ETOS KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM MELAYANI MASYARAKAT
Disusun oleh:
WAHYU SUWANTO
153112330040008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena limpahan rahmat dan
karuniaNya serta kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyusun makalah
tentang Etos Kerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Melayani Masyarakat sebagai tugas mata
kuliah Antropologi Hukum yang diampu oleh dosen Bapak Iwan Darmawan, S.H., M.H.
Tiada gading yang tak retak, semakin banyak yang kita tahu maka semakin banyak
pula yang belum kita tahu. Penulis menyadari bahwa makalah inipun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis tetap berharap kepada segenap pembaca yang budiman,
masukan baik berupa kritikan atau saran-saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
makalah berikutnya. Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi
referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan serta agar makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan masyarakat dewasa ini telah menjadi isu yang semakin strategis
karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan masyarakat memiliki implikasi yang luas
pada kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja
birokrasi akan bisa memperbaiki iklim investasi yang amat diperlukan oleh Bangsa
Indonesia untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Kinerja
birokrasi pelayanan masyarakat di Indonesia yang sering mendapat sorotan dari
masyarakat menjadi faktor penentu yang penting dari penurunan minat investasi.
Dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan masyarakat akan
mempunyai implikasi luas terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah. Sedangkan kurang baiknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah
satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah. Persoalan reformasi birokrasi, perbaikan pelayanan masyarakat
atau good governance (pemerintahan yang baik) selalu dikaitan dengan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sebagai pengelola administrasi negara.
PNS merupakan apparat pemerintah yang bertugas menjalankan tugas-tugas
pemerintahan di segala bidang. Namun, faktanya ssaat ini adalah terdapat stigma
negatif mengenai PNS yang cenderung dinilai malas, kurang profesional, boros,
diliputi KKN dsb. Masyarakat juga menilai masih banyak terjadi penyimpangan
dalam proses pengadaan/seleksi CPNS, misalnya praktek sogok menyogok dsb.
Padahal masyarakat mengharapkan pelayanan yang optimal sejak mulai dari
pembuatan akta kelahiran hingga surat kematian.
Di tengah kesulitan lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini, pekerjaan sebagai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi primadona, dimana setiap diadakannya
penerimaan PNS, jumlah pelamar selalu membludak. Namun, masalah sumber daya
manusia di lingkungan PNS masih menjadi sorotan, baik di Pemerintahan Pusat
maupun di Pemerintahan Daerah. Ada gambaran umum seorang PNS “Datang, absen,
duduk, kemudian pulang”, sehinggan PNS diplesetkan menjadi kependekan dari
“Pegawai Nyantai Sekali”. PNS juga identik dengan birokrasi yang berbelit-belit,
lamban dalam menyelesaikan pekerjaan, menggunakan fasilitas negara untuk
kepentingan pribadi, sigap mencari amplop dan sabetan, datang ke kantor paling akhir
tapi pulang paling awal, dan sering keluyuran saat jam kerja. Berita-berita di media
tentang maraknya PNS yang menerima suap menyebabkan masyarakat meminta
reformasi pelayanan masyarakat yang jauh lebih dalam lagi.
Di sinilah etos kerja birokrat atau PNS dipertanyakan. PNS yang seharusnya
melakukan pelayanan kepada masyarakat, justru tidak bekerja secara professional.
Etos kerja yang dimaksud yaitu melaksanakan pelayanan masyarakat secara baik,
efektif dan sekaligus efisien. Sehingga masyarakat yang merupakan warga negara
Indonesia dan pihak yang mengontrol pelaksanaan pelayanan masyarakat tidak
merasakan kekecewaan terhadap kinerja PNS.
Terkait hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas mengenai etos kerja PNS
di Indonesia. Mulai dari penjabaran tugas PNS yang ideal, lalu membandingkannya
dengan pelaksanaan atau implementasinya di lapangan, kemudian memberikan solusi
perbaikan kinerja PNS itu sendiri.
Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan masyarakat diharapkan akan
memperbaiki kembali citra pemerintah dimata masyarakat, karena dengan kualitas
pelayanan masyarakat yang semakin baik kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa
dibangun kembali sehingga pemerintah bisa meningkatkan legitimasi yang lebih kuat
dimata masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Makalah
1. Memberikan sumbangan solusi untuk meningkatkan kinerja PNS dalam
pelayanan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi
tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian Pegawai negeri menurut pasal 1 sub a dan pasal 3 UU No.8 tahun 1974 adalah
sebagai berikut: Pasal 1.a.: Pegawai Negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam satu jabatan negeri atau diserahi tugas
negara lainnya yang digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3:
Pegawai negara adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang dengan
penuh kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah
menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan
Dalam TAP MPR Nomor IV/MPR/1999 telah diberikan arahan yang jelas dan tegas di
bidang pembangunan aparatur Negara, yaitu: “Mewujudkan Aparatur Negara yang berfungsi
melayani masyarakat, professional, berdayaguna, produktif, transparant, bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme. Maka dari situ kita bisa mengukur tingkat etos kerja Pegawai Negeri
Sipil yaitu dari pelayanan kepada masyarakat, produktivitas, dan bebas dari KKN. Hal
tersebut merupakan peranan yang harus dilakukan oleh aparatur negara ataupun pegawai
negeri sipil.
A. Kesimpulan
Tingkat etos kerja pegawai negeri sipil di Indonesia tergolong rendah. Dapat
dilihat dari tingkat pelayanan masyarakat yang tidak maksimal dan seringkali
mengecewakan masyarakat. Selain itu PNS di Indonesia terkenal banyak terjadi KKN.
Sehingga tingkat etos kerja mereka perlu dipertanyakan. Peningkatan etos kerja dapat
dilakukan dengam cara reformasi birokrasi, yaitu dengan penataan kelembagaan kembali
agar tidak terjadi lagi adanya KKN. Selain itu untuk peningkatan kinerja PNS bisa
dilakukan dengan pendidikan, pelatihan, pengalaman dan motivasi kerja. Sehingga
mereka dapat melakukan yang terbaik dalam pelayanan masyarakat di Indonesia.
Sudah saatnya PNS meninggalkan citra lama yang tidak enak didengar dan
seharusnya harus memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitas diri dan etos kerja.
Gunakan hati dalam bekerja kesampingkan kepentingan pribadi, bangsa ini
mendambakan abdi masyarakat yang bersih dan melayani masyarakat bukannya dilayani
masyarakat.Sistem penilaian kinerja sudah dibuat berupa reward dan punishment.
Persaingan PNS pun terbuka dalam jabatan, dimana prestasi menjadi tolak ukur, jadi tidak
perlulah melakukan tindakan yang bukan pada jalannya dimana hal tersebut tidak benar
dan cenderung beraroma KKN.
Sistem yang dibuat tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada
pelaku yang menjalakannya dan mematuhinya, mari PNS sebagai abdi bangsa benar-
benar mengabdi untuk kepentingan Bangsa Indonesia, gaji dan remunerasi yang PNS
terima sudah seharusnya disyukuri sebagai wujud penghargaan masyarakat akan
keberadaan abdi negara, sekarang tinggal bagaimana mewujudkan berterimakasih atas
penghargaan tersebut dalam pikiran dan perbuatan.
DAFTAR PUSTAKA