Makalah Gadar
Makalah Gadar
KEGAWATDARURATAN BENCANA
“Sistem Pelayanan Gawat Darurat dan Sistem Penanggulangan Bencana Terpadu”
Dosen Pembimbing:
Ismansyah, S.Kp., M.Kep.
Kelompok 5:
Arika Hesti Agustia Priyadi (P07220118032)
Bima Adinata Putra (P07220118009)
Iftihatin Khoiriyah (P07220118014)
Muhammad Taufik (P072201180)
Yeti Nurcahyani (P07220118059)
1
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sistem Pelayanan Gawat Darurat ......................................................... 5
B. Sistem Penanggulangan Bencana Terpadu ..........................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dari
multi disiplin dan multi profesi termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan
kegawatdaruratan saat ini sudah diatur dalam suatu sistem yang dikenal dengan
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) baik SPGDT sehari-
hari (SPGDT-S) dan akibat bencana (SPGDT-B).
Sebagai bagian integral pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan
keperawatan mengutamakan akses pelayanan kesehatan bagi korban dengan
tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kematian dan
kecacatan. Kemampuan perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
gawat darurat masih sangat terbatas untuk mendukung terwujudnya pelayanan
kegawatdaruratan yang berkualitas.
Saat bekerja di rumah sakit, perawat diharapkan mampu melakukan triase,
resusitasi dengan atau tanpa alat, mengetahui prinsip stabilisasi dan terapi
definitif, mampu bekerja dalam tim, melakukan komunikasi dengan tim, pasien
beserta keluarganya.
Permasalahan pelayanan kesehatan secara umum adalah belum merata dan
dirasakan pelayanan kesehatan oleh seluruh lapisan masyarakat, pelayanan
masih terfokus pada pengembangan puskesmas dan rumah sakit terutama pada
upaya preventif dan pelayanan belum mengacu dalam satu sistem. Pada daerah
kepulauan, terpencil dan tertinggal dimana jumlah, distribusi dan kemampuan
SDM masih sangat kurang dari yang dibutuhkan, serta transportasi yang sangat
terbatas.
Berdasarkan kajian Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan pada tahun
2006 di 6 propinsi pusat regional, bantuan kesehatan menunjukkan bahwa
hanya 37,76% perawat IGD RS dan 15,49% perawat puskesmas sudah
mengikuti pelatihan gawat darurat. Karena pelayanan gawat darurat harus
memprioritaskan penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan. Pasien yang
3
masuk ke IGD Rumah Sakit membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat
sehingga perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan keperawatan
gawat darurat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Macam-Macam SPGDT
SPGDT dibagi menjadi :
1. SPGDT-S (Sehari-Hari)
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup.
Meliputi berbagai rangkaian kegiatan sebagai berikut :
a. Pra Rumah Sakit
5
· Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari
· Pertolongan di ICU/ICCU
2. SPGDT-B (Bencana)
SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan Rumah
Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada
terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan
pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak
banyaknya.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai.
3. Menanggulangi korban bencana
Prinsip mencegah kematian dan kecacatan :
1. Kecepatan menemukan penderita.
2. Kecepatan meminta pertolongan.
6
1. Ditempat kejadian.
2. Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.
3. Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.
7
· Menghubungi dokter dari rawat inap maupun dokter jaga IGD (on call) bila
diperlukan bantuan.
c. Koordinator Shift Bertugas :
· Menghubungi perawat on call (ICU dan Rawat Inap) sesuai instruksi dokter
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT) merupakan penanganan
awal dan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke Rumah Sakit dan
mendapatkan penanganan medis lanjutan, misalnya pada saat terjadi bencana
alam. Salah satu hal penting yang perlu ada pada saat terjadi bencana alam yaitu
posko kesehatan, dimana penderita gawat darurat atau korban dapat ditangani
pada posko kesehatan ini.SPGDT terdiri dari unsur, pelayanan pra rumah sakit,
pelayanan di rumah sakit dan antar rumah sakit.
SPGDT dibagi atas SPGDT-S dan SPGDT-B. SPGDT bertujuan yang intinya
untuk mengurangi dan menyelamatkan korban bencana, sehingga diperlukan cara
penanganan yang jelas (efektif, efisien dan terstruktur).
B. Saran
Diharapkan semua orang akan mempunyai kesiapan dalam upaya penyelamatan
dan mengurangi dampak kesehatan yang buruk apabila terjadi bencana.
9
DAFTAR PUSTAKA
10