Anda di halaman 1dari 14

1.

Pengertian norma
Kata “norma” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai aturan atau ketentuan
yang mengikat semua atau sebagaian warga masyarakat; aturan yang baku, ukuran
untuk menentukan sesuatu. Ditinjau dari segi etimologi, kata “norma” berasal dari
bahasa Latin. Norma berasal dari kata nomos yang berarti nilai.
Norma adalah sebuah aturan, patokan atau ukuran yang bersifat pasti dan tidak
berubah. Norma merupakan petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam
kehidupan. Interaksi sosial setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status
sosial dan peran. Interaksi sosial didasari oleh adat, nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan (motivasi) tertentu dengan disertai
sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma tidak
dilakukan.

2. Macam – macam norma


Dalam kehidupan umat manusia terdapat bermacam-macam norma, yaitu
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma hukum dan lain-lain.
Norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum digolongkan
sebagai norma umum. Selain itu dikenal juga adanya norma khusus, seperti aturan
permainan, tata tertib sekolah, tata tertib pengunjung tempat bersejarah dan lain-lain.
a. Norma Agama
Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah
dan larangan-larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari
Tuhan Yang Maha Esa. Aturan-aturan itu tidak saja mengatur hubungan
vertikal, antara manusia dengan Tuhan (ibadah), tapi juga hubungan
horisontal, antara manusia dengan sesama manusia. Pada umumnya setiap
pemeluk agama menyakini bawa barang siapa yang mematuhi perintah-
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan Tuhan akan memperoleh
pahala. Sebaliknya barang siapa yang melanggarnya akan berdosa dan
sebagai sanksinya, ia akan memperoleh siksa. Sikap dan perbuatan yang
menunjukkan kepatuhan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya tersebut disebut taqwa.
b. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang
baik dan buruk. Berdasar kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap
manusia “menyimpan” potensi nilai-nilai kesusilaan. Hal ini analog
dengan hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia
karena kodrat kemanusiaannya, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Karena potensi nilai-nilai kesusilaan itu tersimpan pada hati nurani
setiap manusia (yang berbudi), maka hati nurani manusia dapat disebut
sebagai sumber norma kesusilaan. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja
tentang moral dihubungkan dengan etika, yang membicarakan tata susila
dan tata sopan santun. Tata susila mendorong untuk berbuat baik, karena
hati kecilnya menganggap baik, atau bersumber dari hati nuraninya, lepas
dari hubungan dan pengaruh orang lain. Tidak jarang ketentuan-ketentuan
norma agama juga menjadi ketentuan-ketentuan norma kesusilaan, sebab
pada hakikatnya nilainilai keagamaan dan kesusilaan itu berasal dari
Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikian pula karena sifatnya yang melekat
pada diri setiap manusia, maka nilai-nilai kesusilaan itu bersifat universal.
Dengan kata lain, nilai-nilai kesusilaan yang universal tersebut bebas dari
dimensi ruang dan waktu, yang berarti berlaku di manapun dan kapanpun
juga. Sebagai contoh, tindak pemerkosaan dipandang sebagai tindakan
yang melanggar kesusilaan, di belahan dunia manapun dan pada masa
kapanpun juga. Kepatuhan terhadap norma kesusilaan akan menimbulkan
rasa bahagia, sebab yang bersangkutan merasa tidak mengingkari hati
nuraninya. Sebaliknya, pelanggaran terhadap norma kesusilaan pada
hakikatnya merupakan pengingkaran terhadap hati nuraninya sendiri,
sehingga sebagaimana dikemukakan dalam sebuah mutiara hikmah,
pengingkaran terhadap hati nurani itu akan menimbulkan penyesalan atau
bahkan penderitaan batin. Inilah bentuk sanksi terhadap pelanggaran
norma kesusilaan.
c. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku
yang baik dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang
berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu.
Norma ini biasanya bersumber dari adat istiadat, budaya, atau nilai-nilai
masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat Widjaja tentang moral
dihubungkan dengan etika, yang membicarakan tentang tata susila dan tata
sopan santun. Tata sopan santun mendorong berbuat baik, sekedar lahiriah
saja, tidak bersumber dari hati nurani, tapi sekedar menghargai
menghargai orang lain dalam pergaulan. Dengan demikian norma
kesopanan itu bersifat kultural, kontekstual, nasional atau bahkan lokal.
Berbeda dengan norma kesusilaan, norma kesopanan itu tidak bersifat
universal. Suatu perbuatan yang dianggap sopan oleh sekelompok
masyarakat mungkin saja dianggap tidak sopan bagi sekelompok
masyarakat yang lain. Sejalan dengan sifat masyarakat yang dinamis dan
berubah, maka norma kesopanan dalam suatu komunitas tertentu juga
dapat berubah dari masa ke masa. Suatu perbuatan yang pada masa dahulu
dianggap tidak sopan oleh suatu komunitas tertentu mungkin saja
kemudian dianggap sebagai perbuatan biasa yang tidak melanggar
kesopanan oleh komunitas yang sama. Sanksi terhadap pelanggaran norma
kesopanan adalah berupa celaan, cemoohan, atau diasingkan oleh
masyarakat.
d. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang
berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya
ketertiban masyarakat. Sifat “memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan
nyata inilah yang merupakan kelebihan norma hukum dibanding dengan
ketiga norma yang lain. Negara berkuasa untuk memaksakan aturan-aturan
hukum guna dipatuhi dan terhadap orang-orang yang bertindak melawan
hukum diancam hukuman. Ancaman hukuman itu dapat berupa hukuman
bandan atau hukuman benda. Hukuman bandan dapat berupa hukuman
mati, hukuman penjara seumur hidup, atau hukuman penjara sementara. Di
samping itu masih dimungkinkan pula dijatuhkannya hukuman tambahan,
yakni pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu,
dan pengumuman keputusan pengadilan. Demi tegaknya hukum, negara
memiliki aparat-aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim.
Sanksi yang tegas dan nyata, dengan berbagai bentuk hukuman seperti
yang telah 24 dikemukakan itu, tidak dimiliki oleh ketiga norma yang lain.
Sumber hukum dalam arti materiil dapat berasal dari falsafah, pandangan
hidup, ajaran agama, nilai-nilai kesusilaam,adat istiadat, budaya, sejarah
dan lain-lain. Dengan demikian dapat saja suatu ketentuan norma hukum
juga menjadi ketentuan norma-norma yang lain. Sebagai contoh, perbuatan
mencuri adalah perbuatan melawan hukum (tindak pidana, dalam hal ini :
kejahatan), yang juga merupakan perbuatan yang bertentangan dengan
norma agama, kesusilaan (a susila), maupun kesopanan (a sosial). Jadi,
diantara norma-norma tersebut mungkin saja terdapat kesamaan obyek
materinya, akan tetapi yang tidak sama adalah sanksinya. Akan tetapi,
sebagai contoh lagi, seorang yang mengendari kendaraan bermotor tanpa
memiliki SIM, meskipun tidak melanggar norma agama, akan tetapi
melanggar norma hukum.

3. A. Pengertian norma kesusilaan

Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah laku yang baik dan buruk.
Berdasar kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia “menyimpan” potensi nilai-
nilai kesusilaan. Pengertian Norma Kesusilaan adalah aturan sosial yang mengatur tentang
cara manusia berperilaku secara umum yang bersumber dari hati nurani manusia itu sendiril.

Dalam norma kesusilaan tidak terdapat sanksi yang tegas seperti halnya norma hukum.
Namun, mereka yang melanggar norma kesusilaan tetap mendapat sanksi yang sifatnya
individual, yaitu rasa malu. Norma kesusilaan terdiri dari dua kata, yaitu:Norma; aturan atau
pedoman untuk mengatur dan Kesusilaan; sikap atau peraturan hidup

Sehingga definisi norma kesusilaan dapat juga diartikan sebagai peraturan sosial yang
bersumber dari hati nurani manusia yang membentuk akhlak seseorang. Karena bersumber
dari hati nurani, maka norma kesusilaan tidak tertulis dan pelaksaaannya dilakukan manusia
berdasarkan hati nuraninya. Norma kesusilaan juga disebut sebagai norma moral, sehingga
mereka yang melanggar norma kesusilaan disebut sebagai orang yang tidak bermoral atau
asusila.

3B. Sebutkan 2 contoh gambar yang melanggar norma kesusilaan !

Mencotek berperilaku tidak baik

3C. Sebutkan 2 perbuatan gambar yang sesuai dengan norma kesusilaan !

Saling tolong menolong saling menghormati

3D. Sangsi bagi yang melanggar norma kesusilaan !

sanksi terhadap norma kesusilaan pun bersifat individual. Bentuk pelanggaran kesusilaan
merupakan pengingkaran terhadap hati nurani. Beberapa bentuk sanksi norma kesusilaan
tersebut diantaranya adalah:
 Perasaan malu
 Perasaan menyesal
 Pengucilan di dalam masyarakat, bahkan dipenjara.

4A. Pengertian norma kesopanan ?

Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkah laku yang baik
dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan, yang berlaku dalam suatu
lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu. Norma ini biasanya bersumber dari
adat istiadat, budaya, atau nilai-nilai masyarakat. Dengan demikian norma kesopanan
itu bersifat kultural, kontekstual, nasional atau bahkan lokal. Berbeda dengan norma
kesusilaan, norma kesopanan itu tidak bersifat universal.

4B. Sebutkan 2 contoh gambar perbuatan yang sesuai dengan norma kesopanan !

Dilarang meludah sembarangan menghormati yang lebih tua

4C. Sebutkan 2 contoh gambar perbuatan yang tidak sesuai dengan norma kesopanan !

Tidak memberikan tempat duduk prioritas membuang ludah sembarangan

4D. Sebutkan sangsi yang melanggar norma kesopanan !


Sanksi norma kesopanan biasanya ringan. Orang yang melanggar akan dipandang
sinis, tak tau sopan santun, tidak menghargai budaya setempat, tidak respek terhadap
orang-orang di sekitar, dan sebagainya. Pemegang otoritas yang menerapkan sanksi
adalah masyarakat itu sendiri. Tindakan masyarakat dalam memberi sanksi biasanya
berupa teguran.

5A. Pengertian norma agama

Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintah-perintah dan


larangan-larangan, yang oleh pemeluknya diyakini bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Aturan-aturan itu tidak saja mengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan
Tuhan (ibadah), tapi juga hubungan horisontal, antara manusia dengan sesama
manusia. Pada umumnya setiap pemeluk agama menyakini bawa barang siapa yang
mematuhi perintah-perintah Tuhan dan menjauhi larangan-larangan Tuhan akan
memperoleh pahala.

5B. Sebutkan 4 contoh gambar yang sesuai dengan norma agama !

tidak menggunakan
rajin beribadah
narkoba

tidak saling tidak meminum


membunuh minuman keras

SC. Sebutkan 4 contoh gambar yang melanggar norma agama !


mencuri berjudi membunuh

tidak menghormati
orang tua

5D. Sangsi bagi orang yang melanggar norma agama !

Sanksi norma agama yaitu akan mendapatkan dosa dan akan dimasukkan ke dalam
neraka oleh Tuhan karena telah melanggar perintahnya.

6A. Pengertian norma hukum

Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negara yang
berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demi terwujudnya ketertiban
masyarakat. Sifat “memaksa” dengan sanksinya yang tegas dan nyata inilah yang
merupakan kelebihan norma hukum dibanding dengan ketiga norma yang lain.

6B. Sebutkan 5 contoh gambar perbuatan yang sesuai dengan norma hukum !
membuat KTP usia 17 tidak melakukan
taat lalu lintas
th korupsi

menggunakan helm
membayar pajak
saat berkendara

6C. Sebutkan 5 contoh gambar perbuatan yang tidak sesuai dengan norma hukum !

mencuri korupsi membunuh

menggunakan miras tawuran


6D. Sangsi bagi yang melanggar norma hukum !

Sanksi yang ditimbulkan dari norma hukum bersifat tegas dan nyata. Yang dimaksud
tegas adalah, sanksi dari aturan yang dilanggar itu sudah dibuat dalam sebuah
peraturan perundang-undangan. Sebagai contoh, ada seseorang yang melakukan
tindak pidana. Sudah ada hukuman yang menanti dia, menurut pasal 10 KUHP, ada 2
hukuman yaitu hukuman pokok dan tambahan. Hukuman pokoknya adalah hukuman
mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara. Selain itu, si pelaku
juga harus menerima hukuman tambahan yaitu hak-haknya akan dicabut, dan benda-
bendanya juga disita oleh negara. Sedangkan yang dimaksud dengan nyata adalah
aturan yang sudah ditetapkan untuk si pelaku ditetapkan jumlahnya. Misalnya, dalam
pasal 338 KUHP, disebutkan bahwa barang siapa sengaja merampas nyawa orang
lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas
tahun. Sanksi hukum diberikan oleh lembaga-lembaga peradilan yang berwenang,
sedangkan sanksi sosial diberikan oleh masyarakat yang ada di sekitar si pelaku.
Kalau sanksi-sanksi itu masih belum membuat pelaku merasa jera, ada satu lagi
sanksi yaitu sanksi psikologis. Sanksi ini hanya ada dalam batin seseorang, sehingga
dia merasa bersalah akan perbuatannya sendiri.

7. Arti penting dan fungsi norma dalam mewujudkan keadilan !

Setiap jenis norma secara kualitatif mempunyai tujuan dan fungsi yang relatif
berbeda sesuai dengan karakter atau ciri khas dari norma yang bersangkutan.

Adapun tujuan dan kegunaan dari setiap norma dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Norma Kesusilaan

Bila seseorang melanggar norma/kaidah kesusilaan, maka dia akan dicap


sebagai orang yang a-susila, dalam arti tidak mempunyai rasa kesusilaan. Tujuan
kaidah kesusilaan ini adalah agar setiap orang mempunyai rasa kesusilaan yang
tinggi dalam hidup dan kehidupannya di masyarakat. Karena sumber norma
kesusilaan adalah hati nurani, maka norma ini mempunyai kegunaan untuk
mengendalikan ucap, sikap dan perilaku setiap individu melalui teguran hati
nuraninya.

2. Norma Adat/Kemasyarakatan

Bila seseorang melanggar norma adat/ kemasyarakatan, maka dia akan


dikenai sanksi berupa pengucilan atau pengusiran dari masyarakat adat tersebut.
Dalam arti mereka yang telah melakukan pelanggaran terhadap norma adat tidak
akan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan upacara adat di daerah atau masyarakat
yang bersangkutan. Oleh karena itu tujuan norma adat ini agar setiap anggota
masyarakat menaati segala apa yang diharuskan oleh adatnya.

Kegunaan norma adat adalah untuk mengatur kehidupan/hubungan antar manusia


dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga tidak timbul perselisihan di antara
sesama anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya norma adat
ini, setiap anggota masyarakat akan selalu berupaya menyikapi
dan mematuhi apa-apa yang menjadi keharusan dalam hidup dan kehidupan di
masyarakat di mana dia tinggal.

3. Norma Agama
Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, maka dia akan mendapatkan
sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing,
Adapun kegunaan norma agama adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku
setiap insan dalam hidup dan kehidupannya melalui pelaksanaan norma agama,
dimana setiap manusia akan selalu berupaya melaksanakan apa-apa yang menjadi
keharusan Tuhan dan meninggalkan
apa yang harus ditinggalkannya dalam sikap dan perilaku sehari-hari dalam
kehidupannya di masyarakat.

4. Norma Hukum
Bila seseorang melanggar norma/kaidah hukum, maka dia akan mendapat
sanksi yang tegas dari peraturan hukum. Sanksi yang diberikan sebelumnya
ditentukan lebih dahulu, misalnya dalam pasal 338 KUHP: barang siapa dengan
sengaja menghilangkan nyawa orang lain , diancam dengan hukuman setinggi-
tingginya lima belas tahun . Jadi jelas bahwa keberadaan norma hukum ini bertujuan
untuk mewujudkan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat melalui upaya
penciptaaan kepastian hukum., Sementara itu kegunaan norma hukum adalah untuk
melindungi kepentingan orang lain, misalnya yang berhubungan dengan :
a. Pembunuhan (pasal 335 – 350 KUHP
b. Penganiayaan (pasal 351 – 358 KUHP)
c. Penghinaan (pasal 310 – 321 KUHP)
d. Perdagangan (pasal 324 – 337 KUHP)
e. Pencurian (pasal 362 – 367 KUHP).

Tahukah kamu ciri orang yang taat terhadap norma atau aturan. Orang yang memiliki
taat aturan atau norma biasa memiliki ciri-ciri:
1) Mengetahui tentang aturan yang ada
2) Mengetahui isi dari aturan tersebut
3) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan aturan tersebut.

Mengapa kita perlu mengahui dan bersikap taat pada norma atau aturan? Karena
norma atau aturan memiliki banyak fungsi.
Beberapa fungsi norma antara lain:

1. Sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dalam kaitan ini


norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam pergaulan sosial.
2. Sebagai alat untuk menjaga kerukunan anggota masyarakat. Dalam hal ini norma
mengatur perbedaan dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan dan
ketidaktertian.
3. Sistem pengendalian sosial. Dalam pengertian ini norma atau aturan menjadi alat yang
dapat mengendalikan dan mengawasi tingkah laku anggota masyarakat
4. Sebagai alat untuk mewujudkan keadilan. Dalam kaitan ini norma atau aturan
terutama norma hokum dibuat untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat.

Apa yang dimaksud adil atau keadilan? Keadilan berasal dari istilah adil yang berasal
dari bahasa Arab. Kata adil berarti tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan
apa saja sesuai dengan haknya. Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan
sesuatu ditengah-tengah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, tidak
sewenang-wenang. Keadilan juga memiliki pengertian lain yaitu suatu keadaan dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara memperoleh apa yang menjadi
haknya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Pengertian Keadilan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu hal yang tidak berat sebelah
atau tidak memihak serta tidak sewenang-wenang. Menurut kamus besar bahasa
indonesia (KBBI) kata adil berasal dari kata adil, adil mempunyai arti yaitu kejujuran,
kelurusan, dan keikhlasan yang tidak berat sebelah.

Keadilan menurut Aristoteles adalah tindakan yang terletak diantara memberikan


terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan memberikan sesuatu kepada setiap
orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya. Pengertian keadilan menurut Frans
Magnis Suseno adalah keadaan antar manusia yang diperlakukan dengan sama sesuai
dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Pengertian keadilan
menurut Notonegoro adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku. Pengertian keadilan menurut Thomas Hubbes adalah
sesuatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah
disepakati. Pengertian keadilan menurut Plato adalah diluar kemampuan manusia
biasa dimana keadilan hanya dapat ada di dalam hukum dan perundang-undangan
yang dibuat oleh para ahli yang khususnya memikirkan hal itu. Pengertian keadilan
menurut W.J.S Poerwadarminto adalah tidak berat sebelah, sepatutnya tidak
sewenang-wenang.

Jenis-jenis keadilan :

Menurut Teori Aristoteles ada beberapa jenis keadilan yakni:

1. Keadilan Komunikatif : Pengertian keadilan komunikatif adalah perlakuan


kepada seseorang tanpa dengan melihat jasa-jasanya. Contohnya keadilan
komunikatif adalah seseorang yang diberikan sanksi akibat pelanggaran yang
dibuatnya tampa melihat jasa dan kedudukannya.
2. Keadilan Distributif : Pengertian keadilan distributif adalah perlakuan kepada
seseorang sesuai dengan melihat atau mempertimbangkan jasa-jasa yang telah
dilakukan. Contoh keadilan distributif adalah seorang pekerja bangunan yang
diberi gaji sesuai atas hasil yang telah dikerjakan.
3. Keadilan Kodrat Alam : Pengertian keadilan kodrat alam adalah perlakukan
kepada seseorang yang sesuai dengan hukum alam. Contoh keadilan kodrat
alam adalah seseorang akan membalas dengan baik apabila seseorang tersebut
melakukan hal yang baik pula kepadanya.
4. Keadilan Konvensional : Pengertian keadilan konvensional adalah keadilan
yang terjadi dimana seseorang telah mematuhi peraturan perundang-undangan.
Contoh keadilan konvensional adalah seluruh warga negara wajib mematuhi
segala peraturan yang berlaku di negara tersebut.
5. Keadilan Perbaikan : Pengertian keadilan perbaikan adalah keadilan yang
terjadi dengan adanya pemulihan nama baik atas seseorang telah
mencemarkan nama baik orang lain. Contoh keadilan perbaikan adalah
seseorang meminta maaf kepada media karna telah mencemarkan nama baik
orang lain.

Sedangkan Plato jenis-jenis keadilan terdiri dari:

1. Keadilan Moral : Pengertian keadilan moral adalah keadilan yang terjadi


apabila mampu memberikan perlakukan seimbang antara hak dan
kewajibannya.
2. Keadilan Prosedural : Pengertian keadilan prosedural adalah keadilan yang
terjadi apabila seseorang melaksanakan perbuatan sesuai dengan tata cara
yang diharapkan

Selain jenis keadilan yang dikemukan oleh Aristoteles dan Plato, terdapat pula
beberapa jenis keadilan yang lain, antara lain sebagai berikut:

1. Keadilan Komunikatif (Iustitia Communicativa) : Pengertian keadilan


komunikatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang
terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan berdasarkan hak seseorang pada
suatu objek tertentu. Contoh keadilan komunikatif adalah Iwan membeli tas
andri yang harganya 100 ribu maka iwan membayar 100 ribu juga seperti yang
telah disepakati.
2. Keadilan Distributif (Iustitia Distributiva) : Pengertian keadilan distributif
adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing terhadap apa yang
menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu individu. Keadilan distributif adalah
keadilan yang menilai dari proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan
jasa, kebutuhan, dan kecakapan. Contoh keadilan distributif adalah karyawan
yang telah bekerja selama 30 tahun, maka ia pantas mendapatkan kenaikan
jabatan atau pangkat.
3. Keadilan Legal (Iustitia Legalis) : Pengertian keadilan legal adalah keadilan
menurut undang-undang dimana objeknya adalah masyarakat yang dilindungi
UU untuk kebaikan bersama atau banum commune. Contoh keadilan legal
adalah Semua pengendara wajib menaati rambu-rambu lalu lintas.
4. Keadilan Vindikatif (Iustitia Vindicativa) : Pengertian keadilan vindikatif
adalah keadilan yang memberikan hukuman atau denda sesuai dengan
pelanggaran atau kejatahannya. Contoh keadilan vindikatif adalah pengedar
narkoba pantas dihukum dengan seberat-beratnya.
5. Keadilan Kreatif (Iustitia Creativa) : Pengertian keadilan kreatif adalah
keadilan yang memberikan masing-masing orang berdasarkan bagiannya yang
berupa kebebasan untuk menciptakan kreativitas yang dimilikinya pada
berbagai bidang kehidupan. Contoh keadilan kreatif adalah penyair diberikan
kebebasan dalam menulis, bersyair tanpa interfensi atau tekanan apapun.
6. Keadilan Protektif (Iustitia Protektiva) : Pengertian keadilan protektif adalah
keadilan dengan memberikan penjagaan atau perlindungan kepada pribadi-
pribadi dari tindak sewenang-wenang oleh pihak lain. Contoh keadilan
protektif adalah Polisi wajib menjaga masyarakat dari para penjahat.
TUGAS

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dibuat oleh :

Nama : Ilham Ainul Yaqin

Kelas : 7.1

Nomor absen : 016

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 172

JAKARTA

TAHUN AJARAN 2019

Anda mungkin juga menyukai