Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN

KESEHATAN TEMUKAN TB DAN OBATI SAMPAI SEMBUH


(TOSS TB) DI DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN
PANTI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2018

oleh
Kelompok 6

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PENDIDIKAN


KESEHATAN TEMUKAN TB DAN OBATI SAMPAI SEMBUH
(TOSS TB) DI DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN
PANTI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 2018

disusun untuk memenuhi laporan Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga

oleh
Kelompok 6
Auliya Hidayati, S.Kep NIM 132311101001
Fikri Nur Latifatul Qolbi, S.Kep NIM 132311101011
Karina Diana Safitri, S.Kep NIM 132311101019
Nurwahidah, S.Kep NIM 132311101026
Rizky Bella Mulyaningsasi, S.Kep NIM 132311101043
Afriezal Kamil, S.Kep NIM 132311101054
Ike Andriani, S.Kep NIM 132311101057

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik menular
yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia termasuk
Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995, TB paru menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok umur serta
penyebab kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi pernapasan
(Departemen Kesehatan RI, 2007).
Menurut data dari WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus
TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB
dengan HIV positif. Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar
terjadi pada laki-laki tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga
sangat tinggi. Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan
jumlah kematian karena TB mencapai 410.000 kasus. Sedangkan di Indonesia,
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyebab kematian ke-2 setelah penyakit
jantung dan pembuluh darah lainnya. Setiap tahun terdapat 583.000 kasus baru
TB paru di Indonesia (Dinas Kesehatan Jawa tengah, 2011). TB Paru di Desa
Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember juga merupakan kasus
penyakit terbanyak.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada
kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia
meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun.
Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya
secara sosial, seperti stigma masyarakat bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
pendidikan kesehatan Temukan TB dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) pada
masyarakat di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan pendidikan kesehatan tentang TOSS TB di
Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan
kepada masyarakat Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember
terkait TOSS TB.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian TB Paru;
2. mengetahui penularan TB Paru;
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

3. mengetahui tanda dan gejala TB Paru;


4. mengetahui pemeriksaan TB Paru;
5. mengetahui pengobatan TB Paru;
6. mengetahui pencegahan TB Paru.
2.2 Manfaat
1. Menambah pengetahuan masyarakat terkait TB Paru;
2. menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait TOSS TB.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Tuberculosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang semua organ
terutama paru-paru (Departemen Kesehatan RI, 2008). Penyebaran bakteri TB
Paru di dalam tubuh manusia dapat merusak paru-paru secara menyeluruh,
sehingga membuat oksigen yang dapat terhirup tidak lagi mencukupi kebutuhan
tubuh. Bakteri TB Paru dapat menular melalui udara bila orang yang terdiagnosa
TB Paru batuk dan bakteri menyebar melalui udara dalam bentuk percikan dahak
(Aditama, 2006). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Penyebab penularan penyakit TB rata-rata adalah melalui penyebaran droplet
karena pasien membuang ludah dan batuk tidak sesuai etika.
TB Paru menyebabkan kematian di dunia, terutama di negara berkembang.
Sampai saat ini, belum ada negara yang berhasil terbebas dari Mycobacterium
tuberculosis. Berdasarkan data Global Tuberculosis Control, Indonesia
menempati urutan kelima dengan jumlah penderita TB Paru sebanyak 429.730
kasus dan jumlah kasus baru sebanyak 183.366 kasus. Jumlah kasus pengobatan
ulang sebanyak 6.589 kasus (World Health Organization [WHO], 2012).
Meningkatnya jumlah penderita TB Paru di Indonesia disebabkan oleh
perilaku yang tidak sehat. Hasil survei di Indonesia oleh Ditjen Pemberantas
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2MPL), tingginya angka
kejadian TB Paru salah satunya disebabkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan
masyarakat Indonesia tentang TB Paru (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Oleh
karena itu, perawat dapat memberikan bantuan, bimbingan, pendidikan kesehatan,
dan pengajaran tentang TB Paru.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Sehubungan dengan kasus TB Paru yang ada di Desa Kemuningsari Lor
Kecamatan Panti Kabupaten Jember, maka program kerja Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Ners akan memberikan pendidikan kesehatan tentang
TOSS TB. Adapun kerangka penyelesaian masalah melalui pemberian pendidikan
kesehatan TOSS TB, yaitu:
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Pemateri memberikan pre test

Pemateri menjelaskan TOSS TB

Masyarakat menjelaskan kembali terkait TB Paru dan


Pemateri memberikan post test

Pemateri memberikan reinforcement positif pada masyarakat

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi masyarakat khususnya masyarakat
yang berada di sekitar tempat tinggal pasien TB Paru untuk menerapkan cara-cara
hidup sehat dan memperbaiki status kesehatannya. Dalam realisasi penyelesaian
masalah kesehatan mengenai anggota keluarga dengan penyakit kronis, infeksius,
dan menular yaitu TB Paru adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan TOSS
TB.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu masyarakat
yang berada di sekitar tempat tinggal pasien TB Paru sebagai upaya
pemberdayaan masyarakat untuk menemukan dan menyembuhkan TB Paru.
4.3 Metode yang Digunakan
a. Jenis model pendidikan kesehatan : ceramah dan diskusi
b. Landasan teori : Kementerian Kesehatan RI
c. Langkah pokok
1) Menciptakan suasana pertemuan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Mengidentifikasi pilihan tindakan
4) Memberi komentar
5) Menetapkan tindak lanjut sasaran

Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

3. Fasilitator
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

BAB V. HASIL KEGIATAN


5.1 Analisis Evaluasi Dan Hasil-Hasilnya
5.1.1 Evaluasi Struktur
a. Kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB dilakukan pada hari Jumat,
tanggal 8 Juni 2018 pukul 14.00-15.10 WIB.
b. Pemateri dan rekan menuju tempat dilakukannya kegiatan penyuluhan
pada kelompok berisiko TB Paru di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan
Panti Kabupaten Jember.
c. Persiapan kegiatan penyuluhan terdiri dari preplanning (Bab I-IV),
SAP, PPT, video, leaflet, lembar daftar hadir, dan berita acara.
d. Pemateri menyiapkan diri untuk dapat bersikap empati, netral,
menghargai, dan caring pada masyarakat.
e. Masyarakat bersedia mengikuti proses kegiatan penyuluhan TOSS TB.
f. Telah terbina mutual relationship dan trust relationship antara
masyarakat dan pemateri.
5.1.2 Evaluasi Proses
a. Proses kegiatan penyuluhan dapat berjalan lancar dengan perencanaan
waktu selama 70 menit.
b. Proses penyuluhan TOSS TB pada kelompok berisiko berjalan dengan
lancar mulai dari awal hingga akhir kegiatan sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Masyarakat kooperatif selama dilakukan penyuluhan, pre-test dan pos-
test.
d. Tujuan umum dan tujuan khusus tercapai setelah penyuluhan TOSS
TB.
5.1.3 Evaluasi Hasil
a. Kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB diikuti oleh 13 orang dan 7
mahasiswa.
b. Hasil post test lebih baik daripada hasil pre test yang dilakukan ketika
kegiatan pendidikan kesehatan TOSS TB.
5.1.4 Faktor Pendorong
a. Dukungan dari pihak Puskesmas Panti dan Kepala Desa beserta
perangkat Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.
b. Masyarakat Desa Kemuningsari Lor kooperatif mengikuti seluruh
kegiatan.
c. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu pelaksanaan kegiatan
pendidikan kesehatan TOSS TB.
5.1.5 Faktor Penghambat
a. Pengetahuan masyarakat Desa Kemuningsari Lor yang kurang terkait
TB Paru.
b. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan sehingga banyak
warga yang berhalangan hadir.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil evaluasi kegiatan pendidikan kesehatan TOSS TB
pada kelompok berisiko di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti diketahui
bahwa sebelumya masyarakat kurang memahami terkait TB Paru. Setelah
dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan TOSS TB, masyarakat mampu
menjelaskan terkait TB Paru dan mampu mengidentifikasi masyarakat yang
memiliki tanda dan gejala TB Paru. Masyarakat sangat antusias untuk mengikuti
pendidikan kesehatan TOSS TB walaupun sebagian masyarakat sering mendengar
penyakit TBC. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan TOSS
TB dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam
mengidentifikasi tanda dan gejala TB Paru yang ada di sekitarnya.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi Sasaran
a. Masyarakat, kader, tokoh masyarakat, dan perangkat desa diharapkan
dapat mengajarkan kepada masyarakat lainnya terkait TOSS TB.
b. Masyarakat, kader, tokoh masyarakat, dan perangkat desa diharapkan
mampu menindaklanjuti masyarakat yang memiliki tanda dan gejala TB
Paru ke Puskesmas.
6.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
a. Bagi tenaga kesehatan setempat khususnya pada perawat dan bidan
desa di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti diharapkan lebih
meningkatkan upaya promotif dan preventif terkait TB Paru tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif.
b. Perawat atau bidan desa yang berada di Desa Kemuningsari Lor
Kecamatan Panti diharapkan dapat memberikan perhatian khusus pada
pasien TB Paru yang berada di Desa Kemuningsari Lor baik
pengobatan maupun perawatannya di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama. 2006. Tuberkulosis: Diagnosis, terapi dan masalahnya. Jakarta: Ikadi.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia.
http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakit-tidak-
menular-ptm penyebab-kematian-terbanyak-di-indonesia.html. [Diakses
pada 23 Mei 2018].
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Ditjen PP & PL. 2008. Manual
Pemberatasan Penyakit Menular.
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/profil__PP&PL_2008.pdf
[Diakses pada 23 Mei 2018].
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional


Pengendalian Tuberculosis. Jakarta: Direktoral Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soedarsono. 2000. Tuberkulosis Paru-Aspek Klinis, Diagnosis, dan Terapi.
Surabaya: Lab. Ilmu Penyakit Paru FK Unair/RSUD Dr. Soetomo.
World Health Organization. 2012. The Stop Tuberculose Strategy.
http://www.who.int/tb/strategy/stop_tb_strategy/en. [Diakses pada 23 Meri
2018].

Daftar Lampiran
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Leaaflet
Lampiran 6 : Dokumentasi

Penanggung Jawab Program


TOSS TB

Auliya Hidayati, S.Kep


NIM 132311101001
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari Jumat tanggal 8 Juni 2018 pukul 14.00 – 15.10 WIB bertempat di
Mushollah Babus Salam Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten
Jember telah dilaksanakan kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB (Temukan
TB dan Obati Sampai Sembuh). Kegiatan ini diikuti oleh 13 orang (daftar hadir
terlampir).

Jember, 8 Juni 2018


Mengetahui
Pembimbing Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga

Ns. Kholid Rosyidi MN, MNS


NRP. 760016843

(…………………………)

Nama jelas
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR

Kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB (Temukan TB dan Obati Sampai


Sembuh) pada hari Jumat tanggal 8 Juni 2018 pukul 14.00 – 15.10 WIB bertempat
di Mushollah Babus Salam Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten
Jember.

Jember, 8 Juni 2018


Mengetahui
Pembimbing Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga

Ns. Kholid Rosyidi MN, MNS


NRP. 760016843
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : TOSS TB
Sasaran : Masyarakat Desa Kemuningsari Lor
Waktu : 14.00 s/d 15.10 WIB
Hari/Tanggal : Jumat, 8 Juni 2018
Tempat : Mushollah Babus Salam Desa Kemuningsari Lor
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan TOSS TB, sasaran akan dapat
mengerti TB Paru, memahami TB Paru, menemukan kasus TB Paru, dan
mendukung pengobatan TB Paru.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan TOSS TB selama 70 menit sasaran
akan mampu:
a. Mengerti dan memahamiTB Paru
b. Mampu menemukan kasus TB Paru
c. Mampu mendukung pengobatan TB Paru

3. Pokok Bahasan
TOSS TB
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian TB paru
b. Penularan TB Paru
c. Tanda dan Gejala TB Paru
d. Pemeriksaan TB Paru
e. Pengobatan TB Paru
f. Pencegahan TB Paru
5. Waktu
1 x 70 menit

6. Bahan/Alat yang diperlukan


a. Materi
b. PPT
c. Video
d. Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: ceramah dan diskusi
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

3) Membuat keputusan nilai personal


4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
6) Menetapkan tindak lanjut
8. Setting Tempat

Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

3. Fasilitator

9. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang TOSS TB, kemudian membuat media
pembelajaran yaitu PPT, Video, dan Leaflet.
10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Pemateri
Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 20 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
d. Pre Test
Penyajian a. Menjelaskan tentang: Memperhatikan 30 menit
1. Pengertian TB Paru dan memberi
2. Penularan TB Paru tanggapan
3. Tanda dan Gejala TB Paru
4. Pemeriksaan TB Paru
5. Pengobatan TB Paru
6. Pencegahan TB Paru
b. Memberikan kesempatan untuk bertanya
c. Menjawab pertanyaan
Penutup a. Post Test Memperhatikan 20 menit
b. Menyimpulkan materi yang telah diberikan dan
c. Mengevaluasi hasil pendidikan kesehatan menanggapi
d. Memberikan leaflet tentang TOSS TB
e. Salam penutup
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 4: Materi

TB PARU
1. Definisi
Penyakit Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik
menular yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia
termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
2. Proses Penularan
Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet yang
dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiap kali
penderita ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan
umumnya terjadi di dalam ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di
udara dalam waktu lebih lama. Di bawah sinar matahari langsung, basil
tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelap dan lembab dapat
bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparan
tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara
dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi
tersebut di samping daya tahan tubuh pada individu tersebut. Selain itu, M.
tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan
luka terbuka pada kulit (lebih jarang).
3. Manifestasi Klinis
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan
gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang
timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik
dan gejala sistemik.
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak
bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak napas
Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
2. Gejala sistemik, meliputi:
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influeza, hilang timbul dan semakin lama maka
akan semakin panjang serangannya.
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain yaitu keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan serta malaise.
Timbulnya gejala biasanya dalam beberapa minggu hingga bulan, namun
gejala batuk, demam, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbul
menyerupai gejala pneumonia.
4. Pemeriksaan dan PenatalaksanaanTB Paru
a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur
1) Menilai kembali apakah panduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan
cara pemberian.
2) Pemeriksaan uji kepekaan/test resistensi kuman terhadap obat
b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur
1) Teruskan pengobatan lama  3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap
bulan.
2) Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat
3) Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih
sensitif.
c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat
sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA (+) secara mikroskopik atau
secara biakan)
1) Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama
2) Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi
3) Rontgen paru sebagai evaluasi.
4) Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam,
alkoholisme/steroid jangka lama)
5) Sesuatu obat dengan tes kepekaan/resistensi
6) Evaluasi ulang setiap bulannya: pengobatan, radiologis, bakteriologis.

5. Pencegahan TB Paru
a. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
b. Membuka jendela agar rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara
segar
c. Menjemur alas tidur agar tidak lembab
d. Mendapatkan suntikan vaksin BCG bagi anak usia di bawah 5 tahun untuk
menghindari TB berat (meningitis dan miler)
e. Olahraga teratur
f. Tidak merokok
Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 5: Media Leaflet


Laporan PSP2N Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga – F.Kep Universitas Jember 2018

Lampiran 6: Dokumentasi

Gambar 1. Kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB pada hari Jumat tanggal 8


Juni 2018 oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Gambar 2. Kegiatan Pendidikan Kesehatan TOSS TB pada hari Jumat tanggal 8


Juni 2018 oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Jember

Anda mungkin juga menyukai