Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI I

“PEWARNAAN SPORA ”

NAMA : FITRIANI J

NIM : 18 3145 353 047

KELAS : B 2018

KELOMPOK : 1 ( SATU )

ASISTEN : RISMAYANTI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA RESKY MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Judul praktikum : Pewarnaan Spora
Nama : Fitriani J
Nim : 18 3145 353 047
Hari/ tanggal : Jumat ,14 juni 2019
Kelompok : 1 ( satu )
Rekan kerja : 1. Fani febriani
2. Irma suryani Marzuki
3. Lisa
4. Resky Rismawan
5. Sipra Asprilla Sidarbutar
6. Suci Ananda Sari

Penilaian :

Makassar, 19 Juni 2019

Disetujui oleh :

Asisten Praktikan

Rismayanti Fitriani J.
NIM: 16 3145 353 029 NIM: 18 3145353 047
Dosen pembimbing

Nirmawati Angria,S.Si.,M.Kes
NIDN: 09 180687 02
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bakteri merupakan mikroorganisme yang banyak terdapat didalam tubuh
manusia.bakteri dapat bersifat pathogen dan apatogen. Bakteri yang bersifat
pathogen apatogen dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia dan
disebut oportunistik pathogen. Bakteri bersifat pathogen jika sudah menimbulkan
suatu infeksi atau penyakit didalam tubuh inangnya, salah satunya adalah
Eschercia coli, dapat ditemukan pada tubuh manusia, bakteri dapat juga
ditemukan didalam air, makanan, tanah yang sering kita injak ataupun dalam
pakaian kita sendiri.
Begitu banyak mikroorganisme dalam hidup kita yang tanpa kita sadari
selalu ada dilingkungan kita.Salah satu mikroorganisme yamg selalu ada di
sekitar kita aadalah bakteri.Bakteri memiliki banyak bentuk dan jenis yang
beragam, begitu pula dengan habitat atau tenpat hidupnya.Ada bakteri yang bisa
hidup di air, tanah, udara, dan ada pula yang hidup dalam makanan kita.Bakteri-
bakteri tersebut bisa saja menguntungkan, tapi banyak pula yang
merugikan.Dampak merugikan bakteri salah satunya adalah bakteri dapat
menyebabkan penyakit dan bahkan kematian.
Bakteri tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, ukuran mereka yang sangat
kecil menyebabkan kita tidak dapat melihat mereka, tetapi dapat menyebabkan
penyakit meskipun tidak dapat dilihat secara langsung.Bakteri dapat dilihat
bentuk, ukuran, dan jenisnya dengan menggunakan beberapa teknik pewarnaan.
Spora pada bakteri struktur yang tahan panas dan bahan kimia. Spora
dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi bakteri. Contoh bakeri pembentuk spora adalah Bacillus,
Clostridium, Themoactinomyes, dan Sporosarcina. Spora terbentuk dalam sel
sehingga seringkali disebut sebagai endespora dalam sel bakteri hanya terdapat 1
spora. Spora ini tidak berfungsi untuk reproduksi.
Pewarnaan spora dilakukan untuk mengamati kemampuan suatu bakteri
menghasilkan spora yang berfungsi melindungi sel vegetatif dari kondisi ekstrem
diluar sel yang dapat membahayakannya. Endespora sel memiliki lapisan khusus
yang sulit ditembus zat pewarna, maka dilakukan pemanasan dalam preparasi
preparat selama proses pengikatan warna dasar (malasit hijau). Pemanasan bukan
hanya membuat spora yang terwarnai hijau, melainkan juga sel vegetatif. Oleh
karena itu, pencucian dengan air mengalir diperlukan untuk menghilangkan
kelebihan zat warna yang menempel pada dinding sel. Dinding sel yang tidak
berwarna ini kemudian diwarnai dengan warna pembanding, yaitu safranin
(merah muda), sehingga spora tetap berwarna hijau dan sel vegetatif berwarna
merah.
Oleh karena itu dilakukan pewarnan spora untuk melihat letak jenis spora
