Anda di halaman 1dari 2

Meskipun terdapat kemajuan yang signifikan dalam pemahaman, pengobatan, dan pencegahan

terhadap human immunodeficiency virus (HIV), sebanyak 2 juta kasus baru infeksi HIV tercatat
selama tahun 2014.1 Terdapat sebanyak ~36 juta orang hidup dengan infeksi HIV dan ~1,2 juta
orang menderita kematian terkait dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pada
tahun 2014.1 Prevalensi infeksi HIV sangat tinggi di Afrika.2 Terdapat sebanyak ~25 juta
individu terinfeksi HIV di Afrika, menyumbang angka sebesar 70% dari populasi terinfeksi-
HIV.3 Tanpa adanya obat penyembuh, angka ini akan terus bertambah, menunjukkan bahwa
kita masih belum melewati masa epidemik. Akan tetapi, ada banyak obat yang tersedia untuk
menatalaksana penyakit ini. Penggunaan optimal dari obat-obatan ini dapat mengendalikan
epidemik dan memperbaiki kejadian morbiditas dan mortalitas terkait penyakit ini.
Laporan mengenai HIV-AIDS pertama kali muncul dalam laporan morbiditas dan
mortalitas mingguan pada tahun 1981.4 Ke 5 orang pasien yang dipaparkan dalam laporan ini
adalah pria homoseksual yang tinggal di wilayah Los Angeles, yang datang dengan pneumonia
Pneumocystis carinii, dan beberapa infeksi lain.4 Kejadian yang serupa, ditambah dengan
sarkoma Kaposi, juga dilaporkan setelah itu di New York.5 Akan tetapi, tidak banyak yang
diketahui tentang penyebab dari penyakit misterius ini. Pada tahun 1983-1984, hasil kerja yang
mengguncangkan dari laboratorium Montagnier dan Gallo menunjukkan bahwa penyebab
penyakit ini adalah retrovirus yang kemudian diberi nama HIV-1.6 – 8 Setelah itu, HIV-1 main
type (M-type) dikaitkan dengan jutaan infeksi diseluruh dunia. Tipe lain dari HIV-1 seperti N,
O, dan P juga telah berhasil diidentifikasi.9 Virus lain, yang secara morfologi mirip dengan
HIV-1, juga menyebabkan AIDS juga telah diberi nama HIV-2. Kemungkinan terjadinya
perkembangan penyakit dengan HIV-2 lebih sedikit dibandingkan dengan HIV-110 dan HIV-2
ini merupakan virus yang lebih predominan.9
Setelah isolasi dari virus ini, penelitian di bidang ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. 11 – 13 Pada tahun 1987, zidovudine merupakan obat antiretroviral (ARV) pertama yang
diterima untuk pengobatan HIV.14 Setelah hampir selama 3 dekade, saat ini terdapat hampir 30
jenis obat yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi HIV.15 – 17 Menariknya, saat ini, angka
harapan hidup dari seseorang yang terinfeksi HIV yang terdiagnosis dari awal dan
mendapatkan pelayanan kesehatan hampir sama dengan individu yang sehat.18 Selain itu, obat-
obatan HIV sekarang dapat digunakan sebagai alat pencegahan untuk melindungi individu
yang sehat yang memiliki risiko tinggi terpapar virus ini.19 – 21 Pendekatan seperti ini, yang
disebut sebagai pre-exposure prophylaxis (PrEP), diharapkan dapat memberikan dampak yang
signifikan terhadap penularan penyakit ini dan berpotensi melindungi jutaan orang di seluruh
dunia.
Beberapa tantangan masih menjadi pertimbangan dalam penatalaksanaan penyakit ini.
Pertama adalah kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan. Menemukan alternatif yang
dapat meningkatkan kepatuhan pasien akan menghasilkan pemakaian obat-obatan anti HIV
yang lebih efektif. Tantangan kedua dengan ARV yang ada saat ini adalah penetrasi obat yang
lemah kedalam beberapa jaringan. Memperbaiki penetrasi obat kedalam jaringan-jaringan ini
dapat memungkinkan eliminasi sepenuhnya dari virus, mengurangi dosis penggunaan, dan/atau
meningkatkan efikasi dari pengobatan. Dalam tinjauan ini dijabarkan intervensi penghantaran
obat untuk mengatasi kedua masalah yaitu rendahnya kepatuhan terapi, dan biodistribusi obat
yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai