Anda di halaman 1dari 3

Arahan Bapak Iwan Supriyanto, Kepala Pusat PSPOP

Pada pembukaan Workshop Penyusunan Analisis Kelayakan Usulan


Pembangunan, Rehabilitasi atau Renovasi Sarana dan Prasarana Pasar.
Jakarta, 19 Desember 2019

Assalamu’alaikum wr, wb.


Bapak Ibu yang terhormat,

Terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu memenuhi undangan kami menghadiri Workshop
Penyusunan Analisis Kelayakan Usulan Pembangunan, Rehabilitasi atau Renovasi Sarana
Prasarana Pasar. Kegiatan Workshop ini merupakan bagian dari mempersiapkan pemenuhan
Readines Criteria tahun 2020. PUPR banyak menerima usulan pembangunan pasar tetapi tidak
otomatis setiap usulan langsung ditangani. Secara mandat, urusan pembangunan pasar masih
berada di Kementerian Perdagangan Bidang Sarana Distribusi dan Logostik. PUPR akan
menangani pembangunan pasar jika ada rekomendasi teknis terkait pasar, seperti kunjungan
kerja presiden, usulan bappenas dan atau usulan Kemendag. PUPR akan melakukan
Konsolidasi untuk merespon usulan tersebut, agar tidak terjadi tumpang tindih
penganggaran.

Saat ini sudah ada prioritas pembangunan 9 pasar. Sebelumnya sudah ada 2 pasar yang selesai
dibangun, yakni Pasar Johar dan Bukittinggi. Prioritas lainnya merujuk pada kepres 43.
Beberapa Rekomendasi yang perlu diperhatikan dalam menyusun usulan pembangunan
pasar, meliputi :
1. Justifikasi berapa jumlah pedagang;
2. Kondisi jumlah kios dan los;
3. Standard kios, los;
4. Kelengkapan bagian pasar;
5. Readines Criteria dan;
6. Maintenance pengelolaan pasar, perizinan dan legalitas pasar.

Dari usulan tersebut, PUPR akan melakukan analisis kebutuhan biaya. Dari analisis nya akan
muncul jumlah luas lantai, tinggi bangunan dll., kemudian baru bisa dihitung berapa PAGU
tertingginya. Hasil analisis usulannya, akan ada 3 kategori penanganan, yaitu; pembangunan,
rehabilitasi dan atau renovasi. Pembangunan pasar masuk kategori Bagunan Gedung Negara.
Apalagi dibangun secara multi years. Oleh karena itu, penting memperhatikan Permen PUPR
No 22 thn 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Proposal penting, tapi
governance itu juga penting.

Sebaiknya setiap usulan alurnya tetap via kementerian perdagangan, disertai justifikasi yang
jelas dan terukur. Dari usulan2 tersebut akan kita verifikasi, kemudian pengusulnya diundang
untuk cek kesiapan persyaratan dan kelengkapanya, agar konsultan perencananya bisa
bekerja sesuai dengan pagu anggaranya. Kepala PPPSPOP tusinya tidak serta merta langsung
menangani usulan, tetapi tetap sacara berkala berkoordinasi dengan Kemendag. Sebab dari
usulan pembangunan pasar yang masuk, ada yg sudah ditangani melalui DAK., ada yang sudah
ditangani Kemendag. Menteri keuangannya sama. Kami akan memperhatikan readiness
Criteria dalam memutuskan usulan pasar yang akan dibangun.

Kriteria pasar sebagaimana di Readines Criteria, diantaranya :


1. Ada bukti kepemilikan/ penguasaan tanah;
2. Tidak dalam sengketa/kasus hokum;
3. Tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pembiayaan lain;
4. Bukan tipe pasar rakyat, A,B,C,D (Permendag No 37 tahun 2017);
5. Dikelola oleh dinas, unit kelembagaan yang membidangi urusan pasar;
6. Pemda bersedia melakukan AMDAL, Andalalin, mempermudah proses perizinan, dan
bersedia menerima aset hasil pembangunan.

Juga ada studi analisa kontribusi pasar terhadap ekonomi nasional dan regional. Kami ingin
pasar yang dibangun ada nilai tambahnya, apa lagi anggaranya ada yang sampai di atas 100 M.
Cost dan benefit harus diperhitungkan.

Era pasar rakyat kini ada Mal di kota. Bila kita perhatikan , ada Mal yang hidup dan ada Mal
mati. Mal ramai tapi transaksinya sepi. Banyak yang nongkrong di Mal hanya untuk pakai wifi.
Fenomena yang terjadi di Mal tersebut perlu kita pertimbangkan juga dalam merevitalisasi
pasar rakyat.

Dari PUPR punya harapan:


1. Pasar yg dibangun kedepan bisa menaikkan putaran ekonomi dan jelas kontribusinya
pada PAD;
2. Bisa dibangun dan dikelola serta di pelihara;
3. Pembangunan bangunan gedung tahan gempa dan bangunan gedung hijau. Agar cost
pemeliharaanya tdk terlalu tinggi seperti; Listrik, air, sampah, kesejukan, kenyamanan dll
agar disiapkan.

Fenomena sekarang Kelompok Milenial tidak mau berkunjung ke pasar yang becek. Ke depan,
bagaimama mendesain pasar rakyat yang nyaman buat berbelanja, termasuk nyaman untuk
Milineal. Ini tantangan kita. Bagi PUPR membangun pasar yang nyaman tidak terlalu sulit
tetapi setelah pasar dibangun, bagaimana merawat dan mengelolanya. Ini tantangan bagi
pemda.

Konsultan perencana agar memperhatikan tampilan pasar. Pasar yang dibangun, tampilannya
jangan menonjolkan ke modernan. Tamapilan pasar rakyat harus tetap mengakomodir
kearifan lokal, seperti Pasar Tanah Datar, Sumatera Barat dan Sukowati, Gianyar Bali, dll.
Dengan ilustrasi dan facade yang nuansanya dapat sesuai dengan kearifan local. Hindari juga
pembengkakan biaya, termasuk jika ada yang kurang fungsional.
Terima kasih kepada Bpk/Ibu yang telah bersedia menerima tim survey kami dan sekarang di
acara Workshop ini akan diekspose hasil surveynya untuk perencanaan kedepan. Yang
penting, yang sudah dianalisis akan menjadi bahan pertimbangan bersama Kemendag dan
PUPR. Apakah pembangunan nya nanti akan dianggarkan Kemendag ataukah PUPR.
Beberapa usulan pembangunan pasar ada yang ditunda, sebab sudah pernah dianggarkan.

Perlu juga menjadi perhatian kita, pemeriksaan BPK sekarang, jika ada biaya kemahalan, ada
pemborosan dan tidak berfungsinya kios dan los, juga akan diperiksa BPK. Apalagi ada
pengaduan masyarakat. Seperti misalnya, kebutuhannya pasar hanya 1 lantai tapi dibangun 2
lantai. Mungkin karena ada mark up, ngejar komitmen fee. Ini agar menjadi perhatian
bersama. Kantong keuangan negara juga sedang tipis, pasca kontestasi Pileg dan Pilpres yang
baru lalu. Karena itu, kami minta untuk Lebih selektif dan urgent dalam berbelanja. Kami
menangkap, beberapa usulan pasar, ada nuansa ekspektasi dari keinginan pemda bukan
berbasis kebutuhan pedagang.

Mengubah pasar umum menjadi pasar khusus perlu dipertimbangkan dengan sungguh-
sungguh karena nanti ada pihak yangg tersingkirkan. Prinsipnya yg sdh dilakukan PUPR
membangun 2 pasar, yaitu Pasar Johar dan Pasar Bukittinggi menjadi pembelajaran penting.
Kami tidak ingin direcoki dengan hal-hal non teknis. Potensi masalah non teknis agar di
"clearence" terlebih dahulu.

Pada kesempatan kali ini perlu kami tegaskan, di dalam memutuskan pembangunan pasar, di
PUPR tidak ada praktek percaloan. Kalau ada yang menjamin, misalnya, proses bisa ditangani
lewat jalur-jalur khusus Menteri, kami jamin tidak ada hal seperti itu. PUPR terbuka, di balai
kemarin Bapak/ Ibu juga diundang. Kalau ditangani PUPR, proses pelelangannya dilakukan,
secara independen dan bisa dilakukan dengan aman.

Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai