Nomor:
Kepada YTH
di tempat
Nomor:
Kepada YTH
di tempat
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahiim
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga dapat menyusun laporan audit clinical pathway. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW, karena dengan bimbingan beliaulah kita
dapat melaksanakan misi Islam melalui pelayanan kesehatan.
Wassaalamu'alaikum wr.wb.
I. PENDAHULUAN
Tim penyusun clinical pathway RS Nahdlatul Ulama Jombang terdiri atas komite medis, perawat,
apoteker, dan ahli gizi, yang disesuaikan dengan Pedoman Praktik Klinis (PPK) yang ada. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Romeyke dan Stummer , bahwa penyusunan
clinical pathway bagi penyedia layanan terdapat pada tingkat proses inti, yaitu dokter spesialis,
perawat, terapis, dan staf keperawatan.
Menutur Wijayanti FER, 2016, proritas pemilihan clinical pathway yang digunakan adalah high
risk, high volume, high cost, dan problem prone. Oleh karena nya, dipilih 5 clinical pathway yang
di audit berdasarkan kriteria tersebut, yaitu:
1. GEA
2. TB
3. Typhoid
4. DHF
5. Pneumonia
Audit clinical pathway dilakukan pada bulan Januari 2019 sampai dengan bulan Juni 2019.
Dengan implementasi clinical pathway, diharapkan mutu pelayanan menjadi lebih baik, adanya
kepastian rencana tatalaksana pasien, mengurangi lengh of stay pasien dan mengontrol biaya.
Secara umum hal itu berarti mengurangi beban biaya rumah sakit maupun membuka peluang
bagi pasien untuk masuk ke rumah sakit. Turn over yang cepat dengan length of stay yang relatif
rendah membuka akses bagi penerima manfaat layanan kesehatan lainnya.
II. LAPORAN EVALUASI PELAKSANAAN CLINICAL PATHWAY (CP ) DI RS
NAHDLATUL ULAMA JOMBANG
GEA
TB
Typhoid
DHF
Pneumonia
Pathway
TB 92% = 44 kasus
Pneumonia 69% =
Varian
8
9 27 28 45
1. GE
Varian
Varian
0
20
2. CVA
Dx Awal Asesmen Klinis 0 Pemeriksaan Tindakan 0 Terapi 13
penunjang
0
11
3. Typhoid
Varian
0
4
4. DHF (anak)
Varian
0
4
1. Sectio caesaria
Semester 1 Semester 2
60% 82%
2. GE
Semester 1 Semester 2
60% 73,63%
3. Typhoid
Semester 1 Semester 2
60% 76%
4. DHF (anak)
Semester 1 Semester 2
53,63% 70%
E. Perbandingan Jumlah Varian Sebelum Pelaksanaan Cinical
Pathway CVA
3 0 2 0 13 11 0 0 13 1
III. ANALISA
Hasil audit klinis terhadap kepatuhan pelaksaan clinical pathway tahun 2018 semester 2 secara
umum menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pelaksanaan clinical pathway
semester 1. Kepatuhan pelaksanaan clinical pathway mencapai angka diatas 70%.
Pada Sectio caesar kepatuhan pelaksanaan clinical pathway naik 22% yang awalnya hanya 60%
pada semester 2 ini mencapai 82%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertinggi jika dibandingkan
dengan diagnosis lainnya, karena pendokumentasian clinical pathway lebih disiplin dan
terorganisir serta clinical pathway yang dilaksanakan pada semester 2 telah mengalami revisi
dan perbaikan dari hasil audit clinical pathway di semester 1.
Pada diagnosis GE kepatuhan pelaksanaan clinical pathway naik 13,63% dari data di semester 1
kepatuhan hanya 60% sedangkan di semester 2 mencapai 73,63%. Pada diagnosis Typhoid
kepatuhan pelaksanaan clinical pathway naik 16% dari data di semester 1 kepatuhan hanya 60%
sedangkan di semester 2 mencapai 76%. Terdapat kenaikan kepatuhan pada diagnosis GE dan
typhoid meskipun tidak signifikan karena pada pasien dewasa, usia pasien yang kebanyakan> 40
tahun sehingga DPJP masih mengadviskan untuk dilakukan cek laboratorium lengkap (DL, LFT,
RFT, GDA, dll) untuk mencari apakah ada kemungkinan penyakit lain yang mendasari keluhan
pasien. Pada diagnosis DHF (anak) kepatuhan pelaksanaan clinical pathway naik 16,37% dari
data di semester 1 kepatuhan hanya 53,63% sedangkan di semester 2 mencapai 70%. Varian
yang terjadi terbanyak pada saat terapi, oleh karena kondisi- kondisi tertentu anak, seperti
masih menggunakan popok sehingga timbul ruam kulit dan mengarah ke infeksi saluran kencing
dan kondisi khusus lainnya. Varian yang muncul akan digunakan sebagai dasar perbaikan clinical
pathway yang akan
Sedangkan pada diagnosis CVA, clinical pathway baru dilaksanakan pada semester 2, hasil
menunjukkan kepatuhan pelaksanaan clinical pathway sebesar 63,07%. Angka kepatuhan
tersebut dapat dikatakan sebagai awal yang baik mengingat baru pertama dilakukan, variasi
yang timbul juga dapat menjadi dasar perbaikan clinical pathway yang akan dilaksanakan pada
tahun berikutnya. Jika dibandingkan
dengan sebelum adanya clinical pathway sudah terjadi penurunan varian meskipun tidak
signifikan.
A. Kesimpulan
1. Kepatuhan pelaksanaan clinical pathway tahun 2018 semester
2 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan semester
1, secara keseluruhan kepatuhan mencapai >70%. Peningkatan
kepatuhan pelaksaan clinical pathway akibat dari adanya
perbaikan clinical pathway di semester 1.
B. Saran