Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GERONTIK

KONSEP PENUAAN
Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gerontik
yang diampu oleh Dra. Desak Parwati, Skep, Ns. Mkes

Disusun Oleh :
1. Mega Ayu Lestari P1337420617029
2. Bunga Ayu Lestari P1337420617042
3. Shinta Wahyuningrum P1337420617036
4. Ni Luh Noni Andayani P1337420617071

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa


berkat rahmat dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Makalah gerontik konsep penuaan”.
Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi
tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati, penulis selaku penyusun menerima segala kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 19 Januari 2020


Penyusun

Anggota Kelompok

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Penuaan............................................................................... 2
2.2 Teori-teori Penuaan ................................................................................. 2
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan ............................................ 4
2.4 Epidemiologi Penuaan............................................................................ 4
BAB III PENUTUP 12
3.1 Simpulan ................................................................................................ 12
3.2 Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk
tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional.
Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada
kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainya. Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan
terhadap berbagai penyakit.
Makalah ini akan menjelaskan materi tentang teori penuaan, proses
penuaan, perubahan fisik, perubahan psikologis, perubahan sosial, masalah
umum pada lansia, dan penyakit pada lansia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini antara
lain :
1. Apa yang dimaksud penuaan?
2. Apa saja macam–macam teori-teori penuaan?
3. Apa saja aspek–aspek yang mempengaruhi penuaan?
4. Bagaimana epidemiologi lansia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan kami bahas pada makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari penuaan
2. Untuk mengetahui macam – macam teori – teori penuaan.
3. Untul mengetahui aspek – aspek yang mempengaruhi penuaan.
4. Untuk mengetahui epidemiologi pada lansia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penuaan


Menua (aging ) adalah proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan unutk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas ( termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang di derita. Proses menua adalah proses alami yang terjadi pada
makhluk hidup.
2.2 Adapun teori – teori penuaan yaitu :
a. Teori – teori biologi
1) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies–spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang deprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel).
2) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel–sel tubuh lelah
(rusak).
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
5) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan

2
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
6) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
7) Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan
Martono (2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan
umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena
menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel
misalnya insulin dan hormon pertumbuhan.
b. Teori Psikologis
1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa
mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa
pada lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam
memelihara hubungan dengan masyarakat, amelibatkan diri dengan
masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal (Azizah
dan Lilik M, 2011).
3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
(Azizah dan Lilik M, 2011).

3
2.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Penuaan
1) Hereditas atau ketuaan genetik
2) Nutrisi atau makanan
3) Status kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stres

2.4 Epidemiologi lansia


Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit
serta factor yang terkait di tingkat populasi.
a. Perubahan epidemiologi lansia
Seiring dengan bertambahnya usia, maka menurunnya fungsi
organ tubuh karena proses degeneratif tidak dapat dihindari, khususnya
pada lansia. Hal ini akan menyebabkan tubuh mereka lebih rentan
terhadap penyakit tertentu, baik menular maupun tidak menular yang
terdeteksi melalui keluhan kesehatan. Keluhan kesehatan adalah
keadaan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan atau
kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk
seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit
akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya.
Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas
sehari-hari. Separuh lansia Indonesia mengalami keluhan kesehatan dan
persentasenya semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur
lansia.

4
Persentase Penduduk Lansia Menurut Kondisi Kesehatan, 2018

Angka kesakitan lansia tahun 2018 sebesar 25,99 persen. Artinya, dari
100 lansia terdapat 25 sampai 26 lansia yang sakit. Dalam empat tahun terakhir,
angka kesakitan lansia terus menurun. Akan tetapi, penurunannya relatif tidak
terlalu besar. Dibandingkan tahun 2015, angka kesakitan lansia turun tidak lebih
dari tiga persen.

5
b. Masalah kesehatan lansia
Kane & Ouslander merumuskannya dalam Geriatric Giants (14 I)
yaitu:
1. Immobility (kurang bergerak)
o Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.
o Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,
kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi
atau demensia.
o Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang mengalami
penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan
otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru dan
saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
o Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,
menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan
makanan yang berserat.
2. Instability (Instabilitas dan Jatuh)
o Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,
sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo,
hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.
o Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada
pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan
pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit
misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik
(faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai,
lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-benda
dilantai yang membuat terpeleset dll).
o Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala, cedera
jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa menimbulkan
imobilisasi.
o Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas
dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang
mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan
penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat
bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah

6
lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup,
pegangan, lantai yang tidak licin.
3. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)
o Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga
menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.
o Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila
penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih,
gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.
o Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu
keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan
penyebanya overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya
kontrol neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik
prognosis baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme
sfingter/katup saluran kencing untuk menutup ketika ada
peningkatan tekanan intra abdomen mendadak seperti bersin,
batuk, tertawa terapi dengan latihan otot dasar panggul prognosis
baik, tipe overflow yaitu menggelembungnya kandung kemih
melebihi volume normal, post void residu > 100 cc terapi tergantung
penyebab misalnya atasi sumbatan/retensi urin..
o Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui
anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps
rektum, tumor dll.
o Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien
sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
4. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan
Delirium)
o Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori didapat
yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan
dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi
aktifitas kerja dan sosial secara bermakna.
o Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia
mencakup berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir,

7
menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu dan juga
kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan terganggunya
aktivitas.
o Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan
obesitas.
o Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang
ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan
kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek
dan berfluktuasi.
o Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori
jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan
proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak
relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat,
gangguan siklus tidur.
5. Infection (infeksi)
o Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus,
menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya
daya komunikasipada lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh,
sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.
o Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai
pada usia lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering
dijumpai.
o Keluhan dan gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa
konfusi/delirium sampai koma, adanya penurunan nafsu makan
tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan adanya perubahan tingkah
laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
6. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatandan penciuman)
o Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia
dan menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi
o Penatalaksanaan untuk gangguan pendengaran pada geriatri
adalah dengan cara memasangkan alat bantu dengar atau
dengan tindakan bedah berupa implantasi koklea.

8
o Gangguan penglihatan bisa disebabkan gangguan refraksi,
katarak atau komplikasi dari penyakit lain misalnya DM, HT dll,
penatalaksanaan dengan memakai alat bantu kacamata atan
dengan operasi pada katarak.
7. Isolation (Depression)
o Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut
usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan
hidup, anak, bahkan binatang peliharaan.
o Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan,
menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga
yang mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan
menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi
depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat
depresi yang berkepajangan.
8. Inanition (malnutrisi), Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada
usia 40-70 tahun. Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis
(perubahan rasa kecap, pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus
dll), psikologis (depresi dan demensia) dan sosial (hidup dan makan
sendiri) yang berpengaruh pada nafsu makan dan asupan makanan.
9. Impecunity (Tidak punya penghasilan)
o Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan
mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang
menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaan sehingga tidak dapat memberikan
penghasilan.
o Usia pensiun dimana sebagian dari lansia hanya mengandalkan
hidup dari tunjangan hari tuanya.
o Selain masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman
sejawat, berarti interaksi sosial pun berkurang memudahkan
seorang lansia mengalami depresi.
10. Iatrogenic(penyakit karena pemakaian obat-obatan)
o Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia

9
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa
pengawasan dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit.
o Akibat yang ditimbulkan antara lain efek samping dan efek dari
interaksi obat-obat tersebut yang dapat mengancam jiwa.
11. Insomnia(Sulit tidur)
o Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang
menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa
penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes
melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga
dapat menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga
dapat menjadi penyebabnya.
o Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh
lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak
dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur
kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
o Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum
minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah
jam makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau
kurang, hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv,
menulis tagihan dan membaca.
12. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh),Daya tahan
tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua disertai
penurunan fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang
diderita, penggunaan obat-obatan,keadaan gizi yang menurun.
13. Impotence(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan
melakukan aktivitas seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh
gangguan organik seperti gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh
darah dan juga depresi
14. Impaction (sulit buang air besar)
o Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang
kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat
tertentu dan lain-lain.

10
o Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi
tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada
keadaan yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan
perut menjadi sakit.

c. Demografis masyarakat lansia


Secara global di prediksi populasi lansia terus mengalami peningkatan.
Populasi lansia di Indonesia di prediksi meningkat lebih tinggi daripada
wilayah lansia dan global setelah tahun 2050. Bila dilihat dari struktur
kependudukannya secara global berstruktur tua dari tahun 1950
sedangkan asia dan Indonesia bertstruktur tua dimulai dari tahun 1990 dan
2000. Walaupun di katakana berstrukur tua jumlah penduduk kurang dari
15 tahun lebih besar dari lansia tetapi pada tahun 2040 lansia lebih besar
dari jumlah penduduk kurang dari 15 tahun.
Gambaran Indonesia
Selama kurun waktu hampir 50 tahun (1971-2018) persentase
penduduk lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun
2018, persentase lansia mencapai 9,27 persen lansia atau sekitar 24,49
juta orang. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi
menuju ke arah struktur penduduk tua (ageing population) karena
persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7 persen
dari keseluruhan penduduk. Fenomena tersebut akan semakin berarti jika
kelompok lanjut usia bisa mandiri, berkualitas, dan tidak menjadi beban
masyarakat serta dapat berperan dalam pembangunan nasional.
Keberadaan penduduk lansia tersebut tersebar di perkotaan dan
perdesaan. Pada tahun 2017, lansia di perdesaan mencapai 50,36 persen,
sedangkan di perkotaan sekitar 49,64 persen. Pada tahun 2018 terjadi
suatu pergeseran, lansia Indonesia lebih banyak yang tinggal di perkotaan
(51,60 persen) dibandingkan di perdesaan (48,40 persen). Adapun
persentase lansia di Indonesia didominasi oleh lansia muda (kelompok
umur 60-69 tahun) yang persentasenya mencapai 63,39 persen, sisanya
adalah lansia madya (kelompok umur 70-79 tahun) sebesar 27,92 persen
dan lansia tua (kelompok umur 80+) sebesar 8,69 persen.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan – lahan
kemampuan jaringan unutk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
di derita. Proses menua adalah proses alami yang terjadi pada makhluk
hidup.
Ada beberapa teori tentang penuaan yaitu teori biologis dan teori
psikologis. Factor-faktor yang menyebabkan penuaan yaitu Hereditas atau
ketuaan genetic, Nutrisi atau makanan, Status kesehatan, Pengalaman
hidup, Lingkungan, Stres.

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah konsep penuaan mengharapkan saran
dan kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan Ibu Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Gerontik pada khususnya dan seluruh pembaca makalah ini
demi penyempurnaan makalah kami ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat statistik. 2018. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2018. Jakarta :
Badan Pusat Statistik.
Nugroho, W. 2008. Gerontik dan Geriatik. EGC: Jakarta.
Ratnawati, Emmelia. 2017. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Siti Nur Kholifah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan
Gerontik. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan.

13

Anda mungkin juga menyukai