleksus venosus pada lapisan
submukosa tuba Eustachius menuju
Pleksus Pterigoideus. Pleksus venosus
mukosa tuba Eustachius juga
menerima aliran darah dari sistem vena
kavum timpani.4,10
Pleksus limfatikus terutama
terdapat pada sekitar orifisium tuba
Eustachius. Dari sini aliran limfe
menuju limfonodi retrofaring,
limfonodi jugularis dan limfonodi
parotis.4,10

Tuba Eustachius pada Bayi dan


Anak-Anak
Pada bayi dan anak-anak
panjang tuba Eustachius kurang lebih
separuh dari dewasa, panjangnya rata-
rata 18 mm. Panjang pars kartiloginus
kurang dari dua pertiga tuba
Eustachius sehingga pars oseus pada
Gambar 3. Perlekatan m. tensor veli bayi relatif lebih panjang dan lebar
palatini pada dinding tuba Eustachius. diameternya dibanding dewasa.
Diameter ismus pada bayi dan anak-
Mukosa anak juga lebih kecil sekitar 2,4 mm –
Mukosa yang melapisi lumen 0,8 mm dibanding dewasa 4,3 mm –
dari tuba eustachius terdiri dari dari 1,7 mm.1,9,10
epitel torak bersilia yang sama dengan Arah dari tuba Eustachius amat
traktus respiratorius bagian atas yang bervariasi dari mendatar hingga
bermodifikasi, hanya ujung faringeal membentuk sudut kurang lebih 10
saja yang betul-betul merupakan derajat terhadap bidang horizontal.
saluran nafas atas.1,7,9,10,12 Tuba Eustachius tidak membentuk
Sel Goblet dan sel bersilia sudut pada istmus tetapi hanya
banyak terdapat di mukosa pars menyempit saja.1,9,10
kartilagineus, sedangkan pada pars Oleh karena itu sekresi dari
osseus sel Goblet dan bersilia hanya telinga tengah tidak mengalir dengan
terdapat pada mukosa di dasar baik dan sekresi cairan dari nasifaring
lumennya saja. dapat lebih mudah masuk ke dalam
Kelenjar mukus dan sel Goblet tuba Eustachius. Hal ini dapat
ini meghasilkan sekresi yang akan meningkatkan resiko terjadinya otitis
membentuk suatu mucous blanket yang media pada bayi.10
bersama sel bersilia membentuk suatu
mucociliary transportation system.1,9,10

25
menyeimbangkan lagi tekanan di
telinga tengah.1,8,9,10
Pembukaan lumen tuba
Eustachius dapat terjadi baik secara
aktif dan pasif. Pembukaan secara aktif
terjadi oleh kontraksi muskulus tensor
veli palatine pada saat menelan,
menguap atau mengunyah.1,4,9,10,13
Pada orang dewasa gerakan menelan
dapat terjadi beberapa kali dalam 1
menit dan dalam keadaan tidur terjadi
sekali dalam 5 menit.1
Pembukaan tuba Eustachius
pada bayi dan anak-anak frekwensinya
terjadi lebih sering dibanding dewasa,
sehingga bayi dan anak-anak
mendapatkan kesulitan dalam
mempertahankan tekanan udara
ditelinga tengah.10
Pembukaan secara pasif terjadi
jika tekanan didalam kavum timpani
lebih tinggi dari pada tekanan atmosfir.
Tuba Eustachius bekerja paling
efisien bila dalam posisi tegak.
Gambar 4. Perbedaan tuba Eustachius Efisiensi tuba Eustachius akan
bayi dan dewasa.1 menurun seiring dengan semakin
Fisiologi Tuba Eustachius rebahnya tubuh. Menurut Ingelstedt
Telah diketahui ada 3 fungsi dkk (1967), yang dikutip dari
dari tuba Eustachius dalam memelihara bluestone.1 Volume udara yang
fungsi telinga tengah yaitu fungsi melewati tuba Eustachius akan
ventilasi, fungsi drainase dan fungsi berkurang 1/3 bila tubuh kita
proteksi.1,4,9,10 membentuk sudut 200 terhadap bidang
horizontal dan berkurang 2/3 bila kita
Fungsi Ventilasi berbaring.1,9
Fungsi ini adalah dimana tuba
eustachius mempertahankan tekanan
udara (1 atm) didalam cavum timpani Fungsi Drainase
sama dengan tekanan udara luar atau Mukosa kavum timpani dan
sama dengan tekanan atmosfir.1,4,9,10 tuba Eustachius memiliki sel-sel yang
Dalam keadaan normal, telinga yang menghasilakn sekret. Tuba
tengah merupakan suatu ruang tertutup Eustachius mengalirkan secret ini dari
dan penuh berisi udara. Mukosa telinga kavum timpani kearah nasofaring
tengah secara perlahan-lahan akan dengan suatu transpor mukosiliar.
mengabsorbsi udara dan nitrogen dari Fungsi drainase secret oleh tuba
telinga tengah sehingga akhirnya Eustachius dipengaruhi oleh aktifitas
tekanan udara dalam telinga tengah sel-sel bersilia, grafitasi, gradasi
akan menurun. Pada orang dewasa, tekanan udara sepanjang tuba
kecepatan absorbsi udara ini sekitar 1 Eustachius dan viskositas secret itu
ml/24 jam.1,8,9,10,12 Dengan terbukanya sendiri.1,9,10
tuba Eustachius secara periodik maka
udara akan masuk untuk

26
Fungsi Proteksi terhenti di leher labu sebagai akibat
Pada keadaan normal tuba adanya tekanan pasitif dalam bejana
eustachius selalu dalam keadaan tersebut.1,9
tertutup sewaktu istirahat.1,4,9 Dengan Cairan nasofaring dapat masuk
demikian dapat menghalangi sekret ke tuba Eustachius bila diberi suatu
dan kuman dari nasofaring masuk tekanan positif kuat. Bersin sewaktu
kedalam kavum timpani. Bluestone1 hidung buntu, menangis, menelan
menganalogikan fungsi proteksi dari sambil menutup hidung, menyelam
tuba Eustachius, kavum timpani dan atau lepas landasnya pesawat terbang
sel-sel mastoid sebagai labu dapat meningkatkan tekanan
Erlenmeyer dengan leher yang panjang nasofaring yang dapat menyebabkan
dan sempit. Mulut labu diumpamakan kegagalan dari fungsi proteksi
1,4,9,10
sebagai orifisium nasofaring, leher tuba.
labu sebagai ismus tuba Eustachius, Sedangkan pada anak-anak,
dan bulbus labu sebagai kavum model labu tersebut sedikit berbeda.
timpani dan mastoid.1,9,10 Model labu pada anak-anak
mempunyai leher labu yang lebih
pendek. Hal ini dianalogikan dengan
lebih pendeknya tuba Eustachius pada
anak-anak dibanding orang dewasa.
Karena leher labu yang lebih pendek
tersebut maka kemungkinan terjadinya
refluks sekresi nasofaring ke telinga
tengah pada anak-anak lebih besar
dibanding dewasa.1,9,10

RINGKASAN
Secara ringkas telah
disampaikan beberapa hal mengenai
Gambar 6. Fungsi tuba tuba Eustachius. Tuba Eustachius
Eustachius dalam memelihara telinga merupakan saluran yang
tengah.1 menghubungkan nasofaring dengan
kavum timpani dan dibagi menjadi dua
bagian yaitu pars osseus dan pars
kartilagenous.
Secara anatomi terdapat
perbedaan anatomi antara anak dan
dewasa yang berpengaruh terhadap
fungsi dari tuba Eustachius.
Fungsi tuba Eustachius antara
lain meliputi fungsi ventilasi yang
merupakan alat untuk
menyeimbangkan tekanan udara dalam
kavum timpani terhadap tekanan
atmosfir, fungsi drainase yang
Gambar 7. Model labu yang merupakan sarana untuk mengalirkan
dianalogikan sebagai tuba Eustachius mukus dari dalam kavum timpani ke
kavum timpani-mastoid.1 nasofaring dan fungsi proteksi yang
melindungi kavum timpani dari
Bila sedikit cairan dimasukkan pengaruh dunia luar.
di leher labu maka cairan tersebut akan

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Bluestone CD. Anatomy and 8. Cohn AM. Clinical assessment of


physiology of the Eustachian tube Eustachian tube ventilatory
system. In : Bailey BJ, editor. Head function. Laryngoscope 1977 Aug;
& Neck Surgery Otolaryngology. 87 : 1336-1358.
6th edition. Philadelphia, JB 9. Bluestone CD. Physiology of the
Lippincot Company; 1993. p. middle ear and Eustachian tube. In
1253-62. Paparella, editor. Otolaryngology –
2. Djaafar ZA. Kelainan telinga Head & Neck. 3th edition.
tengah. Dalam : Iskandar N, editor. Philadelphia, WB Saunders
Buku ajar ilmu kesehatan telinga Company; 1991.p.163-83.
hidung tenggorok kepala leher. 10. Bluestone CD and Klein JO. Otitis
Edisi 5, Jakarta, FKUI, 2001. hal. media & Eustachian tube
49-50. dysfunction. In : Pediatric
3. Liston SL dan Duvall AJ. Otolaryngology. 4th
Embriologi, anatomi dan fisiologi edition.Volume 1. Saunders P.497-
telinga. Dalam : Boies, editor. 517.
Buku ajar penyakit THT. Edisi 6, 11. David F. Anatomi dan Embriologi.
penerbit buku kedokteran EGC, Dalam Ballenger JJ,editor.
1994. hal. 33. Penyakit Telinga, Hidung,
4. Anatomy of the Eustachian tube. Tenggorok, Kepala & Leher. Jilid
Available at: Dua. Edisi 13, Alih bahasa Staf
http://www.emedicine.com/esp/dict ahli bagian THT RSCM – FKUI
ionary. Accessed August 21st, Indonesia, Binarupa Aksara. hal.
2007. 101-51.
5. Eustachian tube. Available at: 12. Penyakit Kataral Telinga Tengah.
http://www.whonamedit.com/docto Dalam Ballenger JJ, editor.
r.cfm/1433.html. Accessed August Penyakit Telinga, Hidung,
21st, 2007. Tenggorok, Kepala & Leher. Jilid
6. Lee K.J. Eustachian tube. In: Lee Dua. Edisi 13, Alih bahasa Staf
K.J, editor. Essential ahli bagian THT RSCM – FKUI
Otolaryngology Head & Neck Indonesia, Binarupa Aksara.
Surgery. 8th edition. McGraw-Hill hal.366-83.
Medical Publishing Divition. p.9- 13. Ganong F.W. Pendengaran &
10. Keseimbangan. Dalam : Djauhari
7. Bordley JE, Brookhouser PE, Widjajakusumah, editor. Buku ajar
Tucker Jr GF. The Ear : otitis fisiologi kedokteran. Edisi 17,
media & mastoid disease. In: nose Jakarta. Penerbit buku kedokteran
& throat disorder in children. EGC. Hal : 165-66.
Raven Press. p. 65-97.

28

Anda mungkin juga menyukai