Anda di halaman 1dari 5

Denyut Nadi

Definisi Fisiologi
Fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu
organisme mulai dari tingkat sel, jaringan organ, sistem organ, hingga tingkat organisme itu
sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari adalah fungsi kerja yang meliputi fusngsi mekanis,
fisik, dan biokimia dari makhluk hidup (Sritomo, 1993).
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan dan fisiologi
hewan, akan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, yang artinya tidak bergantung
pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada fisiologi sel
khamir dapat pula diterapkan pada sel manusia (Sritomo, 1993).

2.2 Definisi Kerja


Kerja memiliki macam-macam defisini, dibawah ini terdapat beberapa definisi menurut para
ahli yang dapat kita lihat sebagai berikut. Kerja ialah semua aktivitas manusia untuk
menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai umat manusia secara keseluruhan.
Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam
lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi
dalam kaitannya dengan kerja manusia sebagai dalam hal ini ditunjukkan untuk mengevaluasi
dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan agar dapat memberikan
peningkatan efektivitas dan efisiensi, selain itu juga terdapat kenyamanan ataupun keamanan
bagi manusia sebagai pekerjanya (Sutalaksana, 2006).
Kerja adalah kegiatan ekonomis yang dimaksudkan untuk memperoleh upah, baik berupa
kerja fisik material atau kerja intelektual. Kerja merupakan sesuatu yang dikeluarkan oleh
seseorang sebagai profesi dan sengaja dilakukan untuk mendapatkan penghasilan (Jalaluddin
Rakhmat, 2008).

2.3 Kelelahan Kerja (Fatigue)


Fatigue adalah suatu kelelahan yang terjadi pada syaraf dan otot-otot manusia sehingga tidak
berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah
pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi
kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi, atau kedua-duanya dari
performansi optimum seorang operator. Kelelahan pada dasarnya disebabkan oleh adanya
penumpukan asam laktat di dalam otot. Cakupan dari kelelahan yaitu sebagai berikut:
1. Penurunan dalam performansi kerja
Pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode
tertentu, disebut industry fatigue.
2. Pengurangan dalam kapasitas kerja
Perusakan otot atau ketidakseimbangan susunan saraf untuk memberikan stimulus, disebut
psikologis fatigue.
3. Laporan-laporan subyektif dari pekerja
Berhubungan dengan rasa gelisah dan bosan, disebut fungsional fatigue
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan adalah besarnya tenaga yang dikeluarkan,
kecepatan, cara dan sikap pada saat melakukan aktivitas, jenis kelamin dan umur. Kelelahan
dapat diukur dengan.
1. Mengukur kecepatan denyut jantung dan pernapasan
2. Mengukur tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang dipakai,
jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur badan, komposis kimia dalam urin dan
darah
3. Menggunakan alat uji kelelahan riken fatigue.
Kelelahan dibagi menjadi tiga golongan tergantung darimana hal ini dilihat yaitu (Ralph M
Barnes, 1980):
1. Merasa lelah
2. Kelelahan karena perubahan fisiologi dalam tubuh, dan
3. Menurunkan kemampuan kerja
Ketiga hal tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika
kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila otot
tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna) (Ralph M Barnes, 1980).

2.5 Pengukuran Beban Kerja Fisik Berdasarkan Denyut Nadi Kerja


Pengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai
cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut
nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG). Apabila
peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch
dengan metode 10 denyut. Metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Konsumsi energi sendiri tidak cukup unutk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik
tidak hanya ditentukan oleh jumlah kJ yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah
otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya
yang dapat meningkatkan denyut nadi.
Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat untuk menghitung indek
beban kerja. Denyut nadi mempunyai hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen
pada waktu kerja. Salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah
dengan merasakan denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis sebagai
berikut:
1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.
2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja.
3. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja.
Ada beberapa definisinya sebagai berikut:
a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung sebelum
suatu pekerjaan dimulai
b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) adalah rata-rata denyut jantung selama
seseorang bekerja
c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung selama
bekerja dan selama istirahat
1) Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost)
adalah jumlah aljabar denyut jantung saat suatu pekerjaan selesai
dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya
2) Denyut total (total work pulse or cardiac cost) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai denyut berada pada kondisi istirahatnya
(resting level)
Besarnya denyut jantung yang meningkat dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain:
1. Temperatur sekeliling yang tinggi
2. Tingginya pembebanan otot statis
3. Semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam kondisi kerja.
2.6 Kerja Fisik dan Mental
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja
mental. Kerja mental mengalami pengeluaran energi yang relatif kecil dibandingkan dengan
kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh.
Kerja fisik ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yakni sebagai berikut:
1. Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot biasanya melibatkan
dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.
2. Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energy expenditure karena otot yang
digunakan lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot yang digunakan untuk menghasilkan gaya konstrasi otot.
Sampai saat ini, metode pengukuran kerja fisik dilakukan dengan menggunakan standar
sebagai berikut:
1. Konsep Horse Power (foot-pounds of work per minute) oleh Taylor, tapi tidak memuaskan
2. Tingkat konsumsi energi untuk mengukur pengeluaran energi
3. Perubahan tingkat kerja jantung dan konsumsi oksigen (metode baru)
Kerja fisik adalah jenis kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber
tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga “manual operation” dimana performans kerja
sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi sebagai sumber tenaga (power)
ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja
kasar karena kegiatan tersebut memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode
kerja berlangsung. Kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan tolak
ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan
manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental. Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antar satu dengan
lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat
dideteksi melalui:
1. Konsumsi oksigen
2. Denyut jantung
3. Peredaran udara dalam paru-paru
4. Temperatur tubuh
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah
6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni
7. Tingkat penguapan
8. Faktor lainnya
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi.
Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu
dengan pengukuran:
1. Kecepatan denyut jantung
2. Konsumsi Oksigen
Kerja mental merupakan kerja yang melibatkan proses berpikir dari otak kita. Pekerjaan jenis
ini akan mengakibatkan kelelahan mental bila kerja tersebut dalam kondisi yang lama, bukan
diakibatkan oleh aktivitas fisik secara langsung melainkan akibat kerja otak kita. Kecepatan
denyut jantung memiliki hubungan yang sangat erat dengan aktivitas faali lainnya.

2.7 Pengukuran Waktu Istirahat


Pengukuran ini memiliki beberapa cara untuk menentukan waktu istirahatnya, yaitu
berdasarkan konsumsi energi dan berdasarkan konsumsi oksigen terukur. Konsumsi energi
dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Satu liter oksigen
dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kkal energy.
Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
T : Total waktu kerja dalam menit
B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)
S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)

2.8 Konsumsi Energi berdasarkan Denyut Jantung (Heart Rate)


Denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka recovery (waktu
pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Keadaan yang ekstrim
ini, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang
kronis. Metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik
adalah sebagai berikut:

Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recovery)
T : Total waktu kerja dalam menit
W : Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit
S : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam kkal/menit
(biasanya 4 atau 5 kkal/menit)

2.9 Menentukan Waktu Standar dengan Metode Fisiologis


Pengukuran fisiologi dapat dipergunakan untuk membandingkan cost energy pada suatu
pekerjaan yang memenuhi waktu standar, dengan pekerjaan serupa yang tidak standar, akan
tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang yang sama. Hasilnya mungkin beberapa orang
yang memiliki performansi 150% hingga 160% menggunakan energy expenditure sama
dengan orang yang performansinya hanya 110% sampai 115%. Waktu standar ditentukan
untuk tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya. Berdasarkan penjelasan diatas,
terdapat sebuah tabel yang menjelaskan tentang klasifikasi beban kerja dalam reaksi fisiologi,
tabel tersebut memiliki kegunaan yaitu untuk menentukan berat ringannya suatu pekerjaan
seperti yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Sebelum menentukan nilai R pada waktu recovery teoritis. Terlebih dahulu mencari nilai S
dengan menggunakan rumus interpolasi, yaitu sebagai berikut:
Dimana:
y = rata-rata denyut jantung bekerja per aktivitas
x = batas bawah rata-rata denyut jantung bekerja yang sesuai pada tabel
klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi.
z = batas atas rata-rata denyut jantung bekerja yang sesuai pada tabel
klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi.
a = batas bawah energi expenditure kkal/menit sesuai rata-rata denyut
jantung pada tabel klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi.
b = batas atas energi expenditure kkal/menit sesuai rata-rata denyut jantung
pada tabel klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologi.

Rata-rata denyut jantung memiliki perhitungan tersendiri, yakni rumus yang digunakan untuk
mencari rata-rata denyut jantung adalah sebagai berikut:

Dimana :
D0 = Denyut jantung awal sebelum beraktivitas
D1.. Dn = Denyut jantung pada saat beraktivitas

Anda mungkin juga menyukai