Bab I-V
Bab I-V
PENDAHULUAN
pertanian yang cukup luas maka suda selayaknya apabila Indonesia disebut negara
tererutama bagi mereka yang hidup di desa. Perikanan sebagai salah satu sub sektor
masyarakat bermukim dan bekerja di sekitar pantai, baik sebagai nelayan, peternak
yang diperoleh semakin besar. Hal ini bisa mengakibatkan overfishing, yaitu
penangkapan ikan yang terus menerus dalam jumlah yang semakin meningkat
sekitar pesisir pantai utara, bali sampai aceh dengan produk dengan produk yang
dihasilkan iakn bandeng dan udang. Udang sebagai komoditi ekspor telah memberi
masukan devisa negara sehingga menempatkan indonesia sebagi lima besar eksportir
udang dunia. Adapun pasokan udang 27% dari hasil tangkapan laut sedangkan 63%
menggunakan padat penebaran yang tinggi yaitu antara 300.000 sampai 600.000
benur udang / Ha / musim tanam. Permintaan akan benur yang besar tersebut tak
mungkin bisa tercukupi dari tangkapan alam. Apalagi saat ini habitat dari benur
semakin berkurang akibat penebangan hutan bakau, rusaknya karang dan terjadinya
polusi laut.
Untuk mengatasi hal ini telah diusahakan panti pembenihan udang baik itu
sekalah besat maupun kecil yang tersebar dari berbagai daerah. Panti pembenihan ini
telah mampu memasok kekurangan benur yang dibutuhkan oleh petani tambak.
Namun pada kenyataan yang ada pada musim-musim tertentu terjadi keterbatasan
produksi benur. Hal ini tidak saja diakibatkan oleh tidak seimbangnya antara
permintaan dan persediaan yang ada, tapi masalah teknis dan menejemen usaha yang
masih kurang.
pemeliharaan benur antara lain penentuan lokasi, mutu air yang sesuai persyaratan,
pengaturan aerasi, kemampuan teknis perawatan dan kebutuhan sarana dan prasarana
udang terutama pada musim penghujan. Bagi pengusaha pembenihan udang untuk
mengatasi perbedaan suhu pada musim kemarau lebih muda dari pada keadaan musim
penghujan. Pada musim kemarau dengan panas yang cukup tingi bisa diatasi dengan
membuks draght light ( sinar matahari tidak masuk ) dan menyiram permukaan dragh
light dan permukaan dinding bak dengan air bisa membuat suhu normal kembali.
Pada musim penghujan kendala suhu ini cukup suli untuk diatasai, apalagi pada
- Perubahan suhu pada stadia nauplius sampai mysis tidak lebih dari ± 0,5 oC
- Sinar matahari tidak boleh masuk dengan bebas karena bisa mengakibatkan bloming
plankton.
- Suhu maksimum 33 oC dan suhu minimum 28 oC, unuk suhu di Indonesi suhu
maksimum bisa dicapai dalam waku cepat pada saat matahari cerah walapun pada
musim penghujan. Sedangkan suhu minimum akan terjadi bila hujan turun beberapa
diantaranya dengan memberikan pemanas pada permukaan, tapi hal ini tidak efektif
karna panas yang diserap oleh air tidak mencapai dasar bak. Penggunaan lampu
pemanas tidak diperkenankan karna sinar yang ada bisa mengakibatkan bloming
plankton. Pemanas air juga tak mungkin digunakan karna air adalah habitat dari
Dalam hal ini penulis berusaha membuat pemanas yang bisa dimanfaatkan
tanpa menggangu kehidupan larva yaitu dengan memeberikan pemans pada udarah
setelah keluar dari blower yang akan digunakan untuk areasi. Dengan cara ini panas
yang diberikan bisa dibatasi sesuai suhu yang diinginkan, selain itu panas yang
diberikan bisa mencapai dasar bak sehingga bisa mempermudah peroses oksidasi
gas-gas dari sistem makanan yang berada di dasar kolam. Mungkin dengan cara ini
permasalahan suhu pada sistem perawatan larva bisa sedikit diatasi.Dari uraian
latarbelakang tersebut diatas maka peneliti mebuat judul tugas akhir yaitu
Sampeyan Gresik
mengatasi perbedaan suhu pada musim kemarau lebih muda dari pada keadaan musim
penghujan. Pada musim kemarau dengan panas yang cukup tingi bisa diatasi dengan
membuks draght light ( sinar matahari tidak masuk ) dan menyiram permukaan dragh
light dan permukaan dinding bak dengan air bisa membuat suhu normal kembali.
Pada musim penghujan kendala suhu ini cukup suli untuk diatasai, apalagi pada
- Perubahan suhu pada stadia nauplius sampai mysis tidak lebih dari ± 0,5 oC
- Sinar matahari tidak boleh masuk dengan bebas karena bisa mengakibatkan
bloming plankton.
- Suhu maksimum 33 oC dan suhu minimum 28 oC, unuk suhu di Indonesi suhu
maksimum bisa dicapai dalam waku cepat pada saat matahari cerah walapun pada
musim penghujan. Sedangkan suhu minimum akan terjadi bila hujan turun
diantaranya dengan memberikan pemanas pada permukaan, tapi hal ini tidak efektif
karna panas yang diserap oleh air tidak mencapai dasar bak. Penggunaan lampu
pemanas tidak diperkenankan karna sinar yang ada bisa mengakibatkan bloming
plankton. Pemanas air juga tak mungkin digunakan karna air adalah habitat dari larva
Dalam hal ini penulis berusaha membuat pemanas yang bisa dimanfaatkan
tanpa menggangu kehidupan larva yaitu dengan memeberikan pemans pada udarah
setelah keluar dari blower yang akan digunakan untuk areasi. Dengan cara ini panas
yang diberikan bisa dibatasi sesuai suhu yang diinginkan, selain itu panas yang
diberikan bisa mencapai dasar bak sehingga bisa mempermudah peroses oksidasi gas-
gas dari sistem makanan yang berada di dasar kolam. Mungkin dengan cara ini
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa proses perpindahan panas anara udara
areasi dengan air unuk mendapa keadaan suhu yang diinginkan. Analisa yang lain
adalah perpindahan panas antara pemanas dengan udara yang dihembuskan oleh
blower sera kerugian-kerugian dari pipa penerus, sehingga bisa direncanakan daya
Pemanas ini bertujuan untuk mengatasi perubahan suhu yang terjadi pada
musim penghujan terutama pada bulan desember, januari dan februari,karnah telah
diusahakan dengan memeberikan sisem pemanas yang lain tapi idak efektif.
kondisi antara 28 oC - 32 oC, dengan suhu maksimum udara tidak lebih dari 33 oC,
dibutuhkan dengan cara menganalisa panas yang dibutuhkan oleh air, kerugian-
kerugian dari pipa ke lingkungan, perpindahan panas antara air dan gelembung udara,
digunakan dan cara perpindahan panas yang terjadi sehingga tidak menggaggu
aktivitas dari larva. Ada pun perencanaan blower tak dilakukan karna sudah
dilakukan penelitian oleh teknisi perikanan sesuai dengan udara yang dibutuhkan (
oksigen terlarut ) oleh larva mulai dari fase nauplius sampai post larva.
dan ikut terjun langsung guna mengumpulkan data dan melakukan wawancara
dengan teknisi lapangan guna memperkuat analisa yang dilakukan. Observasi ini
b. Studi Listeratur
Selain analisa di lapangan juga dilakukan studi listeratur untuk mencari titik temu
literatur sebagai dasar teori untuk acuan menganalisa hal-hal yang diperlukan
Analisa dilakukan dengan mencari titik temu antara teori dari literatur dengan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan,
Pembahasan macam pemanas ini meliputi pengartian pemanas, jenis pemanas yang
digunakan, sistem pemanas yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung
Dasar teori membahas proses pengelolahan pada pembenihan udang yaitu penentuan
lokasi,sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan hidup larva. Selain itu juga
Dalam hal ini membahas tentang batasan yang harus dipenuhi dalam perencanaan,
perhitungan dalam perpindahan panas yang terjadi, perencanaan daya pemanas yang
dibutuhkan dan type pemanas yang biasa digunakan dengan baik sesuai kebutuhan
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh di lapngan yang berhubungan
dengan pengelolahan pembenihan udang serta hasil analisa dari perencanaan yang
MACAM-MACAM PEMANAS
dari perbedaan temperatur. Perpindahan ini bisa terjadi dalam media diam atau pun
bergerak boleh pada, cair dan gas. Istilah konduksi digunakan untuk menyatakan
antara suatu permukaan dengan fluida yang bergerak ketika berada pada perbedaan
temperatur. Bentuk yang lain adalah radiasi yaitu semua permukaan pada temperatur
Jadi pemanas adalah suatu alat yang bisa membangkitkan panas baik dengan
Perinsip kerja pemanas ini adalah memindahkan pans dari suatu media (
media pembangkit ) kedalam media lainya. Ada pun bentuk perpindahan panas ini
bisa secara langsung dan tak langsung. Pemindah panas langsung yaitu perpindahan
panas dari media pembangkit langsung pada media lainya, sedangkan pemindah pans
tak langsung yaitu perpindahan panas dari media pembangkit dengan bantuan
Pengunaan alat pemanas ini antara lain untuk sistem pembangkit tenaga,
industri kimia, pemans air, pemanas ruang, kondensor, seterika dan lain sebagainya.
Perinsip kerja alat pemans adalah berdasarkan pada keseimbangan energi
pada usaha pembenihan udang ini harus memenuhi persaratan yang sesuai bagi media
a. Pemans tidak menimbulkan perubahan suhu secara mendadak terutama pada fase
nouklius sampai mysis. Perubahan suhu yang mendadak tidak lebih 0,5 celcius.
larva udang )karena bisa mempengaruhi kondisi air, selain itu juga bisa
mengakibatkan bloomingplankton.
d. Pemanas tidak menimbulkan bau, rasa maupun zat kimia yang bisa mempengaruhi
e. Pemans bisa dioprasikan dengan mudah, kalau mungkin bisa di oprasikan oleh
temperatur. Ada tiga bentuk mekanisme perpindahan panas yang diketahui, yaitu
suatu benda terdapat gradien suhu, maka akan terjadi perpindahan panas serta energi
dari bagian yang bersuhu tinggi ke bagian yang bersuhu rendah, sehingga dapat
dikatakan bahwa energi akan berpindah secara konduksi, laju perpindahan kalornya
dinyatakan sebagai:
q= -k.A. ∂T / ∂x
Gambar 2.1 Perpindahan panas konduski dari udara hangat ke kaleng minuman
fluida yang bergerak atau mengalir dan itu melibatkan pengaruh konduksi dan
aliran fluida.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kecepatan fluida yang mengalir di
q= h.A(Ts -T∞)
2.3.3. Radiasi
(atau photons)
Gambar 2.3. Perpindahan panas secara radiasi
sebagai :
q= ε . A . σ(Ts 4 - Tsur 4 )
panas antara dua atau lebih fluida. Banyak jenis Heat Exchanger yang dibuat dan
digunakan dalam pusat pembangkit tenaga, unit pendingin, unit produksi udara,
proses di industri, sistem turbin gas, dan lain lain. Dalam heat exchanger tidak terjadi
pencampuran seperti dalam halnya suatu mixing chamber. Dalam radiator mobil
misalnya, panas berpindah dari air yang panas yang mengalir dalam pipa radiator ke
dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya dipisahkan oleh
dinding. Perpindahan panas secara konveksi sangat dipengaruhi oleh bentuk geometri
heat exchanger dan tiga bilangan tak berdimensi, yaitu bilangan Reynold, bilangan
Nusselt dan bilangan Prandtl fluida. Besar konveksi yang terjadi dalam suatu double-
pipe heat exchanger akan berbeda dengan cros- flow heat exchanger atau compact
heat exchanger atau plate heat exchanger untuk berbeda temperatur yang sama.
Sedang besar ketiga bilangan tak berdimensi tersebut tergantung pada kecepatan
aliran serta property fluida yang meliputi massa jenis, viskositas absolut, panas jenis
berdasarkan susunan aliran (flow arrangement) dan tipe konstruksi. Penukar kalor
yang paling sederhana adalah satu penukar kalor yang mana fluida panas dan dingin
bergerak atau mengalir pada arah yang sama atau berlawanan dalam sebuah pipa
berbentuk bundar (atau pipa rangkap dua). Pada susunan aliran sejajar (parallel-flow
arrangement) yang ditunjukkan gambar 1(a) fluida panas dan dingin masuk pada
ujung yang sama, mengalir dalam arah yang sama dan keluar pada ujung yang sama.
gambar 1(b), kedua fluida tersebut pada ujung yang berlawanan, mengalir dalam arah
Salah satu jenis penukar panas dengan susunan pipa ganda. Dalam
jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau searah arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di
dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis
ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas
2) Shell and tube heat exchanger ( Penukar panas cangkang dan buluh )
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana di
dalamnya terdapat suatu bundle (berkas) pipa dengan diameter yang relative
kecil. Satu jenis fluida mengalir di dalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya
mengalir di bagian luar pipa tetapi masih di dalam shell. Alat penukar panas
cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara
parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua
ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
panas cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal ( residence time ), namun
beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus
diatur.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi
empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat
akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi heat
exchanger.
pipa).
Gambar 5. Jenis shell berdasarkan TEMA
STHE merupakan alat penukar panas yang mahal, maka dari itu STHE
memerlukan suatu pemeliharaan yang benar agar bisa tahan lama. Untuk keperluan
tersebut maka pada STHE dipasang baffle atau sekat dan juga disebut penahan yang
(rod). Bentuk plat dapat dibagi lagi sebagai segmen tunggal (single segmental),
Bila dalam STHE menggunakan single phase fluids ( fluida yang fasenya
mengurangi endapan/deposit pada dasar shell, sebaliknya untuk two shell pass lebih
baik menggunakan vertical baffle cut karena akan memudahkan fabrikasi. (Luqman
Buchori, 2011)
Diameter dalam tube merupakan diameter dalam actual dalam ukuran inch
dengan toleransi yang sangat cepat. Tube dapat diubah dari berbagai jenis logam,
dan stainless steel. Ukuran ketebalan pipa berbeda-beda dan dinyatakan dalam
bilangan yang disebut Birmingham Wire Gage (BWG). Ukuran pipa yang secara
1. Square pitch
2. Triangular pitch
Sebelum mendesain alat penukar kalor, dibutuhkan data dari laju aliran,
temperature masuk dan temperature keluar dan tekanan operasi kedua fluida.
Data ini dibutuhkan terutama untuk fluida gas jika densitas gas tidak
diketahui. Untuk fluida berupa cairan, data tekanan operasi tidak terlalu
3. Menentukan fluida yang akan mengalir di sisi tube atau shell. Biasanya
antar baffle yang akan digunakan. Biasanya baffle memiliki jarak yang
seragam dan minimum jaraknya 1/5 dari diameter shell tapi tidak kurang
dari 2 inchi.
6. Langkah yang terakhir adalah memeriksa kinerja dari alat penukar kalor
tabung dan sisi shell. Hitung factor pengotornya apakah sesuai dengan
standar yang diizinkan, dan penurunan tekanan di sisi tube dan shell.
mengenai adaptasi larva pada pantai pembenihan udang telah ditentukan yaitu
- Perubahan suhu tidak boleh lebih dari 0,5oC pada masa neuplius sampai
mengganggu pertumbuhan larva udang. Jadi atap dibuat dari bahan yang
tipis dan agak terang (sedikit tembus pandang, misalnya terpal plastic
warna biru).
karena kalor yang diberikan tidak boleh melebihi batas maksimal yang telah
o
ditentukan, yaitu 33 C.Apabila panas yang diberikan melebihi batas
Kerugian yang terjadi sebagian besar apabila pada musim hujan dan
kecepatan angina yang cukup tinggi hal ini dikarenakan atap pada bak
pembenihan terbuat dari bahan polimer yang tipis dan langsung bersentuhan
atas dari polimer yang tembus sinar dan dinding dalam keadaan terbuka.Jadi
kerugian yang hilang dari bak pembelian hanya terjadi karena angina pada
atap dan dinding serta kebocoran dan kerugian yang hilang pada dasar bak.
1. Bak Pembenihan
3. Atap Pelindung
4. Tiang Penyangga
Dari data yang ada kecepatan angin berkisar paling cepat antara 3,4 m/s,
hal ini disebabkan karena bak pembenihan ini berada disekitar rumah
turun beberapa hari tanpa henti. Dengan temperature yang maksimal 33 oC,
Skematik : ε Te = 33oC
Taur = 25oC
L = 1,7 m
T~ = 25 oC
V~ = 3,4 m/s
Asumsi :
Sifat-sifat :
Udara jenuh Tf = 302 K maka didapat sifat sifat udara jenuh pada tabel
perpindahan panas.
Analisa :
ρ V~𝑋𝑐
Rex,c = = 5. 105
μ
ρ.V.L
Maka Rel = μ
𝑘𝑔
1,177 3 .4 𝑚/𝑠 .1,7 𝑚
𝑚
= 1,8462.10−5 𝑘𝑔/𝑚𝑠
= 4,336 . 105
Dan Rex,c> RoL maka aliran yang terjadi adalah Laminer.
−
1/2
Nul = ℎ𝐾.𝐿 = 0,664 . 𝑅𝑒𝐿 . 𝑃𝑟 1/3
= 389,6
𝑁
ℎ̅ = 𝑢𝑙𝐿 . 𝑘
= 6,045 𝑤/𝑚2 𝐶
Q=
2atap = 2 .h . A (𝑇𝑠 − 𝑇~ )
= 1.142,40 W
q = 2.α.ε.A (𝑇𝑠 − 𝑇~ )
𝑤2
= 2. 0,94. 5,67.10−8 𝑚 𝑘 4 . 1,7𝑚. 7𝑚 (306 − 298)𝐾
= 709,29 W
bangunan
Tsi
K1 K2 K3
𝑉~ 4 𝑚/𝑠
120
𝑇~ 25 °𝐶
150
Asumsi :
Sifat-sifat :
Plaster = 306 K
𝑤2
K = 0,48𝑚 𝑘, ρ = 1440 kg/𝑚3
𝑤2
K = 0,69𝑚 𝑘, ρ = 1600 kg/𝑚3
Cp = 0,84 kj/kgK
Analisa :
̅𝐿
ℎ 1/2
Nul = = 0,664 . 𝑅𝑒𝐿 . 𝑃𝑟 1/9
𝐾
= 238,5
𝑁
ℎ̅ = 𝑢𝑙𝐿 . 𝐾
= 7,882 𝑤/𝑚2 oC
𝑇~1 𝑇~4
R1 R2 R3 R4
Luas permukaan dinding bak bagian samping kiri dan kanan adalah :
A = 2 .1 . 7 m = 14 m
Tahanan Thermal :
𝐿 1,5.10−2
R1 = R3 = 𝐾 = 0,48 𝑊/𝑚 𝐾 = 0,312 𝑚2 𝐾/𝑊
1
𝐿 12.10−2
R2 = 𝐾 = 0,69 𝑊/𝑚 𝐾 = 0,17 𝑚2 𝐾/𝑊
2
𝐿 1
R4 = ℎ = 7,882 𝑊/𝑚2 𝐾 = 0,1268 𝑚2 𝐾/𝑊
= 72,79𝑊/𝑚2
Dengan type yang sama dengan dinding samping, dinding depan dan
bangunan
Tsi TV
VV
Tso
K1 K2 K3
TV
VV
8m
120
150
Maka :
Jadi :
= 1,96 m
= 1,96 m
4/5
Nu1 = [0,037.𝑅𝑒𝑙 −871] . Pr1/3
=[0,037.(7,65.105)4/5 –871].0,7061/3
= 902,2
Dengan demikian :
𝑁
ℎ̅° = 𝑢𝑙 𝐿 . 𝑘
= 7,939 W/m2 oK
R1 = R3 = 0,0312 m2 K /W
R2 = 0,17 m2 K /W
1 1
R4 = ℎ =7,939 𝑊 /𝑚2 𝐾 = 0,1259 m2 K / W
𝑜
𝑇~1 𝑇~4
R1 R2 R3 R4
A= 2 .1,5 m .3 m = 9 m2
Kerugian kalor yang terjadi pada dinding depan dan belakang adalah :
q = 22,32 W / m2 . 9 m2 = 200 W
Kerugian lantai dan kebocoran pada air diasumsikan sama dengan kerugian seluruh
dinding yaitu :
sistem instalasi dan cara kerja daripada peralatan pada pembenihan udang
tersebut .
Alur kerja dari instalasi pembenihan adalah udara luar pada tekanan
Keluar dari heater udara mempunyai temperatur yang lebih tinggi yang
temperature yang lebih tinggi daripada temperatur air sehingga akan terjadi
perpindahan panas antara gelembung udara dan air. Jadi yang berfungsi untuk
yang dihasilkan masih kurang bisa digunakan pemanas dengan sistem yang
lain.
aerasi.
= L / t = 0,8 m / 3s = 0,266 cm / s
Q = Debit udara bertekanan yang dibutuhkan oleh bak pembenihan dengan
SE.
bak pembenihan.
Sketsa :
air laut
T~ 28℃ 80 𝑐𝑚
h~
Ti =33℃
Asumsi :
3. Diameter gelembung udara sama besar dan seragam, dimana D = 0,4 cm.
Sifat-sifat :
𝜇 = 184,6 .10 -7 N s / m2
𝜌 = 995 kj / kg K Pr = 5,83
ℎ .𝐿𝑐
Bi = 𝐾
dimana :
𝑉
Lc = 𝐴
𝑠
V = 4 / 3 𝜋𝑟 3
A = 4 𝜋𝑟 2
4/3 𝜋 𝑟 3
Lc = =r/3
4 𝜋𝑟 2
Sehingga :
ℎ. 𝑟
Bi = 3𝑘
= 0, 196 .103
Dan :
= 24,86
= 3811 W / mK
ℎ .𝑟
Bi = = 96,6
3𝑘
Untuk mendapatkan suhu yang diinginkan maka digunakan grafik temperatur dan
untuk itu dicari nilai nilai sebagai berikut :
∝𝑡 0,146 .10−6 𝑚2 /𝑠 .3 𝑠
𝜏°2
= (2. 10−3 )2 𝑚2
= 0, 11
𝜃
𝜃𝑖
= 0,4
𝑇−𝑇~
𝑇𝑖− 𝑇~
= 0,4
= 303°R
gelembung udara saat keluar ke permukaan adalah 30 ℃.
𝑊 2 10−6 𝑚2
̅ ∝𝑡
ℎ ( 3811 2 ) .02,1468 . . 3𝑠
𝑚 𝐾 𝑠
= 2
𝑘2 10−9 𝑊
(26,3. 𝐾)
𝑚
= 9,247.103
𝑞
= 0,9
𝑞𝑜
= 5,26 kj /m3
Bila debit udara dari blower adalah 2,5 m3/min maka kalor yang dilepas oleh
𝑞"
q= .q = 5,2639 kJ/m3.2,5 m3/min . min /60 s
𝑉
= 219,2 J/s
°
q= .Cp.∆t
𝑚
= 98,6 W
Perpindahan panas ini terjadi dari aliran udara dalam pipa sehingga
terjadi konveksi antara udara dan dinding pipa, kemudian terjadi konduksi
dalam pipa sampai permukaan luar.Di luar dinding terjadi konveksi bebas
dengan air.
= 13,82 m/s
°
= 𝜌.V.A = 1,1614 kg/m3.13,82 m /s.(4.10-3)2 . 3,14
𝑚
= 8,06.10-4 kg/s
Sketsa :
80 cm V~
T~
h~
batu derasi
Asumsi :
Analisa :
Bilangan Reynold untuk aliran paksa didalam pipa dapat diperoleh dengan cara :
𝜌. 𝑉. 𝐷 𝜌. 𝑉. 𝐷
𝑅𝑒𝐷 = =
𝜇 𝜇
= 3,479. 103
Syarat batas :
Jadi didalam pipa terjadi aliran turbulent, sedangkan untuk menentukan bentuk
𝐿
> 10untuk aliran berkembang penuh.
𝐷𝑖
𝐿 8. 10−1
= = 200
𝐷𝑖 4. 10−9
digunakan :
̅̅̅̅̅̅̅
ℎ𝑖 . 𝐷 4/5
𝑁𝑢𝐷 = = 0,23 . 𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟 1/9
𝐾
= 19,95
𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
ℎ̅i = 𝐷
𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
=
𝐷
= 91,747 𝑊/𝑚2 oK
Analisa :
ρVD
𝑅𝑒𝐷 =
μ
𝑘𝑔
995 . 0,266𝑚/𝑠. 6. 10−9 𝑚
= 𝑚3
7,65 . 10−4 𝑘𝑔/𝑚 𝑠
= 2075.8
̅̅̅
ℎ𝑜 𝐷 𝑚
𝑁𝑢𝐷 = = 𝐶 . 𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟 1/9
𝐾
= 42,94
𝑁𝑢𝐷 . 𝐾
ℎ̅𝑖<𝐿> =
𝐷
13,59 . 26.10−9 𝑊/𝑚 𝑜𝐾
= 4.10−9 𝑚
= 91,747 W/𝑚2 oK
𝑁𝑢𝐷 .𝐾
ℎ̅𝑜 = 𝐷
= 91,747 W/𝑚2oK
ρ = 1190 kg/m3
k = 0,13 W/mK
Cp = 2010 J/kg K
(GBR)
dengan :
𝑇~ 1 −𝑇~ 2
qH = 𝑅
1 + 𝑅2 + 𝑅3
dimana :
1 1
𝑅1 = =
𝜋 𝐷 ℎ1 𝐿 𝜋 . 4. 1013 𝑚 . 0,8𝑚 . 91,747 𝑊/𝑚2 𝐾
= 0,668 𝐾 𝑚/𝑊
𝐿𝑛 (𝐷𝑜/𝐷𝑖) 𝐿𝑛 (6/4)
𝑅2 = =
2𝜋𝑘 𝐿 2 . 𝜋 . 0,13 𝑊/𝑚𝐾 . 0,8 𝑚
= 0,392 K/W
1 1
𝑅3 = =
𝜋 𝐷 ℎ𝑜 𝐿 𝜋. 6. 10−3 𝑚. 4387 𝑊 𝐾
𝑚2
= 0,0092 𝐾 𝑚/𝑤
= 4,674 𝑊
Panas yang dilepas sebanyak pipa plastik yang masuk ke dalam air 240 batang
adalah :
𝑞 = 3,65 𝑊. 240
= 876,04 𝑊
Temperatur masuk pipa (𝑇𝑚𝑖 ) udara bertekanan adalah
∆ 𝑇 𝑇𝑚𝑖 − 𝑇𝑎
𝑞= =
𝑅𝑡𝑜𝑡 𝑅1 + 𝑅2
𝑇𝑚𝑖 = 𝑇𝑎 + 𝑞 (𝑅1 + 𝑅2 )
(0,668 + 0,392) 𝐾
= 4,675 𝑤 + 306 𝐾
𝑊
= 4,955 𝐾 + 306 𝐾
= 310,9 𝐾
Dalam suatu bak terdapat 144 batang pipa dengan panjang yang berbeda,
maka diambil panjang rata-rata yaitu 160 cm. Diameter pipa ini sama dengan
diameter pipa yang masuk dalam air. Jadi untuk koefisien konveksi hi sama yaitu
ℎ𝑖 = 91, 747 W/m2K. Karena ruangan tertutup oleh dark light maka dianggap
radiasi. Skema :
Tso
Assumsi :
1. Keadaan lunak
2. Sifat-sifat konstan dan seragam
4.
𝑞 ′ = 𝜀 𝜎 𝐴 (𝑇𝑠 4 − 𝑇𝑠𝑢𝑟 4 )
(3134 − 3014 )𝐾 4
= 2,23 W
Tahanan thermal
1 1
𝑅1 = = 𝑤
𝜋 𝐷 ℎ1 𝐿 3,14. 4. 10−3 𝑚. 91,747 2 . 1,6 𝑚
𝑚 𝐾
𝐾
0,542
𝑤
= 313 𝐾 + 1,879 𝐾
= 314, 9 K
Diketahui :
Chlorida yang berfungsi untuk mengalirkan udara dan membagi udara menjadi pipa
kecil-kecil.
Skematis:
Diketahui :
Asumsi :
Sifat – sifat :
Pr = 0,705 K = 27,58.10−3 𝑊/
𝑚𝐾
𝜌 = 1,108 𝑘𝑔/𝑚3
Sifat-sifat pipa :
k = 0,100 𝑊/𝑚𝐾
𝜀 = 0,94
Analisa :
𝜌𝑉𝐷
𝑅𝑒𝐷 =
𝜇
= 1,6 . 105
Karena 𝑅𝑒𝐷 > 2300 maka aliran yang terjadi adalah turbulent.
𝐿 8𝑚
= = 419,9 > 10, maka aliran yang terjadi berkembang penuh.
𝐷𝑖 1,905.10−2 𝑚
ℎ̅ 𝐿 𝐷 4/5
𝑁𝑢𝐷 = = 0,023 . 𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟 𝑛
𝐾
Dimana n = 0,4
4
𝑁𝑢𝐷 = 0,023 (1,6. 105 )5 . 0,7050,4
= 292,08
𝑁𝑢𝐷 . 𝐾
ℎ̅𝑖 =
𝐷
= 422,8𝑊/𝑚2 𝐾
1 1
𝑅1 = =
𝜋 𝐷 ℎ1 𝐿 3,14 . 1,905. 10−2 𝑚 . 422,8 𝑊/𝑚2 𝐾 . 8𝑚
= 0,0049 K/W
𝐿𝑛 (𝐷𝑜/𝐷𝑖) 𝐿𝑛(2,3812/1,905)
𝑅2 = =
2𝜋𝐾𝐿 2 . 3,14 . 0,1 𝑊/𝑚𝑘 . 8𝑚
= 0,044 K/W
𝑞𝑖𝑛 = 𝑞𝑜𝑢𝑡
𝑇𝑚𝑖 − 𝑇𝑠𝑜
= 𝜀 𝜎 𝐴 (𝑇𝑠𝑜 − 𝑇𝑠𝑢𝑟 )
𝑅𝑡𝑜𝑡
𝑇𝑠𝑜 = 316 K
= 316 + 5,2 K
= 321,2 K
Panas yang dilepas oleh radiasi pipa bisa bermafaat untuk memanaskan
ruangan bak pembenihan sehingga dapat meningkatkan suhu lingkungan. Jadi pipa
tidak perlu diberi isolasi karena panas yang dilepas bisa digunakan untuk
mengurangi kehilangan panas dengan konveksi permukaan draft light (atap) dengan
udara sekitar.
Skematik :
Asumsi :
5. Koefisien konveksi pada permukaan luar seragam (dengan atau tanpa fin)
Sifat-sifat :
ρ = 1,1572 kg/m3
Cp = 397 J/kg K
Laju aliran massa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kalor sebesar 1614
𝑚3
𝑄 2,5
min . 𝑚𝑖𝑛/60𝑠
V = 𝐴 = (0,15.0,075)−(10.0,03.0,006)−(0,15.0,04)𝑚2
= 12,07 m/s
= 0,0482kg/s.1,0075kJ/kgK.103J/kJ.Ws/J.(321,2-301)K
= 980,9 W
2
q = [𝑁. 𝑛𝑓 . ℎ̅. 2𝜋 (𝑟 2𝑐 − 𝑟1 ) + ℎ̅(𝐻 − 𝑁𝑡)(2𝜋𝑟1 )] (𝑇𝑠 − 𝑇~ )
Koefisien konveksi rata-rata (ℎ̅) dapat dicari dengan
𝑝.𝑉.𝐷 𝑉. 𝐷
ReD = =
μ ϒ
= 2,841 . 104
1/2 4/5
0,62 . 𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟 1/3 𝑚 𝑅𝑒𝐷 5/8
𝑁𝑢𝐷 = 0,3 + [1 + ( ) ]
[1 + (0,4/Pr)2/3 ] 28200
4/5
0,62 . (2,841 . 104 )1/3 2,842.104 5/8
= 0,3 + [1+(0,4/0,706)]
[1 +( ) ]
28200
= 142,7
= 98,16 W/mK
𝑡 0,006
𝑟2𝑐 = 𝑟2 + = 0,035 + = 0,038 𝑚
2 2
𝑟2𝑐 0,038 𝑚
= = 1,9
𝑟1 0,02 𝑚
𝑡 0,006
Lc = L + 2 = 0,015 + = 0,018 𝑚
2
1
ℎ 1/2
2
3/2 988,16𝑊𝑚2 𝐾
𝐿𝑐 (𝑘 𝐴𝑝 ) = 0,018 𝑚 3/2 [393𝑊 ]
.14,06.10−4 𝑚2
𝑚𝑘
= 0,12
Gambar 4.2.
𝑛𝑓 = 0,95
𝑞
Ts = T~ + 2 2
̅[𝑁.𝑛𝑓 . −𝑟
ℎ 2𝜋 (𝑟 2𝑐 1 )+(𝐻−𝑁𝑡 )2𝜋𝑟𝑖 ]
980,9 𝑊
= 301 K + 98,16𝑊/𝑚2 𝐾[10.0,95.2.3,14(0,0382 ]
= 426,4 𝐾
ujung pipa dan dinding ruang pemanas, maka kalor yang dibutuhkan pemanas
adalah :
𝑞𝑜𝑢𝑡
𝑞𝑖𝑛 = 0,8
980,9
= 𝑊
0,8
= 1226 W
4.4. Analisa kalor yang diberikan dan yang dibutuhkan untuk menstabilkan
suhu ruangan
1) Kerugian kalor :
Jumlah = 1083 W
2) Kalor yang diberikan pada air
Jumlah = 1095,44 W
Jumlah = 2231,3 W
Jumlah = 680,3 W
Dari analisa diatas maka didapat kerugian terbesar terjadi konveksi atap
karena kalor yang keluar lebih besar daripada kalor yang diberikan.
- Kalor dalam air = 𝑞𝑖𝑛 = 1095,44 W
𝑞𝑜𝑢𝑡 = 1083,7 W
= 11,74 W
Jadi kalor yang diberikan pada air masih mempunyai sisa q = 11,74 W.
𝑞𝑜𝑢𝑡 = 2295,44 W
= -1614,44 W
Jadi kalor yang diberikan pada ruangan di atas permukaan air masih mengalami
sebesar 16,14 W. Dalam mengatasi kekurangan tersebut, maka diaas permukaan air
adalah 1614 W.
Asumsi :
Sifat-sifat :
ρ = 1,1614 kg/m3 C
p = 1,007 kJ/kgK
Pr = 0,707
𝐽
𝑞 1614 𝑊 𝑊𝑠
𝑚̇ = =
𝐶𝑝 (𝑇𝑚𝑜 − 𝑇𝑚𝑖 ) 𝐽
1,007.109 (306 − 301) 𝐾
𝑘𝑔𝐾
= 0,32 kg/s
𝑚̇ = ρ. 𝑣. 𝐴
Dimana :
= 3,55.10-9 m2
Jadi :
𝑘𝑔
𝑚̇ 0,32
𝑠
V=ρ = 𝑘𝑔
A 1,1614 9 .3,55.10−9 𝑚2
𝑚
= 77,6 m/s
𝑚
𝑉 𝐷 77,6 𝑠 . 0,4 𝑚
5
𝑅𝑒𝐷 = = 2 = 1,9. 10
ϒ 𝑚
15,89. 10−8 𝑠
ℎ̅ 𝐷
𝑁𝑢𝐷 = = 𝐶 𝑅𝑒𝐷 𝑚 𝑃𝑟 1/9
𝐾
= 427
𝑊
𝑁𝑢𝐷 𝑘 427 . 26,3. 10−9 𝑚𝐾
ℎ̅ = =
𝐷 0,04 𝑚
= 280,7 W/𝑚2 𝐾
Efisiensi fin dapat dicari dengan :
𝑡 0,004
𝑟2 𝑐 = 𝑟2 + = 0,04 + = 0,042 𝑚
2 2
𝑟2 𝑐 0,042
= = 2,1
𝑟1 0,02
𝑡 0,004
𝐿𝑐 = 𝐿 + = 0,02 + = 0,022 𝑚
2 2
1/2
3/2
280,7
𝐴𝑝 = 𝐿𝑐 . 𝑡 = 0,022 . ( )
393 . 8,8 .−5
adalah :
𝑞
𝑇𝑠 = 𝑇~ +
ℎ̅ (𝑁𝑛𝑓 2𝜋 (𝑟2 𝐶 2 − 𝑟 2 ) + (𝐻 − 𝑁𝑖 )2𝜋𝑖 𝐽
= 301 K
1614 𝑊
+
𝑊
280,7 [20.0,91.2.3,14 (0, 0422 − 0,022 ) + (0,15 − 20.0,004) 2.3,14.0,02]𝑚2
𝑚2 𝐾
= 301 𝐾 + 34,9 𝐾
= 336 𝐾
sebesar 5% dan tidak ada panas yang keluar ke lingkungan, maka kalor yang
0,95q in = q out
qout 1614 𝑊
qίn = = = 1698,9 W
0,95 0,95
Diameter fan bila dibuat diameter 25 cm maka kecepatan udara yang keluar dari
fan adalah:
𝑄𝑖𝑛 = 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑚 −9
𝑉2 𝐴2 77,6 𝑠 . 3,55. 10 𝑚2 𝑚
𝑉1 = = 2 = 5,6
𝐴1 0,25 𝑠
3,14 . 4 𝑚2
perbedaan suhu yang kecil dan dibutuhkan kestabilan shu7, maka sebaiknya
- Mengatur batas suhu dalam runagnan baik suhu ruangan maupun suhu air
b. Type bimetal
Dari kedua type tersebut ada kelebihan masing-masing yaitu sensing bulb
lebih baik digunakan untuk temperature yang rendah karena lebioh peka dan
Thermostat sensing bulb ini bekerja dengan cara menghubungkan pipa kapiler
dari sebuah bulb yang berisi cairan yang mudah sekali menguap (volatile fluid).
gambar dibawah;
Gambar 4.3.Mekanik dari thermostat sistem ungkit.
dalam waktu yan singkt, sebab apabila kontak tersebut membuka dan menutupnya
lambat akan terjadi loncatan bunga api. Loncatan Bungan api akan mempercepat
kerusakan dari konktak itu sendiri. Untuk mendapat gerakan membuka dan
Apabila suhu pada runagan turun , liquid pada sensing bulb akan mengkerut
sehingga bellowstate akan tertekan oleh pir keatas ( karena tekanan dari bellws
mengecil ) akibatnya tonggle menuju tditdik D dan koktak menutup hingga arus
Apabila suhu pada runagn naik (memanas), liquid pada sensing bulb
mengembang (menguap) sehingga tekanan bellows akan naik dan mendorong pir
ke bawah, akibatnya tonggle akan menuju titik C dan kontak membuka sehingha
heater berhenti.
maka temperature yang diinginkan sesuai dengan ange. Pengaturan range akan
dapat dibuat mula-mula unit akan cut in pada 330C dan cut out pada 430C pada
sulit dilaksanakan, karena spring dan peralatan yang sesuai dengan dimensi
dengan memutar temperature range. Jika baut range diputar masuk maka suhu
3) Pengaturan Differensial
1. Type cut in, yaitu cut in dirubah tanpa merubah cut outnya
2. Type cut out, merubah cut out tanpa merubah cut in nya
3. Double type
kontak.
dengan hati-hati karena perubahan sedikit bisa membuat perubahan suhu yang
besar.
Untuk system yang menggunakan pilpa kapiler seperti ini waktu
temperature yang besar. Bimetal ini berupa dua buah plat tipis yang digabung
menjadi satu. Kedua buah plat tipis yang digabung menjadi satu. Kedua buah
plat tipis yang digabungk tersebut mempunyai koefisien muai panjang yang
berbeda, sehingga bila terkena panas yang bersamaan logam yang mempunyai
muai panjanglebih besar akan mendorong logam lain yang mempunyai muai
Keterangan:
A. Elemen pemanas
B. Bimetal untuk running
Peralatan ini dalam keadaan dingin akan menutup dan bila melebihi panas
yang ditentukan akan terbuka. Sedangkan control ruangan diatur dengan thermostat
sensing bulb. Pada saat start panas dari elemen pemanas akan memutuskan
hubungan L dengan starting heater akibat dari pemuaian bimetal. Peralatan ini
bekerja bila temperature pemanas turun dan bila sudah mencapai batas maksimum,
maka heater akan berhenti dengan sendirinya. Selain itu jua dapat memutuskan
arus, bila arus yang digunakan terlalu besar maka elemen A akan bekerja sehingga
strips bimetal B memutuskan arus. Relay ini disebut dengan safety cut-out.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Kerugian kalor pada air dalam bak pembenihan tiap detik adalah 1083 W.
3. Kalor yang diberikan dari hasil pemanasn oleh heater tiap detik lewat
- Daya untuk heater instalasi aerasi sebesar 1226 W dengan debit udara
0,041 m3/s.
- Daya untuk heater pemanas ruangan sebesar 1698 W dengan debit udara
peralatan yaitu pada saat suhu air lebih dari 306 K arus akan terputus,
- Batasn kontrtol pemanas pada ruangan yaitu arus listrik akan terputus bila
suhu udara lebih dari 306 K dan suhu permukaan heater dari 336 K.
5.2. Saran-saran
disarankan :
2. Dinding bak dilindungi dengan cat yang cukup tebal dengan bahan yang