Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

UJI LEUKOSIT

NAMA DOSEN :

Disusun oleh :

Ayu barkah luthfiyah (1804015108)

Nur intan rahmawati (1804015195)

Yosi melina gesti (1804015242)

Shafna raudhatul ashfiya(1804015287)

M. iman nurdin (1804015040)

Kelas/kelompok : F2/3

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA

2019
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar belakang

Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah dengan fungsinya
yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit ini umumnya berperan dalam
mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang dipandang mempunyai
kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu (Sadikin
Muhammad,2002).

Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit, eritrosit, dan trombosit
dihitung jumlahnya persatuan volume darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan
alat hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat
pengencer otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Harga alat penghitung elektronik
mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat cermat. Selain itu perlu ada
upaya untuk menjamin tepatnya alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality
control).

Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung
tetap menjadi upaya dalam laboratorium (Gandasoebrata,R. 2007). Pada hitung jumlah leukosit
cara automatik sampel yang digunakan sangat sedikit dan ada kemungkinan kesalahan dalam
pengenceran dan sampling. Karena darah mengandung lebih sedikit leukosit dibanding eritrosit,
pengencerannya lebih kecil dan volume sampel yang digunakan lebih besar. Hampir semua
laboratorium besar menggunakan cara automatik untuk menghitung leukosit, baik dengan cara
menghitung partikel secara elektronik maupun dengan prinsip pembauran cahaya, yang disebut
dengan prinsip impedensi elektrik yaitu metode impedansi untuk penentuan WBC(White Blood
Cell) (Mindray. 2006). Akan tetapi cara manual dengan menggunakan haemositometer masih
tetap dapat dipercaya bila dilakukan dengan teliti (Frances,K.Widman 1995).

B.Tujuan praktikum

Tujuan praktikum adalah untuk dapat Menghitung jumlah leukosit secara manual dan
Membandingkan hasil literature dan hasil pengamatan
C. Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengetahui perhitungan
jumlah leukosit dan mengetahui kelianan – kelainan pada leukosit
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat
menembus dinding kapiler atau diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga
11x109 sel darah putih di dalam satu liter darah manusia dewasa yang sehat atau sekitar 7000-
25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata
8000) sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per
tetes.

leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka
bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas
dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup.
Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri,
melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada
sumsum tulang.

Leukosit selain berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi.
Leukosit juga memilii fungsi yang umum yaitu sebagai berikut:

1. Defensif yaitu mempertahankan tubuh dari benda benda asing yang dilakukan oleh
neutofil dan monosit.

2. Fungsi reparatif yaitu memperbaiki atau mencegah kerusakan terutama kerusakan


vaskuler. Leukosit yang memegang peranan adalah basofil yang menghasilkan heparin. Sehingga
pembentukan trombus pembuluh – pembuluh darah dapat dicegah. ( Anonim, 1989 ).

Selain fungsi leukosit yang umum, terdapat pula fungsi khusus leukosit yaitu sebagai berikut:
1. Neutrofil berperan dalam fagositosis.

2. Eosinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasit dan penyakit alergi.

3. Basofil berperan dalam mengeluarkan histamin, heparin dan dilepaskan setelah


pengikatan IgE ke reseptor permukaan, berperan penting pada reaksi hipersensitivitas segera.

4. Limfosit berperan dalam pertahanan tubuh lewat sel ( sel B sel T) sel B memperantarai
imunitas humoral. Sel T memperantarai imunitas seluler.

5. Monosit berperan dalam fagositosis ekstravaskuler.

Untuk dapat mengetahui jumlah lekosit dalam darah maka dilakukan dengan penghitungan
jumlah leukosit. Pada prinsipnya, penghitungan jumlah leukosit sama saja dengan cara
menghitung jumlah sel darah merah atau eritrosit hanya saja yang digunakan pipet dan kamar
hitung yang berbeda, jika tadi pada saat menghitung sel-sel darah merah dengan kamar hitung
yang memiliki skala yang kecil dengan jumlah 40 kamar akan tetapi sekarang menghitung dalam
kamar hitung yang berukuran besar dengan jumlah 25 kamar.

Peningkatan jumlah leukosit (diatas normal) dikenal dengan istilah Leukositosis,


Leukositosis adalah respon normal terhadap infeksi atau peradangan pada tubuh. Keadaan ini
dapat juga dijumpai setelah gangguan emosi, anestesi, olahraga atau selama
kehamilan.Leukositosis abnormal dijumpai pada keganasan dan gangguan sumsum tulang.
Penurunan jumlah leukosit atau dibawah normal dikenal dengan istilah Leukopeni. Leukopeni
dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk stress berkepanjangan, penyakit tertentu,
kekurangan sumsum tulang, radiasi dan kemoterapi. Penyakit sistemik yang parah seperti Lupus
eritematosus, leukemia, penyakit tiroid, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a. Haemocytometer (Pipet thoma eritrosit, kamar hitung improved neubauer, karet penghisap,
cover glass)

b. Mikroskop

c. Tabung reaksi

d. Mikro pipet

2. Bahan

a. Turk

b. EDTA

c. Alcohol 70%

d. Kapas

e. Darah

c. Cara Kerja ·

A. Bilik hitung dicari dengan menggunakan mikroskop, cari kotak sedang di tempat ujung bilik
hitung · hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka 1 (pengenceran = 10x) atau
sampai angka 5 (pengenceran = 20x) ·
B. hapus darah yang melekat pada ujung pipet.kenudian dengan pipet yang sama hisap
larutan truk sampai angka 11.
C. campur (kocok) secara horizontal,buang tetesan pertama.
D. tuangkan dalam bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup dan diletakkan di
mikroskop · lakukan perhitungan sel leukosit dengan perbesaran obyektif 10 atau 40 x..

Perhitungan untuk leukosit

Jumlah leukosit (/µl darah) = n x Fp

Vb Vb = 4 x P x L x T = 4 x 1 x 1 x 0,1 = 0,4 µl darah

Fp = 10

Volume leukosit yang diambil Keterangan


n = jumlah leukosit (sel darah putih) yang dihitung pada kamar hitung

Fp = factor pengenceran

Vb = volume bidang yang dihitung.


BAB IV

PEMBAHASAN

No Nama mahasiswa Kadar leukosit


1 cholifah 850 µL darah
Perhitungan untuk leukosit

Jumlah leukosit (/µl darah) = n x Fp

Vb Vb = 4 x P x L x T = 4 x 1 x 1 x 0,1 = 0,4 µl darah

Fp = 10 : 0,5 = 20

Jumlah = n xfp :vb = 17 x 20 : 0,4 = 850 µL darah

Volume leukosit yang diambil Keterangan

n = jumlah leukosit (sel darah putih) yang dihitung pada kamar hitung

Fp = factor pengenceran

Vb = volume bidang yang dihitung.

Sel darah putih atau leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan
berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Dalam setiap millimeter
kubik darah terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih.

Hitung sel darah putih (white blood cell count/ WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Terdapat
2 cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi, yaitu

: 1) Cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskopik.

2) Cara semi automatic dengan memakai alat elektronik, dengan kelebihan teknik ini adalah lebih
mudah, waktu lebih singkat dan tingkat kesalahan yang lebih rendah yaitu ± 2% namun
kerugiannya adalah alatnya mahal.
Pada praktikum dilakukan ialah cara pertama dengan menggunakan alat haemocytometer. Hitung
leukosit memiliki prinsip bahwa darah diencerkan dengan larutan asam lemah yang menyebabkan
sel-sel eritrosit hemolisis serta darah menjadi encer sehingga sel-sel leukosit mudah dihitung.
Prosesnya dilakukan dengan cara memipet darah darah dari salah satu jari (dilakukan dengan cara
aseptis) dengan pipet leukosit hingga batas 0,5 kemudian dengan pipet tersebut dihisap larutan
Turk hingga batas 11. Larutan Turk terdiri dari asam asetat 2%, gentian violet 1% dan aquadest ad
100 ml. Kemudian larutan campuran dalam pipet tersebut dikocok menyerupai angka 8 sampai
homogeny. Lalu diteteskan 2-3 tetes larutan campuran tersebut kedalam kamar hitung Neubauer
melalui tepi kamar hitung tersebut. Kemudian amati dan hitung leukosit dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 40.

Pada hasil praktikum diketahui nilai kadar leukosit dari cholifah adalah 850 µL darah. Artinya
kadar leukosit masih kurang dari range nilai kadar leukosit. Leukopenia adalah keadaan dimana
jumlah leukosit kurang dari 5000/0 darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel
yang paling tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan oleh netropenia.

Dengan memakai alat - alat baik dan dengan tehnik sempurna, ketelitian tindakan menghitung
leukosit ialah kira - kira +/- 10%. Kesalahan - kesalahan pada tindakan menghitung leukosit.

1. Jumlah darah yang dihisap ke dalam pipet tidak tepat jika:

a. Bekerja terlalu lambat sehingga terjadi pembekuan darah.

b. Tidak mencapai garis 0,5.

c. Memakai pipet basah.

d. Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah dihisap kerena melewati garis 0,5.

2. Pengenceran dalam pipet salah jika:

a. Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol berisi larutan turk.

b. Tidak menghisap cairan turk tepat sampai garis 11.

c. Terjadi gelembung udara di dalam pipet pada waktu menghisap larutan turk.

d. Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet
penghisap dari pipet.

3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk.

4. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.


5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.

6. Yang bertalian dengan kamar hitung dan teknik menghitung:

a. Kamar hitung atau kaca penutup kotor.

b. Ada gelembung udara termasuk bersama dengan cairan.

c. Letaknya kaca penutup salah.

d. Meja mikroskop tidak rata air.

e. Salah menghitung sel yang menyinggung garis - garis batas.

f. Kaca penutup bergeser karena tersentuh dengan lensa mikroskop.


BAB V

KESIMPULAN

1. Sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah Fungsi sel darah putih sebagai
membantu melawan berbagai penyakit infeksi dan sebagai system kekebalan tubuh.

2. Hitung sel darah putih (white blood cell count/ WBC) adalah jumlah total sel darah putih.
Terdapat 2 cara untuk menghitung leukosit dalam darah tepi, yaitu :

A. Cara manual dengan memakai pipet leukosit, kamar hitung dan mikroskopik.

B. Cara semi automatic dengan memakai alat elektronik, dengan kelebihan teknik ini adalah
lebih mudah, waktu lebih singkat dan tingkat kesalahan yang lebih rendah yaitu ± 2%
namun kerugiannya adalah alatnya mahal.

3. nilai kadar leukosit yang diapat saat praktikum adalah 850 µL darah

Anda mungkin juga menyukai