Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknologi Pertanian, Vol, 8 No.

2 (Agustus 2007) 136-141

PROSES PEMBUATAN VCO (Virgine Coconut Oil) SECARA ENZIMATIS


MENGGUNAKAN PAPAIN KASAR
VCO (Virgine Coconut Oil) Preparation by Enzymatic Method
Using Crude Papain

Sri Winarti*, Jariyah, dan Yudi Purnomo

Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri,


Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Alamat:: Jl. Raya Rungkut Madya, Surabaya
*Penulis korespondensi: Email: swin_tpupn@yahoo.com; 0818585396

ABSTRACT

Virgin Coconut Oil (VCO) is the pure oil from fresh coconut fruits, made with low
temperature/without heating. This oil contains lauric acid of 48%, a type of MCFA (Medium
Saturated Chain Fatty Acid). This fatty acid is easily absorbed in metabolism and produces
energy, but does not induce cholesterol rise. The purpose of crude papain addition is to
increase the hydrolysis rate of protein stabilized emulsion in coconut emulsion.
The purpose of this research is to find out the optimum crude papain concentration
and incubation temperature in VCO preparation. Experimental design employed in this
research is Randomized Complete Design with 2 factors; i.e. crude papain concentration
(0,02%; 0,04%; 0,06% and 0,08%) and incubation temperature (room temperature, 40 °C and
50 °C), each combination is repeated twice.
The results of this research show that the optimum crude papain concentration is
0,06% and incubation temperature is 40°C. In this condition, the yield of VCO is 49,07%,
water content of 0,25 %, saponification number of 258,67 mg KOH/gram, free fatty acid
content of 0,38%, iodine value of 8,36 mg/gram, peroxide value of 0,70 meq/kg, lightness
(L) of 0,2; a* of 0,3 and b* of 2,0.

Key word: VCO, crude papain, incubation temperature, enzymatic method

PENDAHULUAN sehingga minyak akan cepat menjadi tengik


dalam dua bulan. Dengan mengubah metode
Menurut Setiadji (2004), minyak pembuatan minyak kelapa, minyak kelapa
kelapa yang dianggap racun malah menjadi yang biasa dibuat melalui proses pemanasan
obat antivirus termasuk virus HIV. Minyak diubah menjadi pembuatan minyak kelapa
tersebut mengandung 48% asam laurat, yaitu tanpa melalui pemanasan.
asam lemak jenuh dengan rantai karbon Pembuatan minyak kelapa yang
sedang (MCFA, Medium Chain Fatty Acids) dilakukan Setiadji (2004) adalah dengan
yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga memancing minyak dalam santan dengan
dapat langsung masuk dalam metabolisme minyak kelapa. Teknologi ini memanfaatkan
menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan reaksi kimia sederhana, dimana santan adalah
timbunan jaringan lemak. Selain itu di dalam campuran air dan minyak. Kedua senyawa ini
tubuh asam laurat akan diubah menjadi bisa bersatu karena adanya molekul protein
monolaurat yang bersifat antimikrobia. yang mengelilingi molekul-molekul minyak.
Pembuatan minyak kelapa secara Dengan teknik pemancingan, molekul
tradisional yang biasa dilakukan adalah minyak dalam santan ditarik oleh minyak
dengan cara merebus santan terus menerus umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan
hingga didapatkan minyak kelapa. Minyak itu membuat minyak terlepas dari air dan
yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika protein. Minyak yang dihasilkan adalah
di uji mutunya akan mempunyai angka minyak kelapa dengan kualitas tinggu yang
peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, disebut Virgin Coconut Oil (VCO).
dan juga warna minyak kuning kecoklatan VCO merupakan minyak kelapa murni

136
Proses Pembuatan VCO (Virgine Coconut Oil) secara Enzimatis (Sri Winarti, dkk)

yang terbuat dari daging kelapa segar yang ragam, bila terdapat perbedaan dilanjutkan
diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui dengan uji DMRT (Gasperz, 1991).
pemanasan. Kandungan yang penting dalam Perlakuan :
minyak tetap dapat dipertahankan, dan Faktor I = konsentrasi penambahan papain
minyak mempunyai warna lebih jernih dan kasar (%b/v dari krim santan) yaitu 0%;
dapat tahan selama dua tahun tanpa menjadi 0,02%; 0,04%; 0,06%; dan 0,08%
tengik (Anonimous, 2005). Faktor II = suhu inkubasi yaitu suhu kamar;
Salah satu cara untuk meningkatkan 400C; dan 500C
rendemen minyak yang terekstrak dari
krim santan dapat dilakukan dengan Prosedur Penelitian
menambahkan suatu enzim yang dapat a). Pembuatan papain kasar
memecah protein yang berperan sebagai
pengemulsi pada santan. Pemecahan emulsi
Buah Pepaya
santan dapat terjadi dengan adanya enzim
proteolitik. Enzim papain merupakan salah
satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat Penyadapan getah
mengkatalisis reaksi pemecahan protein papaya
dengan menghidrolisa ikatan peptidanya
menjadi senyawa-senyawa yang lebih Getah pepaya
sederhana (Muhidin, 2001).
Penambahan Larutan
Oleh karena itu dilakukan penelitian Na-bisulfit 0,7%
Pencampuran
pembuatan VCO dengan penambahan papain (getah pepaya : Na-
kasar dan suhu inkubasi, dengan tujuan bisulfit = 1:4)
untuk mengetahui konsentrasi papain kasar
dan suhu inkubasi yang optimum untuk Pengadukan
meghasilkan VCO yang berkualitas baik dan
rendemen tinggi.
Pengeringan dalam oven
Suhu 65 oC, waktu 5 jam

BAHAN DAN METODE


Penghalusan dan
Bahan dan Alat pengayakan 100 mesh
Bahan yang digunakan untuk
penelitian meliputi getah pepaya, aquadest, Papain kasar
natrium bisulfit, buah kelapa tua. Bahan
untuk analisis adalah susu full cream, KOH
0,1 N; HCl 0,5 N; kloroform; iodin bromida; Gambar 1. Diagram proses pembuatan
Na2S2O3 0,1 N; Alkohol 95 %; Asam asetat; papain kasar dari getah pepaya
indikator fenolftalein 1%; indikator amilum
1%. b). Pembuatan Minyak Kelapa Umpan
Peralatan yang digunakan dalam dengan Metode Pancingan
penelitian ini meliputi pisau stainless steel, • Buah kelapa tua dibelah dan diambil
mangkok, oven, pemarut kelapa, baskom daging buahnya
plastik, saringan, gelas ukur, pengaduk, • Daging buah dicuci, kemudian diparut
labu takar, pipet tetes, erlenmeyer, kertas • Kelapa parut diperas dengan
lakmus, buret, gelas piala, gelas ukur, botol menggunakan air hangat dengan
timbang, neraca analitik dan eksikator. perbandingan 1:3 (kelapa:air) dengan
tiga kali ekstraksi.
Rancangan Percobaan • Santan yang diperoleh didiamkan 1-2
Metode penelitian yang digunakan jam untuk memisahkan krim santan dan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang air santan.
disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 • Krim santan dipanaskan pada suhu 100-
faktor, yaitu konsentrasi penambahan papain 110 0C selama 1-2 jam hingga dihasilkan
kasar dan suhu inkubasi, masing-masing minyak kelapa.
perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Data
yang diperoleh dianalisis dengan analisis

137
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol, 8 No.2 (Agustus 2007) 136-141

c) Pembuatan VCO Secara Enzimatis HASIL DAN PEMBAHASAN


• Pembuatan santan dari buah kelapa yang
sudah tua seperti pada pembuatan santan 1. Aktivitas Proteolitik Papain Kasar
pada pembuatan minyak pancingan. Hasil analisis aktivitas proteolitik papain
• Kemudian dilakukan proses pemisahan kasar adalah sebesar 359,7 MCU/gram (Milk
krim santan dari santan kelapa yang Cloting Unit/gram). Aktivitas enzim papain
diperoleh dengan cara mendiamkan ini relative tinggi sehingga enzim papain
santan tersebut selama dua jam. Krim kasar yang dibuat dapat dipergunakan untuk
santan merupakan bagian yang berada pembuatan VCO. Menurut Muhidin (2001),
diatas setelah santan didiamkan selama papain yang dihasilkan dari getah papaya
waktu tersebut. bagian batang dan daun ternyata memiliki
• Krim santan kemudian diambil dan aktivitas proteolitik sekitar 200 MCU/gram,
ditempatkan dalam suatu wadah yang sedangkan dari bagian buah sekitar 400
transparan. MCU/gram.
• Krim santan kemudian ditambahkan
dengan papain kasar sesuai perlakuan, 2. Rendemen VCO
sambil dilakukan pengadukan secara Berdasarkan hasil analisis ragam, dapat
perlahan. diketahui bahwa terdapat interaksi yang
• Pengadukan dilakukan terus hingga nyata antara penambahan papain kasar dan
campuran tersebut benar-benar suhu inkubasi terhadap rendemen VCO yang
homogen, pengadukan dilakukan kurang dihasilkan. Hubungan antara konsentrasi
lebih selama 20 menit. papain kasar dan suhu inkubasi pada
• Campuran tersebut kemudian ditempatkan rendemen disajikan pada Gambar 2.
dalam suatu inkubator yang sudah diset
pada suhu 400C.
• Inkubasi dilakukan selama 12 jam, selama 50
waktu inkubasi campuran tersebut akan 40
Rendemen (%)

mengalami pemisahan menjadi tiga


bagian. Bagian paling atas adalah Virgin 30
Coconut Oil, bagian tengan berupa ampas 20
(blondo), dan bagian paling bawah adalah
air. 10
• Bagian paling atas yaitu Virgin Coconut
0
Oil diambil secara perlahan agar tidak 0 0.02 0.04 0.06 0.08
bercapur lagi dengan blondo dan air,
Konsentrasi papain (%)
kemudian dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan peralatan S.kam ar 40 C 50 C
penyaringan seperti pada proses
penyaringan pada pembuatan Virgin Gambar 2. Hubungan antara konsentrasi
Coconut Oil dengan pemancingan. papain, suhu inkubasi dan rendemen
• Virgin Coconut Oil yang diperoleh VCO
kemudian dikemas dalam botol dari kaca
atau plastik.
Gambar 2 menunjukkan bahwa
Variabel Yang Diamati semakin tinggi penambahan papain dan
a. Uji aktivitas proteolitik papain kasar semakin tinggi suhu inkubasi rendemen
dengan metode MCU (Muhidin, 2001) VCO yang dihasilkan semakin meningkat.
b. Uji kualitas VCO meliputi, kadar air Hal ini karena semakin tinggi enzim yang
metode pemanasan (AOAC, 1990), angka ditambahkan semakin banyak ikatan peptida
iod metode titrasi (AOCS, 1989), angka dalam protein santan yang menyelubungi
peroksida metode spektrofotometri (Hiel minyak dapat dihidrolisis, karena enzim
and Thiel dalam Adnan, 1980), angka papain adalah enzim proteolitik yang dapat
penyabunan metode titrasi (AOCS, 1989), menghidrolisis ikatan peptida.
asam lemak bebas metode titrasi (AOCS, Semakin tinggi suhu inkubasi,
1989), rendemen dan warna (metode kecepatan reaksi hidrolisis protein semakin
Lovibond). cepat sehingga minyak yang dapat dibebaskan

138
Proses Pembuatan VCO (Virgine Coconut Oil) secara Enzimatis (Sri Winarti, dkk)

dari selubung protein juga semakin banyak Tabel 2. Nilai rata-rata angka penyabunan
sehingga rendemen semakin tinggi. Sesuai VCO yang dihasilkan sebagai pengaruh suhu
dengan pendapat Winarno (1986), bahwa inkubasi
enzim papain merupakan enzim proteolotik
yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi Suhu inkubasi Angka Penyabunan
pemecahan rantai peptide pada protein ( 0C) (mg KOH/g)
menjadi senyawa-senyawa yang lebih Suhu kamar 260,9930a
sederhana. Abubakar (1998), menyatakan 40 258,1359a
bahwa enzim papain dapat bekerja secara 50 256,5338a
optimum pada suhu antara 50 – 60 0C dan
pH antara 5-7. Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf
yang sama berarati tidak berbeda nyata.
3. Angka Penyabunan
Berdasarkan hasil analisis ragam, 4. Kadar Asam Lemak Bebas
dapat diketahui bahwa tidak terdapat Berdasarkan hasil analisis ragam dapat
interaksi yang nyata antara konsentrasi diketahui bahwa terdapat interaksi antara
papain kasar dan suhu inkubasi terhadap konsentrasi papain kasar dan suhu inkubasi
angka penyabunan VCO yang dihasilkan, dan terhadap angka asam lemak
masing-masing faktor tidak berpengaruh bebas VCO yang dihasilkan. Hubungan
nyata. Angka penyabunan adalah suatu antara konsentrasi enzim, suhu inkubasi
bilangan yang menyatakan panjang pendek dan angka asam lemak bebas disajikan pada
rantai C pada asam lemak penyusun minyak. Gambar 3.
Oleh karena itu enzim papain yang merupakan
enzim proteolitik, yang mengkatalisis reaksi
0.7
pemecahan ikatan peptida pada protein tidak
mempengaruhi perubahan panjang pendek 0.6
rantai C pada asam lemak. 0.5
Angka ALB (%)

Panjang pendek rantai asam lemak


dipengaruhi oleh tingkat oksidasi asam 0.4
s.kam ar
lemak tersebut. Semakin tinggi tingkat 0.3
oksidasi, maka semakin pendek rantai asam 40 C
lemak. Berhubung lama inkubasi sama, maka 0.2 50 C
tingkat oksidasi juga sama, sehingga tidak 0.1
berpengaruh terhadap angka penyabunan.
0
Menurut Ketaren (1986), bahwa panjang 0 0.02 0.04 0.06 0.08
pendeknya rantai karbon pada suatu minyak
atau lemak dipengaruhi oleh jenis asam Konsentrasi papain (%)
lemak penyusunnya. Nilai rata-rata angka
penyabunan VCO disajikan pada Tabel 1 dan
Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi
2.
papain kasar, suhu inkubasi dan angka asam
lemak bebas pada VCO
Tabel 1. Nilai rata-rata angka penyabunan
VCO yang dihasilkan sebagai pengaruh
konsentrasi papain Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa
semakin tinggi konsentrasi papain kasar dan
Konsentrasi Angka Penyabunan suhu inkubasi, maka semakin tinggi asam
Papain Kasar (%) (mg KOH/g) lemak bebas pada VCO yang dihasilkan. Hal
ini disebabkan VCO masih mengandung air
0 257,6451a sehingga masih memungkinkan terjadinya
0,02 258,6372a pemecahan trigliserid menjadi asam lemak
0,04 258,5072a dan gliserol, dimana reaksi ini memerlukan
0,06 261,0226a air.
0,08 256,9589a Semakin tinggi papain kasar dan
suhu inkubasi kecepatan reaksi semakin
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf
meningkat, sehingga asam lemak bebas
yang sama berarati tidak berbeda nyata.
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan

139
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol, 8 No.2 (Agustus 2007) 136-141

pendapat Ketaren (1986), bahwa dalam radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh
reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan faktor-faktor yang dapat mempercepat
berubah menjadi asam-asam lemak bebas reaksi seperti cahaya, energi panas, katalis
dan gliserol. Reaksi hidrolisis yang dapat logam dan enzim. Radikal bebas dengan
mengakibatkan kerusakan minyak atau oksigen akan membentuk peroksida aktif
lemak terjadi karena terdapat air dalam yang dapat membentuk hidroperoksida yang
minyak atau lemak. bersifat sangat tidak stabil.

5. Angka Peroksida 6. Warna


Berdasarkan hasil analisis ragam, Berdasarkan hasil analisis ragam,
dapat diketahui bahwa terdapat interaksi dapat diketahui bahwa tidak terdapat
antara konsentrasi papain dan suhu inkubasi interaksi antara konsentrasi papain kasar
terhadap angka peroksida VCO. Demikian dan suhu inkubasi terhadap warna VCO
juga masing-masing perlakuan berpengaruh yang dihasilkan. Demikian juga masing-
nyata terhadap angka peroksida VCO yang masing perlakuan tidak berpengaruh nyata.
dihasilkan. Hubungan antara konsentrasi Nilai rata-rata hasil pengukuran warna VCO
papain, suhu inkubasi dan angka peroksida dengan menggunakan Lovibond disajikan
VCO disajikan pada Gambar 4. pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai rata-rata warna VCO dengan


1
perlakuan konsentrasi papain kasar dan
0.9
0.8 suhu inkubasi
Angka peroksida (meq/kg)

0.7
0.6 Suhu Konsen-
s.kam ar Rata-rata Warna
0.5 Inkubasi trasi
0.4 40 C Papain Merah Kuning Putih
0.3 Kasar
50 C
0.2 (%)
0.1
0 Suhu 0 0,3 2,0 0,2
0 0.02 0.04 0.06 0.08 kamar 0,02 0,3 2,0 0,2
Konsentrasi papain (% ) 0,04 0,3 2,0 0,3
0,06 0,3 2,0 0,2
Gambar 4. Hubungan antara konsentrasi 0,08 0,3 2,0 0,3
papain kasar, suhu inkubasi dan angka 40 0C 0 0,3 2,0 0,3
peroksida VCO yang dihasilkan 0,02 0,3 2,0 0,3
0,04 0,3 2,0 0,3
0,06 0,3 2,0 0,2
Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa
0,08 0,3 2,0 0,3
semakin tinggi konsentrasi papain kasar dan
suhu inkubasi, maka angka peroksida pada 50 0C 0 0,3 2,0 0,3
VCO yang dihasilkan semakin meningkat. 0,02 0,3 2,0 0,2
Hal ini disebabkan semakin tinggi papain 0,04 0,3 2,0 0,3
kasar dan suhu inkubasi akan meningkatkan 0,06 0,3 2,0 0,2
kecepatan reaksi hidrolisis protein pada krim 0,08 0,3 2,0 0,2
santan, sehinnga proses pemisahan minyak
dari krim santan terjadi semakin cepat.
Dengan semakin cepatnya proses Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
pemisahan minyak, maka akan semakin bahwa konsentrasi papain kasar dan suhu
cepat pula minyak kontak langsung inkubasi tidak berpengaruh terhadap warna
dengan oksigen, dengan demikian reaksi VCO yang dihasilkan. Hal ini disebabkan
pembentukan radikal bebas yang selanjutnya bahwa reaksi hidrolisis protein tidak
diubah menjadi hidroperoksida akan semakin menghasilkan senyawa yang dapat merusak
meningkat. Hal ini didukung oleh pendapat atau mempengaruhi warna VCO.
Winarno (2002), bahwa reaksi oksidasi
minyak dimulai dengan pembentukan

140
Proses Pembuatan VCO (Virgine Coconut Oil) secara Enzimatis (Sri Winarti, dkk)

KESIMPULAN Gaspersz V. 1991. Metode Perancangan


Percobaan. Amico, Bandung.
Semakin tinggi penambahan papain Hartinah S. 2000. Santan Pasta. PDII.LIPI.
dan semakin tinggi suhu inkubasi rendemen www.pdii.lipi.go.id. Tanggal akses 25
VCO yang dihasilkan semakin meningkat. Maret 2000.
Konsentrasi papain kasar dan suhu inkubasi Ketaren S. 1990. Kinetika Reaksi Biokimia.
tidak mempengaruhi angka penyabunan Departemen Pendidikan dan
VCO yang dihasilkan. Semakin tinggi Kebudayaan dan PAU Bioteknologi
konsentrasi papain kasar dan suhu inkubasi, IPB. Bogor.
maka semakin tinggi asam lemak bebas pada Mangkuwisastra P. 2005. Getah Pepaya
VCO. Semakin tinggi konsentrasi papain Untuk Papain Pelunak Daging. www.
kasar dan suhu inkubasi angka peroksida suaramerdeka.com. Tanggal akses 15
VCO yang dihasilkan semakin meningkat. Mei 2005.
Kombinasi perlakuan terbaik adalah Muhidin. 2001. Papain dan Pektin. Penebar
penambahan papain kasar 0,06 % dan suhu Swadaya, Jakarta.
inkubasi 400C, menghasilkan rendemen Palungkun R. 1992. Aneka Produk Olahan
sebesar 49,0667%, angka penyabunan Kelapa. Penebar Swadaya, Jakarta.
258,67 mgKOH/g, asam lemak bebas 0,3816 Price M. 2004. Terapi Minyak Kelapa.
%, angka peroksida 0,7015 mek/kg dan Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
warna merah 0,3, kuning 2,0 dan putih 0,2. Rindengan B dan Novarianto H. 2005.
Kualitas VCO dari hasil penelitian ini sesuai Pembuatan Dan Pemanfaatan Minyak
dengan SII untuk minyak kelapa. Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil).
Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiadji B. 2004. Memancing Minyak Dengan
Minyak Kelapa. TEMPO, 18 Juli 2004.
DAFTAR PUSTAKA
Sholekhudin M, 2005. Minyak Klentik Jadi
Obat. www.indo-coco.com. Tanggal
Abubakar, Syaubari dan Syahidin. 1998.
akses 25 Maret 2005.
Fermentasi Minyak Kelapa Dengan
Shiddieqy M,I. 2005. Daun Pepaya Pelarut
Enzim Papain Kasar. Fakultas Teknik.
Protein, Pengempuk Daging. Fakultas
Universitas Syiah Kuala. Aceh.
Peternakan UNPAD. www.pikiran-
Anonim, 2005. Definisi Virgin Coconut Oil.
rakyat.com. Tanggal akses 25 Maret
www.indo-coco.com. 25 maret 2005.
2005.
Adnan, M. 1980. Lipid Properties and
Sibuea P. 2004. Virgin Coconut Oil,
Stability of Partially Defatted Peanuts.
Penyembuh Ajaib Dari Buah Kelapa.
PhD Thesis. Univ. of Illinois, Urbana-
Jurusan Teknologi Pangan. Hasil
Champaign.
Pertanian UNIKA Santo Thomas.
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis.
Medan.
15th ed. Vol 2. Virginia, USA.
Suherman. 2004. Manfaat Virgin Coconut
AOCS. 1989. Official Methods and
Oil Bagi Kesehatan Masyarakat.
Recommended Practices of the
KOMPAS. 13 April 2004.
American Oil Chemistry Society. 4th
Tarwiyah dan Kemal. 2005. Konsentrat
ed. Broadmaker Drive, Champaign,
Papain. Teknologi Tepat guna
Illinois.
Agroindustri. www.niaga-pusri.co.id.
Budiarso I,T. 2005. Minyak Goreng Yang
Tanggal akses 25 Maret 2005.
Paling Aman dan Paling Sehat. www.
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
news.indosiar.com. Tanggal akses 31
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Maret 2005.
Winarno, F.G.,1983. Enzim Pangan. PT
De Man J,M. 1997. Kimia Makanan. ITB,
Gramedia, Jakarta.
Bandung.

Fife B. 2005. Coconut Oil Miracle. Pt Bhuana


Ilmu Populer Kelompok Gramedia,
Jakarta.

141

Anda mungkin juga menyukai