Kti Tentang Upaya Penegakan Hukum Di Indonesia
Kti Tentang Upaya Penegakan Hukum Di Indonesia
TENTANG
Disusun oleh:
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
yang berjudul Upaya Menegakan Hukum di Indonesia. Sesuai dengan namanya, sebuah karya
tulis ilmiah memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi atau buku panduan, melainkan
didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-rincian mengenai hasil dari beberapa sumber
yang telah penulis dapatkan.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatkan berbagai kesulitan, baik dalam
penyusunan, pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan tetapi, berkat
pertolonganNyalah akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat penulis selesaikan sesuai yang
diharapkan. Adapun penyusunan karya tulis ilmiah ini berdasarkan pada rincian-rincian data
yang telah penulis dapatkan dari berbagai sumber.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dra. Lies Widyawati, M. Pd., sebagai dosen matakuliah Bahasa Indonesia Hukum yang
telah memberikan tugas ini kepada penulis.
2. Orangtua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan, serta
memberikan doa restunya sehingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
3. Saudara-saudara dan rekan-rekan penulis, yang senantiasa memberikan support
semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis memahami dan menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna.
Namun, penulis telah berusaha menyusun karya tulis ilmiah dengan usaha terbaik yang penulis
miliki. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada segenap yang telah mendukung
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. Mudah-mudahan karya tulis ilmiah ini sesuai dengan
yang diharapkan. Amiin Ya Allah Ya Rabbal Alamiin Ya Mujibas Sailin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 4
A. Definisi Hukum ................................................................................ 4
B. Dasar Teori Menegakan Hukum Di Indonesia ................................. 5
C. Etika Menegakan Hukum Di Indonesia ............................................ 6
D. Menegakan Hukum Di Indonesia ..................................................... 7
E. Upaya Menegakan Hukum Di Indonesia .......................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum, demikian ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3)
Undang-undang Dasar 1945. Negara hukum mengandung konsekuensi tidak hanya
penyelenggaraan negara yang harus memiliki dasar dan sesuai dengan aturan hukum,
melainkan juga berarti tindakan warga negara tidak boleh melanggar aturan hukum yang
berlaku.
Terhadap pelanggaran hukum, akan diberikan tindakan hukum yang berujung pada
penjatuhan sanksi. Dalam kerangka negara hukum, penegakan hukum merupakan elemen
penting karena menentukan suatu negara hukum akan menjadi slogan semata atau mewujud
dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tanpa adanya penegakan, hukum akan kehilangan maknanya sebagai pedoman perilaku
dan kehilangan sifat paksaan sebagai karakter utama. Di sisi lain, dalam proses penegakan
hukum juga terdapat potensi menimbulkan permasalahan dan pertentangan, bahkan terhadap
tujuan hukum itu sendiri.
Masalah yang sekarang terjadi adalah anggapan masyarakat terhadap hukum yang
berlaku di Indonesia, dan pihak pejabat penegak hukum dalam hal ini adalah pihak kepolisian
sebagai aparat yang berwenang dalam melakukan penyelidikan, pihak kejaksaan. dan pihak
kehakiman sebagai pengambil keputusan. Masalah ini akan memberikan pengaruh yang buruk
terhadap hukum di mata masyarakat, karena pihak kepolisian dianggap terlalu arogan dalam
melakukan penyidikan terhadap para tersangka.
Opini yang timbul di masyarakat membentuk suatu pandangan terhadap para pejabat
yang berwenang menangani kasus-kasus tersebut akan mendapatkan asumsi yang buruk di mata
masyarakat, para pejabat yang berwenang tersebut mampu mengatasi permasalahan yang
timbul dengan mengatasnamakan hukum, dan bertindak seadil-adilnya terhadap para tersangka
tanpa menutup-nutupi dengan membela kepentingan jabatan kepentingan instansi dan
kepentingan-kepentingan lain yang berlindung di balik hukum.
Salah satu fungsi hukum adalah pemecahan masalah atau konflik disamping fungsi lain
yaitu sebagai alat. Dalam pemecahan suatu masalah atau konflik hendaknya para pejabat yang
berwenang hendaknya bersikap adil dan berlandaskan asas praduga tak bersalah dan tidak
menempatkan hukum hanya sebagai alat untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
1
2
Permasalahan hukum di Indonesia terjadi karena beberapa hal, baik dari sistem
peradilannya, perangkat hukumnya, tidak konsistennya penegakan hukum, intervensi
kekuasaan, maupun perlindungan hukum. Diantara banyaknya permasalahan tersebut, satu hal
yang sering dilihat dan dirasakan oleh masyarakat awam adalah adanya ketidak pastian
penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.
Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan penegakan hukum diperlukan beberapa upaya untuk
mencapai kepastian hukum bagi setiap orang dengan adil dan tidak diskriminasi. Berdasarkan
uraian di atas penulis menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Upaya Menegakan Hukum
di Indonesia.”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini, yaitu:
1. Apa definisi hukum?
2. Apa saja dasar teori menegakan hukum di Indonesia?
3. Apa saja etika menegakan hukum di Indonesia?
4. Apa tujuan menegakan hukum di Indonesia?
5. Bagaimana cara menegakan hukum di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1. Mengetahui definisi hukum.
2. Mengetahui dasar teori menegakan hukum di Indonesia.
3. Mengetahui etika menegakan hukum di Indonesia.
4. Mengetahui tujuan menegakan hukum di Indonesia.
5. Mengetahui cara menegakan hukum di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1. Menyebarluaskan informasi tentang upayakan menegakan hukum di Indonesia kepada
pembaca.
2. Mempermudah pembaca untuk mengatahui informasi tentang upayakan menegakan
hukum di Indonesia kepada pembaca.
3
E. Metodologi Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metodologi yang
bertujuan untuk memudahkan penelitian yang sedang dikaji diantaranya, yaitu:
1. Seraching ialah memperoleh sumber materi dengan cara mencari dari internet melalui
google.
2. Diskusi kelompok yaitu memperoleh data dengan cara mendiskusikan materi yang telah
ada hasil pencarian dari google.
3. Studi literatur yaitu mempelajari dan mengambil data dari buku-buku yang
berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran mengenai isi dari penulisan karya tulis ilmiah ini, secara singkat
dapat diuraikan pembahasan sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Pembahasan
Bab ini membahas mengenai definisi hukum, dasar teori menegakan hukum di
Indonesia, etika menegakan hukum di Indonesia, tujuan menegakan hukum di
Indonesia, dan cara menegakan hukum di Indonesia.
3. BAB III Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari keseluruhan
pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan
cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta
cara perwakilan mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau
kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan
militer. Seorang filsuf yang bernama Aristetoles menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum
akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
Secara umum, rumusan definisi hukum seiyanya mengandung beberapa unsur sebagai
berikut:
a. Hukum mengatur tingkah laku atau tindakan manusia dalam masyarakat. Peraturan
berisikan perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Hal ini dimaksudkan untuk mengatur perilaku manusia agar tidak bersinggungan dan
merugikan kepentingan umum.
b. Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu.
Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau badan
yang memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang bersifat
mengikat bagi masyarakat luas.
c. Menegakan aturan hukum bersifat memaksa. Peraturan hukum dibuat bukan untuk
dilanggar namun untuk dipatuhi. Untuk menegakkannya diatur pula mengenai aparat
yang berwenang untuk mengawasi dan menegakkannya sekalipun dengan tindakan
yang represif. Meski demikian, terdapat pula norma hukum yang bersifat
fakultatif/melengkapi.
d. Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum akan
dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.
4
5
Berdasarkan uraian secara umum tentang definisi hukum, Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S. H., M. H dalam memberikan sebuah defini terhadap hukum, yaitu:
“Hukum adalah keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia
dalam masyarakat, juga meliputi lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan kaidah
tersebut dalam masyarakat.” (Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H., M. H; 2014: 8)
Menegakan hukum yang etis tentu tidak boleh dimaknai sebagai pembiaran jika ada
aparat penegak hukum yang melanggar hukum. Etika lebih pada cara menangani pelanggaran
hukum. Hal ini dapat dimulai sejak ada indikasi awal pelanggaran hukum yang sebaiknya
segera berkoordinasi antarpimpinan sehingga pelanggaran tidak berlanjut.
Etika juga terkait dengan momentum tindakan menegakan hukum yang harus tepat
sehingga tidak menimbulkan persepsi perlawanan atau pembalasan serta tidak mencederai
martabat kelembagaan. Demikian pula jika memang harus ada tindakan terhadap aparat
penegak hukum, tentu harus dilakukan dengan cara-cara beradab dan sudah pada tempatnya
tetap memerhatikan status sebagai aparat penegak hukum.
4. Hakim sebagai pemberi putusan seharusnya tidak menjadi corong undang-undang yang
hanya mengikuti peraturan perundang-undangan semata tanpa memperdulikan rasa
keadilan. Tapi hakim seharusnya mengikuti perundang-undangan dengan
mementingkan rasa keadilan yang seadil-adilnya. Sehingga keputusannya dapat
memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
5. Komisi Yudisial sebagai komisi yang dibentuk untuk mengawasi perilaku haki
seharusnya memberi peringatan dan sanksi yang tegas kepada hakim yang memberikan
putusan yang kontroversial dan tidak memenuhi rasa keadilan, juga yang melanggar
kode etik. Hal ini dikarenakan tahun ini saja ada 968 putusan yang dilaporkan pada
Komisi Yudisial dan sekitar 69 persen dilaporkan masyarakt karena diduga tidak
memberikan rasa keadilan.
6. Meningkatkan pembinaan integritas, kemampuan atau ketrampilan dan ketertiban serta
kesadaran hukum dari pelaksana penegak hukum tentang tugas dan tanggungjawabnya.
Dalam melaksanakan tugasnya penegak hukum benar-benar melaksanakan asas
persamaan hak di dalam hukum bagi setiap anggota masyarakat.
7. Mencukupi kebutuhan personal, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan menegakan
hukum. Meningkatkan kesejahteraan penegak hukum. Sehingga tidak ada hakim yang
terlibat kasus korupsi.
8. Memberikan pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informal secara
berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya menegakan hukum
diIndonesiasehingga masyarakat sadar hukum dan menaati peraturan yang berlaku.
9. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum.
Melaksanakan asas proses yang tepat, cepat dan biaya ringan di semua tingkat peradilan.
10. Pemberian sanksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak menjalankan
tugas dengan semestinya.
12
11. Harus ada reformasi institusional didalam tubuh lembaga penegak hukum. Bukan hanya
reformasi didalam tubuh Polri dan KejaksaanRItapi juga pada lembaga penegak hukum
lain Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan
korban (LPS). Hal ini dikarenakan carut-marutnya hukum yang ada di Indonesiajuga
disebabkan karena adanya oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab didalam tubuh
lembaga penegak hukum. Kejaksaan sudah mencanangkan adanya pembaruan didalam
tubuh Kejaksaan yakni terkait tentang perekrutan jaksa, kode perilaku, standar
minimum profesi, dan pengawasan sanksi disiplin. Selain itu saat Kejaksaan juga
merencanakan pemangkasan tiga ribu jabatan jaksa, pengektifan peran pengawasan dan
pembinaan, bidang intelejen ditugasi mencegah perbuatan tercela jaksa,
pemberian reward and punishment. Kepolisian juga telah merencakan meminta setiap
jajaran merancang target dalam waktu tertentu, mengadakan kontrak kerja dan pakta
integritas, mengevaluasi secara rutin kinerja jajaran, transparansi sistem rekrutmen
anggota polisi dan proses pelayanan administarasi.
12. Adanya penghargaan bagi jaksa dan hakim berprestasi yang memberikan terobosan –
terobosan dalam menegakan hukum diIndonesia. Dengan adanya penghargaan ini
diharapkan setiap jaksa maupun hakim berlomba untuk memberikan terobosan yang
bermanfaat bagi menegakan hukum diIndonesia.
13. Perlunya Kapolri dan Jaksa Agung yang berwibawa, yang mempunyai kredibilitas
tinggi.
Cara melaksanakan semua hal ini yaitu dengan cara mengadakan penyuluhan-
penyuluhan kepada masyarakat, maupun dengan penindakan atau represif menindak tegas
setiap anggota masyarakat yang melakukan pelanggaran hukum. Kemudian dampak negatif
yang ditimbulkan antara lain yaitu semakin berkembang dan variasi pula pelanggaran hukum
yang terjadi.Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan
adalah antara lain dengan mengefektifkan pengawasan baik melalui pengawasan lembaga
peradilan maupun masyarakat serta berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik,
bertanggung jawab dan adil.
13
Pelaksanaan pemerintahan yang baik pada gilirannya juga akan membuat masyarakat
memperoleh dan merasakan ketentraman lahir batin, berupa kelangsungan hidup dan
pelaksanaan hak tidak tergantung pada kekuatan fisik dan non fisik. Sepanjang tidak melanggar
hak dan merugikan orang lain maka masyarakat dapat secara bebas menjalankan apa yang
diyakininya sebagai kebenaran, serta dapat secara bebas pula mengembangkan bakat
dan kesenangannya. Selain itu merasakan diperlakukan secara wajar, berperikemanusiaan, adil
dan beradab sekalipun melakukan kesalahan. Demi menjamin dan memberikan landasan
hukum bahwa perbuatan pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai suatu
perbuatan yang sah (legitimate dan justified), dapat dipertanggungjawabkan (accountable and
responsible) dan bertanggung jawab (liable), maka setiap perbuatan pemerintahan itu harus
berdasarkan atas hukum yang adil, bermartabat dan demokratis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1. Hukum adalah keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia
dalam masyarakat, juga meliputi lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan
kaidah tersebut dalam masyarakat.
2. Dasar teori menegakan hukum di Indonesia adalah pemerintah membentuk sebuah
lembaga baru bernama Mahkamah Konstitusi dan jajaran lembaga pengawas
independen untuk reformasi peradilan, yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan, dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
3. Etika menegakan hukum menjadi penting untuk mencegah terjadinya gesekan
antaraparat penegak hukum.
4. Menegakan hukum harus diabdikan untuk mencapai tujuan hukum itu sendiri, yaitu
keadilan, kepastian, dan kemanfaatan.
5. Upaya menegakan hukum di Indonesia adalah perlu adanya peningkatan kemampuan
serta kewibawaan penegak hukum dan penyuluhan dan pendidikan hukum kepada
warga masyarakat banyak menyangkut faktor pelembagaan dan pengendapan hukum di
dalam masyarakat.
B. Saran
Adapun penulis mengenai karya tulis ilmiah ini, yaitu:
1. Masyarakat perlu mengetahui definisi hukum yang sebenarnya supaya tidak terjadinya
ketimpangan antara penegak hukum dan pelaksana hukum.
2. Dasar teori menegakan hukum di Indonesia harus semestinya menjadi landasan utama
menegakan hukum di Indonesia yang sebenar-benarnya.
3. Perlunya etika dalam menegakan hukum di Indoensia untuk mencegah terjadinya
gesekan antaraparat penegak hukum.
4. Seharusnya menegakan hukum di Indoenesia itu harus mencapai tujuan hukum yang
terdiri atas keadilan, kepastian, dan kemanfaatan.
5. Upaya menegakan hukum di harus terjadi secara sinergis antara penegak hukum dan
pelaksana hukumnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto, Umar Said. 2014. Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta Tumur: Sinar Grafika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
http://mathedu-unila.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-hukum.html
http://nasional.sindonews.com/read/975457/18/etika-penegakan-hukum-1426130757
http://www.asekmadb.ac.id/2013/12/10/penegakan-hukum-oleh-pemerintah-di-indonesia-
oleh-fetty-dkk/
https://justiceinmanyrooms.wordpress.com/2012/02/10/mengatasi-masalah-penegakan-
hukum-di-indonesia/
http://brainly.co.id/tugas/76813
http://anakjalanan137.blogspot.co.id/2009/08/upaya-penegakan-hukum-indonesia.html
15