Anda di halaman 1dari 3

Ketika Hatimu Keras dan Membatu

‫ َم ْن‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ِ ‫س ِيئَا‬ َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد ِ َّّلِلِ؛ ن َْح َم ُدهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َو َنت ُ ْو‬
ُ ‫ َونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن‬،‫ب ِإلَ ْي ِه‬
‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن‬،ُ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن ََل ِإلَهَ ِإ ََّل هللاُ َو ْح َدهُ ََل ش َِري َْك لَه‬،ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْل فَ ََل هَاد‬ ْ ُ‫ َو َم ْن ي‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫َي ْه ِد ِه هللاُ فَ ََل ُم‬
‫علَى آ ِل ِه‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫س ََل ُمه‬َ ‫هللا َو‬ ِ ُ‫صلَ َوات‬ َ َ‫ص َح األ ُ َّمةَ؛ ف‬ َ ‫سالَةَ َوأَدَّى األ َ َمانَةَ َو َن‬ ِ ‫س ْولُهُ بَلَّ َغ‬
َ ‫الر‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ً ‫ُم َح َّمدا‬
َ‫ص ْحبِ ِه أ َ ْج َم ِعيْن‬ َ ‫ َو‬.
َ‫أ َ َّما بَ ْع ُد َمعَا ِش َر ال ُمؤْ ِم ِنيْن‬:

ُ‫ش َدهُ ِإلَى َخي ٍْر أ ُ ُم ْو ٍر ِد ْي ِن ِه َو ُد ْن َياه‬


َ ‫هللا َوقَاهُ َوأ َ ْر‬
َ ‫هللا ت َ َعالَى؛ فَإ ِ َّن َم ِن اتَّقَى‬
َ ‫ اِتَّقُ ْوا‬.
Mukaddimah,
Hadirin kaum Muslimin jamaah Jum'at rahimakumullah,

Sifat yang melekat pada hati manusia itu bermacam-macam. Ada kalanya hati itu lemah lembut mudah
menerima sesuatu yang bersifat kebaikan, namun ada kalanya hati itu keras, tidak mudah menerima
informasi sesuatu bahkan cenderung untuk menyalahkan.
Itulah yang dinamakan dengan qaswatul qalb atau ketika hati keras dan membatu.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum'at yang mulia.

Qaswatul qalb atau hati yang keras dan membatu, bisa terjadi dan melekat pada siapa pun orangnya.
sekali waktu barangkali kita pernah merasakan sulit sekali bersyukur. Hidup terasa hampa. Banyak
keinginan tak kunjung terpenuhi. Akibatnya, hati terasa keras dan membatu. Kesombongan menyelimuti
kehidupan dari hari ke hari. Dan saat mendapat nasehat dari saudara, teman, atau kiai sekalipun, kita
sulit untuk menerima, bahkan kita merasa digurui. Ketahuilah sesungguhnya kita tengah terjangkit
penyakit “qaswatul qolb” atau hati yang membatu.

Semakin banyak kemaksiatan kita lakukan sesungguhnya semakin membuat hati kita mengeras dan
membatu. Allah SWT berfirman, (Al-Baqarah 74)
     
   
……  
74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. dst.
Maka Kata Ibnul Qayyim
‫ان إِ ََل النَار‬ ْ َ‫ َلَ ي‬،‫س ِة‬
ِ ‫ص ِل َح‬ َ ‫ي كاَل‬
َ ِ‫ش َج َرةِ اليَاب‬ ُ ‫القَ ْل‬
ُ ‫ب ال َم ْيتٌ القَا ِس‬
Hati seseorang yang telah kering dan membatu, ia bagaikan pohon yang meranggas dan mati.
Keduanya hanya pantas dilalap api. Naudzubillah.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum'at yang mulia.


Memang, ada banyak sebab kerasnya hati. Qadhi al-Fudail berkata, “Tiga peristiwa yang menyebabkan
hati membatu; (1) terlalu banyak makan, (2) terlalu banyak tidur dan (3) terlalu banyak berbicara”.
Bahkan, makan yang berlebihan merusak kesehatan badan. Ibnu Sina, pakar kedokteran Islam generasi
awal, berkata, “Perhatikanlah (konsumsi) perutmu sebab sebagian besar penyakit bermula dari makanan
yang berlebih”.
Karena itulah, Ali bin Abi Thalib RA berkata,“Istirahatnya badan dengan mengurangi makanan,
istirahatnya lidah dengan mengurangi berbicara, dan istirahatnya hati dengan mengurangi keinginan.”
Lantar apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk mengindari qaswatul qolb antara lain, untuk pandai-
pandai bersyukur. Suatu hari, seorang sahabat datang kepada Rasulallah SAW dan berkata, “Akhir-akhir
ini aku merasakan hatiku keras, Rasulullah SAW kemudian berkata, “Maukah engkau kuberi tahu cara
untuk melembutkannya dan keinginanmu terpenuhi? Sayangilah anak-anak yatim, usaplah kepalanya,
berikanlah mereka makanan dari makananmu, niscaya (hal demikian) akan melembutkan hati dan
melapangkan rizkimu” (HR Thabrani).
Maka, ketika kita menjamu yatim, menawarkan mereka makanan terbaik yang kita miliki bukan saja ia
melembutkan hati, namun mengantarkan kita pada hadits Rasulallah SAW lainnya, “Aku dan orang-
orang yang mengurus anak yatim kelak akan berdampingan seperti dua jari di surga.”
Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum'at yang mulia.
Cara lainnya adalah sering-seringlah berziarah kubur, tentu dengan niat yang benar. Rasulullah SAW
berkata, “Aku pernah melarang kalian ziarah kubur. Sekarang berziarah. Sebab sesungguhnya ia akan
melembutkan hati, melelehkan air mata, dan mengingatkan akherat.” (HR Al-Hakim).

Ziarah kubur dengan tujuan mengingat akherat adalah hal yang dianjurkan. Dengan mengingat
kematian, tersadarlah kita bahwa tak ada yang pantas untuk kita sombongkan. Makanan terbaik kita
adalah madu. Ia diproduksi oleh lebah. Pakaian terbaik adalah sutera. Sutera diproduksi oleh ulat.
Hiasan terindah adalah mutiara. Mutiara diproduksi oleh kerang. Kesombongan macam apa yang pantas
kita banggakan di hadapan Allah, Dzat yang menciptakan lebah, ulat dan kerang itu.
Allah SWT berfirman,
  
   
  
“Dan bagi-Nya lah keagungan di langit dan bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS
al-Jaatsiyah: 37)

Selain memperhatikan yatim dan berziarah kubur, Rasulallah SAW menganjurkan untuk bersegera
dalam melakukan setiap kebaikan, hindari kemalasan. Bahkan, kata beliau SAW, “sebaik-baik shalat
adalah di awal waktu.” Rasulallah SAW kemudian mengajarkan kita untuk berdoa, “Ya Allah, aku
berlindung padamu dari kelemahan dan rasa malas.
Lalu, jika kita tetap merasa banyak keinginan hati yang belum terpenuhi, berbaik sangkalah pada Allah
SWT. Barangkali, ada hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan. Boleh jadi, ada makanan tidak halal
yang kita konsumsi dalam keseharian. Belajarlah untuk beristighfar sebab azab terberat di dunia adalah
ketika Allah telah mengunci lidahmu untuk berdzikir dan beristigfar kepada-Nya.

Bahkan, kata Ibnul Qayyim,


Apabila musibah yang engkau dapatkan panjang sekali, padahal tak pernah berhenti engkau berdoa,
yakinlah bahwa Allah tidak saja hendak menjawab doa-doamu itu. Tetapi, Allah hendak memberimu
karunia lain yang bahkan engkau tak memintanya".

Semoga Allah SWT memberikan pada kita hati yang lemah lembut, yang mudah menerima dan berbuat
kebajikan, dan semoga kita terhindar dari hati yang keras dan membatu yang bisa menjerumuskan kita di
akhirat,

‫ َوت َ َقبَّ َل ِم ِن ْي َو َم ْن ُك ْم‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ َ ‫ار َك هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِى ْالقُ ْرا َ ِن‬
ِ ‫ َو َنفَ ْعنِ ْي َواِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْ ََليَ ِة َو‬.‫ع ِظي ِْم‬ َ َ‫ب‬
.‫الر ِحي ِْم‬ َّ ‫ت َ ََل َوتَهُ اِنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ُر‬
َّ ‫ إِنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه‬. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬
‫الر ِح ْي ُم‬ َ ‫هللا ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َو َل ُك ْم َو ِل‬
َ ‫اَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َه َذا َوأ َ ْستَ ْغ ِف ُر‬
Khutbah 2
ُ‫ َوأ َ ْش َه ُد أ َ ْن َلَ اِلَهَ ِإَلَّ هللاُ َوهللاُ َو ْح َدهُ َلَ ش َِري َْك لَه‬.‫لى ت َ ْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه‬ َ ‫ع‬ َ ُ‫ش ْك ُر لَه‬ ُّ ‫سانِ ِه َوال‬ َ ‫لى ا ِْح‬ َ ‫ع‬ َ ِ‫ا َ ْل َح ْم ُد هلل‬
‫علَى اَ ِل ِه‬ َ ‫سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫إلى ِرض َْوانِ ِه‬ َ ‫س ْولُهُ الدَّا ِعى‬ ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ َ ‫سيِ َدنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫أن‬ َّ ‫َوأ َ ْش َه ُد‬
‫س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما ِكثي ًْرا‬ ْ َ ‫َوا‬
َ ‫ص َحا ِب ِه َو‬
‫ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللا أ َ َم َر ُك ْم بِا َ ْم ٍر بَ َدأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى‬ َ ‫اس اِتَّقُوهللاَ ِف ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا‬ ُ َّ‫أ َ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّ َها الن‬
‫س ِل ُم ْوا‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلُّ ْوا‬ َ ‫لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫ع‬ َ َ‫صلُّ ْون‬ َ ُ‫هللا َو َمآل ِئ َكتَهُ ي‬ َ ‫ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى ِإ َّن‬
َ‫س ِل َك َو َمآلئِ َك ِة اْل ُمقَ َّر ِبيْن‬ ُ ‫ع َلى ا َ ْن ِبيآئِ َك َو ُر‬ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬
َ ‫س ِل ْم َو‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ص ِل‬ َ ‫ الل ُه َّم‬.‫ت َ ْس ِل ْي ًما‬
‫ص َحابَ ِة َوالت َّابِ ِعيْنَ َوتَا ِب ِعي‬ َّ ‫ع ْن بَ ِقيَّ ِة ال‬ َ ‫ع ِلى َو‬ َ ‫عثْ َمان َو‬ ُ ‫رو‬ َ ‫ع َم‬ ُ ‫الرا ِش ِديْنَ أَبِى بَ ْك ٍر َو‬ َّ ‫اء‬ ِ َ‫ع ِن اْل ُخلَف‬ َ ‫ض الل ُه َّم‬ َ ‫ار‬ ْ ‫َو‬
َ‫اح ِميْن‬ َّ ‫عنَّا َم َع ُه ْم ِب َر ْح َمتِ َك َيا ا َ ْر َح َم‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ض‬ َ ‫ار‬ ْ ‫الدي ِْن َو‬ ِ ‫ان اِلَى َي ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ َ ‫التَّا ِب ِعيْنَ لَ ُه ْم ِبا ِْح‬
ِ ‫ت اََلَ ْحيآ ُء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا‬
‫ت‬ ِ ‫ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما‬ ِ ‫اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَا‬
َ‫الديْن‬ ِ ‫ص َر‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ‫ص ْر ِعبَا َد َك اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن‬ ُ ‫الش ْر َك َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن‬ ِ ‫الل ُه َّم أ َ ِع َّز اْ ِإل ْسَلَ َم َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َوأ َ ِذ َّل‬
‫َاوا ِْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر‬ َ ‫سن‬ َ ُ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنف‬
َ ‫ َربَّنَا‬.‫الديْن‬ ِ ‫الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َما ِت َك ِإلَى َي ْو َم‬ ِ ‫اخذُ ْل َم ْن َخ َذ َل اْل ُم ْس ِل ِميْنَ َو َد ِم ْر أ َ ْع َدا َء‬ ْ ‫َو‬
ِ‫ار ِعبَا َدهللا‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ ‫ع َذ‬ َ ‫سنَةً َوقِنَا‬ َ ‫آلخ َرةِ َح‬ ِ ْ‫سنَةً َوفِى ا‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح‬.ِ. َ‫لَنَا َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون ََّن ِمنَ اْلخَا ِس ِريْن‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫شآء َواْل ُم ْن َك ِر َواْل َب ْغي َي ِع ُ‬
‫ع ِن اْلفَ ْح ِ‬ ‫بى َو َي ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذِي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َو ِإي ِ‬‫س ِ‬ ‫هللا َيأ ْ ُم ُرنَا ِباْل َع ْد ِل َواْ ِإل ْح َ‬
‫! ِإ َّن َ‬
‫هللا أ َ ْكبَ ْر‬
‫لى ِن َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر ِ‬
‫ع َ‬ ‫ت َ َذ َّك ُر ْونَ َوا ْذ ُك ُروهللاَ اْل َع ِظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

Anda mungkin juga menyukai