MEMBACAKAN BERITA
Membacakan berita dapat menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi sang pembaca dan pendengarnya jika
pembacaan dilakukan dengan baik.
Untuk dapat menjadi pembaca berita yang baik perlu berlatih:
1. lafal dan pengucapan yang jelas;
2. intonasi yang benar;
3. sikap yang benar.
Dalam menyampaikan berita, intonasi dapat menimbulkan bermacam arti. Keras lambatnya suara atau pengubahan nada, dan
cepat lambatnya pembacaan dapat digunakan sebagai penegasan, peralihan waktu, perubahan suasana, maupun perenungan.
Dalam membacakan berita hendaknya diutamakan pelafalan yang tepat.
Gerak-gerik terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak tersebut lebih banyak bersifat mengisyaratkan
(bernilai sugestif) dan jangan berlebihan. Untuk menimbulkan suasana khusus yang diperlukan dalam pembacaan, suara
lebih efektif dengan didukung oleh ekspresi wajah. Air muka (mimik) dan alunan suara yang pas lebih efektif untuk
meningkatkan suasana. Senyum atau kerutan kening juga dapat membantu penafsiran teks.
Perhatikan pula kontak pandangan Anda dengan pendengar (penonton), terutama bila membacakan berita melalui media
televisi atau kontak langsung dengan pendengarnya.Jadi, membaca berita adalah menyampaikan suatu informasi atau berita
melalui membaca teks berita dengan lafal, intonasi, dan sikap secara benar.
FORMAT SURAT
Bentuk penulisan surat atau format surat yang lazim dipergunakan ada 5 bentuk, yaitu :1. Bentuk lurus penuh
(full block style)
2. Bentuk lurus
(black style)
3. Bentuk setengah lurus
(semi block style)
4. Bentuk lekuk
(indented style)
5. Bentuk paragraf menggantung
(hanging paragraph)
JENIS-JENIS SURAT
1. Menurut kepentingan dan pengirimnya, surat dapat dikelompok kan sebagai berikut :
A. SURAT PRIBADI Yaitu surat yang dikirimkan seseoarang kepada orang lain atau suatu oarganisasi/instansi.surat
pribadi adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
(1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2) Tidak menggunakan nomor surat
(3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.Yang termasuk surat pribadi adalah :
a. Surat keluarga
b. Surat perjanjian
c. Surat lamaran pekerjaan.
Untuk membuat surat lamaran pekerjaan perlu memperhatikan tahap-tahapnya yaitu :
1. Sumber informasi
2. Pedoman penulisan
3. Lampiran yang diminta
4. Proses pengajuan surat lamaran.
Pada bagian tanda tangan surat lamaran seringkali suatu kantor khususnya kantor pemerintahmenghendaki perlunya
dibubuhi materai.
Isi surat lamaran terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal surat
b. Alamat surat
c. Perihal
d. Salam pembuka
e. Kalimat pembuka
f. Data pribadi
g. Data lampiran
h. Kalimat penutup
i. Kata penutup
j. Tanda tangan dan nama jelas
k. Materai jika diminta.
Biasanya pelamar melengkapi surat lamarannya dengan melampirkan :1. Daftar Riwayat Hidup
2. Foto Copy Ijasah
3. Foto Copy KTP dan
4. Pas foto
B. SURAT RESMI
Adalah surat yang disampaikan oleh suatu instansi/lembaga kepada seseorang ataulembaga/instansi lainnya. Surat resmi
(surat dinas) terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
1. Surat dinas pemerintah, yaitu surat resmi yang digunakan instansi pemerintah untuk kepentingan adminiustrasi
pemerintahan.
2. Surta niaga, yaitu surat resmi yang dipergunakan oleh perusahaan atau badan usaha.
3. Surta sosial, yaitu surat resmi yanng dipergunakan oleh organisasi kemasyarakatan yangbersifat nirlaba ( nonprofit).
C. MEMO
1. Alat komunikasi bertulis di dalam jabatan sendiri untuk berhubung secara rasmi.
Menurut isinya, surat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Surat pemberitahuan
b. Surat keputusan.
c. Surat perintah.
d. Surat permintaan
e. Surat panggilan
f. Surat peringatan
g. Suirat perjanjian
h. Surat laporani. Surat pengantar
j. Surat penawaran
k. Surat pemesanan
l. Surat undangan dan
m. Surat lamaran pekerjaan.
4. Berdaraskan banyaknya sasaran, surat dapat dikelompokkan menjadi surat biasa, surat edaran, dan surat
pengumuman.
5. Berdasarkan tingkat kepentingan penyelesainnya, surat terbagi atas surat biasa, surat kilat,dan surat kilat khusus.
6. Berdasarkan wujudnya, surat terbagi atas surat bersampul, kartu pos, warkatpos, telegram,teleks atau faksimile, serta
memo dan nota.
7. Berdasarkan ruang lingkup sasarannya, surat terbagi atas surat intern dan surat ekstern.
1.3. Kebahasaan
Aspek kebahasaan bahasa Indonesia meliputi, aspek bunyi, bentukan kata, kalimat, dan makna. Aspek kebahasaan tidak
secara eksplisit dituangkan di dalam KTSP, namun dalam pembelajaran bahasa Indonesia aspek kebahasaan tidak dapat
dipisahkan dari komponen keterampilan berbahasa dan bersastra. Aspek kebahasaan merupakan unsur pembentuk bahasa
yang dipakai dalam kegiatan berbahasa. Pembelajaran aspek kebahasaan bukan hal yang dapat begitu saja ditinggalkan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun juga bukan berarti dominasi pembelajaran bahasa dilakukan pada aspek
kebahasaan (Azmy, Bahauddin. 2012:7).
Materi pembelajaran kebahasaan, meliputi bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, kalimat, dan makna. Materi pembelajaran
kebahasaan di kelas awal SD meliputi pengenalan bunyi atau huruf, lafal, intonasi, kata, dan kalimat sederhana.
Materi pembelajaran kebahasaan di kelas tinggi SD, meliputi merangkai kata menjadi kalimat dengan bahasa yang baik dan
benar (ejaan yang tepat dan pilihan kata yang tepat dan santun).
a. Bunyi (Fonem)
Fonem adalah unsur bahasa yang terkecil dan dapat membedakan arti atau makna (Gleason,1961: 9).
b. Lafal
Lafal adalah suatu cara seseorang atau sekelompok orang dalam mengucapkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa Indonesia
meliputi vokal, konsonan, diftone, gabungan konsonan.
c. Intonasi
Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat
d. Kata (Morfem)
Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedaka makna dan atau mempunyai makna.
Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa). Sebagai kesatuan
pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi menjadi
kesatuan bentuk yang lebih kecil. (Lamuddin, 2012:4)
Menurut bentuk dan maknanya, morfem dikelompokkan menjadi 2 yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem
bebas, yaitu morfem yang berdiri sendiri dari segi makna tanpa harus dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua kata
dasar tergolong morfem bebas. Morfem terikat, yaitu morfem tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna.
Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu unsur-unsur kecil seperti
klitika, partikel, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.
e. Kalimat (Sintkas)
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . kalimat
ada yang berupa fakta ada pula yang berupa opini. (Widjono, 2010:11)
Kalimat fakta adalah kalimat yang berisi peristiwa atau berita yang pasti. Mempunyai data yang valid dan dapat dibuktikan.
Sedangkan kalimat opini adalah kalimat pernyataan yang berupa perkiraan atau pendapat terhadap suatu hal baik yang tidak
pasti atau belum terjadi, tidak membutuhkan data yang valid dan bersifat subjektif.
Fokus perhatian pembelajaran terpadu terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran
sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya (Aminuddin, 1994). Berdasarkan hal tersebut,
maka pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai:
Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan untuk
memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari mata
pelajaran lainnya
Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling
dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak
Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara serempak (simultan)
Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan
belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa secara terpadu di sekolah dasar,
terutama pada saat penggalian tema-tema.
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang meliputi:
1) tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan mata pelajaran;
2) tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya;
3) tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa;
4) tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa;
5) tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar;
6) tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat; dan
7) tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.