pada bakteri dengan menggnakan zat warna malachite green dan air fuchsin.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk melihat bentuk dan letak
spora pada bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel terdapat
selubung atau kapsul.Di dalam se bakteri tidak terdapat membrane dalam
(endomembrane) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitokondria.
Struktur tubuh bakteri lapisan luar hingga bagian dalam sel yaitu flagella,dinding sel,
membrane, sel, mesosom, lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom,
dan endospore .Bakteri ialah salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat
oleh mata langsung bakteri memiliki bentuk bermacam-macam bentuk morfologi
yaitu bulat,batang dan spiral.( Mades, 2017)
Sel prokariotik adalah sel yang belum memiliki membrane inti dan system
membrane dalam sehingga asam nukleat atau bahan intinya tersebar dalam
sitoplasma.Selain itu prokariotik memiliki plasmid.Sel prokariotik dilindungi oleh
dinding sel yang kaku.Dibawah dinding sel terdapat membrane plasma tipis yang
menyelubungi sitoplasma. Sebagian besar organisme prokariotik bersel tunggal dan
sebagian lagi membentuk rantai,filament, dan bentuk-bentuk kelompok
lainnya.(Mades, 2017)
Menurut, Mades, 2017 mengemukakan bentuk-bentuk bakteri, yaitu Bentuk
bakteri yang pertama yaitu cocus (bulat) merupakan bakteri yang berbentuk bola yang
dapat dibedakan atas:
1. Monokokus yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab kencing nanah.
2. Diplokokus yaitu bakteri berbentuk bola yangbergang dengan dua-dua, misalnya
diplokokus pneumonia penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
3. Sarkina,yaitu bakteri bebentuk bola yang berkelompok empat-empat sehingga
bentuknya mirip kubus.
4. Streptococcus yaitu bakteri bentuk bola yang berkoloni memanjang membentuk
rantai.
5. Stafilokokus, yaitu bakteri bebentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok
sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip kumpulan buah anggur.
Menurut, Mades, 2017 mengemukakan bentuk-bentuk bakteri,
Bentuk spiral ada 3 macam bentuk yaitu:
1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral misalnya spirillum.
2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya vibriocholera
penyebab penyakit kolera.
3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur.
Menurut, Mades, 2017 mengemukakan bentuk-bentuk bakteri,
Bentuk Basil (batang) yaitu bakteri berbentuk batangdikenal sebagai basil berasal dari
bacillus yang berarti batang. Bentuk basil dapat dibedakan atas :
1. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal, misanya
salmonella typhi, penyebab penyakit tipus.
2. Dipobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergang depan dua-dua.
3. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergang dengan memanjang
membentuk rantai misalnya Bacillus anthrachis penyebab penyakit antraks .
4. Spora pada bakteri struktur yang tahan panas dan bahan kimia.
Spora dibentuk oleh bakteri tertentu untuk mengatasi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi bakteri. Contoh bakeri pembentuk spora adalah Bacillus,
Clostridium, Themoactinomyes, dan Sporosarcina. Spora terbentuk dalam sel
sehingga seringkali disebut sebagai endespora dalam sel bakteri hanya terdapat 1
spora. Spora ini tidak berfungsi untuk reproduksi. (Bibiana,1994).
Dalam lingkungan yang menguntungkan spora bergerminasi menjadi
vegetative. Bila lingkungan tidak menguntungkan sel vegetative berubah menjadi
spora. Lingkungan yang tidak menguntungkan disebabkan langkanya sumber karbon,
energy, atau fosfat. Selain itu bahan yang bersifat toksik, suhu yang tidak sesuai, atau
lingkungan yang kering (hipotonik) memproduksi pebentukan spora. Spora tahan
terhadap suhu dan bahan kimia memakan sel vegetative. (Bibiana,1994).
Lapisan luar spora merupakan penahanan yang baik terhadap bahan kimia,
sehingga spora sukar diwarnai. Spora bakteri dapat diwarnai dengan dipanaskan.
Pemanasan menyebabkan lapisan luar spora mengembang, sehingga zat warna dapat
masuk. (Bibiana,1994).
Endospora merupakan struktur tambahan dan bentuk kondisi inaktif dari
bakteri, yang terbentuk didalam sel dan memberikan perindungan terhadap bakteri
dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Tidak semua bakteri dapat membentuk
spora. Spora tidak dapat diwarnai menggunakan pewarna pada umumnya seperti
pewarna sederhana atau gram, karena pewarna tidak dapat masuk kedalam dinding
spora. (Sri,2015).
Spora bakteri adalah bentuk bakteri dalam mempertahankan diri dari pengaruh
lingkungan luar. Jika sel smakin tua maka sel vegetative akan pecah sehingga
endospora akan terlepas menjadi spora bebas, spora akan lebih tahan lama dalam
keadaan yang ekstrim, misalnya dalam keadaan kering, panas atau adanya behan
kimia yang beracun. Spora juga tahan lama terhadap pewarnaan. (Agustina Diana.
2018. Vol.6 No.1)
Malachite green oxalate meerupakan zat warna jenis triphenylmethane (C23
H26 N2O, Cl) berwarna hijau gelap dan padatan kristal, dipersiapkan dari
benzaldehida dengan dua bagian dari diemethylaniline dan asam sulfat pekat atau
sengklorida. Malachite green oxalate sering digunakan pada produksi keramik dan
tekstil, biosida pada industry aquaqultur dan untuk mnegobati infeksi jamur dan
bakteri pada kulit ikan karena efesiennya sangat tinggi dalam disinfeksi. (Bhayu,
2017, vol. 3, no. 1).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT
1. Waktu
Hari : Jumat
Tanggal : 14, juni 2019
Pukul : 09.00-12.00 WITA
2. Tempat
Adapun tempat dilaksanakannya praktikum Bakteriologi 1 yaitu
laboratorium mikrobiologi DIV Analis Kesehatan lantai 1 gedung D
Universitas Mega Rezky Makassar
B. PRINSIP KERJA
Adapun dilakukan proses pemanasan akan mengembangkan lapisan luar
spora sehingga zat warna malachite green akan mudah masuk dan
terperangkap di dalam spora sehingga spora akan berwarna hijau dan tidak
akan dilunturkan dengan pencucian sedangkan pada sel vegetative, malachite
green akan luntur dengan pencucian sehingga pada saat diwarnai dengan air
fuchsin akan berwarna merah.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Mikroskop
b) Ose bulat
c) Objek glass
d) Pinset
e) Pipet tetes
f) Rak pewarnaan
g) Gegep
h) Gelas kimia
i) Bunsen
j) Korek api
2. Bahan
a) Biakan bakteri
b) Malachite green
c) Safranin
d) Aquadest
e) Alcohol
f) Kapas
g) Oil emersi
h) Tissue
D. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunaka
2. Difiksasi objek glass dan ose bulat diatas api Bunsen
3. Dibuat preparat ulas dari biakan yang disediakan
4. Dikeringkan dan fiksasi
5. Digenangi sediaan dengan malachite green
6. Dipanasi preparat menggunakan sulut api hingga menguap selama 5 menit.
dijaga jangan sampai kering, jika bagian pinggir mulai mongering tambahkan
lagi malachite green
7. Dicuci dengan air mengalir
8. Digenangi preparat dengan safranin dan diamkan selama 2-3 menit
9. Dicuci dengan air mengalir
10. Dikeringkan dan diamati preparat dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 100X (digunakan oil emersi)
BAB IV
HASIL DN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel

No Teknik pewarnaan Pengamatan


a. Pewarnaan Spora Keterangan :
Pembesaran 10×, 40× dan
100×. Berbentuk basil dengan
letak sporanya yaitu terminal,
subterminal, dan sentral.

2. Gambar

Terminal
Sentral
Sub sentral
H

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum bakteriologi I ini di laboratorium mikrobiologi Universitas
Mega reszky Makassar, pada hari selasa tanggal 17 Mei 2019 dilakukan
praktikum pewarnaan spora.
Tujuan dari pewarnaan spora yaitu untuk mengamati sel vegetative bakteri
dan endespora dengan menggunakan metode schaffer-fulton.
Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan
letaknya spora di dalam sel bakteri, dikenal letak sentral,subterminal dan
terminal. Ada spora yang garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel
bakteri, sehingga menyebabkan pembengkakan sel bakteri. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, pada koloni 1 terlihat warna hijau berbentuk bulat,
yang merupakan spora bakteri. Warna hijau dari spora adalah akibat pewarnaan
hijau malakit. Spora ini berada di terminal sel. Pada ujung yang lain terdapat
warna merah yang merupakan sel vegetatif. Warna merah ini akibat pewarnaan
safranin. Bakteri koloni 1 berbentuk basil sehingga masuk famili Bacillaceae..
Bakteri yang mampu membuat spora adalah yang termasuk ke dalam famili
Basillaceae, genus Bacillus, Clostridium dan Sporosarkina. Pada koloni 2 juga
terlihat warna hijau berbentuk bulat, yang merupakan spora bakteri. Warna hijau
dari spora adalah akibat pewarnaan hijau malakit spora ini berada di terminal.
Pada pewarnaan spora diakukan dengan cara, pertama-tama disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan kemudian difiksasi objek glass dan ose bulat
diatas api Bunsen gunanya bakteri atau debu yang menempel hilang, setelah itu
dibuat preparat ulasan dari biakan yang disediakan dilakukan agar sel bakteri
menempel pada objek glass lalu dikeringkan dan fiksasi, kemudian genangi
sediaan dengan malachite green dan panasi preparat menggunakan sulut api
hingga menguap selama 5 menit. Dijaga jangan sampai kering, jika bagian
pinggir mulai mengering tambahkan lagi malachite green pada proses ini
malachite green akan mewarnai sel vegetative bakteri, jika tidak ditambahkan
malachite green spora pada bakteri tidak terwarnai.
Endospora sukar menyerap zat warna, warna tersebut sulit dilunturkan.
Untuk mewarnainya dilakukan pemanasan untuk mempermudah penetrasi
malachite green ke dinding endespora kemudian cuci dengan air mengalir setelah
itu genangi preparat dengan safranin dan diamkan selama 2-3 menit pada tahap
ini safranin akan mewarnai sel vegetative menjadi merah, warna ini tidak
mempengaruhi warna hijau endespora. Tahap selanjutnya cuci dengan air
mengalir, keringkan dan diamati preparat dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 100X (digunakan oil emersi).
Larutan yang digunakan pada pewarnaan spora adalah malachite green
dimana fungsinya untuk memberikan warna pada spora bakteri sedangkan air
fuchsin digunakan agar memberikan warna pada sel bakteri karena menggantikan
warna malachite green yang telah dilunturkan pada air. Pemasan berfungsi untuk
mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna dapat masuk kedalam
spora hingga berwarna hijau melalui pendinginan warna utama yang ada pada
vegetative akan terlepas sehingga pada pewarnaan kedua (safranin) sel relative
akan berwarna merah
Hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah dimana sel bakteri
akan berwarna merah sedangkan endespora bakteri akan terlihat berwarna hijau.
Dimana juga ditemukan jenis letak spora pada bakteri yaitu termina, subterminal
dan sentral.
Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada pewarnaan spora yaitu
ulasan yang terlalu tebal sehingga bakteri atau spora tidak dapat dilihat dengan
jelas dan pada saat pemanasan tidak terlalu lama sehingga spora tidak terwarnai.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa pada pewarnaan
spora didapatkan bakteri yang memiliki spora dengan jenis letak spora yaitu
terminal, subterminal dan sentral.
B. SARAN
Adapun saran dari praktikum kali ini yaitu :
1. Diharapkan praktikan dapat menaati peraturan di Laboratorium Mikrobiologi
DIV Analis Kesehatan
2. Diharapkan praktikan dapat lebih teliti ketika melakukan praktikum di
Laboratorium Mikrobiologi DIV Analis Kesehatan
3. Diharapkan praktikan selalu menggunakan alat pelindung diri ketika berada
di Laboratorium dan harus selalu aseptic pada saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Diana dkk, 2013, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pada Ikan Kembung.
Banda Aceh: FIMPA
Fifendy Mades, 2017, Mikrobiologi. Depok: Kencana.
Gita Bhayu, 2017, Degragasi Zat Warna Malachite Green secara Ozonal Dengan
Penambahan Katalis. Banda Aceh: vol. 3, no. 1, JIST
Muwarni Sri, 2015, Dasar-dasar Mikribiologi Veteriner. Malang: UB Press
W. Law, Bibiana, 1994, Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta: P.T Raja
Gafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai