OPA MAULANA
191 FK 04039
c. Pemeriksaan diagnostik
- Cek GDS, hasilnya 66
d. Terapi
Tidak ada terapi obat yang diberikan
3. Analisa data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DO : Bayi lahir Resiko gangguan intake
BB : 2.624 gram ↓ nutrisi kurang dari
PB : 51 cm Refleks menghisap ada kebutuhan tubuh
LK : 35 cm tetapi belum terlatih atau
LD : 33 cm ada imaturitas saluran cerna
LL : 11 cm ↓
LP : 34 cm Intake nutrisi berkurang
Ibu belum menyusui ↓
Resiko gangguan intake
nutrisi kurang dari
kebutuhan
4. Diagnosa keperawatan
a. Resiko gangguan intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan imatirutas saluran cerna.
5. Perencanaan
PERENCANAAN
NO DIAGNOSA TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL
1 Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji kebutuhan 1. Kebutuhan setiap
gangguan asuhan nutrisi bayi bayi berbeda
intake nutrisi keperawatan 2. Observasi tergantung usia
kurang dari selama 3x24 jam refleks dan berat badan
kebutuhan diharapka menghisap dan 2. Refleks hisap dan
tubuh pemenuhan nutrisi menelan menelan sangat
berhubungan bayi dapat 3. Timbang BB berpengaruh
dengan terpenuhi dengan setiap hari terhadap nutrisi
imatirutas kriteria hasil : bayi agar bisa
saluran cerna. - Refleks hisap naik dan stabil
dan menelan 3. Bb yang naik
baik dapat
- Tidak muntah menunjukan
- Tidak kembung keberhasila
- BAB lancar asuhan
- Beratbadan keperawatan.
meningkat 15
gr/hr
6. Implementasi
TANGGGAL DX IMPLEMENTASI PARAF
17/01/2020 1 1. Mengkaji kebutuhan nutrisi bayi
Hasil :
Bayi 2 hari kebutuhan cairannya 100 cc, dikali
bb : 2.626. kebutuhan cairan perhari 262 cc
perhari. Dibagi pemberian 7 kali per hari. 37,4
cc per satu kali pemberian.
2. Mengobservasi refleks menghisap dan menelan
Hasil : bayi sudah mulai menghisap sedikit
lebih kuat saat diberikan susu.
3. Menimbang BB setiap hari
Hasil : 2.626 gram
7. Evaluasi
Dx Evaluasi Paraf
1 S:-
O:
- Bayi tampak menghisap kuat susu yang diberikan
- Susu habis tidak bersisa
- Bayi tidak muntah
- Bayi tidak kembung
- BAB +
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pemberian nutrisi melalu oral