Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskiptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode desktiptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa

sekarang. Tipe penelitian ini berusaha menerangkan fenomena sosial tertentu.

Marsuki Ali, (2016: 14), metode kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

Berdasarkan jenis penelitian ini maka penelitian dilakukan dengan maksud untuk

mengkaji “Strategi Kesantunan berbahasa di kalangan remaja di Desa Waetuwo

Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Kajian Pragmatik”.

B. Subjek/Objek Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data, mengolah data,

menganalisis data, dan menguji hasil penelitian secara objektif atau apa adanya

sesuai dengan hasil yang diperoleh di lapangan. Sehingga subjek atau objek

penelitian ini yaitu bahasa yang dipakai oleh remaja dalam pertuturan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (1998: 309) yang menyatakan bahwa

penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha untuk mengumpulkan

informasi sesuai gejala, keadaan apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

46
47

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waetuwo. Pemilihan lokasi penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa Desa Waetuwo tergolong Desa yang

memiliki jumlah warga yang banyak dan beraneka ragam latar belakang sosial

budaya. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 40 hari pada tahun 2020.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument kunci adalah peneliti. Hal

tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Moleong (2014: 163) bahwa dalam

penelitian kualitatif peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan

skenarionya. Peneliti aktif mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan

dengan masalah penelitian melalui alat perekam IC Recorder secara tersembunyi

di lokasi penelitian, kamera sebagai alat dokumentasi serta buku dan pulpen

sebagai alat yang digunakan pada saat pencatatan lapangan. Selain itu, peneliti

bertindak sebagai pengolah dan penginterpretasi data. Untuk membantu peneliti

bertindak sebagai instrument utama, digunakan panduan analisis untuk

menampung data penelitian. Format catatan lapangan digunakan sebagai

instrumen pendukung pengumpulan data.


48

E. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengunakan tiga teknik

pengumpulan data, yakni observasi (pengamatan), perekaman, dan pencatatan

lapangan.

1. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek yang penting untuk

diteliti. Observasi yaitu proses pencatatan pola perilaku subjek (orang), objek

(benda-benda) atau yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi

dengan individu-individu yang diteliti. Adapun pengamatan yang dilakukan

yaitu kegiatan komunikasi antar remaja di Desa Waetuwo.

2. Perekaman

Pada penelitian ini, peneliti melakukan teknik rekam dengan

menggunakan alat perekam, yaitu kamera digital. Melalui alat perekam

tersebut, peneliti mempunyai dokumentasi nyata berupa rekaman suara dari

tuturan remaja ketika berinteraksi dengan teman-temanya ataupun orang lain,

yang akan dijadikan data dari penelitian ini. Karena datanya berupa tuturan

maka teknik perekaman ini merupakan teknik yang mendominasi seluruh

kegiatan pengumpulan data.

Melalui teknik ini peneliti berusaha mendapatkan rekaman tuturan

semaksimal mungkin dari proses interaksi verbal antara remaja dan teman-

temanya ataupun orang lain. Proses pengumpulan data ini dapat dilakukan
49

berulang kali dengan memutar rekaman dari tuturan remaja, sehingga

mendapatkan hasil yang baik.

3. Pencatatan lapangan.

Pada proses percakapan yang terjadi, peneliti melakukan pencatatan

lapangan, yaitu catatan deskriptif dan reflektif. Catatan deskriptif merupakan

uraian mengenai apa yang disimak, dilihat, dan dipikirkan selama proses

pengumpulan data, sedangkan catatan reflektif merupakan interpretasi

terhadap tuturan tersebut. Peneliti mencatat dialog percakapan yang

memungkinkan terdapat kesantunan di dalamnya. Alasan peneliti

menggunakan teknik catat tersebut, yaitu untuk memudahkan peneliti dalam

menganalisis dan mengolah data.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiono (2012: 89) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Penganalisis dapat memahami lebih dalam mengenai apa yang terjadi dengan

mengacu kembali pada aspek-aspek lain dari catatan lapangan, analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

memasuki lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Analisis data dilakukan
50

pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data dalam situs yang dikembangkan oleh Miles Huberman.

1. Pengumpulan Data

Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data hasil

wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen berdasarkan kategorisasi

yang sesuai dengan masalah penelitian yang kemudian dikembangkan

penajaman data melalui pencarian data selanjutnya.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga simpulan final

dapat ditarik dan diverifikasi.

3. Penyajian Data

Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang

memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data

dimaksudkan intuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan

kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan konfigurasi

yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan tersebut juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti menyususun

pencatatan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi, arahan sebab-

akibat dan berbagai proposisi.


51

DAFTAR PUSTAKA

Brown, P., & Levinson, S. 1978. Universals of Language Usages: Politeness


Phenomena; in: Esther Goody (ed.), Questions and Politeness Strategies
in Social Interaction. Cambridge: Cambridge University Press, 56-311.

Leech, Geofrrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.


Prastowo, Andi. 2011. Memahami Metode-Metode Penelitian.
Yogyakarta. Ar Ruzz Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Afabeta.

Tarigan. Harry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa.

Pramujiono, Agung. 2011. “Representasi Kesantunan Positif-Negatif Brown


dan Lavinson dalam Wacana Dialoh di Televisi”. Jurnal. Surabaya :
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Brown, Penelope dan Stephen C. Levinson. (1987). Universals in language


use: Politeness Phenomena. In E. N.Goody (Ed.), Questions and
politeness (hlm. 56-289) Cambridge: Cambridge University Press.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh M.D.D


Oka dan Setyadi Setyapranata). Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan


Tekniknya. 2012. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Rosdakarya.

Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai