Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan
belajar mengajar. Kemampuan menangkap pelajaran oleh siswa dapat di
pengaruhi dari pemilihan model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan
pembelajaran yang di tetapkan akan tercapai. Terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang dapat di jadikan alternatif bagi guru untuk menjadikan
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan optimal salah satunya
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Wagitan ( 2006 )
menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu
alternatif karna banyak pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif
termasuk kooperatif mampu meningkatkan efektipitas pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif memiliki manfaat atau kelebihan yang sangat
besar dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
mengembangkan kemampuannya. Hal ini di karenakan dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif, siswa di tuntut untuk aktif dalam belajar melalui
kegiatan kerja sama kelompok
B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan di rumuskan beberapa masalah yang akan di bahas
lebih jauh, antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif ?


2. Apa unsur-unsur pokok model pembelajaran kooperatif ?
3. Bagaimana karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ?
4. Apa Variasi-Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif ?

C. Tujuan

1
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif
2. Mengetahui unsur-unsur apa yang ada di model pembelajaran kooperatif.
3. Mengetahui bagaimana karakteristik model pembelajaran kooperatif.
4. Mengetahui vaiasi-variasi dalam model pembelajaran kooperatif.

BAB II

LANDASAN TEORI

2
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model adalah gambaran kecil atau miniatur dari sebuah konsep besar.
Model pembelajaran adalah gambaran kecil dari konsep pembelajaran secara
keseluruhan. Termasuk dalam hal ini adalah tujuan, sintaksis, lingkungan, dan
sistem pengelolaan. Atas dasar ini, model pembelajaran mempunyai makna
lebih luas dari istilah lain, seperti pendekatan, strategi, dan metode.
Dengan demikian, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaraan.
Pembelajaraan yang dimaksud disini termasuk penggunaan media
pembelajaraan secara umum, seperti buku-buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarah kepada desain
pembelajaran untuk mebantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan
pembelajaran tercapai dengan efektif dan efesien.
Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama (Hamid Hasan:1966). Model pembelajaran kooperatif adalah
belajar kelompok. Kelompok disini merupakan rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didikdalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajran yang telah dirumuskan. “Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran cara menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda”. Ada empat unsur penting
dalam strategi pembelajaran kooperatif (SPK) atau cooperative learning, yaitu
adanya peserta didik dalam kelompok, aturan kelompok, upaya belajar setiap
anggota kelompok, dan tujuan yang harus dicapai. Salah satu strategi dari
model pembelajaran kelompok adalah cooperative learning. Menurut Suherman
dkk “cooperative learning menekankan pada kehadiran teman sebaya yang
berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau
membahas suatu masalah atau tugas. Abdurahman dan Bintoro memberi
batasan model pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran yang secara sadar
dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih

3
asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata
(Nurhadi dan Senduk, 2003:60).
Pada dasarnya, cooperative learning mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara
sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
dari dua orang atau lebiih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. (Etin Solihatin: 2014).
Belajar secara kelompok dalam model pembelajaran ini merupakan minatur
masyarakat yang diterapkan dalam kehidupa dikelas yang akan melatih siswa
untuk mengembangkan dan melatih mereka menjadi anggota masyarakat yang
baik.

B. Unsur-Unsur Pokok Model Pembelajaran Kooperatif


Ada 4 unsur pokok model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Adanya
peserta dalam kelompok, 2. Adanya aturan kelompok, 3. Adanya upaya belajar
setiap anggota kelompok, dan 4. Adanya tujuan yang akan dicapai. (Sanjaya,
2009:241).
1. Adanya peserta dalam kelompok
Peserta pembelajaran kooperatif adalah para siswa yang melakukan
kegiatan belajar secara berkelompok. Pengelompokan siswa bias dilakukan
berdasrkan beberapa pertimbangan, misalnya minat, bakat kemampuan
akademis, dst. Pertimbangan apapun yang dipilih dalam mengelompokkan
siswa, tujuan pembelajaran harus yang diutamakan.

2. Adanya aturan kelompok


Aturan kelompok merupakan sesuatu yang telah disepakati oleh pihak-
pihak yang terlibat baik siswa sebagai peserta didik maupun siswa sebagai
anggota kelompok.

4
3. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok
Upaya belajar merupakan segala aktivitas siswa untuk meningkatkan
kemampuan, baik kemampuan yang telah dimiliki, maupun kemampuan yang
baru. Aktivitas belajar siswa dilakukan secara berkelompok, sehingga
diantara mereka terjadi saling membelajarkan melalui tukar pikiran,
pengalaman, maupun gagasan.
4. Adanya tujuan yang akan dicapai
Aspek tujuan dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk
memberikan arah pada perncanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi. Dengan
adnya tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran
setiap aktivitas belajar.

C. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling berhubungan. Elemen-elemen yang sekaligus
merupakan karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: saling
ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan
keterampilan hubungan antar pribadi (Nurhadi dan senduk, 2003: 60). Berikut
penjelasan untuk, 2003: 60). Berikut penjelasan untuk masing-masing elemen.
1. Saling ketergantungan positif
Saling ketergantungan positif adalah hubungan yang saling
membutuhkan. Saling ketergantungan positif menuntut adanya interaksi
promotif yang memungkinkan sesame siswa saling memberikan motivasi
untuk meraih hasil belajar yang optimal, yang dicapai melalui: a. saling
ketergantungan pencapaian tujuan, b. saling ketergantungan menyelesaikan
tugas, c. saling ketergantungan bahan atau sumber belajar, d. saling
ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka terwujud adanya dialog yang dilakukan bukan hanya
antara siswa dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Interaksi

5
semacam itu memungkinkan para siswa data saling menjadi sumber belajar.
Fakta seperti itu dibutuhkan karena ada siswa yang merasa lebih mudah
belajar dari sesame sissiswa dengan siswa. Interaksi semacam itu
memungkinkan para siswa data saling menjadi sumber belajar. Fakta seperti
itu dibutuhkan karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesama siswa.
3. Akuntabilitas individual
Pembelajaraan kooperatif terwujud dalam bentuk belajar kelompok.
Meskipun demikian penilaian tertuju pada penguasaan materi belajar secara
individual. Hasil penilaian padakemampuan individual tersebut selanjutnya
disampaikan guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok
mengetahui siapa diantara mereka yang memerlukan bantuan dan yang dapat
memberikan bantuan.
4. Keterampilan menjalin hubungan antara pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan menjalin hubungan antar
pribadi (interpersonal relationship) dikembangkan. Pengemabangan
kemampuan tersebut dilakukan dengan melatih siswa untuk besikaptenggang
rasa, sopan, mengkritik ide bukan pribadi, tidak mendominasi pembicaraan,
menghargai pendapat orang lain, dst.

D. Variasi-Variasi dalam Model Pembelajaran Kooperatif


Ada 4 metode yang dapat dilaksanakan oleh gurudalam pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif (Trianto, 2007:49). Keempat metode dimaksud
adalah: metode STAD, metode Jigsaw, metode NHT, metode TPS.
1. Metode STAD
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan

6
baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam
kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
efektif.Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif
tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar
kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu
STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
2. Metode Jigsaw
Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa,
bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan
pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian
3. Metode NHT
Metode NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif
struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.Struktur Kagan menghendaki agar
para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
kooperatif.Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari
sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk
kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah
dilontarkan.
4. Metode TPS
Think Pair Share (TPS) adalah metode pembelajaran sederhana dimana
ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para murid duduk
berpasangan antara tim mereka.

7
BAB III
PEMBAHASAN

Pembelajaran kooperatif dapat dikatakan sebagai aktivitas pembelajaran yang


dilakukan secara berkelompok serta terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur yang bersifat heterogen dan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok kami
menganggap bahwa pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan strategi
pembelajaran yang lain. Perbedaannya dapat dilihat dari proses pebelajaran yang lebih
menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif
ini kelompok kami menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai tidak hanya
kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan materi pelajaran, tetapi juga
adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah
yang yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Manfaat yang didapat dalam
diberlakukannya pembelajaraan ini dalam ruang kelas, yaitu dapat mengajarkan siswa
menjadi percaya sama guru, kemampuan untuk berfikir, mencari informasi dari sumber
lain dan belajar dari sisw lain, mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara
verbal dan membandingkan dengan ide temannya, serta membantu siswa belajar
menghormati siswa yang pintar daan siswa yang lemah.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Meskipun tujuan pembelajaran dirumuskan dengan baik,
materi yang dipilih sudah tepat, jika model pembelajaran yang dipergunakan kurang
memadai mungkin tujuan yang diharapkan tidak tercapai dengan baik. Jadi dapat
dikatakan langsung bahwa model pembelajaran merupakan salah satu komponen
pembelajaran yang penting dan sangat menentukan dalam keberhasilan proses
pembelajaran.
Pada realitas yang ada, kelompok kami menganggap sejumlah model
pembelajaran telah diterapkan di berbagai sekolah untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Namun, mengingat adanya variasi tujuan yang ingin dicapai,
diantaranya adalah adanya lingkungan belajar yang berlainan, keadaan peserta didik

