PENDAHULUAN
Medium kehidupan makhluk terresterial (kehidupan di bumi) bukanlah udara, melainkan cairan..
terlihat pada medium internal yang berupa darah dan cairan ekstrasel yang membasuh setiap sel &
jaringan dalam tubuh.. Kemampuan mengisolasi milieu interieur (dunia dalam) dari tekanan dan
perubahan yang berasal dari dunia luar, berperan besar bagi tubuh kita untuk dapat
mempertahankan kehidupan yang independen dan nyaman. Ginjal merupakan organ tubuh yang
berperan utama dalam hal pengaturan cairan tubuh. Seorang ilmuwan peneliti ginjal pernah
menyatakan bahwa:” tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa komposisi darah tidak
ditentukan oleh apa yang kita minum, melainkan oleh apa yang disimpan oleh ginjal”.
Selain merupakan alat ekskresi yang berfungsi membersihkan tubuh dari sisa metabolisme dan zat
toksik, ginjal juga sekaligus berperan mengatur keseimbangan air dan elektrolit, keseimbangan
asam-basa, dan ternyata mempunyai kemampuan seperti kelenjar, menghasilkan renin dan
medulipin yang penting dalam mempertahankan tekanan darah, dan eritropoetin yang
mempengaruhi pembentukan darah, sehingga apabila kekurangan, dapat mengakibatkan anemia.
Setiap ginjal manusia, terdiri atas berjuta saluran tubulus urinarius. Tubulus ginjal terdiri atas
sebuah saluran berdinding satu lapis sel, panjang keseluruhan tubulus ginjal manusia apabila
disambung-sambung mencapai sekitar 120 km. Ujung akhir tubulus urinarius melanjutkan diri
dengan sistem saluran penampung yang akhirnya akan menyalurkan urin ke luar tubuh, melalui
kaliks minor & mayor, piala ginjal, kandung kemih, dan uretra.
Sistem urinarius merupakan salah satu sistem ekskresi tubuh, terdiri atas beberapa struktur di
bawah ini:
KORPUS RENAL/MALPIGHI: terdiri atas glomerulus yang mendesak masuk ke sebuah kantung buntu
Bowman, membentuk kapsul Bowman pars viseral, dan kapsul Bowman pars parietal.
Epitel selapis gepeng yang meliputi memasuki glomerulus dan arteriola eferen
glomerulus merupakan lapisan viseral kapsul keluar dari glomerulus disebut kutub
Bowman (sel-selnya disebut Podosit) dan vaskular,ruang antara pembuluh darah dan
yang membentuk dinding luar merupakan parenkim korteks ginjal diisi oleh mesangial
lapisan parietal. Ruang yang dibatasi oleh ekstraglomerular, yang sel-selnya disebut sel
pars viseral dan parietal kapsula Bowman Lacis atau sel polkissen/pole cushion
disebut ruang Bowman, yang berisi (bantalan kutub).
ultrafiltrat yang disebut urin primer.
Glomerulus dan lapis viseral kapsul Bowman
membentuk penyaring (sawar filtrasi ginjal),
tempat permulaan pembentukan urin terjadi.
Glomerulus berasal dari percabangan arteriola
aferen yang membelah menjadi 4-6 kapiler;
yang kemudian membentuk cabang-cabang
terminal. Jaringan yang mengisi ruang di
antara kapiler glomerulus disebut mesangial
intraglomerulus, yang terdiri atas sel-sel
(mesangial intraglomerular) dan zat antar sel
yang tidak berserat. Setelah melalui jalinan
kapiler dalam glomerulus, darah akan
Gb. 3. Korpus malpighi: terdiri atas kapsula Bowman &
meninggalkan glomerulus melalui arteriol
glomerulus.
(vasa) eferen. Tempat arteriolae aferen
Darah mula-mula akan bertemu endotel negatif, dan lamina densa mengandung
kapiler glomerulus. Sel endotel berikatan kolagen tipe IV, yang akan mencegah
erat satu dengan lainnya namun protein dg BM > 69,000 dalton msk ke
mempunyai pori-pori/fenestra, yang ruang Bowman.
membiarkan air, zat terlarut, dan
makromolekul lewat, dan menahan sel e d c ba
darah dan keping darah (trombosit). ↓↓↓ ↓↓
Plasma, yang ‘merembes’ melalui pori-
pori endotel, akan bertemu dengan
membran basal (lamina basal) yang terdiri
atas 3 lapisan berturutan dari arah
endotel glomerulus ke arah podosit/pars
viseral kapsul Bowman): lamina rara
interna lamina densa lamina rara
eksterna (penamaan berdasarkan
kepadatan elektron pada gambaran
mikroskop elektron/ME)(Gb. 5), laminae
rarae terdiri atas Heparan Sulfat, suatu Gb. 5. Sawar filtrasi ginjal, membrana basal & podosit:
a=endotel glomerulus, b=lamina rara interna, b=lamina
glikosaminoglikan polianionik, berfungsi
densa d=lamina rara eksterna, e=cabang sekunder
mencegah lewatnya protein bermuatan podosit (celah antara pedicel).
Lapis terluar pada sawar filtrasi ialah celah filtrasi, yaitu celah antara cabang sekunder (pedicel)
podosit, dengan diafragma di antaranya, yang merupakan saringan terhalus pada sawar filtrasi.
Sejauh ini kita telah membahas tahap pertama fungsi finjal yaitu filtrasi, dan larutan mengandung
ion, metabolit, dan substansi dengan berat molekul rendah lainnya sudah berada dalam ruang
Bowman untuk melanjutkan perjalanannya melalui sistem saluran urinarius selanjutnya.
Bagian selanjutnya akan melaksanakan reabsorpsi substansi yang dibutuhkan tubuh antara lain
glukosa, sodium (Na), klorida dan asam amino; dan mengekskresi limbah sisa metabolisme dan
substansi asing yang tidak dibutuhkan dalam tubuh melalui urin; mengatur keseimbangan asam-
TUBULUS URINARIUS
Bagian saluran urinarius yang aktif dalam pertukaran ion dan cairan terdiri atas 3 bagian utama yang
mempunyai ciri histologi yang khas, yaitu:
1. Tubulus proksimal
2. Lengkung Henle, dan
3. Tubulus distal
Terdiri atas satu lapis sel kuboidal dengan inti semua glukosa, asam amino, asam askorbat
yang bulat dan sitoplasma eosinofilik, HCO3 dan K+ diserap kembali dari filtrat
permukaannya dipenuhi mikrovilli yang secara aktif; protein plasma difagositosis dan
membentuk brush border sehingga dicerna dalam lisosom sel; dan sejumlah asam
permukaan absorbsi diperluas menjadi sekitar organik dan basa disekresikan di sini.
50 kali. Bagian basal sel mempunyai banyak
lipatan membran plasma dengan banyak
mitokondria di dalam lipatannya (tampak
sebagai garis2 sejajar tegak lurus terhadap
mb. Basal). Batas antar sel tidak terlihat jelas
dengan mikroskop cahaya karena dinding
samping sel membentuk tonjolan yang
berselisip. Fungsi utama TK Proksimal, ialah
mengkonsentrasikan urin. Ion Na+ Gb. 6. gambaran ME sel T.K. Proksimal.
dipompakan secara aktif ke jaringan
interstisial di luar tubulus, diikuti air dan Cl-,
volume urin menurun sehingga 80%; hampir
Ad. 2. Lengkung (ansa) Henle: segmen tebal pars desendens, segmen tipis & segmen tebal pars
asendens.
Segmen tebal asendens lengkung Henle, yang bentuk dindingnya serupa dengan t. Distal, secara aktif
melakukan transpor ion Cl- (akan diikuti Na+ secara pasif) dari dalam tubulus ke jaringan interstisium
(cairan ekstrasel). Merupakan tempat terpenting reabsorpsi NaCl kedua setelah T. Proksimal dan
menyediakan daya terbesar untuk ‘countercurrent multiplication’ yang menghasilkan gradien
tekanan osmotik di jaringan interstisium medula yang bertanggung jawab untuk penentuan
kepekatan terakhir urin.
Sel dinding tubulus distal kuboidal hingga kolumnar (silindris), dengan dinding samping saling
berselisip, sehingga batas sel tidak jelas terlihat. Juga mempunyai garis2 (striasi) di bagian basalnya,
oleh karena banyak mitokondria dalam lipatan membran plasma basalnya. Sitoplasma tidak terlalu
eosinofilik (lebih kebiru-biruan), inti lebih kearah apeks/puncak sel. Berukuran diameter sekitar 2/3
tubulus proksimal, jumlah intinya pada satu irisan melintang lebih banyak ketimbang t. Proksimal.
Tubulus kontortus distal merupakan struktur yang bertanggung jawab atas pengaturan halus sekresi
elektrolit, sebagai contoh reabsorpsi Na+ dan sekresi K+ untuk pengaturan asam-basa.
Tubulus & duktus koligentes mempunyai sel yang bersitoplasma pucat, dengan batas yang tegas, inti
terwarna gelap, dan bagian puncaknya menonjol ke lumen saluran. Peralihan dari tubulus distal
terjadi secara bertahap. Bagian permulaan tubulus koligentes berdiameter sama dengan tubulus
distal dan berdinding kuboid rendah; dan setelah tubulus koligentes menyatu membentuk duktus
koligentes yang lebih besar, epitel kuboidnyapun menjadi semakin tinggi. Di daerah papila ginjal,
epitel akan berubah menjadi silindris dan disebut sebagai duktus papilaris Bellini, yang akan
menembus area kribrosa di ujung papil renis dan bermuara ke kaliks minor. Permukaan luar papil
renal yang menghadap ruang kaliks minor dilapisi epitel bertingkat, yang akan berubah menjadi
epitel transisional pada dinding samping kaliks minor.
Arteriola eferen keluar dari glomerulus di daerah kutub vaskular; kemudian pada glomerulus di
kawasan permukaan korteks, akan mempercabangkan jalinan kapiler intertubular korteks, dari
glomerulus yang lebih dalam (jukstamedula), a. Eferen akan membentuk pembuluh darah lurus,
berdinding tipis (vasa rekta), berjalan lurus di antara saluran urinarius medula, membentuk jalinan
kapiler intertubular medula. Vasa rekta akan membentuk lengkungan, vasa rekta akan berjalan naik
paralel dengan arteriol yg berjalan turun dan akan bermuara ke v. Arkuata, yang akan melanjutkan
diri menjadi vena-vena yang lebih besar yang berdampingan dengan arterinya (v. Interlobar, v.
Renalis).
Jaringan korteks yang lebih ke permukaan ginjal, menyalurkan darah baliknya melalui vena stelata di
permukaan, kemudian melalui v. Intelobular, akan melanjutkan diri ke v. Arkuata, yang akan
mencurahkan isinya ke vena-vena yang lebih besar yang berdampingan dengan arterinya dengan
nama yang sama.
Vasa rekta akan membawa substansi yang direabsorpsi oleh tubulus uriniferus, oleh karenanya
terdiri atas endotel kapiler yang sangat permeabel, tanpa mengubah gradasi osmosis yang penting
untuk pemekatan urin. Vasa rekta yang melengkung berjalan mendampingi segmen tipis lengkung
Henle, bersifat permeabel nonselektif dan kapiler intertubular membantu proses ini dengan sistem
pertukaran counter-current; darah dalam lengkung vaskular tetap isosmotik (mempunyai tekanan
osmosis sama) dengan jaringan interstisial yang dilaluinya, walaupun komposisi zat terlarut yang
memasuki pembuluh arterial dan meninggalkan pembuluh vena sangat berbeda.
Sel-sel Jukstaglomerular (JG), Makula Densa & sel-sel Polkissen (sel Lacis)
Di daerah kutub vaskular, tepat di luar kosong di antara arteriola aferen dan eferen
glomerulus, terdapat bangunan khusus yang di daerah kutub vaskular terisi jaringan
disebut aparatus JG, terdiri atas bagian mesangium, yang disebut polkissen (pole
dinding arteriol aferen yang sel otot polos cushion=bantalan kutub), sel-selnya disebut
dindingnya mengalami modifikasi, menjadi sel Mesangial ekstraglomerular/sel
sel-sel JG. Sel JG mempunyai granula yang polkissen/sel lacis.
mengandung renin, suatu enzim proteolitik
yang merupakan hasil sekresinya. Pada sisi
yang mengarah ke jaringan interstisium
korteks ginjal, sel JG terletak berdekatan
dengan bagian dari dinding TK Distal yang
mengalami modifikasi, sel-sel di bagian
tersebut lebih tinggi dan ramping, sehingga
disini inti sel lebih banyak dan terletak
berdekatan; membentuk daerah yang padat,
disebut Makula Densa (bercak padat). Ruang Gb. 9. Aparatus Jukstaglomerular.
Granula dalam sel JG mengandung enzim proteolitik, yaitu Renin, yang akan dilepaskan saat makula
memberikan sinyal adanya penurunan volume cairan ekstrasel. Renin mempengaruhi
angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, yang akan diubah dalam kapiler paru-paru menjadi
angiotensin II. Angiotensin II akan merangsang keluarnya aldosteron dari korteks kelenjar adrenal.
Aldosteron menyebabkan TK Distal mereabsorpsi Na+ lebih banyak, sehingga terjadi peningkatan
osmolaritas cairan ekstrasel; yang akan merangsang lepasnya Anti Diuretik Hormon (ADH) dari
hipofisis sehingga akan terjadi peningkatan reabsorpsi air dari duktus koligentes, sehingga volume
cairan ekstrasel menjadi pulih kembali.
Urin seperti juga semua cairan di muka bumi, mengalir ke bawah. Setelah meninggalkan duktus
koligentes, akan memasuki kaliks minor dan mayor ke piala ginjal (pelvis renis), melalui sepasang
ureter, yaitu tabung muskular yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih, suatu kantong
muskular tempat urin berkumpul dan disimpan sementara waktu lalu melalui uretra dialirkan ke luar
tubuh.
Pada mamalia, komposisi urin mulai ureter hingga kandung kemih tidak mengalami perubahan,
namun tidak berarti saluran keluar ini pasif. Kontraksi otot polos dinding saluran mendorong urin ke
kandung kemih, menampungnya sementara waktu, hingga volume tertentu dan akhirnya
mengeluarkannya melalui uretra.
Kaliks, pelvis ginjal, ureter dan kandung kemih, mempunyai dinding yang berstruktur sama,
walaupun perkembangan lapisannya berbeda dari satu bagian ke bagian lainnya. Semua mempunyai
tunika mukosa, dengan epitel transisional, dibungkus oleh tunika muskular, dan lapisan terluar yang
Handout histo ginjal/IAS/FK sem 4/2010
Page 7
menghubungkan dengan jaringan ikat di sekitarnya tunika adventisia, di tempat tertentu tunika
adventisia diliputi mesotel peritoneum, di tempat tersebut, lapis terluar ini disebut tunika serosa.
Tunika mukosa, baik yang berasal dari mesoderm (kaliks, piala ginjal, dan ureter) atau endoderm
(kandung kemih), mempunyai kesamaan dalam jenis epitel permukaannya yaitu epitel transisional.
Epitel ini mempunyai dua kemampuan yang penting. Pertama, epitel transisional amat kedap
(impermeabel) terhadap air dan zat terlarut. Kedua, mempunya daya regang yang luar biasa, dapat
menampung urin dalam jumlah besar atau berkerut saat urin dikeluarkan.
Tunika muskularis umumnya (2/3 permulaan ureter) terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan dalam
yang tersusun longitudinal dan luar yang sirkular. Pada bagian 1/3 terakhir ureter, terdapat lapisan
ke-3 di luar yang seratnya terutama tersusun longitudinal, dan lebih mencolok pada kandung kemih.
Gelombang kontraksi muskular pada ureter, mendorong urin turun ke arah kandung kemih. Lapis
otot polos pada kandung kemih amat tebal dan kuat. Susunan muskular kandung kemih, tidak terlalu
beraturan seperti pada ureter. Serat-serat sistem penampung ekstrarenal tersusun dalam berkas-
berkas yang dipisahkan oleh jaringan ikat.
Kandung Kemih.
Urin dalam kandung kemih tak dapat kembali ke ureter oleh karena ureter menembus lapis
muskular kandung kemih secara oblik/serong, dan terdapat katup yang mengarah ke dalam,
sehingga saat peningkatan tekanan karena pengisian urin ke kandung kemih, jalan kembali ke ureter
tertutup oleh katub. Pengeluaran urin dari kandung kemih diatur oleh gabungan sistem otot polos
dan bercorak/lurik. Otot polos membentuk suatu cincin, yaitu sfingter internal, di area trigonum
pada dasar kandung kemih, tepat di atas kelenjar prostat pada lelaki. Kerja otot bercorak dasar
panggul hanya dibutuhkan pada keadaan darurat.
Persarafan kandung kemih, yang mengatur pengeluaran urin (miksi), amat penting. Serat saraf
sensoris menuju ke pusat melalui saraf pelvis dan hipogastrik. Persarafan motorik hampir
keseluruhan bersifat autonomik. Serat saraf simpatik dari nn. Sacral dan pleksus hipogastrik
membentuk jalinan, yaitu pleksus vesikalis, di lapisan adventisia. Dari lapisan ini dikirimkan ujung-
ujung terminal ke lapisan muskular. Namun sistem persarafan yang memegang peran utama dlam
mengatur miksi ialah sistem parasimpatis. Serat saraf praganglion dari sacrum II-IV, berjalan melalui
saraf pervis dan pleksus hipogastrik menuju pleksus vesikalis, di sini akan bercampur dengan serat
saraf simpatis. Kemudian akan berakhir pada neuron ganglion di lapis adventisia dan muskularis.
Sistem saraf parasimpatis tampaknya terutama berperan untuk proses miksi, yang melibatkan
terutama:
Pada dasarnya gerakan di atas merupakan lengkung refleks, yang dimulai dengan informasi sensasi
akibat peregangan dinding kandung kemih, yang disampaikan oleh saraf sensorik. Namun reaksi
masih dapat dimodifikasi oleh pengaturan yang lebih tinggi.
Uretra: yaitu bagian terakhir dari saluran keluar urin, merupakan saluran penyalur urin dari kandung
kemih ke dunia luar.
Pada kaum perempuan, uretra agak pendek, sekitar 3-5 cm. Dilapisi epitel berlapis gepeng atau
bertingkat, yang membatasi lumen yang pada irisan melintang tampak melengkung berbentuk bulan
sabit. Terdapat sel-sel mukosa di antara sel-sel epitelnya. Lamina propria tebal dan banyak
mengandung jalinan kapiler, terdapat lapisan otot polos yang longitudinal di dalam dan sirkular di
luar, juga terdapat lembaran otot bercorak dari perineum. Pendeknya uretra perempuan,
merupakan penyebab mudahnya mikroorganisme pengganggu memasuki kandung kemih,
menyebabkan sistitis akut pada perempuan.
Uretra lelaki lebih panjang, sekitar 18-20 cm, dan mempunyai berbagai jenis epitel. Gangguan yang
lebih sering diderita kaum lelaki, disebabkan oleh karena uretra melalui jaringan lainnya, khususnya
kelenjar prostat, yang dapat mengakibatkan gangguan lain, misalkan akibat pembesaran kelenjar
prostat yang ditemukan pada sejumlah lelaki berusia 50-an tahun, yang akan menimbulkan kesulitan
berkemih karena uretra pars prostatika kemungkinan terjepit. Uretra lelaki terdiri atas 3 bagian:
1. Pars prostatika, 3-4 cm, berjalan dalam kelenjar prostat begitu keluar dari kandung kemih,
tempat bermuaranya kelenjar prostat, utrikulus prostatikus, dan duktus ejakulatorius (yang
menyalurkan semen saat ejakulasi pada lelaki). Bagian ini epitelnya merupakan epitel
transisional, lanjutan dari kandung kemih. Epitel akan berangsur berubah pada
2. Pars membranosa, < 2 cm, yaitu bagian uretra yang menembus diafragma urogenital dan
pelvis hingga pangkal penis (bulbus corpus cavernosum penis). Di daerah ini serat-serat otot
bercorak akan membentuk sfingkter eksterna. Epitel di sini berjenis epitel bertingkat, yang
akan berangsur berubah menjadi epitel berlapis gepeng pada bagian akhir uretra.
3. Pars kavernosa, bagian akhir ini berukuran panjang sekitar 15 cm, berjalan dalam bulbus,
corpus dan akhirnya glans penis. Epitel utamanya bertingkat silindris dengan bercak-bercak
yang berepitel gepeng berlapis. Pada dinding uretra dalam korpus spongiosa pada
dindingnya banyak ditemukan kelenjar. Duktus kelenjar bulbouretra juga memasuki uretra
pada bagian spongiosa. Menjelang masuk ke glans, daerah fossa navikular, epitel berubah
menjadi berlapis gepeng.
1. Gartner LP, Hiatt JL, Strum JM. The urinary system. In: Cell Biology and Histology. Lippincott Williams
& Wilkins. Baltimore. 2007. p. 251
3. Pakurar AS, Bigbee JW. Urinary system. In: Digital Histology (2nd ed). Wiley-Blackwell. 2009. p. 159
15. TUBULUS URINIFERUS, URETER, URETRA: Tenaga apa yang mendorong urin mengalir melalui bagian-
bagian saluran sistem urinarius ini?
16. EPITEL TRANSISIONAL: Apakah kekhasan pada gambaran histologi epitel transisional? Apa
perbedaannya dari epitel berlapis lainnya?
17. EPITEL TRANSISIONAL: Apakah fungsi utama epitel transisional? Apa perbedaannya dari epitel
berlapis lainnya?
18. Tuliskan jenis-jenis epitel yang dilalui saat urin berjalan menuju ke luar, mulai dari di dalam ruang
Bowman, dan uraikan fungsi setiap jenis epitel tersebut dalam menentukan komposisis akhir urin..