Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Program Keluarga Harapan (PKH)


Pembangunan erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
masyarakat agar tercipta sebuah//kesejahteraan. Dalam mewujudkan sebuah
kesejahteraan masyarakat, pemerintah harus juga memperhatikan masalah
kemiskinan. Karena kemiskinan merupakan//hal yang tidak dapat dilepaskan
dari masalah pemenuhan kebutuhan hidup. Kesejahteraan/masyarakat dapat
diukur dengan kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya[1].
Program-program yang dilaksanakan dalam upaya pengentasan
kemiskinan selama ini//belum mampu memberikan dampak besar sehingga
sampai saat ini tujuan dari pembanguanan nasional terkait dengan masalah
pemerataan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat masih menjadi masalah
yang berkepanjangan. Oleh karena itu dalam rangka penanggulangan
kemiskinan berbasis/rumah tangga, Pemerintah meluncurkan program khusus
yang diberi nama/Program Keluarga Harapan (PKH)[2].
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program
penanggulangan kemiskinan dan kedudukan PKH merupakan bagian dari
program-program/penanggulangan kemiskinan lainnya[5]. Program Keluarga
Harapan (PKH) memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat
Miskin (RSTM), jika mereka/memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya
peningkatan/kualitas hidup dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Tujuan
utama dari PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kualitas//sumberdaya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin.
Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat0pencapai-an target
MDGs. Dalam pelaksanaannya PKH memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Adapun tujuan umum adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantai
kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta merubah
perilaku RTSM yang relative kurang]peningkatan kesejahteraan.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang
ditujukan pada suatu masalahi tertentu yang harus dipecahkan oleh manager
dan dapat membantu manager dalam//pengambilan keputusan[6]. Sistem
pendukung keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem
organisasi keseluruhan. Suatu sistem organisasi mencakup sistem fisik, sistem
keputusan dan sistem informasi. Bertolak dari pemikiran di atas, maka
kelancaran fisik sangat dipengaruhi oleh mekanisme/pengaturan yang dijalani.
Rangkaian pengaturan sistemiifisik ini distrukturkan dalam sistem manajemen
yang tidak lain merupakan sistem yang menghasilkan keputusan yang
diperlukan guna menjamin kelancaran sistem fisik. Oleh karena sistem
manajemen ini menghasilkan sejumlah keputusan, maka sering pula sistem
manajemen disebut sistemiikeputusan. Berdasarkan uraian di atas, sistem
keputusan tidak bisa dipisahkan dari sistem fisikiimaupun sistem informasi.
Kompleksitas sistem secara fisik menuntut adanya sistem keputusan yang
komplek pula. Ciri utama dari sistem pendukung keputusan adalah
kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur.
Pada dasarnya system pendukung keputusanimerupakan pengembangan lebih
lanjut dari sistem manajemen//terkomputerisasi yang dirancang sedemikian
rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini
dimaksudkan untukiimemudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam
proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknis, analisis,
serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka
keputusan yang bersifat fleksibel. Sistem pendukung keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis pada hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta
penentu yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan
yang paling tepat. Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatifikeputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun
tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model. Untukimenghasilkan
keputusan yang baik di dalam sistemiipendukung keputusan, perlu didukung
oleh informasi dan fakta-fakta yang berkualitas antara lain[6] :
A. Aksesbilitas
Atribut ini berkaitan dengan kemudahan mendapatkan informasi, informasi
akan lebih berartiiibagi si pemakai kalau informasi tersebut mudah didapat,
karena akan berkaitan dengan aktifitas/dari nilai informasinya.
B. Kelengkapan
Atribut ini berkaitan dengan kelengkapan isi informasi, dalam hal ini isi
tidak menyangkut hanya volume tetapi juga/kesesuaianiidengan harapan si
pemakai sehingga//isering kali kelengkapan ini sulit diukur secara
kuantitatif.
C. Ketelitian
Atribut ini berkaitan dangan/itingkat kesalahan yang mungkin di dalam
pelaksanaan pengolahan data dalam jumlah (volume) besar. Dua tipe
kesalahan yang seringiterjadi yaitu berkaitan dengan perhitungan.
D. Ketepatan
Atribut ini berkaitan dengan kesesuaian0antara informasi yang dihasilkan
dengan kebutuhan pemakai. Sama halnya dengan kelengkapan, ketepatan
pun sangat sulit diukur secara//kuantitatif.
E. Ketepatan Waktu
Kualitas informasi juga sangat ditentukan oleh ketepatan wktu
penyampaian dan aktualisasinya. Misal informasi yang berkaitan dengan
perencanaan harianlakan sangat berguna kalau disampaikan setiap dua hari
sekali.
F. Kejelasan
Atribut ini berkaitan denganibentuk atau format penyampaian informasi.
Bagi seorang pimpinan, informasi yang disajikan dalam bentuk grafik,
histogram, atau gambar biasanyaiakan lebih berarti dibandingkan dengan
informasi dalam bentuk/kata-kata yang panjang.
G. Fleksibilitas
Atribut ini berkaitanidengan tingkat adaptasi dari informasi yang
dihasilkan terhadap kebutuhaniberbagai keputusan yang akan diambil dan
terhadap sekelompok pengambil keputusan yang berbeda.
2.2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan
Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses
yang harus dilalui dalamiipengambilan keputusan, proses pengambilan
keputusan melalui beberapa tahap berikut :
A. Tahap Penelusuran (Intelligence)
Tahap ini mengambil keputusan mempelajari kenyataan yang
terjadi, sehingga kita//bias mengidentifikasi masalah yang terjadi
biasanya dilakukan analisis dari system ke sub system
pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen
pernyataanimasalah.
B. Tahap Desain
Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan,
mengembangkan dan menganalisis semua pemecahan yang
mungkin yaitu melalui pembuatan model yang bias mewakili
kondisi nyataimasalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa
dokumen alternativeisolusi.
C. Tahap Choice
Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif
pemecahan yang dibuat pada tahapidesain yang dipandang sebagai
aksi yang paling tepat untuk mengatasi//masalah yang sedang
dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi dan rencana
implementasinya.
D. Tahap Implementasi
Pengambil keputusanimenjalankan rangkaian aksi pemecahan yang
dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan
terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara/kegagalan ditandai
masih adanya masalah yang sedangidicoba untuk diatasi. Dari tahap
ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.

2.2.2 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan


Sistem Pendukung Keputusan tidak dimaksudkan untuk
mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat
interaktif yang memungkinkan//pengambil keputusan untuk melakukan
berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia. Tujuan dari
sistem pendukungikeputusan adalah[6] :
1. Membantu manager dalam pengambilan keputusan atas masalah
semistruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya
dimaksudkan untuk menggantikanifungsi manajer.
3. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih
daripada perbaikaniefesiensinya
4. Komputer memungkinkan paraipengambil keputusan untuk melakukan
banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah
5. Peningkatan produktifitas
6. Komputer bisa meningkatkanikualitas keputusan yang telah dibuat
7. Berdayaisaing.
8. Mengatasi keterbatasan kogntif/dalam pemroresan dan penyimpanan.

2.2.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan


Menurut Turban (2005), komponen system pendukungikeputusan terdiri
dari beberapa subsistem, yaitu :
1. Subsistem Manajemen Data (Database)
Subsistem manajemen data memasukkanisatu database yang berisi data
yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yaitu
DatabaseiiManagemeniiSystem (DBMS). Subsistem manajemen data
bisa diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu
repositori untukiidata peruusahaan yang relevan dengan pengambilan
keputusan.
2. Subsistem Manajemen Model (Model Base)
Merupakan paket perangkatilunak yang memasukkan model keuangan,
statistik, ilmu manajemen atau modelikuantitatif lain yang memberikan
kapabilitas analitik dan manajemeniperangkat lunak yang tepat.
3. Subsistem Antarmuka Pengguna (User Interface System)
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem
pendukung keputusan melalui subsistem//tersebut. Pengguna adalah
bagian yang dipertimbangkani/dari sistem. Para penelitiimenegaskan
bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan
berasal dari interaksiiiyang intensif antara komputer daniipembuatan
keputusan.

2.3 Sistem Informasi


Pengertian Sistem Informasi menurut Henry C. Lucas (1993): Sistem
Informasi adalah kegiatanidari suatu prosedur-prosedur yangidiorganisasikan
bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk//mendukukung
pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi. Pengertian
Sistem Informasi adalah kumpulan elemen yangisaling berhubungan satu sama
lain untuk membentuk suatu kesatuaniuntuk mengintegrasi data, memproses
dan menyimpan serta mendistribusikan informsi tersebut. Sistem informasi
merupakan kumpulanielemen-elemen yang saling berhubunganisatu sama lain
membentuk satu kesatuan bilamana dieksekusi akan/menyediakan informasi
untuk mendukungipengambilan keputusan.

2.4 Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM)


Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM adalah suatu
metode yang digunakan untuk mencari alternatifiioptimal dari sejumlah
alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai
bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan
yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3
pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu/pendekatan subyektif,
pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif.
Masing-masing//pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada
pendekatan subyektif, nilai bobot//ditentukan berdasarkan subyektifitas dari
para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan
alternatif bisaiditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif,
nilai bobot dihitung secaraimatematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari
pengambil keputusan[7]. Ada beberapa metode/yang dapat digunakan untuk
mnyelesaikan masalahiFMADM. antara lain :
1. Simple Additive Weighting Method (SAW)
2. Weighted Product (WP)
3. ELECTRE
4. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
5. Analytic Hierarchy Process (AHP)

2.4.1 Algoritma FMADM


Algoritma FMADM adalah :
1. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang
sudah ditentukan, dimana nilai tersebutiidi peroleh berdasarkan nilai
crisp; i=1,2,…midan j=1,2,…n.
2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga\didapatkan berdasarkan nilai
crisp.
3. Melakukan normalisasi0matriks dengan cara menghitung nilai rating
kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan
persamaan yang disesuaikan//iiidengan jenis atribut (atribut
keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau atribut
biaya/cost=MINIMUM). Apabila berupa artibutikeuntungan maka nilai
crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX
(MAX Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp
MIN (MIN Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij)
setiap kolom.
4. Melakukan proses perankingan denganiicara mengalikan matriks
ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W).
5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara
menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai
bobot (W). Nilai Vi yang lebihibesar mengindikasikan bahwa alternatif
Ai lebih terpilih.
2.4.2 Langkah Penyelesaian
Dalam penelitian ini menggunakan FMADM metode SAW. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menentukan kriteria-kriteriaiiyang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap
kriteria.
3. Membuat matriks keputusaniiberdasarkan kriteria (Ci), kemudian
melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang
disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun biaya)
sehingga diperoleh matriksinormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari prosesiperangkingan yaitu penjumlahan
dari perkalianiimatriks ternormalisasi R dengan vector bobot
sehingga diperoleh niali terbesar yang dipilih sebagai alternative
terbaik (Ai) sebagai solusi.
2.5 Metode SAW (Simple Additive Weighting)
Salah satu metode penyelesaian masalah MADM adalah dengan
menggunakanimetode Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW sering
juga dikenal istilah metodeipenjumlahan terbobot. Konsepidasar metode SAW
adalah mencari penjumlahan terbobot dari ratingikinerja pada setiap alternatif
dari semua atribut [8] Metode SAW membutuhkaniproses normalisasi matriks
keputusan (X) ke suatu skala yang dapatidiperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang ada [9]. Diberikanipersamaan sebagai berikut :

𝑅 𝑖𝑗
𝑋 𝑖𝑗
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)
𝑀𝑎𝑥 𝑋 𝑖𝑗
=
𝑀𝑖𝑛 𝑋 𝑖𝑗
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑗 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑐𝑜𝑠𝑡)
{ 𝑋 𝑖𝑗
Dimana :
Rij = rating kinerja ternormalisasi
Max Xij = nilai maksimum dari setiap baris dan kolom
Min Xij = nilai minimum dari setiap baris dan kolom
Xij = baris dan kolom dari matriks
Dengan R-ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut
Cj; dengan i = 1,2,…,m dan j = 1,2,…,n. Nilai preferensiuntuk setiap alternatif
(Vi)
𝑛

𝑉𝑖 = ∑ 𝑊𝑗 𝑅𝑖𝑗
𝑗=1
diberikan sebagai :
Dimana :
Vi = Nilai akhir dari alternatif
Wj = Bobot yang telah ditentukan
Rij = Normalisasi matriks

Nilai Vi yang//lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih


terpilih.. Langkah-langkahidari metode SAW adalah :
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilanikeputusan, yaitu C.
2. Menentukan ratingikecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian
melakukaninormalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan
dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga
diperoleh matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh//dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari
perkalian matriksiternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh
nilai terbesar yang dipilihisebagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi.

Pada tahap penentuan bobot dapatiimenggunakan model pembobotan


menggunakan fuzzy pada tiapiikriteria yang terdapat pada simple additive
weighting atau pembobotan langsung yang bersumber dari pihak yang
mengambil keputusan, model pembobotan ini sering digunakan dalam
penyelesaian permasalahan multiple atribut decision making atau MADM
dimana bobot untuk tiap kriteriaiditentukan berdasarkan pada seberapa penting
kriteria tersebut dalam proses pengambilanikeputusan, semakin penting nilai
suatu kriteria maka bobotnya akan semakin besar[10]. nilai bobot (W)
merupakan nilai utama yangiimerepresentasikan preferensi absolute dari
pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiriidengan proses perangkingan
untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai
keseluruhanipreferensi yang diberikan[11].

2.5.1 Aplikasi Web


Aplikasi Berbasis Web adalah sebuah aplikasi yangiaksesnya melalui
internet atau//intranet, aplikasi ini biasanya digunakan pada banyak
pengolahan informasi dan komunikasi seperti//ipada website sistem
informasi, website pengelolaan data dan website local inventarisasiidalam
suatu perusahaan. Tugas akhir ini diterapkan pada aplikasi berbasis web
yang digunakan untuk mengolah/idata rekam medis yang tersimpan di
database. Belumipernah dikemukakan dalam jurnal mengenai pengelolaan
berkas rekam medis menggunakan Metode Simple Additive Weighting yang
diaplikasikanidalam bentuk web, sehinggaipenelitian dalam tugas akhir ini
tergolong baru.
Umumnya aplikasi berbasis webidigunakan untuk keperluhan bisnis
dan perdagangan dan jejaring media sosial, sebagai contoh, aplikasi
berbasisiiweb digunakan untuk membuat invoice guna mempermudah
penyimpanan data ke database, aplikasi ini jugaiibisa digunakan untuk
mengatur persediaan stok barang di gudang suatu pabrik, dikarenakan fitur-
fitur tersebut sangat bermanfaat, makaiiaplikasi berbasis web banyak
digunakan di masyarakat, aplikasi berbasis web juga dapat digunakan
untuk memonitoring suatu sistem dan dataiimonitoring tersebut disajikan
dalam bentuk grafik, salah satu keunggulaniaplikasi berbasis web adalah
‘ringan’ dan dapat diaksesidengan cepat melalui browser dengan koneksi
internet atau intranet ke server, dapat diartikanibahwa setiap orang dapat
mengakses data atau informasi perusahaan mereka melalui laptop,
smartphone, atau bahkan komputer PC di rumah mereka dengan mudah,
tidak sepertiiaplikasi-aplikasi desktop dimanaipengguna harus menginstal
terlebih dahulu perangkat lunak atau aplikasi yangidiperlukan hanya untuk
mengakses dataiatau informasi.

Anda mungkin juga menyukai