8
yang berbeda, karakteristik materi yang berbeda, dll. Di dalam proses pembelajaran
guru harus memiliki strategi agar peserta didik bekerja secara efektif dan efisien, tepat
pada tujuan yang di harapkan. Banyak model pembelajaran yang dapat di gunakan
dalam pembelajaran tetapi tidak setiap model pembelajaran dapat di terapkan dalam
setiap materi sehingga pemilihana model pembelajaran sangat penting guna mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, sebelu, pelaksanaan kegiataan pembelajaran
diperlukan pemikiran yang matang dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat
untuk suatu kompetensi dasar ang akan ddisajikan.
Dengan adanya pembelajaran kooperatif, kami rasa dapat memudahkan siswa
lebih cepat menerima pelajaran. Karena model pembelajaran kooperatif dapat
menyatukan beberapa individu dalam ssetiap kelompok untuk bekerja sama dalam
memecahkan suatu masalah dalam pembalajaran. Dengan penerapan pembelajaran
kooperataif, siswa yang berkemampuan rendah akan lebih mudah memahami materi
yang diberikan oleh guru, pembelajaran kooperatif ini memberi peluang kepada siswa
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan
masalah.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah belajar kelompok. Kelompok disini merupakan rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didikdalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajran yang telah dirumuskan. Tujuan
pembelajaran ini juga di sesuaikan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk
memperoleh ilmu dan mendidik anak didik, maka tujuan pembelajaran
kooperatif yaitu meningkatkan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
Dan setiap segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kelemahan begitu
pula dengan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mengajarkan
bagaimana saling kerja sama dalam menyelesaikan sesuatu masalah secara
berkelompok melalui diskusi dengan teman lain yang memiliki pandangan
dalam pikiran yang berbeda-beda, melalui hal tersebut maka setiap anggota
akan memiliki pandangan yang lebih luas karena saling berbagi pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan sehingga melalui semua itu kelompok dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan melalui pemikiran bersama yang dianggap
benar dan baik. Tetapi karena adanya keragaman tersebut juga dapat
menimbulkan adanya perselisihan dan pertentangan akibat adanya pemikiran
yang berbeda sehingga dalam memproses memerlukan dalam waktu yang
cukup lama sehingga agar pertentangan tersebut tidak terjadi di butuhkan
kekompakan di antara anggotanya.
Pembelajaran kooperatif ini sangat berguna dalam proses pembelajaran
yang dilakukan dalam pendidikan, dimana pembelajaran kooperatif
memberikan cara yang berbeda dalam pengajaran yaitu dengan bekerja sama
dengan anggota kekompakannya dan memecahkan persoalan bersama dimana

10
akan membantu para peserta didik saling bertukar pengetahuan, pemikiran, dan
pengalaman mereka untuk memperoleh sesuatu yang baik dan benar.
B. Saran

Untuk para pengajar dalam proses pembelajaran lebih baik menggunakan


strategi kooperatif dengan berbagai type seperti menjelaskan diatas karena
dapat membuat siswa lebih cepat menerima daripada menggunakan strategi
yang konfensional. Dan apabila menggunakan pembelajaran kooperatif guru
harus selalu membimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Dan untuk mendapatkan hasil yang optimal, siswa harus aktif
dalam berdiskusi dan harus saling menghargai setiap pendapat, ide, atau
gagasan dari anggota yang lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kuntjojo .2009. Model Pembelajran Kooperatif


(https://www.google.co.id/amp/s/ebekunt.wordpress.dom/2009/07/31/untiled/amp/?es
pv=1 ) di akses pada tanggal 4 Mei 2018 Jam : 20.03 WIB

Solihatin, Etin. 2014. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Alif. 2013. Metode Think Pair. ( www.alif.rizzzky.blogspot.co.id. ) diakses pada


tanggal 7 Mei 2018 Jam 16.19 WIB.

Fisika SMA. 2013. Model Pembelajaran Kooperatif. ( www.fisikasma-


online.blogspot.co.id ) di akses pada tanggal 7 Mei 2018 Jam 16.25 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai