Anda di halaman 1dari 7

Nama : Romi Alfianor

Nim : 08161072

Review Gambaran Umum


Muara Angke merupakan wilayah yang terletak di pesisir daerah Jakarta. Muara
angke juga dikenal sebagai kampung nelayan karena mayoritas penduduk memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan. Setiap hari para nelayan pergi menangkap ikan. Kemudian,
hasil tangkapan nelayan akan langsung diolah oleh masyarakat sendiri. Kampung Muara
Angke memiliki gudang yang berfungsi untuk mengolah secara langsung hasil tangkapan
yang didapatkan dan dipasarkan di daerah tersebut. Pengolahan secara manual yang
dilakukan oleh masyarakat mengalami proses yang panjang dan alami tanpa bantuan dari
penggunaan teknologi untuk mengolah hasil tangkapan. Hasil tangkapan seharo – hari
biasanya berupa jenis ikan dan cumi.
Keberlangsungan permukiman Muara Angke terancam terkena penggusuran akibat
adanya program reklamasi pantai yang dicanangkan oleh masa pemerintahan Ahok. Dimana,
tujuannya adalah untuk menambah luas daratan. Hal ini dilakukan untuk membentuk
destinasi perkotaan Jakarta baru yang dinamakan Pluit City. Sebenarnya, perencanaan
reklamasi pantai tidak hanya dilakukan pada Muara Angke tetapi, tersebar di seluruh bagian
teluk Jakarta. Pada perencanaan reklamasi daerah Muara Angke termasuk kedalam pulau G
yang akan direklamasi.
Adanya perencanaan reklamasi, dalam prosesnya mengalami sejumlah pro dan
kontara. Adanya masayarakat yang pro terhadap perencanaan reklamasi dikarenakan
ketidaktauan masyarakat terhadap dampak yang akan ditimbulkan akibat perencanaan
tersebut karena termakan rayuan pulau palsu yang dapat ditinggali oleh masyarakat.
masyarakat yang kontra terhadap perencanaan tersebut mayoritas adalah para nelayan yang
sudah mengetahui dampak negatif terkait adanya upaya reklamasi pantai. Hal ini dibuktikan
dengan perairan yang tercemar sehingga air laut berwarna putih kehijauan dan memiliki bau
yang tidak sedap. Melihat kondisi ini para nelayan sudah dapat memastikan bahwa tidak ada
ikan yang berenang di perairan yang sudah tercemar sehingga harus menempuh perjalanan
yang jauh untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan.
Dahulu, sebelum adanya perencanaan reklamasi teluk Jakarta. Para nelayan hanya
perlu melaut sejauh 1 kilo meter sudah bisa mendapatkan hasil maksimal. Sekarang, setelah
adanya reklamasi nelayan semakin sulit untuk mendapatkan ikan. Ketika nelayan pergi
melaut sejauh 2 kilo meter selama sehari semalam hanya mendapatkan satu atau dua ekor
ikan dengan kondisi ikan yang memiliki bau tidak sedap serta tidak segar sehingga apabila
dijual ke pasar mereka hanya mendapatkan untung sebesar 10 ribu rupiah. Hal ini sangat
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

berebeda ketika nelayan masih menguasai teluk Jakarta dengan penghasilan mencapai 250
ribu perhari dan hasil tangkapan ikan sebesar 2 kilogram.
Padahal masyarakat telah lebih dulu berada di daerah teluk Jakarta tersebut. Akan
tetapi, pemerintah tidak menilai dari potensi perairan teluk Jakarta untuk perikanan dan lebih
memilih untuk melakukan reklamasi membangun sebuah kota baru. Bertahun – tahun
masyarakat hidup di daerah Muara Angke melunasi tanah dan rumah mereka serta membayar
pajak setiap tahunnya tetapi, pemerintah tidak peduli akan hal tersebut dan menganggap
daerah Muara Angke merupakan daerah yang kumuh sehingga perlunya dilakukan
penggusuran dan relokasi ke daerah lain. Jelas masyarakat menolak karena sumber
penghidupan masyarakat sejak dulu menjadi mata pencaharian mereka sebagai nelayan akan
hilang karena harus di relokasi ke tempat tertentu.
Adanya penolakan reklamasi dari masayarakat kepada pemerintah tidak didengar
padahal tugas pemerintah sebagai wakil rakyat juga harus memperhatikan masyarakat –
masyarakat kecil. Dalam hal ini masyarakat diminta untuk dapat mengikuti segala arahan dari
pemerintah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Tetapi kenyataanya, hal itu
bukanlah permintaan masyarakat karena hal itu akan menghilangkan sumber mata
pencaharian mereka yang telah sejak lama berjalan sehingga akan menyengsarakan
masyarakat pada masa mendatang.
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

Sudut Pandang Masyarakat


Jika dilihat berdasarkan sudut pandang masyarakat terhadap reklamasi. Jelas
masyarakat sangat menolak untuk adanya perencanaan reklamasi. Selain mematikan mata
pencaharian masyarakat sebagai nelayan perencanaan tersebut juga akan berdampak pada
kualitas lingkungan air akibat adanya proses kimiawai tanah yang direklamasi diatas laut. Hal
ini tentunya akan berdampak terhadap hasil tangkapan ikan yang biasa diperoleh para nelayan
akan semakin berkurang. Dilihat pada masa sekarang, nelayan pergi melaut sehari
semalampun belum tentu mendapatkan satu ekor ikan.
Perjuangan para nelayan yang selama ini untuk mendukung presiden soeharto untuk
dapat mencintai laut dan kemaritiman telah gagal karena anggapan masyarakat terhadap
pemimpin yang berikutnya hanya sebagai wacana dari janji – janji manis yang diberikan
kepada masyarakat. akan tetapi, untuk penyelenggaraannya sama sekali tidak mendukung
para nelayan. Kenyataannya para nelayan selalu ditindas dan tidak diperhatikan sama sekali.
Adanya perubahan fungsi laut menjadi daratan semakin mempersulit nelayan dalam
menangkap ikan karena nelayan tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan pada
daerah sekitar teluk Jakarta akibatnya sekarang para nelayan harus rela pergi melaut lebih
jauh lagi untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan. Hal inilah akan memiliki pengaruh yang
besar terhadap keuntungan nelayan yang diperoleh dari hasil melaut padahal daerah Muara
Angke ini merupakan sumber produsen ikan bagi daerah Jabodetabek. Dikarenakan jauhnya
perjalanan melaut untuk menangkap ikan sehingga memerlukan biaya bahan bakar yang lebih
banyak. Meskipun, para nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak tetapi sama
sekali tidak ada keuntungan yang diperoleh dari nelayan karena biaya transportasinya yang
sebanding dengan harga pasaran hasil tangkapan nelayan.
Kemudian, reklamasi juga akan membatasi akses nelayan untuk melaut disekitar
daerah teluk Jakarta. Padahal wilayah tersebut merupakan daerah tangkapan ikan yang biasa
didapatkan para nelayan. Namu, setelah adanya reklamasi para nelayan tidak boleh lagi
menangkap ikan disekitar area reklamasi dengan alasan untuk keamanan nelayan. Akan
tetapi, para nelayan tidak memperdulikan larangan dari para pekerja yang sedangan
melakukan reklamasi.
Selanjutnya, apabila rencana reklamasi terealisasikan maka akan menimbulkan
permasalahan baru di sekitar wilayah tersebut. Dimana, dahulu masyarakat hidup rukun
saling menghormati dan memiliki hubungan yang kuat antar masyarakat karena kesamaan
yang telah terbentuk sejak lama sebagai kawasan permukiman nelayan Muara Angke.
Dengan adanya pusat – pusat perbelanjaan dan rumah – rumah mewah yang akan dibangun
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

diatas tanah reklamasi tersebut akan menimbulkan kesenjangan ekonomi antara golongan elit
dan golongan pesisir sehingga nantinya wilayah tersebut akan mengalami peningkatan angka
kriminalitas akibat adanya kesenjangan sosial antar satu wilayah.
Selain dampak reklamasi yang ditimbulkan bagi masyarakat. adapun dampak bagi
ekosistem laut yang akan semakin berkurang. Hal ini tentunya akan menyulitkan nelayan
untuk memperoleh hasil tangkapan ikan yang optimal. Meskipun memperoleh ikan tetapi
kondisi ikan yang diperoleh sudah dalam kondisi tidak segar atau sudah dalam kondisi mati
sehingga akan menurunkan kualitas ikan yang dijual dipasaran. Maka, pendapatan yang
diperoleh nelayan dibawah rata – rata sebelum adanya perencanaan reklamasi tersebut.
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

Sudut Pandang Pemerintah


Jika dilihat berdasarkan sudut pandang pemerintah terhadap reklamasi. Pemerintah
lebih memilih besifat pro mendukung adanya perencanaan reklamasi karena untuk
mengembangkan pusat – pusat ekonomi baru dan menambah luas daratan Jakarta. Dalam hal
ini juga pemerintah memiliki peran untuk memberikan izin terhadap pelaksanaan reklamasi
sehingga perencanaan reklamasi di teluk Jakarta sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah.
Pemerintah tidak memperdulikan potensi yang dapat diberikan oleh para nelayan di
Muara Angke sebagai produsen utama penghasil ikan di Jabodetabek. Padahal semua orang
lebih membutuhkan ikan sebagai konsumsi makanan sehari – hari. Pemerintah tidak memiliki
pikiran terbuka bahwa jika kawasan permukiman nelayan di Muara Angke digusur atau di
relokasi maka akan kesulitan mendapatkan ikan sehingga hanya melakukan impor ikan.
Padahal negara indonesia kaya akan sumber daya lautnya. Akan tetapi oleh pemerintah
pemanfaatan laut dibatasi untuk nelayan.
Pemerintah dalam posisi ini lebih mendukung pihak pengembang yang akan
menyengsarakan rakyatnya sendiri. Meskipun adanya proses negosiasi anatara pemerintah
dan masyarakat nelayan yang menyarankan mereka untuk dapat direlokasi dari kawasan
Muara Angke ke kawasan kepulauan seribu. Berdasarkan hasil negosisasi ini masyarakat
tetap teguh menolak berbagai saran dari pemerintah. Sehingga pemerintah mengambil jalan
tengah untuk tetap membiarkan kawasan masyarakat nelayan Muara Angke dan tetap
dilakukan pembangunan reklamasi.
Perencanaan reklamasi mulai dijalankan pada masa pemerintahan Ahok. Pada saat
itu, aku menilai wilayah Jakarta perlu menambah luas daratan dengan melakukan reklamasi.
Akan tetapi, rencana tersebut memiliki pro dan kontra digolongan masyarakat. dalam hal ini
perencanaan pemerintah masih belum matang dan tidak mempertimbangkan dampak yang
akan ditimbulkan dari reklamasi daratan diatas lautan. Karena adanya reklamasi akan
merusak ekosistem laut.
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

Pandangan Develover
Jika dilihat berdasarkan sudut pandang developer terhadap reklamasi. Tentunya para
developer akan semakin berkembang pada daratan yang nantinya akan dijadikan pusat –
pusat perbelanjaan dan rumah mewah karena pemikiran developer yang berlandaskan profit
oriented. Dimana, para developer tidak memperdulikan terkait dampak yang akan
ditimbulkan dari pengembangan kawasan yang telah dilakukan developer asalkan mereka
memperoleh keuntungan yang banyak.
Dalam kasus ini, dalam menangani permasalahan pro dan kontra upaya reklamasi
yang direncanakan pemerintah. Para developer melakukan pendekatan kepada masyarakat
untuk dapat menyetujui rencana pemerintah. Pendekatan yang dilakukan adalah pemberian
dana terkait pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan masayarakat. Adanya pemberian
dana tersebut dimaksudkan masyarakat dapa segera menyetujui upaya reklamasi agar dapat
direalisasikan.
Selain itu juga, adapun upaya – upaya yang diberikan developer kepada masyarakat
untuk mendapatkan kehidupan yang layak yaitu dengan cara menyediakan tempat hunian
yang sebagai upaya ganti rugi dari adanya proyek reklamasi dan apabila upaya reklamasi
terus berlanjut para developer juga berperan untuk dapat mengembalikan kekayaan ekosistem
laut yang telah rusak akibat adanya proses reklamasi.
Nama : Romi Alfianor
Nim : 08161072

Kritik dan Saran


Berdasarkan permasalahan rumit yang terjadi di teluk Jarakta anatara masyarakat
nelayan, pemerintah, dan developer. Seharusnya ketiga belah pihak ini dapat bertemu untuk
melakukan negosiasi terkait pemberian solusi terbaik bagi rencana reklamasi teluk Jakarta
sehingga tidak ada pihak – pihak yang dirugikan dan pertumbuhan ekonomi dapat terus
berkembang secara optimal.
Dalam mengkritisi sikap dari masyarakat nelayan yang menolak untuk digusur dan
direlokasi itu merupakan tindakan yang tepat karena menurut saya sangat sulit membentuk
hubungan yang erat antar masyarakat. dalam hal ini, masyarakat Muara Angke tetap teguh
bersama – sama menolak saran dari pemerintah dan tetap memilih bertahan pada wilayah
yang sejak dulu telah merka tinggali.
Sikap pemerintah pada permasalahan ini dapat dikatakan sangat tidak pro rakyat
karena pemerintah lebih mengutamakan upaya reklamasi daripada mempertahankan potensi
nelayan Muara Angke sebagai produsen penghasil tangkapan ikan yang memiliki jangkauan
hingga Jabodetabek. Pemerintah harus memiliki rencana yang matang dan dapat
mempertimbangkan dampak – dampak yang akan dihasilkan dari penerapan rencana
pembangunan yang disampaikan pemeritah.
Menyikapi dari upaya – upaya yang dilakukan developer untuk dapat merealisasikan
reklamasi teluk Jakarta. Sebaiknya, developer tidak hanya bersifat profit oriented yang
mementingkan keuntungan semata. Akan tetapi seharusnya para developer mampu
mempertimbangkan baik dan buruknya rencana yang telah diupayakan oleh pemerintah agar
tidak terjadi dampak buruk baik untuk masyarakat maupun bagi alam akibat adanya
pembangunan yang kurang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai