Anda di halaman 1dari 8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun


1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-
hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya
sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat.
Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan
kegawatdaruratan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.
b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu
masalah kesehatan/penyakit.
c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan agar
kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat, semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

UPAYA KESEHATAN DALAM SISTEM KESEHATAN

1. Upaya Kesehatan Primer


a. Definisi
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar dan
dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh:
a. Dokter Umum (Tenaga Medis)
b. Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau
kecelakaan. Primary health care pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat
yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang
berpenghasilan rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat
jalan (Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. Contoh : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
Pelayanan kesehatan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang
dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam
masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan
merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. Pelayanan
kesehatan primer (PHC) merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana
konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta
mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk
(Lancaster.J dan Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan
kesehatan individual, sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada
perbaikan kesehatan dari seluruh populasi (Perry, Potter. 2009).
Pelayanan Kesehatan Primer (PHC) adalah Pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metoda dan tehnologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta deengan biaya yang dapat
terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semanggat untuk hidup mandiri ( Self reliance )
dan menntukan nasib sendiri ( self Determination )
Pelayanan kesehatan primer (PHC) menekankan pada perkembangan yang
bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan yang diberikan adalah esensial
bisa diraih, yang esensial dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian
yang disertai percaya kepada diri sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam
menentukan sesuatu tentang kesehatan. Amerika tidak mengadopsi Pelayanan
kesehatan primer (PHC) sebagai strategi nasional atau sebagai strategi alternatif
yang minimal dari tingkat kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan masyarakat
mempunyai peranan penting dalam menolong orang untuk mempelajari cara
merawat diri sendiri dan mau bekerja dengan masyarakat yang lain dalam
mengembangkan kapasitas atau infrastruktur yang diperluas untuk menjamin
pelayanan kesehatan yang esensial bagi setiap orang (McMahon Rosemary.
2002).
b. Unsur Utama Pelayanan Kesehatan Primer (PHC)
Tiga unsur utama yang terkandung dalam Pelayanan Kesehatan Primer
(PHC) adalah sebagai berikut :
a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

c. Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer (PHC)


Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC
sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua.
Lima prinsip PHC sebagai berikut :
1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan
primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama
dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa
memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau
pedesaan dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah
berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak
dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin
cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya.
Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga
bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di
sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi
kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau
tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan
atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya
dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam
mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini
mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan),
pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang
berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan;
pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih
dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi
masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-
organisasi sukarela , dll).
d. Elemen Pelayanan Kesehatan Primer (PHC)
Dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Primer (PHC) harus memiliki
elemen essensial yaitu :
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya
b. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
h. Penyediaan obat-obat essensial
e. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum
dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang
dilakukan sebelum sakit (pre pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan
primer.
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita
sakit. Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan
perlindungan khusus (spesifiic protection).
Upaya pencegahan primer untuk penyakit tidak menular mencakup
persediaan makanan dan energi yang kuat, kesempatan yang baik dalam
pendidikan, pekerjaan, dan perumahan dan layanan komunitas yang efisien.
Setiap individu dapat mempraktikan upaya pencegahan primer dengan
mendapatkan tingkat pendidikan yang tinggi yang mencakup pengetahuan
tentang kesehatan dan penyakit dan perjalanan penyakit anggota keluarga lain.
Secara khusus, individu harus mengambil tanggung jawab dalam hal makan
dengan tepat, olahraga yang cukup, mempertahankan berat badan yang sesuai,
dan menghindari penggunaan alkohol dan obat-obatan lain. Masing-masing
individu juga dapat melindungi dirinya dari cedera dengan mengenakan sabuk
pengaman, kacamata pengaman, dan lotion tabir surya.

2. Upaya Kesehatan Sekunder


Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis
dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas. Pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah
sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan).
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a. Dokter Spesialis
b. Dokter Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat
(inpantient services). Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang memerlukan
perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
a. Pencegahan Sekunder
Penegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut
pencegahan sekunder (seconder preventive). Pencegahan sekunder dilakukan pada masa
individu mulai sakit. Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan
segera ( early diagnosis and prompt treatment ).
Upaya pencegahan sekunder yang dapat dilakukan masyarakat mencakup pelaksanaan
skrining massal untuk penyakit kronis, upaya penemuan kasus, dan penyediaan tentang
fasilitas, perlengkapan, dan tenaga kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Tugas
individu di dalam pencegahan sekunder mencakup skrining pribadi, misalnya periksa
sendiri payudara atau testis (untuk kanker pada organ tersebut), bemocult test (untuk
kanker kolon dan rektum), dan skrining medis seperti pap test (untuk kanker servik), tes
PSA untuk kanker prostat, mammografi dan skrining untuk diabetes, glukoma, atau
hipertensi. Keikutsertaan dalam skrining kesehatan dan pemeriksaan kesehatan dan gigi
secara rutin merupakan langkah awal dalam pencegahan sekunder untuk penyakit tidak
menular. Langkah-langkah itu harus diikuti dengan diagnosis pasti dan pengobatan segera
untuk penyakit apapun yang terdeteksi.

3. Upaya Kesehatan Tersier.

Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan


subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh:
a. Dokter Subspesialis
b. Dokter Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau pelayanan rawat
inap (rehabilitasi). Diperlukan untuk kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak
dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan
Rumah sakit tipe B.
a. Pencegahan Tersier
Pembatasan kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary
prevention). Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan
(disability limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan
agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat
berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

Upaya pencegahan tersier bagi masyarakat mencakup ketersediaan fasilitas, layanan,


dan tenaga medis kedaruratan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang di
dalamnya upaya pencegahan primer dan sekunder sudah tidak ampuh. Contohnya
mencakup layanan ambulan rumah sakit, dokter dan dokter bedah, perawat, dan tenaga
professional kesehatan yang lain.
Pencegahan tersier bagi individu kerap membutuhkan perubahan perilaku atau gaya
hidup yang signifikan. Contohnya mencakup kepatuhan mengikuti pengobatan yang
diresepkan, program olahraga, dan diet. Contoh, seorang pasien serangan jantung dapat
mengikuti program pendidikan dan konseling gizi dan di dorong untuk perpartisipasi dalam
program olahraga. Kegiatan itu dapat membawa pasien kembali meneruskan pekerjaannya
dan mencegah serangan jantung kedua. Untuk tipe tertentu masalah kesehatan tidak
menular, misalnya masalah yang melibatkan penyalahgunaan zat, kedatangan yang rutin
pada pertemuan kelompok pendukung atau sesi konseling dapat menjadi satu bagian
penting dalam program pencegahan tersier.

4. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,


bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat
pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan atau kecelakaan.
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih bersifat spesialis dan bahkan
kadang kala pelayanan subspesialis, tetapi masih terbatas.
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan
subspesialis serta subspesialis luas

Anda mungkin juga menyukai