Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah meninggikan derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu pengetahuan, atas berkatrahmat dan kharunia-Nya, penulis dapat
meyelesaikan pembuatan makalah tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga. Selawat
beserta salam semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri
tauladan dalam setiap sikap dan tindakan sebagai Intelektual Muslim. Penulis juga
mengucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses pembuatan
makalah ini. Terutama dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Keluarga yang telah
memberi masukan dan pengarahan kepada mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikan
dan bermanfaat dalam kehidupan. Pembuatan makalah ini tidak terlepas dari kekurangan.
Oleh karena itu sudilah kiranya pembaca memberikan kritikan dan saran yang membangun
untuk perbaikan dimasa yang datang.

Banyuwangi, Agustus 2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan


keluarga belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori
keperawatan sangan menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori
keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki kekuatan lebih
dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan
intervensi keluarga (teori terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan ulang atau
diadaptasi ulang sehingga teori-teori tersebut cocok dengan perspektif keperawatan.
salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah teori Friedman.
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari teori sistem, teori
perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional sebagai teori-teori utama
yang merupakan dasar dari model dan alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut
berperan kedalam dimensi struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran
dan stress keluarga.

Stroke merupakan salah satu kegawatan neurologik, dari tahun ketahun


morbiditasnya semakin meningkat seiring meningkatnya status ekonomi masyarakat
dan adanya transisi epidemologik maupu transisi demografik(ismail, 2004). Penyakit
jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan
sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian.
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplay
darah kebagian otak ( Baughman, C Diane.dkk, 2000). Otak merupakan organ yang
membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat ini diperolehnya dari darah.apabila di
otak hampir tidak ada cadangan oksigen, sehingga dapat merusak daerah-daerah yang
ada di otak yang dapat menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi jaringan otak sangat
bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja aliran darah

2
terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal,dan apabila aliran darah kesuatu
daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak akan mati (infark).
Menurut europen stroke initiative (2003), Stroke atau serangan otak(brain
attack) adalah defisit neurologis mendadak susunan saraf pusat yang di sebabkan oleh
peristiwa iskhemik atau hemorargik. Stroke juga sebagai penyebab utama kecacatan
fisik atau mental pada usia lanjut maupun usia produktif, dan dengan sifat-sifatnya
tersebut, menempatkan stroke sebagai masalah serius di dunia. Penyakit jantung dan
stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di
Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.
Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua.
Dulu memang penyakit-penyakit tersebut di derita oleh orang tua terutama yang
berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena
penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita
oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap
saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi
gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu keluarga?
3
2. Bagaimana konsep penyakit stroke?
3. Bagaimana konsep askep stroke?
4. Bagaimana askep keluarga pada kasus stroke?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keluarga
2. Untuk mengetahui konsep penyakit stroke
3. Untuk mengetahui konsep askep stroke
4. Untuk mengetahui askep keluarga pada kasus stroke

1.4 Manfaat
1. Mengetahui apa itu keluarga
2. Mengetahui konsep penyakit stroke
3. Mengetahui konsep askep stroke
4. Mengetahui askep keluarga pada kasus stroke

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Definisi Keluarga


Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga dalam
Harmoko (2012) :

4
a. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan

darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi

satu sama lain.

b. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh


ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial dari tiap anggota.

c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

d. Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai
ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal
bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan komunikasi dalam peran sosial,
serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi
mempunyai keunikan tersendiri.

e. Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal


dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.

f. Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

2.1.1 Konsep Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga:

a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)

5
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
(Harmoko, hal 52; 2012).

b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family) Tahap II
mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan.
Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus kehidupan
keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio,
membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem
berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan). ( McGoldrick,
Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010)

c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)

Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 / tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda
( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010

d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children) Tahap ini
dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada
usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah, masing-masing
anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki aktifitas dan minat
sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak.
(Harmoko, hal 56; 2012)

e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)


6
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan

keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga
pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985
dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010)

f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya
untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal 59; 2012)

g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini
akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan
perasaan gagal

sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka pasangan
berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. (Harmoko, hal
60; 2012)

h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau
kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall & Miller,
1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010)

2.2 Definisi Stroke

7
Stroke adalah syndrom klinis awal timbulnya mendadak, progresi berupa defisit
neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata di sebabkan oleh gangguan perdaran darah otak non
traumatik (Mansjoer, 2000).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai
darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk , 2000). Stroke adalah gangguan
neurologi yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi dan pembuluh darah(
Price, 2000). Stroke adalah Infark dari sebagian otak karena kekurangan aliran darah
ke otak.( Junaidi, 2004).
Stroke adalah serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah
arteri terganggu ke otak atau di otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera
cerebrovaskuler atau stroke adalah awitan deficit neurologis yang berhubungan
dengan penurunan aliran darah cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis
pembuluh darah embolisme atau hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak
(Tucker, 1998).
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa stroke/cerebrovaskuler
adalah defisit neurologis yang berakibat pada hilangnya fungsi otak yang timbul
secara mendadak karena
adanya gangguan suplai darah ke bagian otak.

2.2.1 Etiologi
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari salah
satu tempat kejadian, yaitu:
1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai

8
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi
baik sementara atau permanen. Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut
Baughman, C Diane.dkk (2000):
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35
tahun dan kadar esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,
merokok kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.
2.2.2 Tanda dan gejala
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) tanda dan gejala dari stoke adalah:
1. Kehilangan motorik.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia(paralisis pada salah satu
sisi) dan hemiparesis(kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau
afasia (kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, perestesia(terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih
Meliputi inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau
retensi urin(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia

9
urinarius dan defekasi yang berlanjut. (dapat mencerminkan kerusakan neurologi
ekstensif).
2.2.3 Gambaran Klinis
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau sroke merupakan sirkulasi
serebral yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan serebral.
Embolus dapat merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa fragmen, lemak
dan udara. embolus pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder
terhadapinfark miokard atau fibrilasi atrium, Jika etiologi stroke adalah hemorargi
maka faktor pencetusnya biasanya adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler seperti
Malformasi Arteri Venera (MAV) dan aneurisma serbral lebih rentan terhadap ruptur
dan menyebabkan hemorargia pada hipertensi. Pada stroke trombosis atau embolik
bagian otak yang mengalami iskhemik atau infark sulit ditentukan. Ada peluang
dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama dapat terjadi edema serebral dan
peningkatan intra kranial (PTIK) herniasai dan kematian setelah trombolitik terjadi
pada area yang luasnya saat serangan, karena stroke trombolitik banyak terjadi karena
arterosklerosis, maka ada resiko terjadi stroke untuk masa mendatang. Pada pasien
yang sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga mengalami atau
mempunyai kasus untuk mengalami stroke jika penyebabnya tidak ditangani. Jika
luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorargik tidak besar dan bukan pada
tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika hemorargik
luas terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih (price, 2000)
2.2.4 Pemeriksaan penunjang
Menurut Doenges (1999) pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. CT.scan, memperlihatkan adanya cidera, hematoma, iskhemia infark.
b. Angiografi cerebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti: perdarahan, obstruksi, arteri adanya ruptur.
c. Fungsi lumbal, menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis
embolis serebral dan tekanan intrakranial(TIK). Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya haemoragik subarachnoid, perdarahan intra
kranial.

10
d. Magnetik Resonance imaging (MRI), Menunjukan ada yang mengalami infark.
e. Ultrasonografi dopler, mengidentifikasi penyakit artemovena.
f. Elektroencefalogram(EEG), Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
g. Sinar X tengkorak:menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari masa yang meluas klasifikasi karotis interna terdapat pada
trombosis cerebral, klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subarachnoid.
2.2.5 Penatalaksanaan Medis dan keperawatan
Menurut Engram (1998) penetalaksanaan medis umum dari cidera
cerebrovaskuler atau stroke adalah:
a. Farmakoterapi : Agen antihipertensi, antikoagulan (untuk stroke yang disebabkan
thrombus), kortikosteroid untuk mengurangi edema cerebral, asma aminokaproik
(Amicar) untuk perdarahan subarachnoid.
b. Pembedahan endarterektomi : eksisi tunika intima arteri yang menebal dan atero
matosa ( untuk sumbatan karotis yang di sebabkan oleh arterosklerosis).

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
STROKE NON HEMORARGI

A. GAMBARAN KASUS
Tn. R. Usia 25 tahun, pendidikan terakhir tamat SMP. Pekerjaan buruh, alamat
mendungan RT 01/ RW 04. Ny. O. Umur 23 tahun, pendidikan terakhir SD, pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga. Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti karena dalam satu
rumah ada suami, istri dan anak. Pada keluarga Tn. R yang sedang sakit adalah Ny. S
yaitu sakit stroke non hemorargi. Ny. S mengetahui bahwa dia sakit stroke sudah 2
tahun yang lalu, hal ini diketetahui saat Ny. S sakit oleh keluarga di bawa ke klinik
Abu salman, dan Ny. S menderita stroke. Ny. S dan keluarga mengatakan Ny. S sudah

11
pernah di opname di rumah sakit dan itu sudah satu tahun yang lalu. Saat ini pasien
mengatakan merasakan pusing, sulit tidur, dan ini sering kambuh apabila pasien
banyak pikiran. Keluarga juga mengatakan hanya mengetahui kalau Ny . S hanya
sakit stroke saja, tetapi keluarga pasien tidak mengetahui pengertian, penyebab, tanda
dan gejala,pencegahan dan komplikasi dari stroke jika segera tidak di tangani.

B. PENGKAJIAN
1. Nama KK : Tn. R
2. Umur : 25 tahun
3. Alamat : Ds. Astana Blok pekauman RT 01/RW 01 kecamatan Gn. Jati
Kabupaten Cirebon
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Pendidikan : SMP
6. Agama : Islam
7. Suku bangsa : Jawa
8. Komposisi Keluarga :

No Nama Umur JK Hub.Dgn KK Pendidikan Imunisasi Ket.

1 Tn. R 25 thn L Suami SMP -

2 Ny. O 23 bln P Istri SD -

3 An. A 4 thn P Anak 1 - lengkap


Genogram :

Ibu K (…th)
Bpk. Y (..th) Bpk... Ibu S (63th)
(..th)

12
Bpk. T (22 th) Ny. O (29 th)
Bpk T
(25th)

An.A ( 4 th)

Keterangan :

: laki-laki : laki-laki meninggal

: perempuan sakit : perempuan meninggal

: perempuan : cerai

9. Tipe Keluarga: keluarga inti yaitu keluarga yang terddiri dari ayah,ibu,dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
10. Suku Bangsa: Ny. O mengatakan: Ny. O berasal dari suku jawa, setelah
menikah Ny. O menetap di Astana dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan

13
campuran bahasa indonesia. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan
keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati semampunya dengan
bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung, jika tidak sembuh dapat pergi ke
rumah sakit terdekat.
11. Agama: Ny. O mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga Ny. O adalah
Islam. Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadang-
kadang melakukanya di masjid didekat rumahnya.
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga: Ny. O mengatakan ia bekerja sebagai
pedagang keliling kampung, penghasilan yang diperoleh per bulan Rp.300.000,-.
Penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sehingga
Ibu S mencari tambahan dengan menerima jahitan dirumahnya, menurut Ny. O.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga: Ny. O mengatakan: biasanya Ny. O mengajak
An.A jalan-jalan ke alun-alun tetapi hal ini jarang dilakukan hanya ketika Ny. A
mempunyai uang.

C. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


14. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak meninggalkan keluarga.
Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah:
a. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Ny. O mengatakan: orang tua Ny. O sudah meninggal tetapi Ny. O
masih menjalin hubungan yang baik dengan bibinya yang tinggal di
depan rumahnya. Ny. O setiap hari bermain dan menonton tv dirumah
bibinya.
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang
kurang baik. Ny. O menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika Ny. O
mempunyai makanan Ny. O juga sering membagikan ke tetangganya
begitu juga sebaliknya, menurut Ny. O.
b. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Ny. O mengatakan: setiap pagi sebelum dia berangkat kerja dia
menyempatkan untuk memasak makanan buat anaknya setelah itu dia
memandikan An. A sebelum Ny. O berangkat kerja. Ketika ibu S
terlambat pulang kerumah biasanya Ibu S menitipkan anaknya ke

14
bibinya yang tinggal didepan rumahnya atau brgantian dengan Tn. R
untuk menjaga An. A.
c. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Anak Ny. O masih berusia 4 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu
S tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan
anak E kemudian Ny. O menyuapi anak A. Dan terkadang setiap sore
Tn. R mengajak An. A pegi jalan-jalan ke alun-alun.
d. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Ny. O mengatakan: setiap hari An. A pergi bermain ditaman kanak-
kanak yang letaknya dekat dengan rumahnya.
15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian yang
didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang
kompleks pada keluarga Tn. R. Ny. O mangatakan: Ny. O masih tidur dengan An. A
sehingga belum ada privasi bagi Ny. O karena Ny. O mengungkapkan bahwa An. A
belum berani tidur sendiri. Ny. A belum mampu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman.
16. Riwayat keluarga inti: Ny. O mengatakan: Ny. O sudah lama menetap di
Astana sejak menikah. Ny. O sekarang tinggal di Astana dengan An. A.
17. Riwayat keluarga sebelumnya: Ny. O mengatakan: kedua orang tua Bp.T
tinggal di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan kedua
orang tua Ny. O berada dijember dan sudah meninggal, ada satu orang adik yang
tinggal bersama Tn. R, ketika Ny. O melahirkan, adik dari Ny. O yang membantu
merawat Ny. O.
D. LINGKUNGAN
18. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
berukuran 8m x 12m yang ditempati oleh Tn. R, Ny. O dan An. A. Rumah terdiri dari
4 ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Terdapat dua jendela di ruang
tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang ditempati oleh anak dan kamar tidur
kedua ditempati ibu S tanpa jendela. Tembok rumah hanya berupa anyaman bambu,
ruangan depan yang dibangun dari batu bata.
Karakteristik Tetangga dan Komunitas : Ny. O bertempat tinggal di perkampungan
dengan jarak rumah antar tetangga yang cukup dekat.

15
19. Mobilitas Geografis Keluarga: Ny. O dan anaknya setiap hari berjalan kaki
untuk bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari Ny.
O menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Ny. O mengatakan
bahwa setiap hari berkumpul dengan An. A setelah pulang kerja. Dan Ny. O memiliki
perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin. Ny. O mengungkapkan bahwa
tetangganya ada yang menyukai dan tidak menyukai Ny. O.
21. Sistem Pendukung Keluarga: keluarga Ibu S. mendapatkan dukungan dari
suaminya, pamannya dan bibinya yang tempat tinggalnya berdekatan dengan ibu S.
ibu S juga mengatakan bahwa jarang memiliki permasalahan serius sehingga harus
melibatkan keluarga.
Denah rumah:

8
6 7

pintu
2

3 5
1

jendela U
pintu
Keterangan:
1. Ruang Tamu : meja dan kursi
2. Ruang dapur : mesin jahit
3. Tempat tidur anak : perabotan dapur
4. Tempat tidur Ortu
5. Pintu
6. Kamar mandi
7. Ladang
8. Sumur

Keadaan lingkungan dalam rumah :

16
Luas rumah : 8m x 12 m

Tipe rumah : Status kepemilikan milik sendiri

Jumlah ruangan : 4 ruangan

Jumlah jendela : 3 buah

Pemanfaatan ruangan : Terdiri dari 2 kamar dengan 1


kamar untuk anak, 1 kamar untuk
Ortu, 1 kamar mandi di luar, 1
dapur.

Peletakan perabotan : 5 kursi diletakkan di ruang tamu,


di pojok sebelah pintu diletakkan
mesin jahit Ny. S. Tempat tidur
An. A terletak bersebelahan
dengan almari di kamar An . A.

Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB


keluarga di sungai.

Sumber air minum : Air sumur

E. STRUKTUR KELUARGA
22. Pola Komunikasi Keluarga : Ny. O menyampaikan bahwa anak E senang
bercerita tentang teman sebayanya dan Ny. O menanggapinya dengan senang. Namun
kadang kala Ny. O pernah marah mana kala anaknya nakal, rewel, atau minta sesuatu
yang menurut Ny. O tidak bisa memenuhinya. Dan Tn. R sering bercerita tentang
pekerjaanya selama menjadi buruh.
23. Struktur Kekuasaan Keluarga: Tn. R pemegang keputusan terakhir dalam
keluarga.
24. Struktur Peran :
a. Tn. R berperan sebagai ayah sekaligus kepala rumah tangga dan
pencari nafkah.
b. Ny. O berperan sebagai ibu sebagai, ibu rumah tangga, pembimbing
anak-anak, dan pengatur rumah tangga.

17
c. Anak A berperan sebagai anak tunggal dalam keluarga, penghibur
keluarga dengan gerak-geriknya serta ucapannya yang lucu.
25. Nilai dan Norma Budaya:
Norma yang dianut yaitu : sopan santun, menghargai orang lain, menghormati
orang yang lebih tua, dan lainnya. An. A kadang kala mendapat cubitan dan jeweran
bila tidak mau segera pulang saat bermain dengan teman-temannya.
F. FUNGSI KELUARGA
26. Fungsi Afeksi : Tn R mengatakan bahwa An. A pernah mengungkapkan
perasaannya pada saat meminta sesuatu padanya misalnya dengan merengek-rengek
saat minta dibelikan susu, minta jalan-jalan ke alun-alun (dari penuturan Ny. O).
27. Fungsi Sosialisasi : Ny. O memperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan
An. A juga sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-
temannya kecuali pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman Ny. O)
(hasil pengamatan dan penuturan Ny.O).
28. Fungsi perawatan keluarga: keluarga Tn. R mengatakan bahwa keadaan
kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara rutin.
Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau
berbelanja, lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika
terjadi gangguan kesehatan, Ny. O langsung dibawa ke rumah sakit.
29. Fungsi reproduksi : Ny. O mengatakan dari dulu tidak punya kelainan
reproduksi. An. A juga dilahirkan secara normal. Ny. O tidak pernah mengalami
keguguran.
30. Fungsi Ekonomi : Tn. R mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya,istri dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya
Ny.O menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan Tn. R).
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
31. Stressor jangka pendek : Tn. R mengatakan kadang anak A merengek atau
bahkan menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke alun-alun.
Namun oleh ibu S dibiarkan saja dengan alasan itu hanya keinginan sesaat anak E dan
lebih baik uangnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
32. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit Tn. R dan Ny. O
harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu S mengatakan gaji
yang didapat sebagai seorang penjahit hanyalah Rp. 300.000/bulan dan itu sangat

18
kurang. Penyakit Stroke yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah
jarang kambuh.
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Tn. R sangat mampu dan
sabar dalam menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Tn. R
mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada masalah. Namun kita harus menghadapi
itu dengan penuh kesabaran. Apalagi masalah ekonomi yang sangat minimal sekali.
Tn. R jarang mengeluh saat kesulitan keuangan dan tidak pernah bersikap kasar
terhadap anak A karena masalah yang dipikirkannya.
34. Strategi koping yang digunakan : menurut Tn. R koping yang digunakan untuk
membantu meringankan masalah ekonomi adalah Ny. O menjual sayuran yang
ditanam di belakang rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya serta menerima
jahitan di rumah.
35. Strategi adaptasi disfungsional : Tn R mengatakan tidak ada perilaku yang
menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada dihadapi
dengan sabar.
H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN
KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah: Tn. R mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti
ada masalah dan harus diatasi dengan sabar.
b. Harapan terhadap masalah: harapan Tn. R kedepannya yaitu membahagiakan
anak.

19
20
J. ANALISIS DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Pasien dan keluarga Ketidakmampuan Gangguan mobilitas
mengatakan tidak mengetahui keluarga mengenal fisik
tentang pengertian, penyebab, masalah kesehatan
tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit stroke.
Do : Pasien tampak bigung saat
ditanya tentang stroke .
2.
Ds : Sering kambuh tetapi tidak Ketidakmampuan
cepat ditangani tenaga kesehatan kelarga mengambil
Do : Ny. O tidak segera ditangani keputusan.

21
tenaga kesehatan.
3.
Ds : Tn R meengatakan tau bahwa Ketidakmampuan
Ny. O menderita penyakit stroke keluarga merawat
tetapi tidak mengetahui cara anggota keluarga
merawatnya yang sakit.
Do : -
4. Ds : Kedokter biayanya mahal Ketidakmampuan
Do :- keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.

K. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn. R Khususnya Ny. O berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Skoring diagnosa keperawatan keluarga
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat Masalah 1 3/3x1=1 Ny. O menyadari keadaan
Aktual : 3 kesehatannya sekarang ini dapat
mengakibatkan An. A terlantar
sedangkan An. A masih memerlukan
kasih sayang Ny. O.
Kemungkinan 2 1/2x2=1 Keadaan kesehatan Ny. O yang
Diubah menderita Stroke nonhemorargi ini
Sebagian = 1 dapat diubah dengan cara melakukan
pengobatan ke klinik Abu Salman.
Potensial Dicegah 1 1/3x1=1/3 Proses pengobatan secara tidak
Rendah = 1 berkala dan teratur serta interaksi
yang diperhatikan tidak dapat

22
meminimalkan kekambuhan
penyakit.
Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Masalah sangat dirasakan ada tetapi
Masalah tidak memerlukan penanganan untuk
Masalah ada tapi menghindari dampak lainnya.
tidak perlu segera =
1

23
24
25
M. EVALUASI FORTMATIF
No. Tgl Dp Implementasi Respon Paraf
1. 14-01-11 Gangguan 1). Setelah dilakukan
mobilitas fisik kunjungan selama 1x45
berhubungan menit, keluarga dapat
dengan ketidak mengenal masalah stroke
mampuan non hemorargi pada Ny. O
keluarga dengan mampu
merawat menyebutkan :
keluarga yang
1.1 pengertian stroke
sakit.
non hemorargi
Setelah dilakukan diskusi Kel Tn R
dan Ny. O mengetahui bahwa
pengertian stroke nonhemorargi
adalah penyakit yang disebabkan
oleh gangguan perdaran darah otak
non traumatik.
1.2 Penyebab
Setelah dilakukan diskusi Kel Tn.R

26
dan Ny. O mengetahui bahwa
penyebab TBC adalah disebabkan
oleh gangguan perdaran darah otak
non traumatik.
1.3 Tanda dan gejala
Setelah dilakukan diskusi Kel Tn.R
dan Ny. O mengetahui bahwa
tanda gan gejala dari stroke non
hemorargi

1. Kehilangan motorik.

2.Kehilangan komunikasi

3. Gangguan persepsi

2. 14-01-11 2 ). Setelah dilakukan


kunjungan selama 1x45
menit, keluarga dapat
mengambil keputusan
untuk mengatasi
masalah stroke non
hemorargi pada Ny. O
dengan :

2.1 Menyebutkan Setelah dilakukan diskusi Kel Tn.


penatalaksanaan R dan Ny. O mengetahui bahwa
dari stroke non penatalaksanaan dari stroke non
hemorargi hemorargi :
a. Farmakoterapi : Agen
antihipertensi, antikoagulan (untuk
stroke yang disebabkan thrombus),
kortikosteroid untuk mengurangi
edema cerebral, asma
aminokaproik (Amicar) untuk
perdarahan subarachnoid.
b. Pembedahan endarterektomi :

27
eksisi tunika intima arteri yang
menebal dan atero matosa ( untuk
sumbatan karotis yang di sebabkan
oleh arterosklerosis).

3). Setelah dilakukan


kunjungan selama 1x45
3. 14-01-11
menit kelurga mampu
melakukan perwatan
untuk mengatasi
masalah Ny. O yang
mengalami stroke non
hemorargi:

Setelah dilakukan diskusi Kel Tn.


3.1 menyebutkan cara
R dan Ny. O mengetahui cara
ROM yang benar
ROM yang benar,

4). Setelah dilakukan


selama 1x45 menit,
4. 14-12-10
keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan pada Ny. O
dengan menyebutkan

4.1 fasilitas kesehatan Setelah dilakukan diskusi Kel Tn.

disekitar tempat R dan Ny. O akhirnya mampu

tinggal memanfaatkan fasilitas yang ada di


sekitar tempat tinggal dan
4.2 memanfaatkan
mengetahui apa saja nya seperti
fasilitas kesehatan
puskesmas, posyandu, dokter,
di dekat tempat
klinik
tinggal

N. EVALUASI SUMATIF

28
No. Tgl Dp SOAP

Gangguan mobilitas fisik


1. 14-01-11 S:
berhubungan dengan
Keluarga dapat menyebutkan pengertian stroke non hemorargi
ketidakmampuan keluarga
merawat keluarga yang Keluarga dapat menyebutkan penyebab
sakit.
Keluarga dapat menyebutkan Tanda dan Gejala

Keluarga mengetahui dan dapat menyebutkan cara perawatan


penderita stroke non hemorargi

Keluarga dapat mengidentifikasi tanda dan gejala pada Ny. O

O:

Keluarga tampak antusias dalam berdiskusi

Keluarga tersenyum saat diberikan reinforcement positif

A:

Masalah teratasi. Keluarga dapat mengenal tentang penyakit


stroke non hemorargi

P:

Lanjutkan tujuan khusus selanjutnya

2.
S : keluarga dapat menyebutkan penatalaksanaan dari stroke
non hemorargi

O : Keluarga tampak antusias dalam berdiskusi

Keluarga tersenyum saat diberikan reinforcement positif

A:

Masalah teratasi. Keluarga dapat memutuskan untuk mengatasi


masalah pada Ny. O

P:

Lanjutkan tujuan khusus selanjutnya

3. 14-01-11

29
S:

Keluarga dapat menyebutkan cara ROM yg benar

Keluarga mengatakan akan lebih memperhatikan kondisi Ny. O

O:

 Keluarga tampak antusias dalam berdiskusi


 Keluarga tersenyum saat diberikan reinforcement positif

A:

Tujuan tercapai. Keluarga mengetahui cara ROM yang benar

P:

Lanjutkan tujuan khusus selanjutya.

4. 14-01-11
S:

Keluarga dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan


lingkungan rumah yang baik dan memmanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di sekitar lingkungan rumah

O:

Keluarga tampak antusias dalam berdiskusi

Keluarga tersenyum saat diberikan reinforcement positif

A:

Masalah teratasi. Keluarga mengetahui cara menjaga kebersihan


lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di
sekitar tempat tinggal

P:

Hentikan Intervensi

30
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masalah kesehatan yang muncul pada keluarga Tn. R akibat ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan penyakit stroke, sehingga menyebabkan keluarga tidak
mampu dalm mencapai lima tugas kesehatan keluarga dalam penanganan penyakit
stroke.
2. Faktor pendukung keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
kesungguhan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit stroke dengan
memanfaatkan sumber yang ada keluarga untuk mencapai kemandirian keluarga
dalam melaksanakan lima tugas keluarga.
3. Untuk mencapai keberhasilan keperawatan maka perlu menjalin kerjasama yang
baik dengan keluarga.
B. Saran
Penulis dalam hal ini memberikan saran untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan terutama pasien stroke dan masyarakat :

31
1. Dampak stroke yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan
pendekatan – pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta
lingkungan yang nyaman dan kerja sam yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
2. Hal yang terpenting pada pasien stroke adalah pencegahan terhadap gangguan
mobilitas fisik yang semakin meluas, sehubungan dengan hal tersebut maka
sebaiknya perawat lebih meningkatkan upaya dalam menanggulangi gangguan
mobilitas fisik yaitu cara mengubah posisi, dan melatih ROM pada semua
ekstremitas.
3. Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan
pasien dituntut meningkatkan secara terus – menerus dalam hal pemberian informasi
dan pendiikan kaesehatan sesuai dengan latar belakang pasien dan keluarga.

32
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, C diane,dkk, 2000. Buku saku medical bedah brunner suddart, Jakarta,
EGC.
Carpenito L.J,1998. Buku saku diagnosa keperawatan (terjemahan), Jakarta, EGC.
Carpenito L.J, 2000. Diagnosa keperawatan; Aplikasi pada perawatan
klinis(terjemahan), Edisi 6. Jakarta :EGC.
Depkes RI,1998. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan system persyarafan,
DEPKES RI. Jakarta.
Doenges,Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta:EGC.
Effendy,Nasrul. 1999. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat.Jakarta:EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah. Vol.2.
Jakarta:EGC.
Friedman,Marilyn M. 1998. Family Nursing Theory and Practice. Alih Bahasa Ina
Debora, Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek.Jakarta:EGC.
Junaidi, iskandar,2004, Panduan praktis pencegahan dan pengobatan stroke, Edisi;2,
PT Bhuana ilmu popular, kelompok gramedia, Jakarta.
Mansjoer,A, 2000, Kapita selekta kedokteran. Edisi:3, Media Ausculapius, FKUI,
Jakarta.

33
Price, S, A, 2000, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (terjemahan),
Edisi ;4 buku 2, Jakarta, EGC.
Tucker, 1998, Standar perawatan pasien ( terjemahan), Edisi 3, Jakarta, EGC. 42
Roy.2008.http://911medical.blogspot.com/2007/09/penyakit-jantung-dan-
strokeserta.html

http://etd.eprints.ums.ac.id/2907/2/J200050064.pdf diperoleh pada tanggal 14 Januari


2011

34

Anda mungkin juga menyukai