Anda di halaman 1dari 39

PENYULUHAN IBU BALITA

KURIKULUM PENYULUHAN IBU BALITA


Tujuan
 Tujuan umum:
Meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai pencegahan masalah gizi
pada balita.

 Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai masalah stunting, balita
kurus, KEP, dan asupan kurang pada balita.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai cara pemberian makan
pada balita.
Uraian Peserta, Fasilitator dan Penyelenggara
 Peserta
a. Kriteria
Ibu yang mempunyai anak balita
b. Jumlah
Jumlah peserta
 Fasilitator
Fasilitator terdiri atas mahasiswa Poltekkes Bandung
 Penyelenggara
Pelatihan diselenggarakan oleh Mahasiswa Poltekkes Bandung

Struktur Program
No Materi Waktu
teori Praktek total
a Materi dasar
1. pentingnya 1000 HPK 1 1
b Materi inti
1. Masalah Gizi Balita 1 2 3
2. Cara Pemberian Makan pada 1 2 3
Balita
c. Materi penunjang
1. Membangun komitmen 1 1
belajar
JUMLAH 11 19 32

I JPL = 15 Menit
Garis – Garis Besar Program Pembelajaran
MATERI
PENTINGNYA 1000 HPK
DASAR 1
Waktu 4 JPL (1T)
Tujuan Mampu memahami pentingnya 1000 HPK
pembelajaran
umum
Tujuan Mampu mengetahui definisi 1000 HPK
pembelajaran Mampu mengetahui faktor-faktor penting dalam 1000
khusus HPK
Mampu mengetahui kemungkinan masalah pada 1000
HPK
Mampu mengetahui upaya perbaikan masalah gizi pada
1000 HPK
Mampu mengetahui langkah pencegahan masalah gizi di
1000HPK
Pokok bahasan 1. Pengertian1000 HPK
2. Faktor-faktor penting dalam 1000 HPK
3. Kemungkinan masalah pada 1000 HPK
4. Upaya perbaikan masalah gizi pada 1000 HPK
5. Langkah pencegahan masalah gizi di 1000HPK
Metode CTJ
Media Power point dan flayer
Alat bantu LCD dan laptop
Referensi

MATERI INTI 1 MASALAH GIZI BALITA


Waktu 1 JPL
Tujuan Mampu memahami masalah gizi pada balita
pembelajaran
umum
Tujuan Peserta mampu mengetahui masalah gizi :
pembelajaran 1. Stunting
khusus 2. Balita Kurus
3. KEP
Pokok bahasan 1. Definisi Stunting
2. Definisi Balita Kurus
3. Definisi KEP
Metode CTJ
Media Power point dan flayer
Alat bantu Laptop & infocus
Referensi

MATERI INTI 2 CARA PEMBERIAN MAKAN BALITA


Waktu 2 JPL
Tujuan Mampu memahami cara pemberian makan yang tepat
pembelajaran pada balita
umum
Tujuan 1. Dapat memahami pentingnya melakukan inisiasi
pembelajaran Menyusui Dini
khusus 2. Dapat memahami pentingnya memberikan ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan
3. Dapat memahami pentingnya pemberian MP ASI
sampai 2 tahun
4. Dapat memahami kebenaran dari tabu makanan pada
balita
Pokok bahasan 1. Pentingnya melakukan inisiasi Menyusui Dini
2. Pentingnya ASI eksklusif sampai usia 6 bulan
3. Pentingnya pemberian MP ASI sampai 2 tahun
4. Tabu makanan pada balita di masyarakat
Metode CTJ
Media Power point & flayer
Alat bantu Laptop dan Infokus
Referensi

A. 1000 HPK
Periode emas pertumbuhan & perkembangan anak yang dimulai dari saat konsepsi,
hamil, dan melahirkan (280 hari) hingga 2 tahun pertama kehidupannya setelah
lahir (720 hari)

B. Masalah Gizi
Stunting/pendek
Stunting/kerdil adalah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih
pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). Stunting
dapat terjadi karena kekurangan gizi dalam waktu lama yaitu terjadi sejak janin
dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).
Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan
vitamin dan mineral, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal anak lahir,
tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
Faktor seorang anak dapat mengalami kekerdilan/ stunting?
1. Gizi kurang pada ibu hamil maupun balita
2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum masa
kehamilan, pada saat kehamilan, serta setelah kehamilan.
3. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan
4. Kurangnya akses terhadap makanan bergizi
5. Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi
Gejala stunting
1. Pertumbuhan melambat
2. Pertumbuhan gigi terlambat
3. Kurang konsentrasi dan daya ingat rendah
4. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam
5. Tanda pubertas melambat
6. Wajah tampak lebih muda dari usianya
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
o Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh
o Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.
Kesemuanya itu akan menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
produktifitas, dan daya saing bangsa.
10 Cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan stunting:
1. Ibu Hamil mengonsumsi tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama
kehamilan
Pemberian tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah terjadinya
risiko anemia. Selain itu, untuk mendeteksi terjadinya anemia sejak dini
pada ibu hamil maka dilakukan tes kadar hemoglobin. Pemberian imunisasi
tetanus toksoid kepada ibu hamil dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan. Pemeriksaan kehamilan
harus dilakukan secara teratur sejak awal kehamilan. Hal ini disebabkan
karena pelayanan kesehatan yang tepat dan penyuluhan selama kehamilan
diperlukan untuk menjamin lancarnya proses kelahiran.
Zat besi merupakan mineral mikro vital yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat besi berperan dalam
perkembangan syaraf selama janin dan sebelum masa kanak-kanak.
Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari
khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Pemenuhan zat besi
selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika
cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet
sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi. Dampak yang ditimbulkan
akibat anemia saat kehamilan adalah perdarahan pasca melahirkan dan berat
bayi lahir rendah. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan berpengaruh
pada fungsi imunitas tubuh. Infeksi pada ibu hamil akan meningkatkan
risiko terjadinya kelahiran bayi prematur.
2. Mengonsumsi makanan tambahan untuk ibu hamil
Makanan tambahan yang diberikan kepada ibu hamil tersebut dapat
dikonsumsi untuk membantu memperlancar proses kehamilan dan
menghindari berbagai macam gangguan kehamilan yang tidak diinginkan,
memenuhi kebutuhan kalori, memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, serta
menjaga berat badan ibu hamil
3. Memenuhi gizi yang seimbang bagi ibu hamil
Kebutuhan gizi selama kehamilan mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan saat tidak hamil. Kebutuhan protein, asam folat,
kalsium dan zat besi ibu hamil meningkat. Porsi makan untuk ibu hamil
harus lebih banyak dengan kualitas makanan yang baik dibandingkan
dengan saat sebelum hamil. Jika ibu hamil mengalami mual, muntah serta
tidak nafsu makan sebaiknya mengonsumsi makanan yang tidak
mengandung lemak dan menyegarkan.
Zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi karbohidrat, lemak,
vitamin, mineral, dan protein. Karbohidrat dan lemak bertindak sebagai
sumber tenaga, yang dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Vitamin B
kompleks berguna untuk melindungi sistem saraf, otot serta jantung.
Sumber vitamin B kompleks ada pada serealia, biji-bijian, kacang-
kacangan, sayuran hijau, telur serta produk susu. Protein sebagai sumber zat
pembangun terdapat pada daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang serta gigi janin dan membuat
perlindungan ibu hamil dari osteoporosis. Jika keperluan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi maka kekurangan kalsium dapat diambil dari tulang ibu.
Asam folat berperan untuk perubahan sistem saraf dan sel darah, yang
banyak ada pada sayuran berwarna hijau gelap.
4. Melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Harus dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi yang baru
dilahirkan. Inisiasi menyusui dini merupakan kemampuan bayi menyusu
sendiri segera setelah lahir. Pada prinsipnya inisiasi menyusui dini
merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, yaitu dengan
cara menengkurapkan bayi di dada atau perut ibu setelah seluruh badan
dikeringkan (bukan dimandikan). Inisiasi menyusui dini ini dapat dilakukan
sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Inisiasi menyusui dini
mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah mendekatkan kasih
sayang antara ibu dan bayi. Menurut Unicef, inisiasi menyusui dini dapat
menurunkan risiko perdarahan pada ibu setelah melahirkan. Selain itu bagi
ibu, inisiasi menyusui dini juga dapat menstimulasi hormon oksitosin yang
dapat membuat rahim berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali
ke ukuran semula.
5. Memberikan ASI ekslusif pada bayi hingga usia 6 bulan
Selain melakukan IMD, bayi yang baru lahir juga harus diberikan
kolostrum. Kolostrum merupakan cairan kental berwarna kekuningan yang
dikeluarkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan. Kolostrum
mempunyai kandungan energi lebih rendah, protein lebih tinggi serta
karbohidrat dan lemak yang lebih rendah daripada air susu ibu yang
diproduksi selanjutnya. Kolostrum mengandung beberapa zat antibodi, di
antaranya adalah faktor bifidus yang merupakan faktor spesifik yang dapat
memacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus, bakteri yang dianggap dapat
mengganggu kolonisasi bakteri patogen di dalam saluran cerna. Sehingga
kolostrum sangat baik untuk membentuk sistem imun bayi.
Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat menyusui merupakan
makanan paling kompleks yang mengandung zat gizi lengkap dan bahan
bioaktif yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan pemeliharaan
kesehatan bayi. Bagi bayi yang berumur di bawah 6 bulan ASI merupakan
makanan yang paling dianjurkan. Hal ini disebabkan sistem pencernaan
bayi yang masih belum bisa menerima makanan lain. ASI mempunyai
beberapa manfaat, yaitu dapat meningkatkan kondisi neurologi bayi. Hal ini
disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam ASI seperti LCPUFA
dapat mempercepat perkembangan otak bayi. Anak yang diberikan ASI
mempunyai perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat
meningkatkan fungsi otak dibandingkan dengan susu formula.
ASI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu
formula diantaranya, yaitu ASI mengandung kolostrum untuk
meningkatkan imunitas tubuh bayi, ASI mudah dicerna dan mengandung
zat gizi yang berkualitas, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih, dan
bebas kontaminasi, mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi,
meningkatkan kecerdasan anak, praktis, dan murah (Depkes 2001).
6. Memberikan Makanan Pendamping Asi untuk bayi diatas 6 bulan hingga
usia 2 tahun
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya
adalah pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI), imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping
ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan
pendamping ASI diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin
meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap
perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar
mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI
adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein
dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah
tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun merupakan masa
pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada
makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak
esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak
bagi anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45%
kebutuhan energi.
7. Bayi diberi Imunisasi dasar lengkap
Bayi juga harus diberikan imunisasi. Imunisasi yang harus didapat
oleh bayi, yaitu imunisasi hepatitis B pada umur 0—7 hari, imunisasi BCG
dan polio 1 pada usia 1 bulan, imunisasi DPT/HB 1 dan polio 2 pada usia 2
bulan, DPT/HB 2 dan polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB 3 dan polio 4 pada
usia 4 bulan, dan imunisasi campak pada usia 9 bulan. Imunisasi yang
diberikan bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit yang dapat
terjangkit pada anak-anak. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah
terjadinya penyakit paru-paru/TBC pada anak. Imunisasi DPT berfungsi
untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus. Imunisasi campak
bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit campak. Imunisasi
hepatitis B berfungsi mencegah penyakit hepatitis B dan imunisasi polio
berfungsi untuk mencegah penyakit polio (Kemenkes 2011).
8. Pantau pertumbuhan balita di posyandu
Orangtua bisa mencegah stunting atau kekerdilan dengan memantau
tumbuh kembang anak-anak mereka secara berkala di posyandu atau
fasilitas kesehatan lainnya sebagai upaya deteksi dini
9. Konsumsi vitamin A secara rutin
Bayi dan anak mempunyai kebutuhan vitamin A yang tinggi untuk
membantu masa pertumbuhan dan mencegah infeksi. Kekurangan vitamin
A yang parah pada anak dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
meningkatnya risiko kesakitan dan mortalitas anak karena mudah terserang
infeksi. Untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan pemberian
suplementasi vitamin A dosis tinggi kepada bayi usia 6 bulan sampai anak
usia 5 tahun. Pemberian vitamin A dosis tinggi ini didasarkan pada vitamin
A diabsorpsi tubuh dalam jumlah besar kemudian disimpan di dalam hati
dan dimobilisasi di dalam tubuh pada periode yang cukup lama. Pemberian
suplementasi vitamin A diberikan setiap bulan Februari atau Agustus. Bayi
berusia 6—11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru sedangkan
anak usia 12—59 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah. Bayi
6—11 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU sedangkan untuk
anak usia 12—59 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 200.000 IU
(Kemenkes 2011).
10. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang termasuk
dalam program 1000 HPK. Sanitasi merupakan penyebab tidak langsung
yang berpengaruh pada status gizi balita. Sanitasi lingkungan yang tidak
baik akan mengakibatkan kejadian diare yang nantinya akan menyebabkan
infeksi sehingga berpengaruh terhadap kurang gizi.
Kurus
Wasting (kurus) adalah suatu keadaan kekurangan gizi yang banyak
terdapat di daerah dengan social-ekonomi rendah yang dapat disebabkan oleh
asupan nutrisi yang inadekuat dan adanya penyakit. Wasting adalah kondisi ketika
berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan berada di bawah rentang
normal. Anak yang mengalami wasting umumnya memiliki proporsi tubuh yang
kurang ideal. Pasalnya, wasting membuat berat badan anak tidak sepadan dengan
tinggi badan untuk anak seusianya. WHO selaku badan kesehatan dunia,
menyatakan bahwa wasting adalah salah satu masalah kesehatan utama. Sebab
kondisi ini berhubungan langsung dengan angka kejadian suatu penyakit
(morbiditas). Itulah mengapa wasting pada anak adalah suatu hal yang tidak boleh
disepelekan, bahkan membutuhkan perhatian dan penanganan sesegera mungkin.
Wasting biasanya terjadi karena penurunan berat badan drastis akibat tidak
tercukupinya kebutuhan zat gizi harian anak. Memiliki satu atau lebih penyakit
yang bisa berujung pada turunnya berat badan, seperti diare, juga bisa
mengakibatkan wasting. Kejadian wasting pada anak juga dapat berdampak besar
terhadap kondisi kesehatannya sekarang atau di kemudian hari. Anak yang
mengalami wasting umumnya lebih mudah terserang penyakit, bahkan berisiko
sampai berakibat fatal.
Selain dari segi kesehatan, wasting juga turut memengaruhi kemampuan
intelektual anak di masa pertumbuhannya.
Bayi Dikatakan Kurus
Menurut WHO, indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan
wasting pada anak yakni berat badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).
Anak dikatakan mengalami wasting ketika hasil pengukuran indikator BB/TB
berada di -3 sampai dengan di bawah -2 standar deviasi (SD). Lebih dari itu, anak
juga bisa mengalami wasting akut (severe acute malnutrition) ketika indikator
BB/TB menunjukkan angka di bawah -3 SD. Atau dengan kata lain, wasting akut
adalah kondisi penurunan berat badan yang sudah lebih parah ketimbang wasting
biasa.
Wasting umumnya lebih banyak dialami oleh anak di kelompok usia balita.
Setelah lewat dari usia tersebut, risiko wasting pada anak berangsur-angsur akan
menurun.
Gejala Balita Kurus
Secara umumnya, wasting ditandai dengan penurunan berat badan drastis
sehingga membuat bobot tubuh anak tidak sebanding dengan tinggi badannya.
Itulah mengapa wasting pada anak, biasanya membuat tubuhnya tampak sangat
kurus. Bahkan tak jarang, sampai membuat tulang-tulang di tubuh sangat kentara
karena hanya dibalut langsung oleh kulit. Anak yang mengalami wasting juga kerap
merasa sangat lemas, yang membuatnya sulit untuk beraktivitas normal seperti anak
seusianya.
Namun ketika kondisi wasting biasa ini tidak segera diobati, otomatis bisa
berkembang lebih parah hingga mengakibatkan wasting akut. Jika tingkat
keparahan wasting anak sudah mencapai akut, akan timbul beberapa gejala seperti
berikut:
1. Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD
2. Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian tubuh
3. Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari 12,5 cm
Apabila tidak mendapatkan perawatan secepatnya, kondisi wasting pada tingkat
yang parah ini bisa berkembang semakin buruk. Tidak menutup kemungkinan,
nantinya akan mengakibatkan gizi buruk pada anak.
Penyebab Balita Kurus
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, wasting adalah kondisi yang
terjadi ketika berat badan anak menurun dengan cepat. Hal ini umumnya
disebabkan oleh kombinasi dari dua faktor, yakni asupan makanan harian dan
penyakit infeksi infeksi.
Berikut berbagai penyebab wasting pada anak:
1. Kurang terjangkau atau sulitnya akses ke pelayanan kesehatan terdekat,
sehingga membuat banyak orangtua engga memeriksakan kondisi kesehatan
anaknya.
2. Pemberian asupan makanan harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak.
Misalnya pemberian ASI eksklusif, MP-ASI, maupun makanan padat tapi
dengan jumlah dan kualitas yang kurang memadai.
3. Kebersihan lingkungan sekitar yang buruk, termasuk sulitnya mendapatkan
akses air bersih dan pelayanan kebersihan.
4. Pengetahuan kurang mengenai nutrisi dan kesehatan.
5. Pilihan sumber makanan yang sangat terbatas dan kurang beragam.
Cara Mengatasi Balita Kurus
Setelah dinyatakan mengalami wasting, penanganan adalah hal penting
yang harus segera dilakukan. Ini karena wasting dapat meningkatkan risiko
berbagai penyakit, hingga bisa berakibat fatal pada anak yang mengalami
penurunan berat badan sangat parah. Oleh karena tingkat keparahan wasting terbagi
menjadi dua, maka cara mengatasi kedua kondisi tersebut pun berbeda.
Sumber makanan balita kurus
a. Sumber makanan hewani seperti daging merah, daging ayam, ikan, susu,
telur, dan lainnya.
b. Serat dalam taraf sedang.
c. Rendah garam

OPTIMALISASI GIZI DI 1000 HPK


Siklus hidup ketika stunting terjadi & penyebabnya
a. Lintas generasi
 Genetik
 Ibu pendek (TB<145 cm)
 BBLR
b. Prekonsepsi
 Kehamilan saat remaja (<20 tahun)
 Jarak persalinan terlalu dekat (<18 bulan)
c. Kehamilan
 Kehamilan saat remaja (<20 tahun)
 Jarak persalinan terlalu dekat (<18 bulan)
d. 0-6 bulan
 Pemberian ASI tidak tepat
e. 6-14 bulan
 Pemberian MPASI tidak tepat (porsi, frekuensi, dan keragaman)
Status gizi ibu yang rendah, faktor sosial ekonomi, infeksi, dan paparan
lingkungan berperan pada setiap fase
Penyebab stunting pada anak usia 0-24 bulan
a. Praktik pemberian ASI Eksklusif tidak optimal
b. Kualitas & kuantitas MPASI kurang
c. Infeksi dan paparan lingkungan lainnya
C. INISIASI MENYUSUI DINI
Proses meletakkan bayi diatas payudara ibu selama satu jam pertama
setelah kelahiran.
Manfaat :
a. Meningkatkan rasa tenang ibu dan bayi
b. Mengurangi pendarahan
c. Mengurangi anemia pada ibu
d. Ikatan kasih saying bertambah kuat
D. OPTIMALISASI GIZI SELAMA PERIODE 0-6 BULAN
1. Pemberian ASI secara eksklusif
2. Perbaikan pola makan ibu menyusui

Keragaman Makanan Ibu


a. Makanan pokok (beras & umbi umbian)
b. Kacang merah, polong, buncis, kacang panjang
c. Kacang almond, kedelai, kacang tanah dan biji bijian
d. Susu
e. Daging sapi, ayam, ikan
f. Telur
g. Sayuran berdaun hijau gelap
h. Buah & sayuran kaya vit. A lainnya
i. Sayuran lainnya
j. Buah lainnya
Minimal 5 dari 10 kelompok makanan
Buah & sayur kaya vit.A :
• Buah berwarna oranye : mangga, pepaya
• Sayur berwarna oranye : wortel, labu, ubi jalar
• Sayur berwarna hijau gelap : bayam, daun singkong, daun ubi, daun labu,
kangkung, brokoli
• (semakin gelap warnanya, vit.A semakin banyak)

Mengapa ASI harus eksklusif?


Pemberian ASI secara eksklusif terbukti menurunkan angka kematian bayi hingga
3x lipat bila dibandingkan bayi yang mendapat ASI dicampur susu formula, dan
14x lipat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

Resiko pemberian ASI yang suboptimal

a. ASI Predominan: ASI sebagai sumber nutrisi yang dominan, cairan lain:
air, jus
b. ASI Parsial: ASI & sufor

Mengapa 6 bulan?
• Usus bayi belum siap untuk menerima protein hewani secara langsung
• Anak yang mulai makan di usia 4 bulan memiliki pertumbuhan berat
badan yang sama dengan anak yang makan di usia 6 bulan
• Mencegah infeksi pencernaan dan pernapasan

Kolostrum = Golden Water

• Kolostrum mengandung antibodi hingga 2.000.000 unit di hari pertama


setelah melahirkan
• 1.000.000 unit di hari ke-2
• 500.000 unit di hari ke-3
• dan seterusnya...........
• 500 unit di hari ke -14

Kebutuhan Energi Bayi


Kebutuhan energi bayi hingga usia 6 bulan masih terpenuhi hanya dari
ASI. Setelah usia 6 bulan, ASI sudah tidak cukup untuk membantu bayi tumbuh
optimal sehingga harus diberikan MPASI.
Tanda Bayi Bingung Putting

• Hindari penggunaan dot karena dapat membuat bayi bingung puting


• Bingung puting itu bukan hanya soal bayi menolak menyusu pada
payudara, tetapi juga masalah penurunan produksi ASI.

Kecukupan mikronutrien dalam MPASI bayi


Pemberian makan yang baik untuk anak
a. Frekuensi :
 6-9 bulan = minimal 2x sehari
 9-24 bulan = minimal 3x sehari
b. Variasi :
Minimal 4 macam makanan

Keragaman Makanan Anak


a. Beras & umbi umbian
b. Kacang - kacangan
c. Produk susu : susu, keju, yoghurt
d. Daging: sapi, ayam, ikan, hati
e. Telur
f. Buah & sayuran kaya vit. A
g. Buah & Sayuran lainnya
Minimal 4 dari 7 kelompok makanan

Buah & sayur kaya vit.A :


• Buah berwarna oranye : mangga, pepaya
• Sayur berwarna oranye : wortel, labu, ubi jalar
• Sayur berwarna hijau gelap : bayam, daun singkong, daun ubi, daun labu,
kangkung, brokoli
• (semakin gelap warnanya, vit.A semakin banyak)

Porsi Makan
Porsi makan yang dianjurkan prinsipnya meningkat bertahap:
6-9 bulan 9-12 bulan 12-24 bulan
2-3 sendok makan 125 ml bertahap hingga 200 ml hingga 250
bertahap hingga 125 ml 200 ml ml++

Konsistensi Makanan Sesuai


Usia 0-6 bulan 6-7 bulan 7-12 bulan 12-24 bulan
Menggigit,
Mengunyah
Mengunyah mengunyah,
Menghisap, berputar,
Refleks ke atas- menggerakan
menelan menstabilkan
bawah makanan di
rahang
dalam mulut
Makanan
Jenis Makanan lembek, Makanan
Cair
Makanan lumat cincang, keluarga
potong

• Berikan berbagai macam makanan pada anak sejak usia 6 bulan


• Periode untuk induksi toleransi terhadap alergi makanan optimal pada usia
3 sampai 7 bulan (window period)
• Pada usia 3-6 bulan dari ASI, setelah 6 bulan dibantu dari MPASI
Panduan keragaman makanan sudah disederhanakan oleh Kementerian

Kesehatan

TABU MAKANAN PADA BALITA DI MASYARAKAT


Pengertian Tabu Makanan
Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu
karena ada beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang
mengkonsumsinya. Dalam ancaman ini, ada kekuatan supranatural dan mistik yang
akan menghukum mereka yang melanggar aturan ini atau tabu (Susanto, 1997).
Tabu makanan di Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak
makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan
tersebut ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak tidak memakan makanan
tertentu sehingga dapat mengurangi intake makanan dan pada akhirnya akan
menurunkan status gizi mereka.
Tabu Makan Ditinjau Dari Aspek Gizi
a. Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan, sebaiknya diusahakan
untuk mengurangi, bahkan kalau bisa dapat menghapusnya.
b. Tabu yang memang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan, diusahakan
untuk memperkuat dan melestarikannya.
c. Tabu yang jelas pengaruhnya bagi kondisi gizi dan kesehatan dapat dibiarkan,
diusahakan untuk memperkuatnya dan melestarikannya.

Contoh Makanan Tabu


No Makanan Tabu Alasan
1 Ayam Bikin Bodas
2 Ekor Ayam Sudah besar sering lupa
3 Hati ayam Muntaber
4 Jengkol Penyakit Tulang
5 Makanan pedas Gangguan Perut,pilek,mencret
6 Telur Anak bisa bodoh
7 Kerupuk Cacingan
8 Tungir ayam Susah Jodoh

9 Sirup Pilek

10 Makanan berminyak BAB nya mencret dan berlendir

Apabila diberikan pada balita yang


11 Pisang demam,menyebapkan demam pada
balita tidak turun
Jika balita batuk,pilek,demam,atau
Telur,ikan laut,ayam dan makanan amis gatal-gatal akibat penyakit kulit
12
lainnya menyebapkan penyakitnya
bertambah parah

13 Madu Sebagai makanan kaya gizi


Contoh Tabu yang Menguntungkan dan Merugikan
1) Budaya makan (tabu makan) yang menguntungkan
Tabu makan makanan madu yang kaya gizi bagi balita,faktanya madu
merupakan sumber spora C. botulinum, yg dapat menyebabkan botulism karenanya
tidak boleh diberikan kpd bayi < 1 tahun
2) Budaya makan(tabu makan) yang merugikan
Tabu makan makanan telur bagi balita,faktanya Telur dan ayam harus
dimasak sampai matang untuk mencegah salmonellosis.Telur dikenal sebagai
sumber protein yang harganya relatif murah dan cukup terjangkau.Bagian kuning
telur mengandung lecithin yang penting untuk membantu perkembangan memori
otak atau daya ingat.
PENYULUHAN UNTUK IBU HAMIL
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mengenai gizi seimbang dan makanan sumber
Fe bagi ibu hamil.
Tujuan Khusus
Setelah pembelajaran ini selesai, peserta mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai Pedoman Gizi Seimbang untuk ibu
hamil
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan sumber Fe

Uraian Peserta, Fasilitator, dan Penyelenggara


A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peseta merupkan ibu yang sedang hamil
2. Jumlah peserta
Seluruh ibu hamil yang berada di Desa
B. Fasilitator
Fasilitator terdiri atas mahasiswa gizi dengan kriteria yang telah
mendapatkan materi mengenai gizi seimbang, penyuluhan gizi, pendidikan, dan
pelatihan gizi serta ilmu komunikasi.
C. Penyelenggara
Pelatihan diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes Bandung bekerja
sama dengan pihak posyandu dan bidan
Struktur Program
N WAKTU
MATERI
O TEORI PRAKTEK TOTAL
MATERI DASAR
A
JUMLAH
B MATERI INTI
1. Pesan Gizi Seimbang untuk orang 1 1
dewasa
2. Bahan makanan sumber Fe 1 1

JUMLAH 2 2
MATERI PENUNJANG
C
JUMLAH
JUMLAH 2 2
Keterangan :
1 jpl = 10 menit
Garis-garis Besar Program Pembelajaran
Materi Penyuluhan
Materi Dasar Konsep Dasar Gizi Seimbang
Waktu : 1 Jpl (T = 1 Jpl, P= 0 Jpl, PL= 0 Jpl)
Tujuan pembelajaran umum : Meningkatkan pemahaman konsep gizi seimbang dan
pemilihan makanan sumber Fe
Tujuan pembelajaran khusus : Peserta mampu menjelaskan mengenai :
1. Pengertian gizi seimbang
2. Bahan Makanan sumber Fe
Pokok bahasan dan sub-pokok : 1. Pesan Gizi seimbang untuk ibu hamil
bahasan 2. Kebutuhan Gizi ibu hamil
3. Zat Gizi Makro
4. Zat gizi mikro
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Buku referensi, buku saku depkes, Hand Out
Alat bantu : LCD, laptop, dan Infocus
Referensi : 1. Hardiansyah dan I dewa Nyoman. 2016. Ilmu Gizi
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
2. Fitriana, Diah Ayu. Gizi Seimbang Ibu Hamil. 2016.
Dikutip dari http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu -
hamil/. Diakses 17 juli 2019.

PENYULUHAN IBU HAMIL

Masa kehamilan merupakan fase kritis yang menentukan proses


pertumbuhan dan perkembangan anak di usia selanjutnya. Kehamilan merupakan
suatu investasi yang perlu dipersiapkan, dalam proses ini gizi memiliki peran
penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Dampak dari
kehamilan yang baik sangat diharapkan sehingga akan terbentuk sumber daya
manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Selain itu, gizi untuk ibu hamil juga
berperan dalam mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani
kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang
baik.
Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan saat
tidak hamil. Hal ini disebabkan zat – zat gizi yang dikonsumsi digunakan untuk
ibu dan janin. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibu dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibu.
Selama hamil seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang
dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang
sedang mengandung bayi serta untuk memproduksi ASI.
Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu yang saat hamil mempunyai
status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal ini dapat
disebabkan karena asupan makanannya selama kehamilan tidak mencukupi untuk
kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk
oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingkan
dengan saat sebelum hamil.
Apabila di dalam masa awal kehamilan terjadi malnutrisi maka akan
sangat mempengaruhi perkembangan dan kapasitas embrio untuk
mempertahankan hidupnya dan nutrisi yang buruk pada masa kehamilan lanjut
akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Usia kehamilan sangat menentukan
kebutuhan gizi yang akan diperlukan. Apabila sedikit saja dari kebutuhan gizi
tersebut tidak tercukupi dengan baik, maka akan menyebabkan terjadinya kelainan
cacat bawaan pada anak.
Pada masa kehamilan muda tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan
mineral sangat diperlukan, sedangkan kebutuhan akan kalori dan protein sangat
diperlukan pada minggu kedelapan sampai kelahiran. Selain dalam masa
kehamilan yang memerlukan tambahan gizi yang sangat banyak, ibu juga
memerlukan tambahan yang lebih besar lagi menjelang kelahiran dan menyusui.
Apabila Ibu hamil mengalami kekurangan gizi maka bayi yang dilahirkan akan
memiliki berat badan yang rendah, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi
kecerdasan.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil
A. Gizi makro
1. Karbohidrat
Karbohidrat diperlukan sebagai sumber kalori utama. Karbohidrat
yang dianjurkan yaitu karbohidrat kompleks. Makanan yang termasuk
karbohidrat kompleks diantaranya nasi, kentang, umbi, singkong,
jagung, roti, gandum, mie, pasta, dan serealia atau padi-padian yang
tidak digiling (jenis ini mengandung serat dan cukup kalori).
Sedangkan jenis karbohidrat yang harus dibatasi adalah karbohidrat
sederhana yaitu gula dan makanan yang mengandung banyak gula
seperti cake dan permen. Selain mengandung vitamin dan mineral,
karbohidrat kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan
selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air
besar dan wasir.
2. Protein
Protein pada masa kehamilan digunakan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan janin, pembentukan plasenta dan cairan amnion,
pertumbuhan jaringan maternal seperti pertumbuhan mamae ibu dan
jaringan uterus, dan penambahan volume darah. Maka dari itu protein
memiliki peran yang sangat penting bagi kehamilan. Kebutuhan
protein pada ibu hamil lebih tinggi dibandingkan kebutuhan protein
pada wanita yang tidak hamil. Kebutuhan protein selama kehamilan
tergantung pada usia kehamilan, semakin besar usia kehamilan makan
protein yang dibutuhkan pun semakin tinggi. Sumber protein bisa di
dapat melalui protein hewani dan nabati. Protein hewani meliputi
daging, ikan, unggas, telur, susu dan kerang. Sedangkan untuk sumber
protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom, dan
selai kacang.
3. Lemak
Asam Lemak Eicosapentanoic Acid (EPA) dan Dacosa Hexanoic Acid
(DHA) memainkan peran penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, khususnya untuk mata dan otak. Tubuh wanita
hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapan untuk
menyusui setelah bayi lahir. Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk
membentuk energi dan serta perkembangan sistem syaraf janin. Oleh
karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak
tubuh. Sebaliknya, bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan
ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaaan ini akan menyulitkan ibu
hamil sendiri dlam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Asam
lemak yang dianjurkan untuk ibu hamil diantaranya lemak tidak jenuh
yaitu lemak yang terkandung dalam kacang-kacangan dan hasil
olahannya, asam lemak omega 3 yaitu lemak yang terkandung dalam
ikan laut terutama ikan laut dalam, dan asam lemak omega 6 yaitu
lemak yang terkandung dalam kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil
olahannya.
- Lemak tidak jenuh dan omega 3 mempunyai peran penting dalam
tumbuh kembang jaringan syaraf dan retina.
- Asam lemak omega 6 mempunyai peran penting untuk otak janin
dan jaringan lainnya.
B. Zat gizi mikro
1. Kalsium
Manfaat untuk bayi:
 Pembentukan tulang dan gigi
 Pembentukan jantung, saraf, dan otot
Manfaat untuk ibu:
 Mengurangi risiko osteopororsis
 Mengurangi resiko pre-eklamsia selama kehamilan
Sumber makanan: susu, sayuran berwarna hijau gelap, tahu/tofu, kacang
almond, sereal

2. Fosfor
Manfaat untuk bayi:
 Pembentukan tulang dan gigi

Manfaat untuk ibu;


 Menjaga kepadatan tulang dan gigi
 Menjaga detak jantung normal
 Perbaikan sel dan jaringan tubuh
Sumber makanan:

3. Vitamin D
Manfaat untuk bayi:
 Mencegah BBLR
 Membantu memelihara kekuatan tulang
 Memelihara kesehatan gigi
 Membantu menghindari dari masalah pernafasan

Manfaat untuk ibu:


 Mengurangi resiko hipertensi dan diabetes milletus pada masa kehamilan
 Mendukung sistem kekebalan tubuh
Sumber makanan: kuning telur, hati sapi, ikan sarden, susu, udang

4. Zat Besi
Manfaat untuk bayi:
 Perkembangan dan fungsi otak yang baik
 Tumbuh kembang yang optimal

Manfaat untuk ibu:


 Mencegah anemia/kurang darah
 Mengrangi resiko melahirkan prematur
 Menjaga kualitas sel darah
Sumber makanan: daging merah, hati, sayur berdaun hijau tua (bayam)

5. Yodium
Manfaat untuk bayi:
 Pertumbuhan janin
 Menghindari bayi menjadi kretin

Manfaat untuk ibu:


 Mengatasi kekurangan yodium

6. Zinc
Manfaat untuk bayi dn ibu:
 Menjaga kualitas kesehatan sel darah merah
 Mencegah anemia
 Mencegah lahir prematur
 Menvegah BBLR
Sumber makanan: kerang, daging merah, kacang-kacangan, susu, telur
7. Magnesium
Manfaat untuk bayi dan ibu:
 Pembentukan tulang dan sistem otot
Sumber makanan: daging, susu, pangan laut, kacang-kacangan, sayuran.
8. Asam folat
Manfaat untuk bayi:
 Menguarangi risiko Neural Tube Defect
 Produksi sel darah merah
 Pertumbuhan sel-sel baru

Manfaat untuk ibu:


 Terhindarnya anemia/kurang darah
 Mencagah risiko penyakit jantung dan stroke
 Mencegah kelahiran prematur
 Membantu produksi DNA dan sel darah putih
Sumber makanan: alpukat, sayuran berdaun hijau, buah-buahan, hati

9. Vitamin A
Manfaat untuk bayi:
 Pembentukan jaringan
 Pembentukan tulang dan kerangka tubuh janin
 Perkembangan organ, sistem sirkulasi dan sistem saraf pusat

Manfaat untuk ibu


 Membantu perbaikan jaringan pasca melahirkan nantinya
 Membantu penglihatan tetap terjaga dan berfungsi dengan normal
Sumber makanan: wortel, sayuran berwarna hijau tua, hati, dan daging.

10. Vitamin C
Manfaat untuk bayi dan ibu:
 melindungi dan menjaga kesehatan sel
 Membentuk kolagen di dalam tulang, tulang rawan, otot, kulit dan
pembuluh darah
 Perbaikan jaringan
 Penyembuhan luka
 Melawan penyakit infeksi
 Membantu tubuh menyerap zat besi
 Mengurangi kejadian pre-eklamsia
Sumber makanan: pepaya, cabai, jambu, nanas, jeruk, kembang kol,
mangga

11. Vitamin B Kompleks


Manfaat untuk bayi:
 Mengurangi risiko BBLR
 Perkembangan otak, sistem saraf, dan jantung

Manfaat untuk ibu:
 Kulit yang bersih, sehat, dan cerah
 Mengurangi rasa mual dan pusing saat hamil
 Menjaga kesehatan sistem saraf
Sumber makanan: kacang-kacangan, susu, sayuran hijau, telur, beras
merah, buah-buahan
PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL

1. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi


kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan,
pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui
2. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk
mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya
plasenta, serta gangguan pertumbuhan

3. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan
amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa
tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter
perhari (8-12 gelas sehari)

4. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi meningkatkan


buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak
jantung menuingkat. Paling banyak 2 cangkir kopi/hari
 PENAMBAHAN KEBUTUHAN ZAT GIZI SELAMA HAMIL
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia
kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin.
Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:
 JUMLAH ATAU PORSI DALAM 1 KALI MAKAN
Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan tiap kali makan

 FREKUENSI MAKAN DALAM SEHARI


FREKUENSI MAKAN merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan
makan dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali
makan utama dan 2 kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan
harus sesuai porsi dibawah ini:
 MANFAAT GIZI SEIMBANG UNTUK IBU HAMIL
1. Memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin
2. Mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan baik dan aman
3. Membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu
4. Mengatasi permasalahan selama kehamilan
5. Ibu memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah
kelahiran bayi
MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI SELAMA MASA KEHAMILAN
Selain harus mengonsumsi makanan yang baik bagi tumbuh kembang janin dan
kesehatan ibu, ibu juga perlu berhati-hati terhadap makanan yang mengandung zat
tertentu. Pada dasarnya tidak ada pantangan makan bagi ibu hamil, namun ibu
perlu memperhatikan kandungan zat yang terkandung dalam makanan yang
dikonsumsi, karena terdapat zat tertentu yang dapat membahayakan janin seperti:
1. Alkohol : alkohol memberikan efek teratogenik, yaitu dapat menyebabkan
kelainan pada janin. Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol beresiko melahirkan
bayi dengan fetal alcohol syndrom (FAS). Bayi dengan FAS memiliki saraf
pusat, jantung dan genitourinari yang tidak normal serta gangguan pertumbuhan.
2. Kafein : kafein dapat meningkatkan curah jantung, memiliki efek diuretik dan
menstimulasi sistem saraf pusat. Kafein yang dikonsumsi ibu dapat berpindah
ke tubuh janin melalui plasenta dan meningkatkan curah jantung janin.
Meskipun belum terdapat penelitian yang menemukan dampak dari konsumsi
kafein terhadap pertumbuhan janin, namun ibu hamil harus tetap membatasi
konsumsi kafein yaitu <300 mg/hari yang setara dengan 2-3 cangkir kopi, 4
cangkir teh, atau 6 cangkir minuman cola.
3. Makanan yang merangsang : makanan yang dapat merangsang pencernaan dan
kontraksi otot perut sebaiknya dihindari termasuk makanan yang bercitarasa
pedas dan asam yang dapat menyebabkan gas dalam lambung. Pencernaan yang
terganggu dikhawatirkan dapat menurunkan nafsu makan ibu dan membuat perut
menjadi panas. Sementara itu, makanan yang mengandung bromielin seperti
nanas dan daun pepaya jika dikonsumsi terlalu banyak dapat merangsang
kontraksi rahim dan sebaiknya tidak dikonsumsi pada trimester pertama
kehamilan.

Sumber pustaka :
Hardinsyah dan I Dewa Nyoman Supariasa.2016.Ilmu Gizi Teori dan
Aplikasi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC
Fitriana, Diah Ayu.Gizi Seimbang Ibu Hamil.2016.dikutip dari
http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu-hamil/. Diakses 17 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai