Abstrak—Pondasi pendukung suatu bangunan atau penyangga mengidentifikasi jenis tanah berdasarkan ukuran partikelnya,
konstruksi yang paling dasar adalah tanah. Jenis tanah yang kita tergantung klasifikasi yang digunakan. Tanah berbutir kasar
pakai adalah tanah andosol yang ada di kabupaten Bangkalan. dapat diidentifikasi berdasarkan ukuran butiran [2]. Sedangkan
Tanah andosol merupakan tanah lempung yang berasal dari sisa
pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi
abu vulkanik dari letusan gunung berapi yang memiliki nilai
kembang susut yang cukup tinggi, sehingga tanah tidak stabil yang berfungsi meneruskan beban dari struktur bangunan bagian
dan mudah menimbulkan penurunan/settlement. Salah satu atas ke lapisan tanah bagian bawah pondasi [3].
desain pondasi untuk struktur tahan gempa pada rumah Dalam penelitian yang dilaksanakan di laboratorium,
sederhana adalah menggunakan buis beton sebagai perkuatan pemodelan tanah menggunakan pasir dan bentonite untuk
pada pondasi dangkal. Dengan inovasi baru pada konstruksi buis mendapatkan jenis tanah andosol yang ada di Kabupaten
beton yaitu menggunakan material tambahan yaitu fly ash,
Bangkalan yang bersifat lempung, Lempung adalah tanah
copper slag, dan batu putih. Limbah batu putih yang digunakan
dalam penelitian ini terdapat di Kabupaten Bangkalan. berbutir halus yang lolos saringan no. 200 (0,075 mm).
Penelitian dilaksanakan di laboratorium menggunakan tanah Lempung mempunyai sifat plastis dalam kisaran kadar air
yang dikondisikan seperti tanah di Bangkalan dengan nilai LL tertentu, dan kekuatannya tinggi bila tanahnya pada kondisi
78,32%. Berupa campuran pasir 56,16% bentonite 43,84%. kering [2]. Bentonite adalah lempung yang mengandung
Pondasi menggunakan komposisi campuran 1:2:3 dengan montmorilonite dengan kadar tinggi. Kebanyakan bentonite
perbandingan 50%:50% untuk tiap bahan utama dan limbah,
terbentuk dari perubahan kimiawi abu vulkanik. Bila
yang memiliki nilai kuat tekan besar. Kemudian pondasi diberi
beban statis vertikal 10 kg - 40 kg, untuk kombinasi beban statis berhubungan dengan air, bentonite kering mengembang lebih
dan dinamis digunakan boks getar. Pemodelan pondasi yang besar dibanding lempung kering lainnya, sedangkan bentonite
digunakan adalah segitiga dan persegi dengan dan tanpa buis jenuh menyusut lebih banyak jika dikeringkan [4]. Material
beton, diameter buis 0,3m, jarak pemasangan tiang buis beton S limbah digunakan sebagai bahan campuran beton dan
= 3D dan kedalaman 1m dengan skala 1:10. Penelitian di pengisinya berupa batu putih, copper slag dan fly ash. Batu
laboratorium mendapatkan hasil, pondasi dengan luas telapak
putih pada dasarnya adalah batuan sedimen dari batu kapur.
pondasi terkecil memiliki penurunan terbesar dibandingkan
dengan luas telapak besar. Pondasi tanpa perkuatan memiliki Copper slag adalah hasil limbah industri peleburan tembaga,
penurunan terbesar daripada pondasi dengan perkuatan dan yang sebagian besar mengandung oksida besi dan silikat serta
penurunan pondasi pada percepatan gempa 0,2g lebih besar dari mempunyai sifat kimia yang stabil dan sifat fisik yang sama
pada 0,15g. Semakin besar volume berat tanah (γt), geser tanah dengan pasir [5]. Fly ash merupakan material yang memiliki
(C), derajat kejenuhan (Sr), dan Porositas (n) penurunan besar, ukuran butiran yang halus, berwarna keabu-abuan dan
sedangkan semakin kecil angka pori (e) penurunan semakin diperoleh dari hasil pembakaran batubara [6].
besar. Manfaat penelitian ini yaitu mengetahui seberapa besar
kestabilan pondasi perkuatan buis beton dari penurunan dan angka
Kata Kunci—Beban Statis dan Beban Dinamis, Copper slag,
Fly ash, Limbah Industri, Kabupaten Bangkalan, Pemodelan keamanan, dari variasi kedalaman dan material limbah yang
Laboratorium, Peta Gempa 2010, Pondasi Buis Beton. digunakan pada pondasi buis beton terhadap pengaruh kombinasi
beban statis vertikal dan beban dinamis dengan menggunakan peta
gempa 2010. Melalui hasil analisa, diharapkan dapat menjadi
I. PENDAHULUAN
bahan pertimbangan untuk mengurangi kerusakan akibat gempa
II. METODE
Pondasi telapak Pondasi telapak Pondasi telapak
persegi (L/B = 2) persegi L/B = 2 (2 segitiga (3 tiang
A. Tahap Telaah dan segitiga tiang buis beton) buis beton)
Kedalaman = 1 m Kedalaman = 1 m
Langkah awal dalam penelitian ini menyiapkan material Tanpa perkuatan
buis beton Diameter = 0,3 m Diameter = 0,3 m
yang akan dibandingkan untuk uji kelayakan. Menentukan Skala 1 : 10 Dengan S = 3D Dengan S = 3D
Skala 1 : 10 Skala 1 : 10
komposisi bentonite dan pasir untuk mendapatkan permodelan
tanah uji yang sesuai, menentukan komposisi campuran bahan
pondasi dari material limbah (batu putih, copperslag, fly ash)
dan material utama (kerikil, pasir, semen), menentukan Pembebanan dinamis berdasarkan peta gempa 2010
Pembebanan statis vertikal
a = 1,471 m/s2 f = 1,0 hz r = 0,04 cm
permodelan pondasi yang akan di uji, penentuan percepatan a = 1,962 m/s2 f = 1,0 hz r = 0,05 cm 10 kg, 20 kg, 30 kg, 40 kg
gempa dari peta gempa, melakukan pembebanan statis dan
dinamis pada pondasi dan menghitung penurunan dan daya
dukung tanah.
Parameter tanah
B. Metodologi Penurunan tanah
Output pemodelan pondasi
Metode pengujian penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu dangkal berupa :
1. Variasi perubahan penurunan
dengan menggunakan boks getar dan pemodelan dengan 2, Nilai angka keamanan
analisa numerik sebagai pembanding. Adapun langkah-
Output pemodelan pondasi
langkah penelitian dilaksanakan dapat dilihat pada Gambar 1 dangkal berupa :
Analisa Numerik
dengan bantuan
dan Gambar 2 berikut : 1. Variasi perubahan penurunan
program plaxis
2, Nilai angka keamanan
1. Penurunan
tanah
2. Angka
keamanan
Perbandingan
Kesimpulan
Selesai
A. Identifikasi Tanah
Untuk mendapatkan tanah uji dengan kondisi LL tertentu
maka bentonite dicampur dengan pasir dan air secara merata
dengan perbandingan tertentu secara coba-coba, dengan
memperhitungkan berat alami dan kadar air masing-masing
material.
Dari hasil pencampuran bentonite dan pasir kemudian
dilakukan pengujian Liquid Limit pada tanah uji tersebut
Dengan Batas Cair (LL) = 78,32 % seperti kondisi tanah di
Bangkalan, maka perbandingan Bentonite : Pasir = 43,84% :
56,16%. Hasil Pengujian Volumetri/Gravimetri untuk tanah
Bangkalan didapat dari data tanah pada daerah Kel. Tanjung
Kec. Burneh, Bangkalan tahun 2008 dengan kadar air (wc) =
54,32%, d = 0,692 gr/cc, t = 1,649 gr/cc dan didapatkan nilai
kohesi (C) sebesar 0,047 kg/cm2 dan sudut geser () sebesar
Gambar. 1. Bagan alir detail penelitian.
11,97o.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-26
B. Analisa Kuat Tekan Pondasi beda seperti pada Tabel 5. Dengan hasil penurunan yang
Pengujian analisa kuat tekan dilakukan untuk mengetahui terdapat pada Gambar 3 sampai dengan Gambar 5.
Tabel 5.
nilai kuat tekan beton (Mpa) dan menentukan jenis campuran
Variasi beban yang diberikan pada setiap pondasi
yang ekonomis dengan memanfaatkan hasil limbah. Maka
komposisi campuran untuk pondasi pada daerah Bangkalan, Variasi Pondasi Spektrum 0,15 g dan 0,2 g
menggunakan perbandingan, 50%:50% dengan hasil kuat Bentuk Perletakan 1 2 3 4
tekan sebesar 6,42 Mpa. Telapak 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
Memanjang 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
Persegi
C. Perhitungan Daya Dukung
S = 3D ; h = 10 cm 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
Dalam menentukan beban batas yang dapat diterima oleh Melintang 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
tanah uji dilakukan perhitungan daya dukung tanah terlebih S = 3D ; h = 10 cm 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
dahulu. Nilai daya dukung tiap pondasi dan kapasitas Telapak 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
Segitiga
hoisontal dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 4 : S = 3D ; h = 10 cm 10 kg 20 kg 30 kg 40 kg
Tabel 1.
y g Daya
p dukung p
pondasi telapak
Kombinasi Beban Statis
A Beban Beban (Kg)
Tegangan ultimate
(cm2) (kg) 0 10 20 30 40 50
0
Persegi Panjang 0,517 kg/cm2 162 83,75
0.5
kg/cm2
Penurunan (mm)
Segitiga 0,528 283,5 149,69 1
(Sumber: Hasil Perhitungan) 1.5
2
Tabel 2.
Daya dukung pondasi tiang buis beton 2.5
3
Jumlah tiang Qu Qu Telapak Segitiga komposisi 50:50 Telapak Persegi komposisi 50:50
Pondasi Qu Total
S = 3D 3 (D) Telapak Persegi dengan Buis Melintang komposisi 50:50 Segitiga dengan Buis komposisi 50:50
Tabel 3. 0
0.5
Daya dukung dinamis pondasi telapak 1
1.5
Penurunan (mm)
Beban
Tegangan ultimate A(cm2) 2
(kg) 2.5
3
3.5
Persegi 0,00752 kg/cm2 162 1,218 4
4.5
5
Segitiga 0,01505 kg/cm2 283,5 4,267 5.5
Telapak Persegi Memanjang 0.15g Telapak Persegi Melintang 0.15g
Spektrum 0,2 g Spektrum 0,15 g Gambar. 4. Penurunan akibat pembebanan dinamis spektrum 0,15g
Pondasi (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium).
F HU F HU
Penurunan Beban Dinamis Untuk Semua Model Pondasi pada
L/B = 2 ; h = 10 cm 0,3789 11,838 0,2840 11,838 Percepatan 0,2g
Beban (Kg)
Segitiga ; h =10 0,6461 11,838 0,3093 11,838 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0.5
(Sumber: Hasil Perhitungan) 1
1.5
2
D. Pembebanan Tanah Uji
Penurunan (mm)
2.5
3
Pondasi yang digunakan berupa pondasi telapak yang diberi 3.5
4
perkuatan tiang buis beton dengan variasi persegi L/B = 2 dan 4.5
5
5.5
model segitiga, variasi perkuatan pondasi diberikan tiang buis 6
6.5
beton dengan jarak pemasangan 3D sedangkan kedalaman Telapak Persegi Memanjang percepatan 0.2g Telapak Persegi Melintang percepatan 0.2g
gempa dengan spektrum 0,15dan 0,2 g sedangkan beban statis Gambar. 5. Penurunan akibat pembebanan dinamis spektrum 0,2 g
vertikal terdapat beberapa variasi pembebanan yang berbeda- (Sumber : Hasil Penelitian di Laboratorium).
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-27
1.2
1.3
1.4
1.5
1.61.649
1.71.649
1.8
1.9
B = 9 cm Cf = 1,21 υ = 0,2
2
Sebelum
L = 18 cm E = 2800 kN/m2
1.6491.702
1.794
1 2
Persegi L/B=2 80:20
Memanjang
1.769
S C q B
i f
1.745
1.820
Persegi L/B=2 80:20
E Melintang
1.791
1 0,2 2 0,4
1.778
1.856
Persegi L/B=2 50:50
S 1, 21 0 , 09
1.831
2800 0 ,18 x 0 , 09
1.815
1.877
Persegi L/B=2 50:50
= 0,00092 m = 0,92 mm Melintang
1.842
Persegi L/B=2 80:20
Dari hasil perhitungan penurunan secara manual pada
1.685
1.742
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
Memanjang
1.725
beban 40 kg (skala lapangan 0,4 kN) didapatkan penurunan
1.711
1.796
Persegi L/B=2 80:20
sebesar 0,92 mm sedangkan dari hasil plaxis sebesar 0,82 mm. S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
1.767
Melintang
Dimana terdapat perbedaan sebesar 0,10 mm atau sebesar Persegi L/B=2 50:50
1.720
1.837
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
10,87%.
1.791
Memanjang
1.763
1.868
Persegi L/B=2 50:50
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
Pembebanan 40 kg untuk pondasi telapak segitiga
1.815
Melintang
E = 2800 kN/m2
1.678
1.795
B = L = 16,837 cm segitiga 80:20
tanpa perkuatan
1.699
Cf = 1,21 υ = 0,2
1.689
1.819
segitiga 50:50
1 2 tanpa perkuatan
1.7531.702
S C qB segitiga 80:20
1.668
i f E S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
1.684
1 0,2 2 segitiga 50:50
1.677
1.769
0,4
0,16837
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
S 1,21
1.714
i 0,16837 0,16837
2800 x
= 0,00099m = 0,99 mm
0,15g
0,2g
Statis
Dari hasil perhitungan penurunan secara manual pada
pondasi segitiga dengan beban 40 kg (skala lapangan 0,4 kN)
didapatkan penurunan sebesar 0,99 mm sedangkan dari hasil Gambar. 6. Berat volume tanah (γt) pada seluruh variasi pondasi telapak statis
plaxis sebesar 0,82 mm. Dimana terdapat perbedaan sebesar & dinamis percepatan 0,15g dan 0,2g
(Sumber : Hasil Perhitungan).
0,17 mm atau sebesar 17,1 %.
Setelah tanah uji diberi beban statis dan dinamis 40 kg
Perbandingan hasil penurunan secara manual dan program
dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: dengan bak getar kemudian tanah dibawah pondasi diambil
untuk uji geser langsung dan didapatkan nilai kohesi pada
Tabel 6. tanah uji setelah diberi beban kombinasi statis dan beban
Kontrol Penurunan dinamis sampai 40 kg. Hasil nilai kohesi pada Gambar 7
Beban Penurunan (mm) Perbedaan Penurunan Persentase berikut:
Pondasi
(kg) Plaxis Manual (mm) (%) C (Kg/cm2 ) Pada Beban 40 kg (Statis dan Dinamis)
10 0.26 0.23
Persegi L/B=2
0.080
0.03 12.81 0.070 0.071 0.069
0.066
Telapak
0.070 0.065
20 0.32 0.46 0.14 30.58 0.061 0.061
0.064
0.059 0.060
0.057 0.057 0.056
0.060
30 0.68 0.69 0.01 1.65 0.048
0.050 0.056 Statis
0.054
C (Kg/cm2)
0.053 0.053
40 0.82 0.92 0.10 11.05 0.0400.047
0.051 0.049
Dinamis 0,2g
10 0.26 0.25 0.01 5.52 0.030
Segitiga
Telapak
Dinamis 0,15g
20 0.32 0.49 0.17 35.06 0.020
0.000
40 0.82 0.99 0.17 16.80 Sebelum Telapak Telapak Persegi Persegi Telapak Segitiga
Melintang Memanjang Buis Buis Segitiga Buis
(Sumber : Hasil Perhitungan) Melintang Memanjang
Pondasi Gambar. 7. Grafik perbandingan nilai C ( kg/ cm2) pada seluruh variasi
pondasi.
E. Pengujian Parameter Fisik dan Kuat Geser Tanah
(Sumber : Hasil Perhitungan).
Nilai dari berat volume tanah (γt) pada tanah uji di setiap
simulasi percobaan diambil pada saat kombinasi beban statis Setelah tanah uji diberi beban statis dan dinamis 40 kg
40 kg dengan beban percepatan 0,15g dan 0,2g yang terdapat dengan bak getar kemudian tanah dibawah pondasi diambil
pada Gambar 6. untuk uji volumetri pada tanah uji setelah diberi beban
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan berat kombinasi statis dan beban dinamis 40 kg. Hasilnya berupa
volume tanah setelah diberikan beban dinamis. Sebelum di nilai Sr pada Gambar 8 berikut:
berikan beban dinamis berat volume tanah (γt) 1,649 gr/ cm3.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 D-28
97.376
98.508 98.278
98.063 97.974
98.546
96.660
Uji pada Batas Cair (LL) = 78,32% dan kadar air (wc) =
98.063 97.205
96 97.059
97.712 97.712 97.006
96.872 96.872 97.077 96.136
96.222 54,32% pada beban Statis adalah sebagai berikut :
95.470
Sr (%)
94 40kg
40kg 20 kg dan 30 kg, 40 kg.
92
Luas penampang pondasi (A) adalah L x B
90 Tegangan yang terjadi berarti Qterjadi = P/A ( kg/ cm2).
(50:50)
Segitiga Telapak
Memanjang (80:20)
Memanjang (50:50)
Persegi Telapak
Persegi Telapak
Melintang (80:20)
Melintang (50:50)
Memanjang (80:20)
Melintang (80:20)
Memanjang (50:50)
Melintang (50:50)
(80:20)
(80:20)
(50:50)
Buis S = 3D; h = 10 ; Db=1,5Ds
Persegi Telapak
Segitiga Telapak
1.467 1.483
1.400
1.200
1.399
1.322
1.265
1.354
1.267 1.219 1.389 1.349
1.421
Statis Persegi h=10 cm 0.2840 11.8380 0.3789 11.8380 83.3662 62.4861
1.118 0,2g
1.227
Segitiga h=10cm 0.3093 11.8380 0.4128 11.8380
1.217 1.217 1.167
1.000
1.055
0.800 1.004 0.952
0,15g
114.8206 86.0320
0.600
0.400 0.539
0.644 (Sumber: Hasil perhitungan)
0.200
L/B=2 80:20 melintang
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
tanpa perkuatan
L/B=2 80:20 memanjang
tanpa perkuatan
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
melintang
Memanjang
Melintang
segitiga 80:20
segitiga 50:50
segitiga 80:20
segitiga 50:50
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
L/B=2 80:20
L/B=2 50:50
L/B=2 50:50
L/B=2 80:20
120
114.8206
110
100
90
80 83.3662
86.032 Spektrum 0,15 g
70
Gambar. 9. Grafik perbandingan nilai angka pori (e) pada seluruh variasi
SF
60
pondasi 50 62.486
(Sumber : Hasil Perhitungan). 40 Spektrum 0,2 g
30
20
Setelah tanah uji diberi beban statis dan dinamis 40 kg 10
0
dengan bak getar kemudian tanah dibawah pondasi diambil Persegi Segitiga
untuk uji volumetri/gravimetri pada tanah uji setelah diberi h=10 cm h= 10 cm
beban kombinasi statis dan beban dinamis 40 kg. Hasilnya Gambar. 11. Grafik angka keamanan kapasitas horisontal tiang buis beton
berupa nilai Porositas (n) pada Gambar 10 berikut: pada percepatan 0,15g dan percepatan 0,2g.
Perbandingan Angka (Porositas) Pada Beban Statis dan Dinamis 40 kg (Sumber : Hasil Perhitungan).
0.7000.641 0.656 0.659 0.653 0.657
0.641 0.638 0.622 0.611
0.644 0.604 0.6370.587 0.577
0.6040.641
0.600 0.5920.648
0.620 0.581
0.560 0.607
IV. KESIMPULAN
0.583 0.539 0.549
0.513 0.575 0.571
0.500 0.550 0.559 0.501 0.559 0.549
0.528 0.488
Statis
n(%)
0.418
0.400 0,2g
0,15g Penelitian ini mendapatkan hasil dari tiap peninjauan yang
dilakukan pada tanah Bangkalan terhadap tiap jenis pondasi.
0.300
0.200
0.100
Dari hasil analisa dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
Memanjang
Melintang
Memanjang
Melintang
Memanjang
Melintang
Memanjang
Melintang
tanpa perkuatan
tanpa perkuatan
S = 3D; h = 10; Db = 1,5D
L/B=2 80:20
L/B=2 50:50
L/B=2 50:50
L/B=2 80:20
L/B=2 80:20
L/B=2 50:50
L/B=2 50:50
segitiga 80:20
segitiga 50:50
segitiga 80:20
segitiga 50:50
3. Parameter Tanah
Dari hasil pengujian di laboratorium, jenis tanah lempung
mempunyai nilai kohesi yang sangat rendah dengan sudut
geser tinggi, namun setelah mengalami pembebanan dan
percepatan gempa, nilai kohesinya bertambah, dan sudut
gesernya berkurang karena tanah yang semakin padat.
4. Angka keamanan
Pada saat dilakukan pembebanan statis maupun dinamis,
angka keamanan pondasi terkecil adalah pondasi telapak
persegi dibanding dengan pondasi lainnya, sedangkan
pndasi segitiga dengan buis beton memiliki angka
keamanan optimum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sosdarsono, Suyono. dan Nakazawa, Kazuto. 2000, “Mekanika Tanah
dan Teknik Fondasi”, Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta
[2] Hardiyatmo, Hary Christady., 2010, Teknik Fondasi I, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
[3] Das, B.M., 1998, “Mekanika Tanah, Prinsip-Prinsip Rekayasa
Geoteknis”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[4] Terzhagi, Karl dan Peck, R.B. 1993 “Mekanika Tanah dalam Praktek
Rekayasa”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
[5] www.wikipedia.org
[6] http://www.scribd.com/doc/54119616/Sri-Prabandiyani-Retno-Wardani