Anda di halaman 1dari 5

Pelajar Islam Indonesia

Sebagai Sahabat Pelajar

Untuk memenuhi persyaratan


Leadership Advance Training (LAT)
Bandung, 14-21 Januari 2018

Oleh:
Arfi Ferdhiyansah

Pelajar Islam Indonesia


Jawa Timur
Pada saat ini, sering kita dengar bahwa negara Indonesia mengalami krisis moral,
terutama di kalangan pelajar. Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti
manusia yang beradab atau menurut Hurlock (1990) moral merupakan sopan santun,
kebiasaan, adat istiadat dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota
suatu budaya. Krisis moral meruapakan kurangnya nilai-nilai kehidupan sosial yang
dimiliki dan diterapkan pelajar saat ini.

Perkembangan arus informasi di era globalisasi ini merupakan salah satu factor dari
menurunnya kualitas moral pelajar di Indonesia. Di Indonesia, khususnya di ranah pelajar,
banyak hal-hal menyimpang yang dilakukan, mulai dari kurangnya rasahormat kepada
orang tua dan guru, mencontek, gaya berpakaian, tawuran, pelecehan, bahkan hingga kasus
narkoba dan seks bebas. Pelajar yang merupakan aset berharga penerus, yang akan
mewarisi bangsa ini justru mengalami hal yang memprihatinkan.

Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait penggunaan obat-
obatan terlarang di tahun 2014 menyebutkan 22 persen penmgguna narkoba di Indonesia
menurpakan pelajar dan mahasiswa. Sedangkan jumlah tersangka kasus narkotika
berdasarkan kelompok umur pada 2015 yakni anak usia sekolah dan remaja di bawah 19
tahun berjumlah 2.186 atau 4,4 persen dari total tersangka. Serta data dari kemenkes (2013)
memaparkan bahwa sekitar 62.7 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan
seks di luar nikah. 20 persen dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luarnikah
juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21 persen diantaranya pernah melakukan
aborsi. Lalu pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30
persen pernderitanya berusia remaja.

Dari beberapa informasi data diatas kita benar-benar merasa miris, dan sedih dengan
apa yang telah terjadi kepada penerus bangsa kita ini. Banyak hal dan factor yang harus kita
evaluasi bersama, mulai dari peraturan-peraturan, sistem pendidikan ataupun pengawasan.
Adanya pelajar yang mengalami krisis moral juga tak luput peran serta orang tua dan
lingkungan yang menjadi tempat perkembangan diri. Terkadang adakalanya orang tua
hanya memfokuskan anaknya untuk mengejar prestasi akademik saja tanpa memperhatikan
perkembangan social dan keislamannya. Dalam hal ini barulah terasa pentingnya
berorganisasi bagi pelajar, karena dengan mengikuti organisasi pada nantinya diharapkan
pelajar mamapu mengalokasikan waktunya untuk hal-hal positif serta mendapat banyak
ilmu dan pengalaman.

Pelajar Islam Indoesia yang merupakan organisasi pelajar islam pertama di


Indonesia, yang bangkit pada tahun 1947. PII merupakan organisasi dakwah pelajar yang
memiliki tujuan untuk kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai syariat islam
bagi seluruh masyarakat Indonesia dan umat manusia. Dalam hal ini, focus gerak Pelajar
Islam Indonesia (PII) adalah bagaimana mendidik masyarakat indonesia, khusunya bagi
pelajar untuk memperbaiki dan mengambangkan dirinya.

Untuk menangulangi masalah krisis moral pelajar, tentulah PII dapat mengambil
peran didalamnya yaitu dengan mengarahkan pelajar-pelajar kita kepada hal yang lebih
baik. Sesuai dengan sistem pengkaderan di PII (ta’dib), PII bertujuan untuk membentuk
suatu insan yang memiliki adab dan moral. Melalui training-training (LBT, LIT,LAT) dan
khursus di PII, inshaAllah dapat dibentuk kedirian pelajar yang terpenuhi oleh nilai-nilai
keislaman, memiliki kecerdasan, serta mampu mengemban amanah untuk dirinya dan
sekitarnya. Dalam pembinaan moral pelajar, maka perlulah PII memakmurkan kegiatan
rutin layaknya taklim atau kajian, mengadakan seminar yang disesuaikan dengan kondisi
pelajar di derah masing-masing. Mencari media partner bisa juga menjadi jalan keluar
untuk mensukseskan misi PII. Pemerintah derah , instansi pemerintah, dan organisasi islam
yang sejenis juga bisa dirangkul untuk mencari data-data, melakukan analisa, dan
mengambil tindakan pembinaan pelajar yang sesuai. Badan otonom dan khusus-khusus
yang ada didalamnya juga dapat menajadi sarana pembinaan moral pada para pelajar,
sebagai contohnya di badan otonom Brigade, kita dapat menyalurkan bakat-bakat pelajar
yang berhubungan dengan fisik (olaharaga, bela diri, dll) dan kecerdasan inteligen. Pada
badan otonom PII wati, PII juga dapat memfokuskan pembinaanya pada pelajar perempuan
dalam bersikap, bertindak, berpenampilan, dan keterampilan yang mengembangkan potensi
dirinya.

Gerakan-gerakan positif yang dimotori oleh PII juga dibutuhkan bagi palajar.
Literasi, merupakan budaya yang penting dan sangat bermanfaat, apalagi indonesia juga
salah satu negara berkembang yang memiliki budaya literasi rendah. Gerakan seperti
Gerakan Merdeka Literasi, dirasa sangat perlu untuk mendidik pelajar. Terasa lebih
bermanfaat apabila pelajar sadar akan menjaga moralnya melalui literasi. selain melalui
literasi, pendekatan pada pelajar dapat melalui Gerakkan Pelajar Bermoral dengan kegiatan
pelatihan ilmu komunikasi dan outbond yang menyenangkan. Ilmu komunikasi sangat
penting, bagaimana cara berkomuikasi dengan baik terhadap orang lain maupun sesama
temannya. Kegiatan outbond, lebih menyenangkan, menghibur, serta melatih kepercayaan
diri, team work dan manfaat lainnnya.

Dari sejak dibangkitkannya, PII telah turut banyak berperan dalam mengkader
pemimpin-pemimpin bangsa. Tak hanya mengkader, PII juga telah mampu memberikan
konstribusi nyata untuk negeri ini. Diawal-awal kebangkitanya PII melalui badan otonom
brigade juga turut serta dalam melawan penjajah dalam agresi militer belanda dan antek-
antek Komunis. Saat memasuki era orde baru, fokus gerak PII juga berubah, PII melakukan
gerakan pembasisan kader sehingga tercetaklah kader-kader yang berkualitas seperti
beberapa pemimpin kita jusuf kalla, dahlan iskan, mahfud MD, dll. Pada masa ini juga PII
berperan menolak asa tunggal yang digembur-gemburkan orde baru. Perjuangan PII dari
masa ke masa tak kenal lelah dan banyak hal yang bisa kita ambil di dalamnya, bahwa
perjuangan dakwah pelajar dari masa akan mengahadapi tantangan dan situasi yang berbda-
beda dan bermacam bentuknya.

Di era modern ini, banyak hal yang harus dihadapi pejalar yang menjadi tantangan
bagi mereka. Perkembangan teknologi, menyebarnya westernnisasi, modernisasi, paham
sekuler, serta pemahaman radikalisme yang mulai menyebar dinegeri ini. Menyebarnya
arus informasi melalui teknologi, dalam suatu sisi menjadi hal yang menguntungkan bagi
pelajar untuk menambah pengetahuannya secara luas, namun disisi lain dapat menjadi
bumerang apabila tidak dimanfaatkann dengan bijak, pelajar-pelajar dapat mengakses
kinten-kontten negatif yang secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir dan
kediriannya. Westernisasi dan modernisasi yang tak difilter dapat membuat berkembangnya
dengan gaya hidup dan sifat yang congkak, individualis dan apatis terhadap lingkungannya.
Paham sekuler yang menyebar di negeri ini juga tak dapat dianggap remeh, sebab
berkembangnya pemikiran-pemikiran inilah benih-benih paham liberali yang kurang sesuai
dengan ajaran islam. Selain paham liberalisme, juga banyak menyebar paham radikal, tak
kalah berbahayanya dengan liberalisme, radikalisme justru menganggap apa yang dia
lakukan dalah benar dan berdasarkan konteks agama namun nyatanya tidak demikian,
merekalah yang tidak memahami agama secara benar dan menyeluruh. Banyak sekali,
tantangan-tantangan yang harus dihadapi pelajar masa kini, oleh karenanya pelajar-pelajar
masa kini perlu dibekali dengan pengetahuan yang luas dan diiringi oleh keterampilan
bersosial, dengan islam sebagai dasarnya, sehingga nantinya diharapkan terbentuklah
pelajar-pelajar dengan moralitas yang tinggi, peka terhadap lingkungan dan menjadi
inspirasi bagi sekitarnya.

Sebagai organisasi pelajar, tentulah PII dapat memberikan bimbingan terhadap


tantangan yang dihadapi pelajar saat ini. PII harus bisa mengembalikan ghirah perjuangan
dan mengikat persaudaraan antar pelajar. Inovasi dan pembaharuan tentulah perlu dalam
mendidik pelajar dengan situsi yang berbeda. Mengembalikan ruh dan semangat mencari
ilmu, untuk menjalankan misi memperbaiki moral pelajar. Pii sebagai oraganisasi dengan
basis pelajar dan idependen, dirasa sangat perlu untuk menyebarkan dakwah bersama
membentuk basis-basis sekolah dan meguasai komunitas-komunitas pelajar di sekitarnya.
Pelajar adalah aset berharga untuk umat ini, membangun sebuah jiwa dan moral pelajar,
berarti membangun dan menyiapkan pendakwah, pemimpin berkualitas untuk bangsa dan
agama.
“wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (muhammad:7)

Anda mungkin juga menyukai